Cemburu dan Sayang

Ting..

Ku membuka isi pesan dalam hapeku tertulis nama pacarku disana. Ku tersenyum menatapnya. Aku lupa untuk mengganti nama itu.

Kamu dimana? Tanya Adit

Masih diruangan, kenapa?

Sudah mau pulang? Tanyanya lagi

Ya, setengah jam lagi mungkin.

ok

Setengah jam kemudian, aku benar meninggalkan ruang kerjaku. Melangkah menuju lift dan turun ke lantai dasar.

Baru beberapa langkah dan belum sampai ku menuju pintu keluar gedung ini, ku menyadari seseorang yang ku kenal hadir kembali. Ya.. itu Rafka tengah berdiri bolak balik, seperti menunggu seseorang. Ya.. Tuhan mungkinkah Ia sedang menungguku.

Saat pandangannya mengarah ke pintu lift. Aku panik. Ku menarik begitu saja pakaian seseorang yang posisinya dekat denganku. Aku menyembunyikan wajah dan tubuhku di belakang tubuhnya.

Dia melihatku.. aku mengenalinya..

"Kamu ngapain Ay?"

"Numpang ngumpet ya Mas" Jawabku dengan senyum memohon.

Dia tersenyum melihat tingkahku.

"Kamu lagi menghindari pacar kamu itu? Tanyanya.

"Iya.. iya.. ehhhh... bukan dia bukan pacar aku lagi mas" Jawabku cepat.

"Tolong tutupi aku sampai lift dong mas. Aku mau ke atas aja lagi" Pintaku.

"Ok..ok.."

Alan pria yang menolongku. Teman sekantorku dan teman kampusku dulu. Dia seniorku, dua tahun diatasku. Sangat dewasa dan sangat murah senyum menurutku. Mandiri dan terlihat tenang.

Ku menekan tombol lift dan ku masuk kedalamnya. Alan mengikutiku dan masuk bersamaku juga. Aku menatapnya bingung.

"Ko ikutan masuk mas? Tanyaku akhirnya.

"Nemenin kamu" Jawabnya dengan ekspresi senyum khas diwajahnya.

"Oh.." Jawabku bingung memahami maksud perkataanya.

"Aku dapat apa, sudah bantu kamu menghindar dari mantan kamu itu?" Tanyanya tiba-tiba.

"Ah.. maksudnya.." Tanyaku bingung.

"Kamu traktir ya" Pintanya.

"Oh.. kalo traktir.. gampanglah" Ku tersenyum padanya bersamaan dengan terbukannya pintu lift.

Adit tengah berdiri disana, menatap kami penuh dengan curiga. "Mati gw, Adit pasti berfikir macam-macam ini" Bisikku.

Adit menarik tanganku untuk keluar dari lift segera dan Alan mengikutiku keluar dari lift juga. Adit melupakan sesuatu.. dia lupa.. dia menggenggam tanganku erat sekali.. dan Alan melihatnya.

"Habis dari mana kalian?" Tanyanya.

"Habis dari bawah trus langsung naik lagi" Jawabku polos dengan menggerakan jariku ke bawah lalu ke atas. Adit menatapku heran.. dan kesunyian lenyap, saat Alan mulai berucap.

"Sore Pak Adit" Sapa Alan dengan senyum ramahnya, tampak tenang sekali.

"Perkenalkan saya Alan, saya bekerja di divisi produksi di perusahaan ini. Mohon maaf tadi belum bisa ikut meeting bersama"

"Salam kenal juga Pak Alan, tidak apa hanya meeting perkenalan saja" Jawab Adit ramah.

"Dan kamu Ayna.. kenapa sudah turun duluan?" Lanjut Adit seperti memarahiku.

"Bahasnya engga disini ya mas.. eh pak" Bujukku sambil menarik Adit menggiringnya menuju lift.

"Oiya mas Alan, makasih ya.. tadi sudah bantuin. Aku pamit duluan ya" Ucapku.

"Ok, jangan lupa kamu punya utang janji samaku" Ucap Alan yang membuat suasana makin menegangkan.

"Siap.. siap.." dan terbukalah pintu lift. Ku menarik Adit masuk ke dalam. Lalu ku terdiam di dalam lift begitu pula Adit.

Pintu lift terbuka kembali, ku melangkah keluar dan berjalan beriringan di samping Adit tepatnya. Ku menutupi wajahku dan tubuhku dengan tubuh Adit yang besar dan tinggi itu.

Mas Rafka menyadarinya. Dia menghampiri kami dan sekarang dia benar-benar menghentikan langkah kami.

"Ay.. bisakah kita bicara baik-baik" Pinta Rafka dan ku menatap Adit, memohon persetujuannya.

"Bicara saja sekarang" Jawab Adit tiba-tiba.

Mas Rafka tampak ragu, namun Ia memberanikan diri untuk bicara di depan kami.

"Ibu Ay.. ibuku, dia ingin ketemu sama kamu"

Ku lemah mendengar kata ibu. Sejujurnya ku menyayangi ibunya mas Rafka. Kami sudah sangat dekat sekali.

"Sakitnya kambuh lagi. Dia nanyain kamu terus" Lanjutnya.

"Kamu engga bilang kalo kita sudah putus"

"Aku belum berani jujur, tolong Ay.. Ibu ku engga bersalah. Aku yang salah.. tolong temui dia" Pinta mas Rafka.

"Ok, nanti Ayna menemui ibumu dan permisi" Jawab Adit segera.

Adit menarik tanganku kembali. Meninggalkan Rafka.. Aku menatapnya.. entah kenapa aku merasa kasihan kepadanya.

"Bisa engga kalo jalan liatnya ke depan" Ucap Adit tampak kesal.

"Oh.., Maaf.. maafff"

Sepanjang perjalanan Adit menjadi sangat pendiam. Serasa aku telah banyak berbuat salah terhadapnya.

"Mas.. kita mau kemana?" Tanyaku.

"Ke rumahku"

"Oh.. Apa? ke rumah kamu?" Tanyaku kaget setelah menyadari jawabannya.

"Ya"

"Tapi kan.. aku mesti pulang mas, sudah malam" Ucapku dengan sangat hati hati.

"Kamu menginap di rumahku malam ini"

"Hah.."

Haduh.. kenapa aku jadi tegang begini mendengar ucapannya. Fikirku mulai kemana mana.. kacau..

"Tapi kan besok aku mesti kerja" Alasanku tiba - tiba.

"Kita bisa berangkat bersama"

"Tapi kan Aku engga bawa pakaian ganti"

"Ajun sudah menyiapkannya"

"Tapi kan.."

"Engga ada tapi tapian, Aku engga mau kalo tiba-tiba Rafka datang lagi ke apartemen kamu, saat aku engga ada disana"

Aku terdiam, membisu. Sepertinya Adit masih kesal dengan kejadian tadi dan aku menurut akhirnya.

Sampailah kami di rumahnya. Rumah besar dan halaman luas. Dengan tembok yang berwarna putih gading. Warna coklat dan hijau juga mendominasi rumah ini. Sama halnya dengan villa miliknya.

"Malam nyonya.. kita bertemu kembali" Sapa Ajun ramah yang tengah berdiri menunggu kehadiran kami.

Aku jadi teringat akan kejadian tadi siang saat tingkah bodohku dilihat oleh Ajun. Aku harus membungkam mulutnya, jangan sampai Ia bercerita pada bosnya itu.

Adit menarikku ke lantai atas, menuju sebuah ruangan dan ternyata sebuah kamar. Besar sekali, setengah dari apartemenku sepertinya.

Aku terbengong menatap seluruh isi ruangan ini. Sambil duduk di pinggiran kasur menatap setiap sudutnya.

Adit duduk disampingku. Membuka kacing atas kemejannya, lalu membuka dasi yang melingkari lehernya itu. Dia membuka lagi satu kacing di bawahnya. Aku menatapnya memperhatikan tingkahnya dan akhirnya mata kami bertemu dan kami saling menatap.

Dia makin mendekatkan pandangannya ke wajahku. Aku reflek memundurkan dudukku dan malah membuat tubuhku terjatuh di kasur miliknya. Jantungku berdetak makin tak beraturan. Wajah Adit terlihat sangat dekat. Tubuh Adit tepat berada di atas tubuhku. Dua kancing baju yang telah ia lepaskan membuat sebagian dadanya terlihat. Dia menahan tubuhnya dengan kedua tangannya yang berdiri kokoh disamping kiri kananku.

"Jadi, Apa yang telah kau janjikan dengan Alan? Tanya Adit tiba-tiba.

"A.. Aku.." Jawabku terbata.

"Aku hanya berjanji untuk traktir makan saja"

"Kapan?"

"Kami belum menentukannya"

dan..

"Tuan.. ini pakaian yang.." Ajun berhenti bicara.. setelah melihat kami dengan posisi yang mungkin disalah artikan olehnya.

Ajun kembali pada posisi, dimana seharusnya dia tidak melihatnya. Posisi bersalah karena melihat yang seharusnya tak dilihat.

"Maaf tuan.. saya tidak lihat apa-apa, silakan dilanjut" Pamitnya dan pergi tergesa gesa.

Ku tertawa kecill. Adit menatapku dan membantu ku duduk kembali.

"Kenapa kamu tertawa?"

"Ini sudah ke dua kalinya Ajun memergokin kita"

"Kamu menyesal?"

"Maksudnya menyesal" Tanyaku bingung.

"Kita bisa melakukan hal lain jika tidak terpergok oleh Ajun"

Deg.. mukaku memerah, maksudnya hal lain itu apa, ko fikiriku jadi engga baik gini sih..

"Mandillah.." Pintanya sambil melangkah mengambil paperbag yang ditinggalkan Ajun dan menyerahkannya kepadaku.

"Dan pakai ini, ku tunggu kamu di bawah"

Adit mengecup keningku kembali dan kemudian pergi meninggalkan ku sendiri diruangan yang besar ini. Menutup pintunya.. dan ku pun menguncinya. Ku bersandar pada pintu itu.. ku mengusap dadaku pelan.. aku deg..deg..kan..

🍀🍀🍀

Malam berlalu dengan cepat. Matahari sudah sangat semangat mengeluarkan sinarnya.

Ku melirik ke arah datangnya sinar itu. Sosok Adit sudah berdiri disana, membuka tirai jendela.

Malam tadi Adit mengizinkan aku untuk tidur di kamar miliknya dan dia memilih tidur di kamar lainnya.

"Aku tidur lagi ya" Pintaku merajuk dan menutup mataku kembali.

Kasur bergoyang, dan ku tersadar. Adit sudah berada disampingku, merebahkan tubuhnya di kasur. Dia mengakat kepalaku dan meletakkanya di lengannya. Tangan lainnya mengelus lembut rambut dan pipiku. Aku serasa dipeluk dalam posisi tidur.

"Bangun.. kalo engga.." Adit mendekatkan wajahnya kembali ke wajahku. Dia menyentuh lembut dahiku, mataku, pipiku, hidungku dan sampai akhirnya dia menyentuh bibirku dengan jarinya. Aku bangkit segera dan duduklah aku dengan detak jantung tak beraturan.

.

.

.

.

Lanjut episode berikutnya ya dears😘..

Semoga suka dan dijadikan favorite.

jangan lupa likenya.. bintang dan vote yang banyak

komentar dan masukan yang baik ditunggu😇

terima kasih..

tetap setia menunggu upnya ya😊😊

Terpopuler

Comments

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

wah wah wah

2021-09-24

0

Dhina ♑

Dhina ♑

Disentuh 🤔🤔
Disana
Disini
Disitu
Dimana

2021-08-03

0

🐝⃞⃟𝕾𝕳 YULI HARTATI 𝕱𝖘

🐝⃞⃟𝕾𝕳 YULI HARTATI 𝕱𝖘

untung setiap Ajun mergokin mereka, mereka masih dlm batas wajar. coba kalo enggak...kasihan mata sucinya ternoda😂😂

2021-07-02

0

lihat semua
Episodes
1 Persiapan ke Villa
2 Sesosok Pria Asing
3 Aku Takut Petir
4 Numpang Menginap
5 Makan Malam Bersamanya
6 Selamat Malam
7 OTW
8 Aku Izin Pulang
9 Adit Sakit
10 Adit adalah Pacarku
11 Knowing Every Particular Object (Kepo)
12 Ku Merindukannya
13 Tak ada jarak
14 Raditya Chandra Putra
15 Adit Bosku
16 Cemburu dan Sayang
17 Pengakuanku
18 Rumah Adit
19 Adit dan Alan
20 Pengakuan Alan
21 Cerita Lalu
22 Tampak Serasi
23 Cemburu
24 Pertemuan Pertama
25 Pertemuan kedua
26 Revan
27 Pria yang Berterus Terang
28 Rindu Adit
29 Mencintai dan Dicintai
30 Adit dan Revan Bertemu
31 Tertidur dalam Pelukkannya
32 Keputusannya
33 Pertengkaran Kami
34 Ketidaktahuanku
35 Datang tidak untuk Pergi
36 Kencan Kami
37 Tak Ingin Adit Pergi
38 Kantor Revan
39 Revan Lagi
40 Kedatangan Arumi
41 Ajakan Arumi
42 Mia
43 Pesan untuk Adit
44 Di sini dan di sini
45 Calon Menantu dan Calon Mertua
46 Kecewa
47 Satu Jam
48 Maaf
49 Calon Menantu dan Calon Mertua 2
50 Dia Mantanmu
51 Aku dan Mia
52 Terlalu Banyak Berfikir
53 Persiapan
54 Kecelakan
55 Baik-baik saja
56 Lukisan diriku
57 Bahagia Melihatku Bahagia
58 Berharap Kisahku Berbeda
59 Flashback
60 Kita Teman
61 Adit Cemburu
62 Dag.. dig.. dug..
63 Memelukmu lagi
64 Berlari..
65 Ini Salah
66 Diam
67 Aku Minta Maaf
68 Kita Selesaikan
69 Aku Pamit
70 Sebelum Menuju Hari Pernikahan
71 Sebelum Menuju Hari Pernikahan
72 Sebelum Menuju Hari Pernikahan
73 Pernikahanku
74 Salam Author
75 Bonus Chapter - Setelah Pernikahan
76 Bonus Chapter - Dua Garis
77 Bonus Chapter - Anak Kami
78 Bonus Chapter - Kisah Revan
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Persiapan ke Villa
2
Sesosok Pria Asing
3
Aku Takut Petir
4
Numpang Menginap
5
Makan Malam Bersamanya
6
Selamat Malam
7
OTW
8
Aku Izin Pulang
9
Adit Sakit
10
Adit adalah Pacarku
11
Knowing Every Particular Object (Kepo)
12
Ku Merindukannya
13
Tak ada jarak
14
Raditya Chandra Putra
15
Adit Bosku
16
Cemburu dan Sayang
17
Pengakuanku
18
Rumah Adit
19
Adit dan Alan
20
Pengakuan Alan
21
Cerita Lalu
22
Tampak Serasi
23
Cemburu
24
Pertemuan Pertama
25
Pertemuan kedua
26
Revan
27
Pria yang Berterus Terang
28
Rindu Adit
29
Mencintai dan Dicintai
30
Adit dan Revan Bertemu
31
Tertidur dalam Pelukkannya
32
Keputusannya
33
Pertengkaran Kami
34
Ketidaktahuanku
35
Datang tidak untuk Pergi
36
Kencan Kami
37
Tak Ingin Adit Pergi
38
Kantor Revan
39
Revan Lagi
40
Kedatangan Arumi
41
Ajakan Arumi
42
Mia
43
Pesan untuk Adit
44
Di sini dan di sini
45
Calon Menantu dan Calon Mertua
46
Kecewa
47
Satu Jam
48
Maaf
49
Calon Menantu dan Calon Mertua 2
50
Dia Mantanmu
51
Aku dan Mia
52
Terlalu Banyak Berfikir
53
Persiapan
54
Kecelakan
55
Baik-baik saja
56
Lukisan diriku
57
Bahagia Melihatku Bahagia
58
Berharap Kisahku Berbeda
59
Flashback
60
Kita Teman
61
Adit Cemburu
62
Dag.. dig.. dug..
63
Memelukmu lagi
64
Berlari..
65
Ini Salah
66
Diam
67
Aku Minta Maaf
68
Kita Selesaikan
69
Aku Pamit
70
Sebelum Menuju Hari Pernikahan
71
Sebelum Menuju Hari Pernikahan
72
Sebelum Menuju Hari Pernikahan
73
Pernikahanku
74
Salam Author
75
Bonus Chapter - Setelah Pernikahan
76
Bonus Chapter - Dua Garis
77
Bonus Chapter - Anak Kami
78
Bonus Chapter - Kisah Revan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!