Samuel melihat Nara melarikan diri, menggeram marah ia mencari ponselnya di saku jas yang ia kenakan untuk menghubungi seseorang, memintanya untuk menangkap Nara dan membawa nya kembali ke hadapannya.
"Cari Nara, dia melarikan diri, dan segera bawa ke padaku!" ucapnya sambil meringis kesakitan, bekas tendangan Nara yang belum hilang rasa sakitnya.
"Jika terjadi sesuatu dengan aset berhargaku, aku bersumpah tidak akan membiarkannya hidup tenang, termasuk keluarga Wijaya yang memang harus membayar semuanya!" ucap Samuel Geram.
Erick yang mendapatkan laporan jika Nara berhasil melarikan diri, ia mengeram marah, menyesal ia tidak memberikan pengawalan di depan kamar Nara, terlebih ini sudah malam keadaan hotel terlihat sepi.
Wilona, ia memutuskan untuk kembali kerumahnya, karena ia sudah yakin dengan rencana ini akan berjalan lancar, namun siapa sangka Nara mampu mengontrol dirinya hingga ia melarikan diri.
Para pengawal pun mereka kerahkan untuk mencari Nara karena mereka yakin Nara tidak akan lari jauh dari kawasan hotel, terlebih dengan reaksi obat yang di konsumsi oleh Nara.
Namun mereka tidak tahu jika Nara sudah berhasil keluar hotel dengan membawa garpu untuk melukai dirinya agar tetap sadar, efek obat yang di rasakan Nara semakin menjadi yang mungkin akan menguasai dirinya dalam waktu yang singkat, Nara berlari dengan terpogoh pogoh, keringatnya bercucuran membasahi tubuhnya, tujuan Nara adalah rumah sakit dengan, harapan obat perangsang yang di berikan padanya ada penawarnya walau ia pernah mengetahui jika obat itu tidak ada penawar, dan hanya akan hilang jika hasratnya telah terpenuhi.
Jalanan terlihat sepi dan Nara pun sedikit demi sedikit akan hilang kesadaranya, Nara seperti terlihat menyerah dengan keadaan, ia berpikir lebih baik mati dari pada tubuhnya, harus di nikmati oleh pria tua atau orang- orang yang tidak punya hati, bahkan tidak adanya pernikahan, hingga ada sebuah mobil yang melaju dari jauh yang Nara lihat, niat Nara ingin menabrakkan dirinya, karena ia berpikir dia pun akan mati.
Mobil pun mendekat dan Nara dengan sekuat tenaga berlari ketengah jalan raya, namun belum sampai mobil itu Nara sudah tidak sadar kan diri.
Mobil itu berhenti di hadapan Nara, dan seorang pria turun dari mobilnya menatap perempuan yang di anggap nya bodoh, karena berlari ke tangah jalan, namun karena pria itu merasa tidak tega dan bahkan melihat banyak luka di tubuhnya hingga akhirnya ia membawa Nara masuk kedalam mobilnya.
Nara sudah berada di dalam mobilnya, diduduki di kursi belakang, dan pria itu pun kembali masuk ke dalam mobil dan kembali menyetir melajukan mobilnya, berniat membawa perempuan itu kerumah sakit, tapi saat tengah perjalan, pria itu melihat keanehan pada Nara yang terlihat seperti menahan sesuatu, bahkan terlihat gelisah.
Nara meracau dan di dengar oleh nya, "tolong tolong aku, siapapun tolong, hah panas ini panas sekali hah, tolong aku mohon, tolong!" hingga tanpa sadar Nara menyobek baju atas nya, hingga terlihatlah dua gunung kembar di balut kain tipis yang terlihat menggoda, dan juga membuat pria itu melotot dan terkejut karena melihatnya di kaca spion mobil.
Apa yang wanita bodoh itu lakukan ? pikir pria itu yang heran melihat Nara.
Marcel yang dalam perjalan pulang ke mansion, di kejutkan dengan adanya seorang perempuan berlari ke tengah jalanan, hingga ia langsung menginjak rem mobil nya, karena takut akan menabraknya.
Marcel heran karena melihat wanita itu jatuh dan tergeletak di tengah jalan, pasalnya ia tidak merasa jika telah menabraknya.
Marcel pun bergegas keluar mobil dan mendapati wanita yang tak sadarkan diri, namun terlihat sedang menahan rasa sakit, Marcel menatap sekeliling sekitar daerahnya yang terlihat sepi, Marcel kembali menatap wanita itu, dahi nya mengkerut pasalnya wanita itu terdapat banyak luka di tubuhnya.
Tanpa ragu Marcel pun mengangkat wanita itu, membawanya masuk kedalam mobilnya, dalam batin nya bertanya, apa yang terjadi dengannya.?
Nara, dia adalah wanita yang di tolong oleh Marcel, setelah meletakkan Nara di kursi belakang, Marcel kembali masuk ke dalam dan mulai mengendarai mobilnya, tujuannya adalah rumah sakit, meski wanita itu atau Nara bukan ulah Marcel, namun ia merasa kasihan dan ingin menolongnya.
Marcel terus memperhatikan wanita yang ada di kursi belakang, pasalnya wanita itu terus meracau meminta tolong dan berkata ia kepanasan dan wajahnya terlihat menahan rasa sakit.
Tanpa di duga wanita itu menyobek baju bagian atasnya, hingga terpangpang jelas dua gunung kembar yang hanya di selimuti kain tipis.
Marcel melotot dan terkejut, "nona ada apa denganmu? jangan membuka pakaiamu disini, sabarlah aku akan membawamu kerumah sakit."
"Tuan tolong aku, ini sungguh menyiksaku, hah panas tolong, tolong aku!" ucap Nara.
Marcel merasa frustasi dengan apa yang di hadapi kali ini, karena Marcel mulai menyadari apa yang terjadi dengan wanita yang ia tolong, jika benar apa yang harus dia lakukan pikirnya.
Tanpa pikir panjang Marcel membawa mobilnya ke sebuah hotel milik Admaja Company, disana ada sebuah penthouse pribadi miliknya, meski Marcel belum pernah kesana namun ia pernah di beri tahu oleh ayahnya jika ia sudah memiliki akses pribadi untuk memasuki penthouse miliknya, bahkan ada lift khusus untuknya di besmen.
Marcel berpikir jika dia membawa nya ke rumah sakit itu akan percuma, dan mungkin akan di kira jika itu adalah ulanya, Marcel tidak ingin membuat keributan di rumah sakit apalagi jika dirinya baru di nobatkan sebagai CEO Admaja Company.
Tak lama Marcel pun sampai di hotel dan langsung membawa Nara dengan di tutupi jasnya untuk menaiki lift, Nara dalam gendongan Marcel meraba dada bidang Marcel dan bahkan menciumnya, hingga Marcel benar-benar merasa frustasi.
"**** diam lah nona!" ucap Marcel namun Nara seolah tidak mendengar, dan bahkan tidak perduli, baginya itu membuat dirinya merasa nyaman, dingin dan tenang karna hasratnya tersalurkan sedikit demi sedikit.
Marcel sudah menyiapkan kartu akses untuk memasuki penthouse pribadinya, agar tidak ada orang atau pegawai hotel yang menanyakannya.
Marcel sampai di dalam pantause nya dan meletakkan Nara di ranjangnya, Marcel mengusap wajahnya dengan kasar apakah ia harus melakukannya dan menolong wanita di hadapannya.
Marcel kembali menatap Nara yang terus meminta pertolongan, yang bahkan Nara sudah terlihat tidak berdaya seeperti energi yang terkuras percuma.
Nara yang merasa sangat kepanasan pun membuka semua pakaiannya, dengan cara menyobek secara perlahan.
"Tolong, tolong aku!" ucap Nara lemah.
Marcel melihat itu merasa tidak tega, Marcel bukan pria yang suka meniduri wanita, namun dengan berhadapan dengan wanita yang sudah di pengaruhi obat akankah ia diam saja dan tidak menolongnya, dan jika Marcel tidak menolongnya maka nyawa wanita itulah yang menajdi taruhannya dan Marcel tidak ingin melihat orang mati di hadapannya, bahkan dengan cara apapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
epifania rendo
syukurlah ketemu marsel
2023-11-27
1
pena waktu
kok keluarga Wilton... bukannya Wijaya
2023-11-21
0
Kenzi Kenzi
pertemuan tak terduga,terkenang sepanjang masa mazeeehhhhh
2023-11-19
0