Adit Sakit

Ku menghirup udara pagi ini, segar sekali.. Memandang ke arah luar jendela. Melihat daun-daun menari mengikuti gerakan angin. Matahari terlihat malu-malu untuk keluar dari sarangnya. Sinarnya sangat terasa hangat menyelimuti sekujur tubuhku.

"Ay..." Panggil Adit tiba-tiba.

Ku membalikkan tubuhku, mencari datangnya suara itu, suara Adit memanggil namaku.

"Pagi... Mas... A...dit." Jawabku terbata melihat sosoknya yang ada di hadapanku sekarang. Kami saling terdiam dan memandang satu sama lain. Entah apa yang difikirkannya tapi yang pasti ku sedang mengagumi sosoknya.

Pagi ini benar Adit sudah sangat siap untuk mengantarku. Memakai kemeja hitam polos dan celana levis. Jaket hitamnya bergelayut rapi di pergelangan tangannya, dan sepatu kets selalu membalut indah di kakinya.

"Haduh... apapun yang Adit kenakan kenapa terlihat sempurna ya.." Fikirku mulai kacau.

Tapi pagi ini dia tampak lesu. Yah.. mungkin karena kurang tidur kurasa. Saat ku bangun pagi ini, ku sudah melihatnya duduk bersama laptopnya lagi.

"Apakah memang dia tidak tidur semalaman?" Tanyaku dalam hati.

Adit melangkah menghampiriku, dan seperti biasa dia meraih tanganku dengan lembut, memintaku untuk mengikuti langkahnya.

"Kamu baik-baik sajakan mas?" Tanyaku memastikan.

"Kamu khawatirkan aku?" Tanyanya kembali sambil tersenyum tipis.

"Aku serius mas?" Tanyaku sedikit kesal.

"Aku baik baik saja Ay!" Jawabnya dan sambil mengacak - ngacak kembali rambutku.

"Haduhh.." Kesalku padanya sambil merapikan rambutku yang hampir dibuat berantakan olehnya. Kurasa dia memang sehat - sehat saja.. buktinya dia ngacak-ngacak rambutku lagi.

Pagi itu Adit mengantarku pulang, pulang ke Jakarta. Dia tidak banyak bicara sepanjang perjalanan. Ku banyak bicara dan bertanya, Adit hanya menjawab singkat dan tak banyak berkomentar.

"Ada yang enggak beres nih sama Adit." Fikirku akhirnya.

Separuh perjalanan telah kami lalui dan siapa yang mengira. Hujan tiba - tiba turun membasahi perjalanan kami. Padahal pagi tadi jelas sangat cerah. Seperti perasaanku sekarang. Perasaanku pada Rafka yang berubah dalam sekejap. Tak lama kemudian akupun terlelap.

🍀🍀🍀

"Ay.., Ay.." Panggil Adit membangunkan tidurku. Perlahan ku membuka mataku dan melihat dengan jelas jaket hitam Adit sudah ada di hadapanku menutupi tubuhku.

"Ehmmm.. maaf.. aku tertidur ya.." Tanyaku sambil mengusap mataku.

"Sudah sampai." Lanjutnya

"Sampai mana?" Tanyaku kaget.

Ku memperhatikan sekelilingku. Ini kan apartemenku. Kok Adit tahu aku tinggal di sini. Tunggu sebentar.. seingatku, aku tidak pernah memberitahukan alamat tinggalku padanya. Lalu.., fikirku yang malah membuatku makin pusing dibuatnya.

"Yuk.. turun..?" Pintanya.

Dia membuka sabuk pengamanya dan kemudian membuka sabuk pengamanku.

"Tunggu mas, kok kamu bisa tau aku tinggal di sini?" Tanyaku akhirnya. Mencoba memecahkan kerumitan yang terukir jelas di fikiranku.

"Kamukan yang bilang." Jawabnya santai.

"Aku yang bilang.. ? Kapan?" Tanyaku makin menyelidiki.

"Tadi pas kamu lagi tidur." Jawabnya sambil tersenyum.

Adit membuka pintu mobilnya, dan melangkah melewati depan mobil ini dan membukakan pintu mobil untukku, dan aku hanya terbongong mendengar jawabannya barusan.

"Ini maksdunya gimana sih." Fikirku keras mencoba mencerna apa yang Adit barusan katakan.

Adit menarik tanganku kembali dan segera mengunci pintu mobilnya itu. Dia terus menarikku dan melangkah menjauhi mobilnya menuju pintu lift apartemen ini.

"Maksudnya pas aku lagi tidur itu gimana sih mas?" Tanyaku terus menyelidiki dan dia tetep tersenyum sambil menatap angka lift yang bergerak naik.

"Mas Adit..." Panggilku sedikit berteriak.

"Maksud kamu aku mengingau gitu?" Tanyaku lagi dan lagi memastikan.

"Ahhhh.. Enggak mungkin masa iya aku ngigau nyebut alamat ini. Ah itu hanya fikir asalku saja." Kesalku dalam hati.

"Ting.." Pintu lift terbuka. Lantai 10 tertulis jelas di pintu ini. Aku makin penasaran dibuatnya, ditambah lagi dia tahu lantai kamarku.

"Mas Adit.., jawab dong.." Ku terus membujuknya, dan mengikuti langkahnya dan sampailah aku di sebuah pintu bertuliskan nomor 1010.

"Loh inikan kamarku." Terikku heran.

"Apa kata sandinya?" Tanyanya.

"Aku enggak mau jawab, kamu aja enggak jawab pertanyaanku dari tadi." Jawabku kesal.

"Biar ku tebak." Dia mulai menekan angka demi angka, dan terbukalah.

"Hahh.." Aku melongo dibuatnya. Mulutku terbuka lebar saking terkejutnya.

"Kok tauuu sihh.." Teriaku padanya.

"Selain kamu, siapa lagi yang tahu kata sandi ini?" Tanyanya kemudian.

"Enggak usah nanya, pasti kamu juga sudah tahu jawabannyakan?" Jawabku kesal.

"Pasti Rafka, Ok.. Aku ganti paswordnya, mulai sekarang kamu pake password ini 091190 Ingat itu." Pintanya sambil mengutak ngatik pintu apartemenku.

"Apa-apaan sih kamu mas.. kok seenaknya aja." Kesalku memuncak.

"Memangnya kamu mau kalau tiba - tiba Rafka datang ke apartemen kamu lalu masuk dan terus mengganggu kamu kembali?"

"Memangnya kamu masih mau balikan lagi sama dia..?"

"Memangnya kamu mau sama pria yang sudah nyakitin kamu seperti itu?"

Dia terus melotarkan pertanyaan - pertanyaan yang tiada henti yang membuatku kehabisan kata - kata untuk membalas ucapannya itu. Dia menggerak - gerakan pundakku sambil menatapku dengan tatapan yang tajam.

Terlihat jelas wajahnya yang sangat kesal, dan tiba - tiba dia terjatuh berlutut dan kemudian bersandar pada tembok depan pintu apartemenku.

"Mas.. mas.." Panggilku panik.

Oh Tuhan.. kening Adit panas, tubuhnya berkeringat. Ku mencoba membantunya bangkit dari duduknya. Membawanya memasuki apartemenku saat itu. Ku meletakkannya di sofa putih milikku. Membantunya berbaring di sana.

"Maaf ya Ay." Pintanya tiba-tiba.

"Sudahlah mas, aku tahu maksud kamu baik. Aku tahu kamu khawatir sama akukan?" Pujikku sendiri.

"Uhhh ge er kamu ya." Sambil menyentuh lembut rambutku dan aku hanya bisa tersenyum melihatnya.

"Tunggu di sini ya mas, aku ambilkan minum." Pintaku padanya dan kemudian pergi meninggalkannya.

Ku melangkah perlahan menuju dapur, mengambil segelas air untuk Adit. Tak lupa ku siapakan air kompres untuknya.

Sekembalinya aku dari dapurku, aku melihat Adit sudah tertidur. Ku menatapnya dengan dekat. Ku memegang lembut keningnya saat itu. Masih demam.. ku mulai mengompresnya dan menjaganya. Seharusnya ku cepat menyadari, bahwa memang ada yang tidak beres dengannya sejak pagi. Tapi dia tetap memaksakan diri mengantarku.

"Kamu baik sekali mas.. padahal kita baru saja bertemu.." Ucapku sedikit berbisik padanya.

Sepanjang malam ku terjaga, hanya untuk memastikan bahwa Adit baik - baik saja. Sesekali ku terpejam dan bangun kembali dengan segera, mencoba menahan kantuk yang mulai menyerbuku malam ini. Beberapa kali ku mengganti kompresnya dan mengecek suhu tubuhnya. Terkadang Adit mengigau, mengucapkan sepatah atau dua patah kata yang tak ku mengerti maksudnya dan saat seperti itu aku hanya bisa menggenggamnya.. menggenggam tanganya. Memastikan dia baik - baik saja. Aku ternyata benar - benar sangat mengkhawatirkan dirinya.

.

.

.

.

.

.

Lanjut episode berikutnya ya dears😘

semoga menikamati ceritanya.

dijadikan favorit ya😊

bantu dengan like, bintangnya dan di vote yang banyak..

komentar dan masukan yang baik ditunggu.

terima kasih

Terpopuler

Comments

¢ᖱ'D⃤ ̐🕊ᶜᵒᵐᵉˡ🐾

¢ᖱ'D⃤ ̐🕊ᶜᵒᵐᵉˡ🐾

Adit tau bae rumahnya Ayna..

2022-05-02

0

Hiatus

Hiatus

Hi aku mampir ya. Jgn lp mampir jg ke tempatku dan tinggalkan jejak.
semangat trs menulisnya^^

2021-08-11

0

🐝⃞⃟𝕾𝕳 YULI HARTATI 𝕱𝖘

🐝⃞⃟𝕾𝕳 YULI HARTATI 𝕱𝖘

ternyata Adit seorang dukun...bisa tau semua tentang ayna😂😂

2021-07-01

0

lihat semua
Episodes
1 Persiapan ke Villa
2 Sesosok Pria Asing
3 Aku Takut Petir
4 Numpang Menginap
5 Makan Malam Bersamanya
6 Selamat Malam
7 OTW
8 Aku Izin Pulang
9 Adit Sakit
10 Adit adalah Pacarku
11 Knowing Every Particular Object (Kepo)
12 Ku Merindukannya
13 Tak ada jarak
14 Raditya Chandra Putra
15 Adit Bosku
16 Cemburu dan Sayang
17 Pengakuanku
18 Rumah Adit
19 Adit dan Alan
20 Pengakuan Alan
21 Cerita Lalu
22 Tampak Serasi
23 Cemburu
24 Pertemuan Pertama
25 Pertemuan kedua
26 Revan
27 Pria yang Berterus Terang
28 Rindu Adit
29 Mencintai dan Dicintai
30 Adit dan Revan Bertemu
31 Tertidur dalam Pelukkannya
32 Keputusannya
33 Pertengkaran Kami
34 Ketidaktahuanku
35 Datang tidak untuk Pergi
36 Kencan Kami
37 Tak Ingin Adit Pergi
38 Kantor Revan
39 Revan Lagi
40 Kedatangan Arumi
41 Ajakan Arumi
42 Mia
43 Pesan untuk Adit
44 Di sini dan di sini
45 Calon Menantu dan Calon Mertua
46 Kecewa
47 Satu Jam
48 Maaf
49 Calon Menantu dan Calon Mertua 2
50 Dia Mantanmu
51 Aku dan Mia
52 Terlalu Banyak Berfikir
53 Persiapan
54 Kecelakan
55 Baik-baik saja
56 Lukisan diriku
57 Bahagia Melihatku Bahagia
58 Berharap Kisahku Berbeda
59 Flashback
60 Kita Teman
61 Adit Cemburu
62 Dag.. dig.. dug..
63 Memelukmu lagi
64 Berlari..
65 Ini Salah
66 Diam
67 Aku Minta Maaf
68 Kita Selesaikan
69 Aku Pamit
70 Sebelum Menuju Hari Pernikahan
71 Sebelum Menuju Hari Pernikahan
72 Sebelum Menuju Hari Pernikahan
73 Pernikahanku
74 Salam Author
75 Bonus Chapter - Setelah Pernikahan
76 Bonus Chapter - Dua Garis
77 Bonus Chapter - Anak Kami
78 Bonus Chapter - Kisah Revan
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Persiapan ke Villa
2
Sesosok Pria Asing
3
Aku Takut Petir
4
Numpang Menginap
5
Makan Malam Bersamanya
6
Selamat Malam
7
OTW
8
Aku Izin Pulang
9
Adit Sakit
10
Adit adalah Pacarku
11
Knowing Every Particular Object (Kepo)
12
Ku Merindukannya
13
Tak ada jarak
14
Raditya Chandra Putra
15
Adit Bosku
16
Cemburu dan Sayang
17
Pengakuanku
18
Rumah Adit
19
Adit dan Alan
20
Pengakuan Alan
21
Cerita Lalu
22
Tampak Serasi
23
Cemburu
24
Pertemuan Pertama
25
Pertemuan kedua
26
Revan
27
Pria yang Berterus Terang
28
Rindu Adit
29
Mencintai dan Dicintai
30
Adit dan Revan Bertemu
31
Tertidur dalam Pelukkannya
32
Keputusannya
33
Pertengkaran Kami
34
Ketidaktahuanku
35
Datang tidak untuk Pergi
36
Kencan Kami
37
Tak Ingin Adit Pergi
38
Kantor Revan
39
Revan Lagi
40
Kedatangan Arumi
41
Ajakan Arumi
42
Mia
43
Pesan untuk Adit
44
Di sini dan di sini
45
Calon Menantu dan Calon Mertua
46
Kecewa
47
Satu Jam
48
Maaf
49
Calon Menantu dan Calon Mertua 2
50
Dia Mantanmu
51
Aku dan Mia
52
Terlalu Banyak Berfikir
53
Persiapan
54
Kecelakan
55
Baik-baik saja
56
Lukisan diriku
57
Bahagia Melihatku Bahagia
58
Berharap Kisahku Berbeda
59
Flashback
60
Kita Teman
61
Adit Cemburu
62
Dag.. dig.. dug..
63
Memelukmu lagi
64
Berlari..
65
Ini Salah
66
Diam
67
Aku Minta Maaf
68
Kita Selesaikan
69
Aku Pamit
70
Sebelum Menuju Hari Pernikahan
71
Sebelum Menuju Hari Pernikahan
72
Sebelum Menuju Hari Pernikahan
73
Pernikahanku
74
Salam Author
75
Bonus Chapter - Setelah Pernikahan
76
Bonus Chapter - Dua Garis
77
Bonus Chapter - Anak Kami
78
Bonus Chapter - Kisah Revan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!