Satu bulan berlalu, setelah perjalanan kami menuju BlackBand, tampaknya tidak ada bandit atau sesuatu yang menghalangi perjalanan kami. Bahkan selama perjalanan aku bisa tertidur, dan merasa santai.
Ya, walau mereka berdua sering bertengkarlsih. Tapi mereka sekarang tertidur di sisiku. Kami hampir sampai di BlackBand, namun karena hari mulai gelap lagi, kami mulai mendirikan kamp.
Sebenarnya aku sedang berjaga, namun anak keras kepala dan lawannya memaksku untuk tidur saja dengan mereka. Sementara aku meninggalkan orang lain yang berjaga. Mereka adalah orang-orang yang memiliki tujuan yang sama dengan kami.
Hingga kesokan harinya, kami akhirnya tiba di BlackBand. Itu perkotaan yang di kelilingi oleh tembok yang tinggi.
"Kita sampai, loh. cepat bangun..."Aku membangunkan Pris yang lengket padaku, sementara Ves mulai mengintip dan melihat kota yang ramai.
"Waah... kota ini ramai dengan tentara bayaran!"Ves berbinar.
"Ya, itu wajar karena ini adalah salah satu benteng pertahanan terkuat miliki kerajaan sapin di bagian selatan,"Jelas Pris, sambil menggosong matanya dia melanjutkan. "Apakah kamu tidak tahu hal itu?"
"Apa? Tentu saja aku tahu!"Gerutu Ves, dan aku menenangkan mereka.
"Tenanglah, jangan bertengkar lagi, Dan ayo turun."Saat itu kereta berhenti, dan aku turun sebelum menoleh pada mereka berdua.
Mereka taklama ini cukup akur, namun juga sering bertengkar. Dan entah kenapa perjalanan kali ini mengecewakan.
"Yeon, apakah itu kamu?"Suara familiar menyentakku dalam lamunan. Segera aku menoleh kearah suara.
Saat itu wanita dengan rambut putih sedikit melambai padaku. Aku segera membalas sapaanya. Dia adalah Lisa, dia memiliki penampilan yang berbeda dengan Priscilla yang memiliki rambut hitam. Namun memiliki kesamaan di wajahnya.
"Bibi,"Pris memeluk bibinya dengan lembut, dan mencium perutnya.
"Sudahlama Lis, bagaimana kabarmu,"Aku menatpnya dari jauh, sementara sesuatu yang terbang mengarah padaku.
Sebuah gagak hitam yang turun di bahuku. Di peliharaanku, namanya... Crow. Kalian bisa memanggilnya gagak bodoh, karena ini pertama kalianya aku melihat gagak yang buta arah.
Aku mengejarinya dengan keras, sehingga dia bisa melihat arah yang benar. Dan menjadi pengirim pesanku.
Tanpa sadar, sebuah tangan meraihku, dan Lis memelukku. "Trimakasih karena sudah menjaga keponakanku."
"Tidak masalah, santai saja,"Aku mengelus kepalanya, sambil membalas pelukannya dengan satu tangan. Segera dia melepaakan pelukannya dariku, dan menatap anak nakal di sampingku.
"Siapa dia?"
"Ah? perkenalkan, ini Vanesy Glory, Rekanku dan juga teman."
"Bukan teman biasa,"Tambah Ves.
"Dan Ves, berhenti bersikap seperti itu, dan perkenalkan ini Lisa Aurea, teman baikku."
"Halo, bibi, salam kenal,"Ves mengulurkan tanga, dan Lis menerimanya. Lis tampak senang, sementara anak nakal acuh tak acuh.
Aku harus mengajarinya etika dan sopan santun...
Ya seperti itulah sikapnya selama ini, hingga beberapa menit kemudian.
****
"I-ini, sangat enak, bibi!"Ves melahap makanan yang ada di meja. Dia tidak sopan, dan entah kenapa itu membuatku malu. Pris adalah yang paling tenang, sementara Lis tertawa saat melihat Ves.
"Ini bukan pertama kalinya aku mendengar itu, tapi terimakasih."
"Ya, bahkan Oppa mengatakan itu,"Pris setuju, membuat Lis memerah dan tersipu malu.
"Ngomong-ngomong, Lis. Apakah kamu memiliki niat untuk pindah keibukota kerajaan?"Akhirnya aku mengatakan itu.
Segera ruangan menjadi hening, sementara Lis memproses sebelum tercengan. "Aku... itu..."
"Sebagai temanmu, aku akan mendanaimu, jadi jangan khawatir."Aku menghentikannya yang terlihat bingung dan janggung.
"Apa? Tidak, aku sudah beberapa kali berhutang padamu. Dan jika aku mengambil begitu saja hasil usaha kerasmu, itu hanya akan mempermalukanku, dan tidak bisa di maafkan."Dia menolak.
"Juga, di sinilah aku memiliki kenangan indahku..."Tambahnya. Sementara aku mendengar itu tidak menanggapi.
"Aku tidak akan memaksa pilihanmu, tapi... pikirkanlah dirimu. Hampir tidak ada siapapun jika Pris pergi keibu kota kerajaan. Sementara kamu yang hamil sendirian di rumah. Dan aku khwatir padamu dan bayimu, karena nanti tidak ada yang akan membantumu mengerjakan tugas rumah. "Aku berhenti, sementara dia menatapku dengan terkejut, dengan tangannya yang ada di mulut.
Dia tersenyum dengan kesan sedih, dan mulai menjawab. "Trimakasih karena telah menghawatirkanku dan kandunganku, tuan Yeon."
"Tapi, tetap saja... saya tidak bisa mengambil uang dari hasil keras anda,"Dia sedikit menundukan kepalanya.
"Lis, kamu sepertinya lupa denganku. Alasan kenapa aku tidak meminta bayaran saat itu adalah, karena aku tidak membutuhkan uang. Dan aku juga berkeliaran untuk hanya menyelsaikan misi dan mencari keberadaan beast Kelas SS. Toh, kamu suda pernah mendnegar ini sebelumnya, jadi aku tidak perlu menjelaskannya lebih jauh."
Melihat makanan dimeja, itu hampir habis dan aku beridiri. "Aku tidak akan memaksamu, Lis. Dan aku akan pergi malam ini, karena aku baru-baru ini merasakan kehadiran beast Kelas SS."
Mereka menatapku dengan pandangan tidak enak, sementara Lis sedikit terkejut. Segera aku berbalik, sebelum berjalan kearah pintu, namun saat di ambang pintu, aku menoleh padanya. "Jika kamu berubah pikiran, datanglah ke asosiasi tentara bayaran."
POV LISA AUREA:
Dia pergi begitu saja, dan ini pertama kalinya dia pergi secepat itu.
Apakah dia marah? Itu tidak mungkin, dia hanya cemas...
Dia juga benar, aku tidak ada siapa-siapa lagi yang akan menemaniku jika bukan Pris. Tetapi dia bersekolah di ibu kota kerajaan.
Ini hanya akan memeprsulitku...
"Jangan di pikirkan begitu keras nona Lisa,"Yang berbicara adalah Vanesy. Dia selsai makan dan menjelaskan. "Orang itu selalu menghargai pertemanan, dia tidak akan marah."
"Soal uang bukan masalah, Nona... dia tidak butuh itu?"
"Bahkan dia membuang bayi mana beast kelas A."
"Apa? benarkah?"Pris terkejut, begitu juga aku. Dan Vaneay mengangguk dengan tegas.
"Ya, kamu tahu Flare Hawk? Dia memberikannya padaku begitu saja. Tapi anehnya... dia memanggil nya buring pipit."Wajahnya berubah menjadi masam.
"Itu luar biasa..."Pris berbinar cerah. "Apakah dia juga bisa memberikanku satu?"
"Tidak, itu tidak mungkin."Vaney menatap datar keponakanku.
"Apa? Kenapa seperti itu?"Pris membantingkan tangannya.
"Tidak, sudah kubilang, aku lebih kenal dirinya darimu. Dia adalah seorang maniak matrial yang berharga. Dia hanya akan mengambil yang berguna, namun mengabaikan lainnya. Juga dia sering menjualnya dan menyimpan uangnya sehingga menumpuk, dan membuat itu tidak berguna."
POV YEON BLACKSWORD:
Taklama setelah aku berada di asosiasi tentara bayaran, segera aku keluar dan berjalan menuju kedai. Namun perhatianku tertuju pada manusia di dalam sangkar nesi yang besar.
Itu adalah budak, mereka kemungkinan orang miskin yang menjual keluarga mereka, atau di culik oleh para bandit.
Bukan hanya era perang yang mempersulit orang desa, itu juga para bandit. Selama perang mereka bergerak secara diam-diam dengan menyamar sebagai orang biasa, menculik manusia, atau Elf dan Dwarv jika beruntung.
Ini menyebalkan...
"Permisi apakah anda menjual budak disini?"Aku memanggil sang pemilik, segera dia menoleh padaku. Dia mengamatiku dari ujung kaki hingga kepala, sebelum berbinar cerah.
"Itu benar tuan, apakah anda ingin membeli budak? Satu? Dua? Kami memiliki lebih disini!"Dia memperlihatkan budak yabg tertutup oleh tirai.
"Apakah anda juga memiliki budak Elf?"Aku bertamya padanya. Dia mendengar itu tertegun sebelum mendekatkan wajahnya, sambil berbisik.
"Apakah anda sanggup membelinya? Kami memiliki kualitas rendah dan tinggi disini."
"Aku akan membeli semunya,"Jawabku, segera meraih tanganku. "Spakat!"Dia segera melepaskan tanganku sambil berlari kegirangan. Dia mendekati sebuah rumah, namun sebelum dia masuk, dia menoleh padaku, dan memintaku untuk mengikutinya.
Segera kami memasuki ruangan, disana kami menemukan ruang bawah tanah. Di dalam terdapat enam sel yang berbeda, dan di isi oleh elf yang di tangkap.
"Ini dia tuan, silahkan di lihat."Segera aku mendengar itu melihat para elf. Mereka memiliki usia muda, dan juga hanya wanita.
Seperti yang aku ketahui, Elf pria akan dibunuh, sementara Gadis Elf akan di ambil. Ini seperti manusia, dimana penculik hanya akan menculik Gadis, atau anak laki-laki yang berbakat.
"Ini cukup?"Aku mengeluarkan peti kayu dari cincin penyimpanan. Segera aku meletakannya di depannya, sebelum membukanya.
Sang pedagang budak di depanku tercengang, dengan air liur mengalir dari mulutnya, matanya tertuju pada peti kayu yang berisi tumpukan batang emas.
Segera aku memberikannya, sementara aku berjalan menuju tahanan. Disana mereka menatapku dengan ketakutan, dan bertekad. Segera aku membuka sel dengan tangan kosong, karena dia tidak memberikanku kucinya.
Toh, hanya logam biasa, apa sulitnya?
Menuju elf pertama, dia terlihat berusia sepuluh tahun, di penuhi oleh kotoran dan luka. Saat aku mengkat tangaku, dia ketakutan sementara sel di sebelahnya berbunyi.
"Jangan sentuh... jangan sentuh adikku,"Suara parau di keluarkan oleh gadis elf yang tidak tua dari Ves. Kondisinya lebih memperhatikan karena luka luka membekas di tubuhnya.
Dentang logam terdengar lagi, segera aku menolah pada sang pemilik. Dia terlihat kesal dengan cambuk di tangannya.
"Tuan biarkan aku menghukumnya, aku harus memberitahu siapa tuannya sekarang,"Katanya sambil membuka sel. Tepat setelah dia berjalan dan hendak mencabuk elf itu, sebuah bilah merah yang menyala berada di tenggorokannya.
Ruang sel menjadi hening, hingga sepersekian detik...
*Slash! Clank!*
Logam sel terpotong dan berjatuhan. Sementara aku berada di sisi sang pemilik, pedangku ada di tenggorokannya.
"Susana hatiku sangat buruk hari ini, jadi jangan menyentuh apa yang menjadi milikku, kamu mengerti?"Aku menatapnya dengan tatapan membunuh.
Segera dia mengangguk dengan tatapan ketakutan dan berkeringat deras. "B-baik...."Dia tersungkur kebelakang, sementara aku mulai menyarungkan pedangku.
*****
Setelah membeli para budak, saya membebaskan mereka. Para elf yang di tangkap, aku mengirimnya menggunakan sebuah kereta kuda yang di kendarai oleh elf yang selalu mengikuti dan mengamatiku dari belakang.
Elf itu bukan elf biasa, melainkan elf yang khusus di siapkan oleh putri kicilku. Siapa lagi kalo bukan Rinia. Setelah aku berkunjung padanya, aku juga membawa para elf yang di culik oleh para manusia.
Dan karena itu, Rinia menetapkan elf kepercayaanny ini untuk membantuku membebaskan para tahanan elf yang di culik.
Ya, meski sulit untukku mengatur elf itu, elf itu mengakuiku, karena dia tidak pernah bisa menipuku dengan trik bodohnya.
Untuk pedagang budak, dia sudah mati...
Dia adalah sekutu para bandit, dan aset besar mereka dalam mencari mata pencaharian. Jadi setiap aku membeli budak, aku sudah menyiapkan sebuah koper berisi emas. Namun di dalam emas batangan itu, terdapat sebuah peledak dan mantra yang membuat beratnya sama dengan berat emas asli.
Setelah aku mengamankan para budak, itu meledak.
Adapula soal manusia, aku memberikan mereka masing-masing sekantung emas. itu cukup untuk kehidupan mereka, dan aku juga berharap bahwa mereka membangun usaha untuk hidup mereka kedepannya.
Selanjutnya, alih-alih pergi untuk mencari manabeast kelas SS, kali ini aku sedang dalam perjalanan menuju kota kalberk. Kekota dimana aku dan priss berjanji bertemu bersama.
Entah kenapa Lisa berubah pikiran. Dia setuju padaku, namun dengan syarat tertentu. Itu dimana dia tidak bisa membalas kebaikanku. Dan dia berharap bahwa aku bisa memiliki putrinya.
Bukan sebagai ayah, melainkan tunangan dari putrinya.
Aku tidak tahu darimana keyakinannya, tapi dia bersikeras bahwa anaknya lahir akan menjadi seorang gadis.
Juga alasan dia berkata seperti itu, di karenakan dia maupun pris mengetahui kutukanku. Karena itulah setelah aku kembali menjadi bayi, dia memutuskan untuk membuat pertuanangan putrinya dneganku.
Aku tidak yakin apa yang dia pikirkan, tapi aku menolak.
Aku hanya diam dan tidak menjawab, tapi Lisa menganggap itu sebagai jawaban dan kami segera pergi.
Tapi aku masih merasa terganggu oleh janjinya itu. Bagaimana mungkin seorang ibu membayar hutang dengan putrinya sendiri. Juga dia sudah tahu kalau aku memiliki kekasih.
Tapi setiap aku berkata seperti itu, dia bisa memyangkalnya. Hingga perdebatan kami terus beelalu, akhirnya kami sampai di Kalberk. Disana ada gerbang telepor tasi, jadi kami pergi menuju ibukota kerajaan.
Disana aku membawanya kesebuah lahan tanah yang kosong, dan membangun semua rumah untuknya. Itu berlalu dua bulan sebelum Lisa dan Pris benar-benar pindah. Dan taklama setelah itu aku mulai mengucapkan salam perpisahan padanya.
Aku akhirnya bisa pergi dengan tenang. Pergi ke Beast Glades melalui portal di Valden. Aku akhirnya berada di alam terbuka dengan di tiup angin malam yang menyegarkan, sementara bulan menyinari kami di area terbuka...
Eh... Kami?
"Tunggu... kenapa kau mengikutiku?"Menoleh pada anak nakal. Dia menatapku balik, dengan seringai di wajahnya. "Bukan kah kamu sudah menyetujuinya?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Awas Jatoh
Selamat tidur
2023-05-25
0
Heydra
Oh, kukira kumpulan elf wanita akan di urus olehnya, ternyata di pulangkan balik. semaangat min
2023-05-23
0