Keluarga Wijaya memiliki perusahaan bernama Wijaya Grup, yang kini sedang di ambang ke bangkrut, perusahaan yang cukup besar di kota ini, tidak ada investor yang mau menanamkan modal pada perusahaannya, meski Erick sudah berusaha meyakinkan mereka, namun ada satu perusahaan yang akan memberikan modalnya, mungkin akan menjadi penanam saham yang cukup besar, namun dia memberikan Syarat ingin menikahi anak dari Erick, meski pria tua itu sudah memiliki istri dua dengan umurnya menginjak usia 41 tahun, Samuel Grayson.
Samuel hanya mengetahui anak dari Erick adalah wilona, tentu Erick keberatan dan tidak ingin anak kesayangannya menikahi pria tua, bahkan sudah memilki istri dua, hingga Erick menawarkan Nara untuk menggantikan wilona, Samuel tentu langsung setuju, karena tentu saja Nara dia lebih cantik dari wilona.
Nara termenung di dalam kamar, tidak ada tangisan yang keluar dari matanya, tekadnya dia harus menjadi kuat, pasalnya selama ini rasa sayang Nara terhadap orang- orang di rumah ini sudah perlahan memudar seiring dengan apa yang mereka lakukan terhadapnya, Nara melewati semua nya dengan tegar, meski tidak bisa di pungkiri jika dirinya masih Berharap akan rasa sayang orang tuan pada dirinya.
Nara menutup mata, hati dan telinga pada mereka, bahkan sudah sejak lama Nara tidak menganggap mereka keluarganya, dan hingga saat ini semua nya terjawab alasan mengapa mereka tidak pernah menyayanginya.
"Lalu siapa orang tuaku?"lirih Nara.
Tak mau larut untuk bersedih, dan bertanya akan siapa dirinya, Nara memilih mencari Nara agar ia bisa bebas dari rumah ini, Nara menelisik kamarnya di kamarnya ada satu jendela yang tidak besar dan tidak terlalu kecil, lalu dia melihat ke luar kamarnya melalui jendela.
"Aku harus bisa pergi dari sini, tapi di luar banyak sekali pengawalnya," kesal Nara, hingga ia memutuskan untuk malam nanti ia pergi dan Berharap Nara pengawal itu lengah, lalu ia mengemasi barang-barang nya ke sebuah ransel, meski tidak banyak yang akan ia bawa.
.
.
"Aku menjadi asisten mu, oh yang benar saja Marcel aku tidak yakin aku bisa," tolak Reno.
Sepulang kerja Marcel sudah menemui Reno dan memintanya untuk menjadi asistennya.
"Kau bisa mempelajarinya dulu bukan, ada Paman Dika yang akan mengajarimu, Reno hanya kau yang ku harapkan," kata Marcel tulus.
Reno menghela napasnya, "aku bukan tidak mau, namun aku tidak ingin kau kecewa nantinya, kau tau sendiri bukan banyak perusahaan yang menolak ku hingga aku kini hanya bekerja sebagai pramusaji."
Marcel mengangguk,"sudahlah aku sudah memutuskannya, jadi kau tidak bisa menolak, lagi pula kau bisa mencobanya lebih dulu bukan, pikirkan ini, dengan kau menjadi asisten pribadi kau, kau akan mendapat gaji yang lebih besar, dengan begitu kau tidak akan kesusahan lagi bukan, dan lagi ibumu memerlukan banyak biaya untuk operasi."
Marcel tau Reno menjadi tulang punggung keluarganya, setelah kehilangan ayahnya 2 tahun lalu, Reno memiliki satu orang adik yang masih sekolah tingkat SMP, dan ibunya yang menderita sakit jantung dan harus melakukan operasi, dengan kekayaan Marcel saat ini tentu Marcel bisa saja memberikan uang pada Reno dengan percuma, namum Marcel tau Reno tidak akan mau menerimanya begitu saja.
"Kau benar, baiklah aku terima Tawaranmu," jawab Reno dan membuat Marcel lega.
"Baguslah, besok kau datang ke perusahaan, kau akan langsung bekerja," ujar Marcel dan Reno pun mengangguk.
Saat ini mereka berada di kosan Reno, berbincang dengan dua cangkir kopi dan beberapa cemilan.
"Marcel, bukankah Alex kekasih Amara bekerja di perusahaanmu?" tanya Reno.
Marcel mengerutkan keningnya, dia baru ingat hal ini, "aku tidak melihatnya pagi tadi saat penyambutanku."
"Benarkah, apa dia berbohong?" tebak Reno.
Marcel tersenyum tipis, "mungkin saja dia sedang cuti, sudahlah itu bukan urusan kita, aku tidak ingin membahasnya."
Reno mengangguk, "besok kau akan menggelar konferensi pers bukan?"
Mendengar ini Marcel menghela napasnya," sebenarnya aku tidak ingin di publikasikan, cukup mereka akan tahu dengan sendirinya, "keluh Marcel.
"Mungkin ayahmu ingin segera mengangkat derajatmu, agar mereka orang-orang yang pernah menindasmu, menyesal dan merasa bersalah."
Marcel terdiam selama ini memang banyak orang yang menindasnya namun Marcel seolah menutup telinganya, mereka yang menindas Marcel adalah teman- teman kuliahnya, bagaimana tidak, karena Marcel kuliah di universitas yang paling unggul dan pastinya lebih mahal di kota ini, namun dengan Kepintaran Marcel dia bisa kuliah disamakan dengan mendapatkan bea siswa penuh.
Marcel masih mengingat kata-kata mereka.
kau pria miskin, yang tidak pantas kuliah disini.
Marcel tidak pernah menghiraukan atau mendengar hinaan dari mereka, beruntung Marcel tidak pernah mendapatkan serangan fisik, jadi dia hanya perlu menguatkan mentalnya.
Amara wanita yang saat itu menjadi kekasihnya, seolah menjadi penyemangat nya, namun nyatanya Amara tidak berbeda dengan mereka.
Marcel sempat berpikir apa status kekayaan dan kemiskinan menjadi sebuah hal yang sulit di terima, Marcel sangat membenci orang-orang kaya yang menghina kemiskinan, pikirnya bukankah orang-orang miskin lah yang membuat mereka kaya, karena orang-orang miskin yang bekerja dan bahkan yang membeli produk mereka, dan seharusnya mereka lah yang berterimakasih.
"Aku jadi Penasaran dengan ekspresi Amara, saat mengetahui mu seorang CEO bahkan di perusahaan besar, Admaja Company."
Lamunan Marcel buyar saat Reno kembali berkata bahkan mengatakan tentang Amara.
Marcel berdecih, "saat kau menjadi asisten ku nanti, ku Harap kau tidak akan membiarkan dia mendekatiku lagi."
Reno mencebikkan mulutnya kesal, "belum apa- apa kau sudah memberikan ku sebuah perintah, yang mungkin akan membuatku kesal, tapi mungkin kedepannya kau akan mendapatkan banyak gangguan terutama wanita."
Marcel menatap Reno heran,"mengapa?"
"Ch, kau kaya dan juga tampan, pasti banyak di antNara mereka yang ingin menjadikanmu pacar ataupun suami, kau juga tahu bukan bahkan banyak wanita yang mencari pria kaya, tidak perduli mereka sudah memiliki istri, bahkan dengan statusmu yang lajang, dan dengan konferensi pers yang besok akan di gelar, akan membuat mereka berpikir mendapatkan peluang agar bisa memilikimu."
Marcel menghela napasnya," sudah ku katakan bukan, aku tidak akan memilih di antara mereka, tapi mendengar perkataan mu, bukankah itu adalah tugas yang akan merepotkanmu," ucap Marcel tersenyum tipis
Reno terdiam dan menatap Marcel," sepertinya aku berubah pikiran menjadi asistemu, "jawabnya dan di balas kekehan dari Marcel.
Tentu Reno tidak serius mengatakannya dan Marcel pun mengetahui nya, hanya saja Reno tahu untuk menghadapi wanita yang menurutnya adalah hal yang paling merepotkan, dan pasti akan membuatnya kesal.
"Sudahlah, jangan dipikirkan hal yang belum tentu terjadi." ujarnya pada Reno yang mengangguk setuju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Mama lilik Lilik
saya kira umur 41 tahun belum seberapa tua,baru umur 50 tahun bisa di sebut seperti itu
2023-11-27
0
epifania rendo
Reni sudah siap
2023-11-27
0
Kenzi Kenzi
reno,siap jdi tameng diri marcel....hehehe
2023-11-19
0