Adit dan Alan

Aku terkejut menatap layar handphone saat itu. Sibuk dengan kepanikan yang kurasakan sendiri.

"Gimana nih, Adit telepon" Tanyaku panik.

"Diangkat saja nyonya" Pinta Ajun yang sedang mengemudi saat itu.

Ku hanya berani menatap layar handphoneku yang terus bergetar dan berbunyi. Aku masih saja berfikir keras dengan apa yang harus ku sampaikan ke Adit dan ku tak menemukan jawabannya. Sampai akhirnya suara itu terhenti dan ku tak mengangkatnya.

Beberapa detik kemudian ku mendengar suara lain. Memecahkan kesunyian yang baru saja terjadi. Namun bukan bersumber dari handphone ku.. dia beralih ke handphone Ajun.

Aku menatap Ajun. Dia mengangkatnya dengan begitu mudah. Tampak tenang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Adit.

" Ya Tuan.."

"Sebentar lagi sampai.."

"Oh.. baik tuan, akan saya sampaikan"

dan "Tut..tut..." Percakapan itu terhenti.

Ku memukul pelan pundak Ajun segera dan mulai menyelidiki.

"Adit bilang apa Jun" Tanyaku.

"Nanti tuan akan menyusul"

"Hah... nyusul.." Ulangku dalam hati.

Tak banyak kami bicara dalam mobil saat ini. Ajun tetap serius dengan kemudinya. Sedangkan aku.. masih saja berfikir tentang Adit dan akhirnya kami pun tiba.

Ajun mengantarku hingga pintu kamar apartemenku. Katanya ini perintah langsung dari Adit. Akupun menurutinya. Setelah ia yakin bahwa diriku telah benar sampai di apartemen ini Ajun pun pamit.

Kupun membuka pintu ini dan menghampiri saklar lampu kamarku dan hendak menyalakanya. Ku menatap setiap sudut ruang dan langsung menghampiri tempat tidurku. Ku menjatuhkan tubuhku disana. Menatap langit langit kamar dan memejamkan mataku sejenak.

"Drtttttt" Handphoneku bergetar kembali. Ku membuka mataku perlahan dan meraihnya. Ada sebuah pesan yang masuk. Itu dari Luna dan ku membacanya.

"Sorry Ay, besok engga bareng ya gw mau ke dokter dulu. Lo berangkat duluan engga apa-apakan?" Tanyanya.

"Iya Lun" Jawabku singkat.

Ku bangkit dari lelahku dan mulai merapikan barang bawaanku segera. Memastikan semuanya terangkut dan tak ada yang tertinggal. Setelah semua kurasa sudah selesai, Akupun beralih ke aktifitas lain, sambil membawa pakaian ganti dan membersihkan diriku segera.

Sekitar dua puluh menit ku menghabiskan waktuku di dalam, kupun meninggalkan kamar mandi. Membuka pintunya perlahan dan ku terkejut menatap sosok pria yang tengah duduk di sofa putih saat itu.

"Mas Adit" Panggilku.

Sejak kapan dia ada disitu. Dia menyadari kehadiranku, menatapku dan tersenyum. Adit bangkit dari duduknya, melangkah menghampiriku.

Aku tetap terdiam sampai akhirnya dia berada tepat dihadapanku. Adit mengelus lembut rambutku dan meraih tangan kiriku. Ia menggandengku dan mengajakku untuk duduk saat itu.

"Aku menginap disini malam ini" Ucapnya.

"Kamu tidur disofa tak apa? Aku tak punya kamar lain" Tanyaku ragu.

"Iya" Jawabnya lembut.

Ku tersenyum menatapnya. Adit tidak memarahiku dan tidak sedikitpun membahas telepon yang tidak ku angkat tadi. Aku saja yang terlalu banyak berfikir macam macam tentangnya.

"Besok , kamu jadi ikut ke Bandung?"

"Ya, Aku antar kamu besok"

"Bagaimana dengan kerjaan kamu mas?"

"Bisa ku tangani, tenang saja"

Owhh.. Apakah dia benar - benar membereskan semuanya. Sejujurnya aku senang mendengar keputusannya itu.

"Aku ke toilet sebentar ya" Pintanya.

Ku mengngangguk, mengiyakannya. Adit bangkit dari duduknya segera pergi meninggalkanku. Aku tetap menunggunya disofa. Bersandar lemah disana. Rasanya aku lelah sekali seharian ini. Ku memejamkan mataku kembali dan kali ini aku benar-benar tertidur.

🍀🍀🍀

Ku rasa pagi telah tiba. Sinar matahari tampak malu mengintip pada celah tirai jendelaku. Aku menggerakan tubuhku perlahan. Rasanya nyaman sekali tidur ku malam tadi. Saat ku bergerak ku merasa ada sosok lain disampingku. Aku jelas telah menyentuh seseorang. Ku membuka mataku perlahan dan ku mendapati Adit tertidur disampingku. Ku mengusap kembali mataku. Memastikan penglihatanku benar.

"Kenapa Adit ada di kamarku, di kasurku. Apakah semalam kami tidur bersama?" Begitu banyak pertanyaan terlintas difikiranku.

Ku menatapnya kembali. Wajahnya sungguh jelas terlihat. Ku menyentuh perlahan matanya, hidungnya dan bibirnya.. Oh tidak apa yang sedang ku lakukan. Ku bangkit dari tidurku dan duduklah aku disana. Berfikir kembali apa yang sebenarnya terjadi semalam.

Nihill.. ku tak mengingat apapun. Ku mengacak acak rambutku, dan meyakini diriku sendiri.. tidak terjadi apa-apa, yah.. memang tidak ada yang terjadi. Pakaian ku masih lengkap.

"Kamu sudah bangun" Tanya Adit tiba-tiba. Terkejutlah aku dan membuyarkan lamunanku pagi ini.

Adit bangkit dari tidurnya dan duduk di atas kasur ini juga tepat disampingku.

"Mas Adit ngapain disini" Tanyaku menatapnya meminta penjelasan padanya.

"Tidur" Jawabnya singkat.

"Maksudku, kenapa tidur disini mas?"

"Oh.. kamu yang minta semalam kan?"

"Hah.. Aku bilang seperti itu?" Tanyaku ragu.

Adit tersenyum dan kemudian mengacak acak rambutku.

"Kamu sedang mikirin apa sih sayang? " Tanya Adit menatapku.

"Kita tidak melakukan apapun semalam" Ucapnya memberi penjelasan.

Ku terkejut mendengar pernyataannya. Adit seperti membaca fikiranku. Dia seperti tau yang ku khawatirkan saat ini yang ku pertanyakan saat ini.

"Kita akan melakukannya setelah kita menikah nanti" Ucap Adit kemudian.

Aku kembali terkejut dibuatnya. Mukaku memerah mendengar ucapannya. Aku menunduk malu.. dan Adit hanya tersenyum melihat kecanggunganku. Aku bangkit dari dudukku dan bergegas pergi meninggalkannya.

"Aku.. ke kamar mandi dulu ya mas" Ucapku akhirnya.

Ku benar-benar pergi meninggalkannya. Mendengar kata menikah saja tingkahku sudah tak menentu seperti ini.

"Melakukannya setelah menikah" Ulangku dalam hati, Ah.. Aku berfikir apa barusan dan Jantungku makin berdetak cepat tak karuan.

Ku menenangkan hatiku. Mencoba melupakan apa yang seharusnya tak ku fikirkan.

Kamipun bersiap dan entah sejak kapan Adit membawa pakaian ganti. Tas besarpun telah mendarat sempurna di apartemenku. Seingatku dia tak membawa apapun semalam. Pasti Ajun yang membantunya. Kurasa memang seperti itu.

Pagi itu, Kami melangkah bersama, menuju mobil miliknya. Adit membantuku membawakan barang bawaanku. Aku senang Adit ada disini dan ku senang dia memperhatikanku.

Sesaat kemudian dia tampak mencari sesuatu di saku celannya dan beralih ke bajunya.

"Aku meninggalkan dompetku diatas. Kamu tunggu disini, aku akan kembali" Pintanya.

"Ok" Jawabku cepat.

Ku menunggunya. Menunggu ia kembali sambil memainkan handphoneku mengurangi kejenuhan yang terjadi.

"Ayna" Panggil seorang pria yang tiba-tiba datang menghampiriku.

"Mas Alan" Ucapku.

Beberapa detik kemudian Adit kembali, datang menghampiri kami. Mereka saling menatap.

"Ayna" Panggil seorang wanita yang juga datang menghampiri kami. Sempat memecahkan kesunyian yang terjadi.

Ku mengenali sosok wanita itu. Itu Luna.. Kenapa dia bisa ada disini. Bukankah semalam dia bilang dia akan ke dokter terlebih dahulu. Kenapa sekarang dia datang dari arah yang sama dengan Alan.

"Eh.. ada Pak Adit" Sapa Luna.

"Bapak jadi ikut kami?" Tanyanya kemudian.

"Iya" Jawab Adit cepat.

"Kok kalian bisa ada disini, bersama?" Tanyaku.

"Oh... tidak sengaja ketemu Alan tadi" Jawab Luna cepat.

Adit dan Alan masih saja saling menatap. Entah apa yang ada difikiran mereka masing-masing.

"Ehemmm.." Aku berdehem.

"Jadi kapan kita akan berangkat?" Tanyaku menatap Adit.

"Yuk..." Ajak Adit dan menarik tanganku memintaku memasuki mobilnya.

Ku menoleh ke arah Luna dan Alan.

"Lun.. kamu mau bareng siapa?" Tanyaku sedikti berteriak.

"Gw ikut Alan aja, gw mau jadi nyamuk soalnya" Ledeknya.

"Gw nebeng lo ya Al?" Pinta Luna.

Alan menggangguk tanda mengiyakan dan sedikit tersenyum. Bukan seperti Alan yang ku kenal. Senyumnya seperti terpaksa. Ku melihat mereka makin menjauh.. seiringan dengan mobil Adit yang melaju saat itu.

.

.

.

.

Lanjut episode berikutnya ya dears😘..

Semoga suka dan dijadikan favorite

jangan lupa likenya.. bintang dan vote yang banyak

komentar dan masukan yang baik ditunggu😇

terima kasih..

tetap setia menunggu upnya ya😊😊

Terpopuler

Comments

Eva Santi Lubis

Eva Santi Lubis

boomlike sampai di sini dulu ya nanti aku singgah lagi mari saling mendukung terimakasih

2021-02-22

1

pinnacullata pinna

pinnacullata pinna

hahaja jadi nyamuk



btw aku mampir dan memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah 🙏

2021-01-21

1

Whiteyellow

Whiteyellow

Dukung balik jika berknan.💪🤗

2021-01-19

1

lihat semua
Episodes
1 Persiapan ke Villa
2 Sesosok Pria Asing
3 Aku Takut Petir
4 Numpang Menginap
5 Makan Malam Bersamanya
6 Selamat Malam
7 OTW
8 Aku Izin Pulang
9 Adit Sakit
10 Adit adalah Pacarku
11 Knowing Every Particular Object (Kepo)
12 Ku Merindukannya
13 Tak ada jarak
14 Raditya Chandra Putra
15 Adit Bosku
16 Cemburu dan Sayang
17 Pengakuanku
18 Rumah Adit
19 Adit dan Alan
20 Pengakuan Alan
21 Cerita Lalu
22 Tampak Serasi
23 Cemburu
24 Pertemuan Pertama
25 Pertemuan kedua
26 Revan
27 Pria yang Berterus Terang
28 Rindu Adit
29 Mencintai dan Dicintai
30 Adit dan Revan Bertemu
31 Tertidur dalam Pelukkannya
32 Keputusannya
33 Pertengkaran Kami
34 Ketidaktahuanku
35 Datang tidak untuk Pergi
36 Kencan Kami
37 Tak Ingin Adit Pergi
38 Kantor Revan
39 Revan Lagi
40 Kedatangan Arumi
41 Ajakan Arumi
42 Mia
43 Pesan untuk Adit
44 Di sini dan di sini
45 Calon Menantu dan Calon Mertua
46 Kecewa
47 Satu Jam
48 Maaf
49 Calon Menantu dan Calon Mertua 2
50 Dia Mantanmu
51 Aku dan Mia
52 Terlalu Banyak Berfikir
53 Persiapan
54 Kecelakan
55 Baik-baik saja
56 Lukisan diriku
57 Bahagia Melihatku Bahagia
58 Berharap Kisahku Berbeda
59 Flashback
60 Kita Teman
61 Adit Cemburu
62 Dag.. dig.. dug..
63 Memelukmu lagi
64 Berlari..
65 Ini Salah
66 Diam
67 Aku Minta Maaf
68 Kita Selesaikan
69 Aku Pamit
70 Sebelum Menuju Hari Pernikahan
71 Sebelum Menuju Hari Pernikahan
72 Sebelum Menuju Hari Pernikahan
73 Pernikahanku
74 Salam Author
75 Bonus Chapter - Setelah Pernikahan
76 Bonus Chapter - Dua Garis
77 Bonus Chapter - Anak Kami
78 Bonus Chapter - Kisah Revan
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Persiapan ke Villa
2
Sesosok Pria Asing
3
Aku Takut Petir
4
Numpang Menginap
5
Makan Malam Bersamanya
6
Selamat Malam
7
OTW
8
Aku Izin Pulang
9
Adit Sakit
10
Adit adalah Pacarku
11
Knowing Every Particular Object (Kepo)
12
Ku Merindukannya
13
Tak ada jarak
14
Raditya Chandra Putra
15
Adit Bosku
16
Cemburu dan Sayang
17
Pengakuanku
18
Rumah Adit
19
Adit dan Alan
20
Pengakuan Alan
21
Cerita Lalu
22
Tampak Serasi
23
Cemburu
24
Pertemuan Pertama
25
Pertemuan kedua
26
Revan
27
Pria yang Berterus Terang
28
Rindu Adit
29
Mencintai dan Dicintai
30
Adit dan Revan Bertemu
31
Tertidur dalam Pelukkannya
32
Keputusannya
33
Pertengkaran Kami
34
Ketidaktahuanku
35
Datang tidak untuk Pergi
36
Kencan Kami
37
Tak Ingin Adit Pergi
38
Kantor Revan
39
Revan Lagi
40
Kedatangan Arumi
41
Ajakan Arumi
42
Mia
43
Pesan untuk Adit
44
Di sini dan di sini
45
Calon Menantu dan Calon Mertua
46
Kecewa
47
Satu Jam
48
Maaf
49
Calon Menantu dan Calon Mertua 2
50
Dia Mantanmu
51
Aku dan Mia
52
Terlalu Banyak Berfikir
53
Persiapan
54
Kecelakan
55
Baik-baik saja
56
Lukisan diriku
57
Bahagia Melihatku Bahagia
58
Berharap Kisahku Berbeda
59
Flashback
60
Kita Teman
61
Adit Cemburu
62
Dag.. dig.. dug..
63
Memelukmu lagi
64
Berlari..
65
Ini Salah
66
Diam
67
Aku Minta Maaf
68
Kita Selesaikan
69
Aku Pamit
70
Sebelum Menuju Hari Pernikahan
71
Sebelum Menuju Hari Pernikahan
72
Sebelum Menuju Hari Pernikahan
73
Pernikahanku
74
Salam Author
75
Bonus Chapter - Setelah Pernikahan
76
Bonus Chapter - Dua Garis
77
Bonus Chapter - Anak Kami
78
Bonus Chapter - Kisah Revan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!