Tiga jam perjalanan.. sampailah kami. Di salah satu cabang perusahaan Ayundra. Entah kenapa aku merasa perjalanan ini terasa singkat. Aku masih ingin berlama lama bersamanya.
Kamipun turun.. mempersiapkan barang bawaan kami, dan melangkah meninggalkan mobil ini. Ku melihat sosok Luna dan Alan yang juga telah sampai disini.
"Ayna.." Panggil Luna yang berlari mendekati ku.
Kedatangan kami disambut dengan baik oleh kepala cabang disana. Pak budi, kami memanggil namanya. Semua tampak tersenyum menatap kehadiran ku dan lainnya. Ah.. kurasa tidak.. para wanita-wanita disana lebih menatap Adit.. kagum kah? "Huhh..Awas saja kalau mereka naksir" Ancamku dalam hati.
Kami diajak masuk melangkah ke dalam.. menuju sebuah ruang meeting. Pak Budi membukakan pintu untuk kami dan kami memasukinya secara bergantian. Ruang meeting yang cukup besar.. berbentuk persegi panjang. Dinding yang penuh dengan berbagai warna.. namun terlihat elegan. Aku terkagum menatapnya. Harum.. Itu kesan yang pertama kali kurasakan ketika menginjakkan kakiku masuk lebih ke dalam.
Pertemuan kali ini diawali dengan perkenalan dan menjelaskan rencana kedatangan kami disini. Aku memulai terlebih dahulu dan kemudian kami menjelaskan bersama.
Sedangkan Pak Budi mengupdate perkembangan perusahaan ini ke Adit dan kami. Dia menawarkan ke kami untuk berkunjung ke lahan tempat bahan-bahan alami untuk pembuatan produk ini diambil dan diolah.
Luna tampak antusias mendengarnya, Adit tersenyum begitu pula dengan Alan.
Tak banyak kami berbincang di dalam. Alan pamit untuk mulai berkujung ke bagian produksi. Yahh itulah tujuannya datang hari ini.
Sedangkan Aku dan Luna lebih banyak mereview omset penjualan dari banyak perusahaan yang sudah bekerjasama dengan kami. Variasi grafik dan angka menjadi santapan kami pagi menjelang siang ini.
Adit pergi bersama Pak Budi menemui beberapa petinggi yang sudah hadir. Mereka memang sudah dipersiapkan untuk bertemu dengan Adit.
"Drtttt..."
Ku membaca pesan whatsapp saat itu, Adit yang mengirimkannya.
"Turunlah, kita makan siang bersama siang ini"
"Ajak Luna" Pintanya kemudian.
"Ok"
Ku tersenyum setelah membaca dan membalasnya. Luna memperhatikanku dan menyenggol tubuhku yang masih saja menatap layar handphone saat itu.
"Cie..cie.." Ledeknya.
Ku membalasnya dengan senyum semanis mungkin dihadapannya.. dan Luna pun mulai kesal melihat tingkahku.
"Yuk.." Pintaku akhirnya.
"Kemana?"
"Kita makan, Adit udah nunggu di bawah" Jawabku.
Segera ku merapikan file-file yang bertumpuk di atas meja tepat dihadapan kami.. mereka seakan berbaris rapih.. berlomba untuk mendapat giliran akan di baca oleh kami. Laptop ku matikan segera dan bergegas keluar ruangan ini.
Adit menatap kedatangan kami. Disambut dengan beberapa tatapan lain yang tengah bersama Adit saat itu.
Tersenyum ku menatap Adit.. bukan ke mereka semua.. hanya untuk Adit. Walau kenyataannya mereka semua tersenyum melihat ku dan Luna.
"Oh.. Alan bagaimana?" Tanyaku yang begitu mulus dan merusak suasana hati Adit seketika. Senyumnya hilang dalam sekejap.
"Aduh.. salah ngomong" Bisikku sambil menggigit tipis bibir bawahku.
"Oh.. nanti Pak Alan dan Pak Galih akan menyusul" Jawab Pak Budi.
Kami pun berangkat bersama. Aku, Luna dan Adit berada dalam satu mobil. Pak Budi bersama dengan lainnya menaiki mobil yamg berbeda.
Rumah makan sunda menjadi tujuan kami, Alunan musik dan gemericik suara air terdengar jelas. Sejuk dan asri, banyak tanamam yang mengelilingi setiap sudut ruang ini.
Kami melangkah masuk, mencari tempat yang nyaman dan cukup, memesan beberapa hidangan yang menjadi ciri khas kota ini. Para pria lebih banyak mengobrol sedangkan Aku dan Luna lebih banyal menyimak. Sesekali mereka tertawa ketika salah satu bercerita. Ada juga yang bertanya dan ada juga yang seperti kami hanya menjadi pendengar yang baik.
Alan pun datang dengan Pak Galih, Pria yng tadi disebut oleh Pak Budi yang akan menyusul bersama Alan. Alan melemparkan senyum manisnya dan duduk tepat dihadapanku. Dia mulai mengikuti alur percakapan pria-pria itu.
Tak lama setelah Alan tiba, makananpun siap tersaji.. kami mulai menyicipinya. Memenuhi panggilan perut yang mulai berisik meminta untuk diisi. Ku menatapnya satu persatu.. memilih mana yang harus ku pilih terlebih dahulu. Sampai akhirnya.. potongan daging hinggap dipiringku.
Ku menatap arah datangnya daging itu. Alan yang meletakkannya dengan begitu mudah tanpa ada jeda.
"Coba ini, ini enak" Pinta Alan.
"Oh.. oke.." Jawabku gugup.
Ku tak berani menatap Adit. Yang ku tau pasti dia sedang menatapku.. Makan saja Ayna.. kamu lapar.. ingat itu.. lupakan tatapan Adit dan lupakan senyum Alan.
"Ehmm.." Rasanya tak nyaman dengan kondisi seperti ini, fikirku sejenak.
"Aku ke toilet bentar.." Pamitku akhirnya.
Ku bangkit segera. Hatiku tak bisa diajak kerjasama dengan perutku.. ketelen sih.. tapi kok rasanya kayak gini.
"Drtttt.." Handphoneku berbunyi.. ku membaca pesan itu.
"Kenapa lama sekali, cepat kembali" Pinta Adit.
"Ok.." Ucapku cepat.
Ku menarik nafas panjang dan melangkah kembali ke meja makan. Ku memperhatikan kanan kiriku. Tak ada perubahan dengan suasana saat itu. Hanya suasana hati Adit saja yang tak enak dilihat.
"Habiskan makananmu" Pinta Adit.
"Apa perlu aku suapin" Bisiknya kemudian.
Ku tercengang mendengar perkataannya. Ku meraih sendok garpuku.. dengan pelan dan pasti ku habiskan. Jangan sampai Adit menyuapiku.. Ah mukaku memerah dibuatnya.
Selesai sudah santap menyantap makan siang ini. Kami kembali ke kantor. Menyelesaikan pekerjaan yang memang harus diselesaikan.
Sejenak ku berfikir.. apakah hubunganku dengan Adit adalah hubungan yang baik. Kami memang sudah mengakui perasaan kami, dan tidak pernah mengukapkan dengan jelas kepada orang diluar sana. Membiarkan mereka berfikir dan berasumsi. Aku memahami posisi Adit dan siapa Adit. Mencoba menutup mata dan telingaku mendengar bisik-bisik yang makin jelas terdengar. "Apakah ini baik?" Fikirku kembali.
Ku memandang kembali file-file yang berserakan di atas meja, menarikan pena ke kanan dan ke kiri, memandang dengan tatapan kosong entah ke arah mana fikiranku pergi.
"Huhhh..."
Ku mendesah, mempunyai pacar seorang bos, memang sesuatu yang bisa dibanggakan ditambah lagi dengan wajah yang tampan dan sangat pengertian seperti Adit. Tapi tidak di mata mereka yang berfikiran sempit. Yah mereka hanya memikirkan ketenaran dan uang... tanpa ada perasaan.
Aku mencintainya, karena dia mencintaiku, dia melindungiku dan dia peduli padaku. Perhatiannya kurasa sangat sempurna dimataku.
Seketika lamunanku hilang ketika suara pintu terketuk rapih dan pelan, ku menoleh ke arah datangnya suara itu. Yah.. itu Alan.. dia melangkah masuk ke dalam ruang ini. Aku hanya seorang diri di ruang ini, tanpa Luna. Luna yang tengah sibuk meminta data yang kami perlukan.
"Mas Alan, sudah selesai mas?" Tanyaku.
"Ya.." Jawabnya sambil tersenyum mengarah padaku.
"Tak sengaja, ngeliat kamu yang melamun tadi" Lanjutnya.
"Oh.., maaf.. maaf.." Jawabku cepat.
"Kamu engga salah Ay, sedang ngelamunin Pak Adit?" Tanyanya.
Ku menatapnya, dan ku terdiam untuk beberapa detik. Apa yang mesti ku katakan padanya.
"Kalian berpacaran?" Tanya lagi.
Pertanyaan yang jelas ada jawabannya tapi terasa sulit untuk dikatakan. Aku tercengang dan makin membisu.
"Diamnya kamu itu, nunjukkin bawah benar apa yang ku tanyakan barusankan, Ay"
Alan menatapku kembali, tatapan yang meminta jawaban segera dari mulutku.
"Iya mas.." Jawabku pelan dan pasti.
"Ah..kamu engga bisa bohong aja dan bilang tidak sekarang" Pintanya.
Kemudian Alan tertawa.. menyandarkan tubuhnya di kursi yang didudukinnya. Memandang langit seakan berharap ini sebuah mimpi baginya. Ku mulai berfikir karena perkataannya, kenapa aku harus berbohong jika aku bisa mengatakan yang sebenarnya.
"Maaf Ay, boleh aku mengakui sesuatu" Pintanya lagi.
"Apa? "
"Kamu tau aku mempunyai perasaan ke kamu? Perasaan yang berbeda.. bukan perasaan seperti hubungan teman kerja, maupun hubungan antara senior dan juniornya. Tapi aku terlambat lagi untuk menyatakannya"
Dia berhenti sejenak dan Aku mencoba menjadi pendengar yang baik saat ini. Rasanya hati ini belum siap mendengar pengakuannya.
"Aku senang saat kamu bilang bahwa Rafka bukan lagi pacar kamu saat itu. Aku merasa ada kesempatan lagi untuk mengisi kekosongan di hati kamu.. Dulu aku telat menyadari perasaan ku ke kamu saat kuliah. Aku merasa aku punya kesempatan kali ini"
Alan terhenti lagi, mengatur nafasnya kembali dan melanjutkannya lagi.
"Tapi ternyata aku menyadari satu hal, Aku salah. Aku lihat kamu bahagia denganya. Aku akan mengalah untuk itu" Senyum Alan kembali merekah di wajahnya.
"Maafkan aku ya, jika pengakuanku ini mengganggu fikiranmu. Kita tetap temenan kan.."
"Iya mas, maafkan aku juga, engga bisa membalas perasaan kamu" Jawabku sambil tersenyum untuknya dan Ia membalas senyumku.
"Boleh ku menyarankan sesuatu?" Tanyaku ragu.
"Apa?" Jawabnya.
"Jika suatu saat nanti Mas Alan menyukai seseorang, ungkapkan, kebanyakan wanita perlu kepastian. Kadang perhatian dan tindakan yang baik saja tak cukup. Kamu perlu menyatakannya" Pintaku.
"Hemmm... Ku harap ku menemukan wanita yang menyatakan cintanya kepadaku terlebih dahulu"
"Hahahhaha.."
Tertawalah Alan setelah mengucapkannya dan aku menatap bingung. Apa dia serius dengan perkataannya atau hanya candaanya saja. Entahlah.. yang ku tahu pasti suatu saat nanti, akan ada wanita yang hadir mengisi kekosongan hatinya Alan.
"Klek..." Suara pintu tiba-tiba terbuka tanpa ada ketukan.. seseorang melangkah masuk ke dalam dan menghampiri kami.
"Ayna" Panggil Luna.
Beberapa detik kemudian sosok pria masuk mengikuti langkah Luna. Itu Adit Ia menatap kami dengan tatapan penuh dengan pertanyaan.. Tanda tanya seperti mengerumuni kepala Adit.. Waduh... kenapa tanda tanya itu seperti terlihat jelas disana.
.
.
.
.
Permisi, numpang tanya lagi😊
Jika kamu diposisi Ayna, ada yang ungkapkan cintanya ke kamu, dan kamu sudah mempunyai pacar dan orang itu mengetahuinya. Apa yang akan kamu lakukan?
a. Setia dong sama pacar😇
b. Kesempatan baik, punya Pacar dua..😉
c. Nego, Jadi Teman Tapi Mesra😱
d. Terserah pembaca mau jawab apa😅
Lanjut episode berikutnya ya dears😘.. semoga menikmati ceritanya.
dilike dan dijadikan favorite
jangan lupa bintang dan vote yang banyak
komentar dan masukan yang baik ditunggu😇
terima kasih..
tetap setia menunggu upnya ya😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
🤍
Like like like 🙏🙏
2021-09-13
0
🐝⃞⃟𝕾𝕳 YULI HARTATI 𝕱𝖘
dah pasti A lah Thor, walaupun dulu sempat melakukan pilihan B..tapi ujung2 nya balik sama pilihan A🤭🤭
2021-07-02
0
Arif Muzakki
yg jelas yg A dong kak
2021-07-01
0