Pengakuanku

Aku deg..deg..deg.. kan..

Pagi-pagi Adit sudah membuat jantungku berolahraga. Ku mengelus dadaku perlahan dan pergi meninggalkannya begitu saja, tanpa menatapnya, menutupi wajahku yang mungkin memerah karnanya.

Ku berlari ke kamar mandi, bukan untuk segera mandi, lebih untuk menyembunyikan wajahku yang ku sendiri tak tahu seperti apa rupannya. Setelah jarinya menyentuh lembut satu persatu apa yang ada di wajahku.

Adit mengetuk pintunya. Memanggil-manggil namaku.

"Ayna.. Ayna.., Kamu baik-baik saja kan?"

Pertanyaan macam apa itu, jelas-jelas Ia telah membuatku tak berdaia seperti ini.

"Iya mas, Aku kebelet pipis" Jawabku akhirnya.

Haduhhh.. alasan macam apa ini yang terlintas dan terucap begitu saja. Ahhh.. aku jadi kesal sendiri.

"Oh.. Ok" Jawabnya singkat.

Ketokan dan suara dari balik pintupun terhenti. Suara langkah Adit terdengar menjauh. Adit sepertinya sudah meninggalkan ruang ini. Aku pun bergegas membersihkan diriku, Ya.. bangun tidur ku terus mandi.. itu yang seharusnya dilakukan.

Sekitar dua puluh menit ku di dalam dan akhirnya ku melangkah keluar. Dua puluh menit kemudian, akupun siap ke kantor. Ku menatap wajahku ke cermin, memastikan semuanya terlihat sempurna.

Adit menyiapkan sebuah kemeja berwarna biru soft, di padukan dengan celana bahan berwarna hitam berbentuk pencil di ujungnya. Dan ia membelikan ku sepasang pakaian dalam berwarna biru muda dan ukurannya pun sempurna. Ah.. ku mengingat lagi kejadian waktu itu, waktu aku meninggalkan pakaian dalamku di kamar mandi.

"Ada untungnya juga ia melihat waktu itu, jadi ia tau ukurannya dan bisa membelikannya sekarang. Oh.. Tidakkkkk... fikiran macam apa ini? Lupakan Ayna" Bisikku akhirnya.

Ku beralih ke wajahku, make up ku buat tak terlalu mencolok, aku lebih suka terlihat natural dan soft.

"Sempurna" Bisikku.

Tok.. tok.. tok..

Senyumku terhenti.. ketika suara ketukan berbunyi. Ku menghampiri datangnya suara itu, membuka perlahan dan melihat Adit sudah berdiri sempurna menatapku.

"Kamu sudah siap?" Tanyanya.

Ku menggangguk dan tersenyum. Dia meraih tanganku dan menggenggam jemariku dengan erat. Memintaku untuk mengikuti langkahnya. Akupun menurutinya dengan memandang dan tersenyum kecil menatap tanganku yang digenggam olehnya, hingga menuju mobil miliknya.

"Nanti siang aku tidak bisa menemani kamu makan" Ucapnya.

"Untuk berkunjung menemui ibunnya Rafka, kita akan tentukan waktunya nanti. Begitu pula dengan janji konyol kamu dengan Alan" Lanjutnya sedikit kesal.

Ku tersenyum mendengarnya dan menatap wajahnya.

"Kenapa kamu tersenyum?" Tanyanya.

"Engga apa - apa" Jawabku sambil tersenyum kembali.

"Tapi kamu terus tersenyum Ayna"

"Kamu cemburu ya mas" Ledekku akhirnya.

"Jelas aku cemburu, mantan pacar kamu masih saja menggangu kamu. Dan satu lagi Alan, dia sudah mulai menggodamu"

"Kami hanya berteman mas" Belaku.

"Kamu terlalu polos Ay, Rafka dan Alan menyimpan perasaan padamu"

Rasaku ke Rafka musnah, setelah ia mengkhianatiku. Rasaku ke Alan, tak lebih dari seorang teman. Itu yang ku yakini sekarang.

"Perasaanku cuman buat kamu ma..ss, Upss.." Ku menggigit bibirku.

Aku keceplosan, mukaku merona. Aku terpancing suasana. Kenapa kata-kata itu mengalir begitu nyata dan jelas. Ku segera memalingkan mukaku ke arah luar kaca mobil.

"Coba ulangi" Pintanya.

"Engga mau" Jawabku.

"Aku ingin mendengarnya lagiii"

"Engga mau mas"

Dia meminggirkan mobilnya, berhenti seketika. Adit membuka sabuk pengamannya. Dia mengangkat sedikit duduknya. Bergerak ke arahku. Menyentuh daguku dan wajahku dia arahkan ke wajahnya dan jantungku mulai berdetak tak karuan.

"Aku ingin mendengarnya lagi"

"Aku... aku... aku... maluuuuu... mas..." Teriakku akhirnya dan menyipitkan pandanganku.

Dia tersenyum senang melihat tingkahku. Menyentuh lembut rambutku.

"Makasih ya" Dia mencium keningku, lalu hidungku dan kemudian bibirku, lembut dan hangat. Aku membalas sentuhan bibirnya. Tangannya seakan memelukku, menyentuh wajahku. Tangan lainnya menggenggam jemariku. Aku menjadi lemah karena sentuhannya.. Ku mencintainya.. menjadi sangat mencintainya..

🍀🍀🍀

"Pagii Ayna.." Sapa Luna.

Luna berlari mengejar kami, menyamakan langkahnya dengan kami dan kemudian tersenyum ramah ke aku dan Adit. Kami memasuki lift bersama.

"Pagii juga Luna" Sapaku padanya.

"Tunggu.. tunggu.. kayaknya ada yang beda" Ucapnya sambil menatapku.

"Beda apanya?"

"Kamu engga pake lipstik, pucat tau Ay"

Deg.. ku terbengong mendengarnya. Ku melupakan ini. Tatapanku beralih ke Adit dan dia hanya tersenyum, hiks.. dia tidak menolongku.

"Oh.. iya.. lupa.." Jawabku berbohong.

"Kapan rencananya kita akan ke Bandung?" Tanya Luna.

"Kalo kamis minggu ini gimana? Kita jadwalkan dihari itu saja" Jawabku.

"Ok, nanti ku siapkan suratanya" Ucap Luna.

"Kalian mau ke Bandung?" Tanya Adit.

Ku mengangguk, mengiyakan sambil menatap wajah Adit yang penasaran.

"Aku ikut.." Ucap Adit.

Aku dan Luna saling menatap.

"Aku hanya berjanji bertemu dengan kepala pemasaran di kantor cabang kita disana mas"

"Lalu, aku tidak bisa ikut?"

"Bukan seperti itu, maksudku disini banyak yang mesti kamu urus bukan?"

"Aku akan menyusul, setelah ku menyelesaikan pekerjaan ku disini" Lanjutnya sambil menyentuh lembut kepalaku dan terbukalah lift itu.

Aku, Adit dan luna.. menatap seseorang yang tengah berdiri menunggu lift ini terbuka untuknya. Yah.. itu Alan.

"Pagi" Sapa Alan dengan senyum sempurna miliknya.

"Pagi" Ku menyapanya kembali, tidak dengan Adit maupun Luna dan kamipun melangkah keluar dari lift ini.

"Ohiya.. Kapan rencananya kalian akan ke Bandung?" Tanyanya tiba-tiba.

"Dalam minggu ini, rencannya hari kamis, kenapa?" Tanyaku penasaran.

"Tadi kepala produksi disana bilang, kalau kalian ada rencana ke Bandung, jadi aku bisa sekalian" Jawabnya.

"Waduhhh sekalian.. ini maksudnya kami akan pergi bersama begitu" Tanyaku dalam hati.

Aku menoleh ke Adit setelah mendengar ucapan Alan barusan.

"Saya akan menyelesaikan pekerjaan saya segera. Sehingga saya tidak perlu menyusul" Ucapnya penuh penekanan terhadapku dan kemudian melangkah pergi meninggalkan kami.

Luna terkekeh mendengarnya. Dia tampak senang mendengarnya dan kemudian melangkah pergi juga meninggalkan ku dan Alan.

"Ada yang salah dengan ucapanku" Tanya Alan yang merasa aneh dengan sikap Adit dan Luna barusan.

"Engga mas, Mas udah bener ko ngomongnya, berkata apa adanya" Jawabku dengan senyum terpaksa di wajahku.

"Aku pamit ya mas, permisi.." Ucapku.

Ku melangkah cepat menuju ruang kerjaku. Fokus Ayna.. fokus.. pintaku dalam hati.

Ku memulai menyelesaikan pekerjaanku satu persatu dan sekitar pukul 12.15 Wib, Luna menghampiriku.

"Makan yuk" Ajaknya

"Ok"

Ku bangkit dari dudukku, berdiri dan melangkah bersama Luna. Kami makan siang bersama, disalah satu resto tak jauh dari gedung kantor ini berada. Hanya menyebrang jalan dan kamipun sampai.

Siang ini Adit tidak menghubungiku. Dia benar-benar sibuk sepertinya. Adit memang sudah bilang sejak pagi kalau dia tidak bisa menemaniku makan, tapi jujur aku merindukannya.

Sore pun telah tiba dan Adit masih tidak menghubungiku. Ahhh.. kacauuu. Kenapa wajah Adittt selalu saja melintas. Akhirnya ku memutuskan untuk pulang. Mematikan laptopku dan merapikan meja kerja ku. Mengingat sekarang sudah memasuki waktu untuk pulang juga.

Ku melangkah keluar menuju lift, turun ke lantai bawahh, sampailah ku diluar. Sesaat kemudian hapeku berbunyi.

Hatiku berdebar, setelah menyadari siapa yang menghubungiku saat itu. Ku mengangkatnya dengan wajah berseri.

"Cepat naik" Pintanya dari balik telepon.

Ku berfikir sejenak dan kemudian mataku beralih ke sebuah mobil yang mendarat tepat dihadapanku. Terbukalah pintu mobil itu dan terlihat Adit disana. Ku tersenyum menatapnya. Pria yang ku rindukan ada dihadapanku sekarang.

.

.

.

.

Lanjut episode berikutnya ya dears😘..

Semoga suka dan dijadikan favorite

jangan lupa likenya.. bintang dan vote yang banyak

komentar dan masukan yang baik ditunggu😇

terima kasih..

tetap setia menunggu upnya ya😊😊

Terpopuler

Comments

Dhina ♑

Dhina ♑

Adit, Ayna bohong tuh
Dia tidak pipis, tapi dia dag dig dugg

2021-09-14

0

Dhina ♑

Dhina ♑

Pertanyaan macam apa itu, jelas-jelas ia telah membuatku tak berdaia seperti ini

Thor, itu bukan tak berdaia
Seharusnya, tak berdaya

2021-09-14

0

🐝⃞⃟𝕾𝕳 YULI HARTATI 𝕱𝖘

🐝⃞⃟𝕾𝕳 YULI HARTATI 𝕱𝖘

Adit cembokur sama Alan😄

2021-07-02

0

lihat semua
Episodes
1 Persiapan ke Villa
2 Sesosok Pria Asing
3 Aku Takut Petir
4 Numpang Menginap
5 Makan Malam Bersamanya
6 Selamat Malam
7 OTW
8 Aku Izin Pulang
9 Adit Sakit
10 Adit adalah Pacarku
11 Knowing Every Particular Object (Kepo)
12 Ku Merindukannya
13 Tak ada jarak
14 Raditya Chandra Putra
15 Adit Bosku
16 Cemburu dan Sayang
17 Pengakuanku
18 Rumah Adit
19 Adit dan Alan
20 Pengakuan Alan
21 Cerita Lalu
22 Tampak Serasi
23 Cemburu
24 Pertemuan Pertama
25 Pertemuan kedua
26 Revan
27 Pria yang Berterus Terang
28 Rindu Adit
29 Mencintai dan Dicintai
30 Adit dan Revan Bertemu
31 Tertidur dalam Pelukkannya
32 Keputusannya
33 Pertengkaran Kami
34 Ketidaktahuanku
35 Datang tidak untuk Pergi
36 Kencan Kami
37 Tak Ingin Adit Pergi
38 Kantor Revan
39 Revan Lagi
40 Kedatangan Arumi
41 Ajakan Arumi
42 Mia
43 Pesan untuk Adit
44 Di sini dan di sini
45 Calon Menantu dan Calon Mertua
46 Kecewa
47 Satu Jam
48 Maaf
49 Calon Menantu dan Calon Mertua 2
50 Dia Mantanmu
51 Aku dan Mia
52 Terlalu Banyak Berfikir
53 Persiapan
54 Kecelakan
55 Baik-baik saja
56 Lukisan diriku
57 Bahagia Melihatku Bahagia
58 Berharap Kisahku Berbeda
59 Flashback
60 Kita Teman
61 Adit Cemburu
62 Dag.. dig.. dug..
63 Memelukmu lagi
64 Berlari..
65 Ini Salah
66 Diam
67 Aku Minta Maaf
68 Kita Selesaikan
69 Aku Pamit
70 Sebelum Menuju Hari Pernikahan
71 Sebelum Menuju Hari Pernikahan
72 Sebelum Menuju Hari Pernikahan
73 Pernikahanku
74 Salam Author
75 Bonus Chapter - Setelah Pernikahan
76 Bonus Chapter - Dua Garis
77 Bonus Chapter - Anak Kami
78 Bonus Chapter - Kisah Revan
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Persiapan ke Villa
2
Sesosok Pria Asing
3
Aku Takut Petir
4
Numpang Menginap
5
Makan Malam Bersamanya
6
Selamat Malam
7
OTW
8
Aku Izin Pulang
9
Adit Sakit
10
Adit adalah Pacarku
11
Knowing Every Particular Object (Kepo)
12
Ku Merindukannya
13
Tak ada jarak
14
Raditya Chandra Putra
15
Adit Bosku
16
Cemburu dan Sayang
17
Pengakuanku
18
Rumah Adit
19
Adit dan Alan
20
Pengakuan Alan
21
Cerita Lalu
22
Tampak Serasi
23
Cemburu
24
Pertemuan Pertama
25
Pertemuan kedua
26
Revan
27
Pria yang Berterus Terang
28
Rindu Adit
29
Mencintai dan Dicintai
30
Adit dan Revan Bertemu
31
Tertidur dalam Pelukkannya
32
Keputusannya
33
Pertengkaran Kami
34
Ketidaktahuanku
35
Datang tidak untuk Pergi
36
Kencan Kami
37
Tak Ingin Adit Pergi
38
Kantor Revan
39
Revan Lagi
40
Kedatangan Arumi
41
Ajakan Arumi
42
Mia
43
Pesan untuk Adit
44
Di sini dan di sini
45
Calon Menantu dan Calon Mertua
46
Kecewa
47
Satu Jam
48
Maaf
49
Calon Menantu dan Calon Mertua 2
50
Dia Mantanmu
51
Aku dan Mia
52
Terlalu Banyak Berfikir
53
Persiapan
54
Kecelakan
55
Baik-baik saja
56
Lukisan diriku
57
Bahagia Melihatku Bahagia
58
Berharap Kisahku Berbeda
59
Flashback
60
Kita Teman
61
Adit Cemburu
62
Dag.. dig.. dug..
63
Memelukmu lagi
64
Berlari..
65
Ini Salah
66
Diam
67
Aku Minta Maaf
68
Kita Selesaikan
69
Aku Pamit
70
Sebelum Menuju Hari Pernikahan
71
Sebelum Menuju Hari Pernikahan
72
Sebelum Menuju Hari Pernikahan
73
Pernikahanku
74
Salam Author
75
Bonus Chapter - Setelah Pernikahan
76
Bonus Chapter - Dua Garis
77
Bonus Chapter - Anak Kami
78
Bonus Chapter - Kisah Revan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!