Tatapan Yang Menakutkan

Tidak itu tidak mungkin! Pedang hitam yang tampak biasa! rambut hitam! Itu terlihat sama.

Alih-alih mata berwarna emas, dia memiliki mata yang hitam sama seperti rambutnya. Dilengkapi dengan wajah yang tampan, dengan gaya pakaiannya yang mistetrius, itu hampir sama dengan legenda yang pernah aku dengar dari pohon tua.

Tunggu benda yang di belakangnya, itu tidak mungkin... itu... tidak, aku tidak boleh di pengaruhi semudah itu, aku harus menunjukan kekuatanku dengan bersikap tenang.

"Tidak, kamu bukan orang itu,"Aku menatapnya dengan tatapan yang sedikit angkuh.

"Mungkin, ya... aku tidak yakin, kemungkinan dia hanya memiliki julukan yang sama,"Dia mengangkat bahu, sambil menyarungkan pedangnya  yang tanpa sadar dia tarik.

"Hahaha, sudah kuduga, lagi pula bagai mana kamu bisa menjadi orang itu. Terlebih lagi dia memiliki kekuatan yang di takuti oleh naga, dan menikah dengan pohon kehidupan—"Terpotong dalam tawaku, dia menyelaku.

"Tunggu, apa maksudmu dengan menikahi pohon kehidupan?"Dia menatapku dengan bingung. Seolah-olah dia adalah dia, dia melanjutkan.

"Bisakah aku mengetahui sejarah yang kamu ketahui?"

POV YEON BLACKSWORD:

Laba-laba itu menatap rendah diriku, dengan suara desisan, atau helaan nafas dia menjelaskan. "Tentu saja... tidak."

"Apa?"Aku menatapnya bingung.

"Tetntu saja tidak, bagaimana aku harus menjalskan rahasia dalam sejarah yang terlupakan itu?"

"Aku harus tahu!"Aku mengepalkan tanganku sangat keras. Bagimanapun aku tidak kenal siapa dia, bahkan aku tidak bisa mengingat sedikitpun namanya.

Aku bisa saja menyebutkan nama istriku satu persatu, namun tidak ada di antara mereka. Apakah ada yang terlewat? Bagaimana bisa aku seperti itu? Betapa menyebalkannya...

Duduk kembali, aku merasakan hal aneh, tubuhku tiba-tiba merasa lelah dari biasanya, frustasi dalam pikiranku, aku tidak tahu kalau aku adalah orang yang melupakan oarang yang ku cintai...

"Aku akan pulang..."Berdiri aku segera berdiri, dan berbalik.

POV LABA-LABA IBLIS DARAH:

Hei adaapa dengannya?

Pria itu berhenti berbicara, tatapannya menjadi kosong, dan dia diam beberapa saat sebelum duduk. Nafasnya terengah-engah, dan dia mengkat kedua tangannya yang terkepal sangat keras, sampai dia membukanya di perlihatka tangannya yang di nodai darahnya.

"Hei, apa yang salah denganmu?"Aku bertanya padanya. Seolah-olah dia menjawabku dia menggelengkan kepalanya dengan ekpresi sedih dan penuh airmata.

"Hei, kamu tidak mungkin sedih karena aku tidak menga—"Mulutku di bungkam oleh sesuatu yang keluar dari tubuhnya. Sesaat sebuah aura hitam keluar dari tubuhnya sebelum hilang.

Dia mengepalkan tangannya kembali, sebelum berdiri dengan wajah yang tidak terbaca. Tunggu, itu halusinasi, kan? Ya itu halusi nasi.

"Tunggu, aku belum selsai,"Mengangkat kaki depanku, aku melatakan di bahunya saat dia dia mulai berbalik. Tepat saat itu menempel, sebuah tangan meraih kaki depannku.

"Kau berani menghalangiku?"

Ap—apa yang terjadi pada tubuhku?

Tubuhku tidak bisa bergerak, sementara tubuhku menjerit memberitahu diriku untuk lari dari orang di depanku. Hingga saat dia mulai menoleh, tubuhku seperti di seret oleh arus hitam yang deras.

Pandanganku gelap gulita sebelum sebuah mata emas yang menyeramkan menatapku. Aku tidak bisa merasakan tubuhku, hanya merasakan hampa, tidak bisa melakukan sesuatu kecuali kekosongan dan kekosongan. Hingga terasa seperti bertahun-tahun mata itu menatapku, aku bisa merasakan tubuhku yang mengejang, hingga padanganku kabur, dan dunia tiba-tiba menjadi gelap kembali...

POV LYRIA BLACKSWORD:

Sudah lebih dari setengah hari saat suamiku tidak ada dirumah. aku khawatir, namun tidak terlalu. Itu karena aku yakin dia tidak akan meletakan dirinya dalam bahaya.

Ada pula jika dia dalam bahaya, ada kemungkinan dia akan mengingat seni pernafasannya, juga seni berpedangnya, dan seni beladirinya. Itu akan memperkuat ototnya dan kekuatanya sepuluh kali lipat, tergantung situasinya.

Namun entah kenapa aku tetap khawatir. Ada sesuatu yang aku khawatirkan, itu dimana dia tidak akan bisa mengendalikan dirinya jika kekuatan yang sebenarnya terlepas.

Itu terjadi saat tragedi dimana Yeon akan kehilangan Sisicia. Tapi alasan kenapa dia tidak bisa mengendalaikan kekuatannya adalah, karena dia tidak memiliki inti lagi untuk menampungnya.

Juga tubuhnya terlalu lemah, sehingga dia menggila ketika kegelapan menumpuk dalam dirinya. Kemungkinan ada satu yang bisa Yeon kendalikan, itu adalah matanya, mata itu akan membekukan lawan yang lebih kuat darinya sementara. Sementara yang lemah akan ketakutan hingga dia mati tanpa terlihat mayatnya.

Namun aku tidak tahu apa yang akan mata itu ambil sebagai resikonya. Wajar jika aku tidak tahu, karena sejak dulu dia memalingkan dirinya dariku setelah memakai matanya. Bahkan dia akan menjaga jarak selama satu hari penuh.

"Ibu, bukannya itu gosong?"Suara Leina menyadarkanku dari lamunan. Segera aku melihat alat pemanas. Dimana kami sedang makan hotpot yang kami sukai.

"Ah, ya..."Segara aku membalikan daging yang gosong di sanah. "Ini hanya sedikit gosong jadi tidak masalah."

'Lyria, apakah kamu merasa gelisah?'Niym bertanya di kepalaku, sementara dia menatapku dari sebrang. Dan aku mengangguk kecil.

'Begitu, jadi bukan hanya aku yang merasakan kegelisah sekarang.'

Tunggu, apa? Itu tidak mungkin...

'Aku juga tidak tahu, Lyria... tapi sepertinya aku merasakannya, Yeon sedang memiliki msalah, namun berbeda... ini seperti waktu itu, rasa bersalah dan takut.'Aku menatap terkejut pada Niym, dan aku mengangguk.

Perasaan itu... Berdiri aku segera menatap anak-anak. Mereka sangat anteng dan makan hopot dengan tenang. Segera aku menatap Niym yang menatapku. Kami mengangguk bersamaan sebelum berkata.

"Anak-anak, sepertinya aku ingin ketoilet sebentar."

"Eh? Baiklah ibu."Lydia yang menjawab.

"Ah, kebetulan, aku juga ingin ketoilet, bagaimana kalu kita bersaman kesana?"Niym berdiri, sementara anak-anak mengangguk.

Segera kami berdua meninggalkan ruang makan, dan melewati koridor, dan mengarah kearah luar ruangan.

Hingga kami melewati ruang tamu, segera kami membuka pintu, dan menemukan Gua yang luas dan di terangi oleh perapian.

*Rumble! Rumble!*

Saat ini hujan deras, sementara petir menyambar dan bergemuruh. Sementara itu siluet hitam terlihat tak jauh dari pintu masuk gua. Segera dia masuk dengan keadaan basah kuyup.

*Dooom!*

"Niym, kendalikan dirimu,"Aku memegang bahu Niym yang hampir saja terpengaruh. Mata itu, aku tidak mau menatapnya. Yeon terlihat kosong, dan menatap lurus pada Niym dan aku.

Aku dan Niym menoleh satu sama lain, dan berbagi pandangan. Segera  dia mengangguk dan pergi kembali untuk mengambil handuk untuk suami kami. Dia menghilang di tempat dan segera muncul kembali dengan handuk di tangannya.

Segera kami mulai menghampiri Yeon. Rasa gelisah itu tumbuh semakin besar dalam diri aku. Yeon diam di pintu masuk, dan segera kami memegang lengannya, sebelum mebawanya dekat perapian.

Yeon yang belum berbicara tidak bergerak atau berkedip sama sekali. Sementara kami mulai melepaskan perlengkapan dan pakaiannya yang basa. Niym mengelap tubuhnya dengan lembut, dan hingga tatapan tertuju padaku, Yeon mulai mengangkat suaranya.

"Viena, jelaskan aku tentangnya? Dan kenapa aku tidak ingat tentangnya yang menjadi istriku?"

Kami mendengar itu terdiam sambil berbagi tatapan sekali lagi. Merasa bingung dengan pertanyaan itu, segera kami mulai menjawab dengan bergantian. "Dia adalah pohon dunia, kamu bertemu pertama kali dengannya saat perang besar-besaran antara 3 ras kuno."

"Ya, kamu menyelamatkannya saat dia hendak di bunuh oleh zerobus..."Aku menghentikan Niym, yang hendak melanjuktkan, aku mengirimnya untuk  membawa coklat panas untuk Yeon.

Dia mengangguk mengerti, sebelum menghilang dengan riak api yang tertinggal. Guntur terus meletus dan hujan deras semakin deras, meninggalkan ruangan yang hening dengan bara api yang berderak.

Aku menoleh pada Yeon, menatap matanya sambil berkata. "Sayang, bisakah kamu tidak menatapku seperti itu? Itu sangat menakutkan, tahu?"

Segera dia memejamkan matanya, dia mulai menangkan dirinya seblum membuka matanya lagi. Matanya kembali normal dan menatapku dengan tenang.

"Bisakah kamu ceritakan dengan detail?"

"Tentu sayang, ini bukanlah rahasia yang ingin ku sembunyikan."Memegang tanganya, segera aku menceritakan semuanya padanya.

******

"Ya, itulah yang terjadi."Aku menceritakannya dengan detail. Aku tidak ragu sama sekali, karena bagaimanapun setelah dia menjadi bayi lagi, dia akan melupakan semuanya, dan memulai dari awal lagi.

"Jadi, maksudmu... Viena mengandung anakku?"Wajah Yeon muram, sementara di tangannya adalah secangkir coklat panas yang bergetar.

"Ya, ini sulit di percaya, tapi itulah yang terjadi, sayang. Aku tidak mau menghentikannya... maaf, apakah kamu marah?"Aku melihat Yeon, dia mulai diam, namun diam- diam menggelngkan kepalanya.

"Tidak, hanya saja... aku merasa bersalah karena tidak tahu ini dan tidak membawa Viena bersamaku."Mata Yeon mulai berkaca-kaca, sementara aku dan Niym mulai bereaksi memeluknya.

"Sayang, itu bukan salahmu. Terlepas dari keinginan Viena, dia tidak bisa berada di sisimu karena demi melindungi keturunannya."

"Namun, invasi naga tidak terduga, membuat para ras pohon kehidupan mulai jatuh, bahkan sulit untuk mencari sisanya yang tersebar."

"Maaf sayang, hanya itu yang kudapatkan. Keberlangsungan hidup Viena, aku tidak tahu. Tapi... aku berharap dia selamat dari invasi itu."

Aura hitam tiba-tiba meluap dari Yeon, segera dia menanangkan diri sebelum berkata. "Itu mustahil, Lyria... Bagaimana mungkin dia meninggalkan anak-anaknya yang terbunuh di medan perang? Ingatan tentangnya terlintas di kepalaku sesaat. Dia adalah gadis yang tangguh, dia bertahan melawan Zerobus meskipun keadaanya sangat buruk saat itu."

Yeon menghela nafas. "Aku tidak banyak bicara padanya saat itu, namun aku mengetahui sikapnya itu. Itu sangat gigih dan berotak batu. Aku hampir menamparnya sampai mati saat itu, karena dia gila karena kebecian dari kekuatan Zerobus yang merasukinya."

Dia berdiri, sementara pelukan Niym dan aku terlepas. Yeon meninggalkan kami dengan coklat di tangannya, dan melanjutkan sambil berjalan. "Ini sulit di terima, tapi... aku akan menganggapnya istri di hatiku."

"Apakah kamu berniat untuk balas dendam?"Niym yang bertanya, mendahuluiku. Yeon berhenti di jalannya, segera dia menoleh.

"Balas dendam? Itu tidak perlu... apa yang akan aku dapatkan dengan itu? Apakah itu akan mengembalikan Viena? Istriku yang lain? Tidak, dan tidak... semua itu percuma."

Dia segar kembali berjalan dan meninggalkan ruangan yang hening, sementara hujan mulai berhenti.

"Tidak, mereka sudah mati... dan kamulah yang membunuh mereka."Gumamku sambil mengingat saat aku pernah menceritakan ini padanya.

Jujur saja, di kehidupan sebelumnya, aku pernah menceritakan hal yang sama kepada Yeon. Yeon merasa terkjut saat itu, namun setelah dia menanyakan dimana Viena, aku menjawabnya dengan jujur.

Saat itu, Yeon masih dalam keadaan primanya, dimana dia masih bisa menggunakan kekuatannya yang sebenarnya. Dia pergi ke Epheotus dan membunuh naga yang terlibat.

Dan alasan dia mengatakan itu adalah, karena dia sudah melakukannya, namun itu tidak bisa menggembalikan mereka. Dan karena itulah semua usahnya hanya untuk alasan berbeda, itu melindungi kami, walau sebenarnya kami tidak ingin di lindungi, namun Yeon bersikeras dengan itu.

"Lyria, apakah kamu tidak ingin memberitahu Yeon?"Niym memegang tanganku, dan aku menoleh padanya.

"Maksudmu rahasia yang kita sembunyikan darinya?"Aku merenung sejenak, dan menggelengkan kepalaku.

"Aku tidak ingin menghianatinya, dan juga menghinati kesedihanya. Dan karena itulah aku menyembunyikan siscia yang masih hidup, dan juga Viena... dia masih hidup..."

Meraih sesuati di dalam diriku, aku segera mengeluarkannya dari tubuhku. Aku mengkat lenganku, dan segera tanganku di selimuti cahaya yang menyilaukan, bahkan menyinari ruangan di sekitar kami.

Namun cahaya itu bukan bearasal dari tanganku, melainkan sebuah bibit pohon kecil. Dia memiliki batang dan cabang yang putih dan bersinar, dengan daun emas yang bercahaya.

Ini adalah Viena, namun dia sangat lemah karena kekuatannya terkuras saat di saat terakhir pertempurannya. Di culik oleh ras naga saat itu untuk di jadikan subjek penelitian.

Namun untungnya sebelum naga bisa meneliti Viena, Yeon datang ke Epheotus. Dan setelah dia selsai dengan urusannya dia kembali tanpa sepatah katapun, dan memberikan Viena padaku. Yeon tidak mengatakan  apapun karena tidak sadar akan hal ini, sebelum kutukannya aktif dan merubahnya menjadi bayi.

Hingga saat itu, aku menyembunyikan  Viena di lauatan jiwa milikku. Aku sering berbicara dengan Viena di sanah. Dan Viena juga hidup dengan damai disana, sambil mengamati Yeon diam-diam. Namun sesuatu yang dia takutkan adalah, Yeon akan menolaknya, dan dia juga tidak akan mengharapkan itu.

"Viena, bagimana perasaanmu setelah sekian lama ingin mendengar itu sekali darinya?"Aku bertanya pada pohon kecil di tanganku. Itu bergetar begitu hebat, dan sebuah isak tangis terdengar. Aku mendengar isak tangis lebih keras namun dia tidak menjawabku.

Sementara itu, cahaya bersinar lebih terang dan terang sebelum pohon kecil terbang dari tanganku. Itu berubah menjadi riak kilaun emas yang sangat mengaggumkan dan indah, sebelum itu membentuk tubuh, tangan, kepala, kaki dan jari-jari yang sangat mulus.

Rambut seputih mutiara tergerai, dengan akar-akar hijau yang mulai menganyam dirinya sendiri menjadi sebuah mahkota, sementara daun emas menghiasi rambut dan mahkotanya, dan juga berubah menjadi gaun yang indah.

Jika aku mengatakan aku tidak iri, itu bohong. Sedikit rasa iri terlintas di hatiku, namun aku tidak peduli.

Hingga saat itu cahaya mulai meredup dan meredup. Memperlihatkan  Viena lebih jelas dan jelas. Wajahnya yang cantik di basahi oleh airmata, matanya merah dan pipi merah, dengan hidung yang sedikit meler menodai kecantikannya.

Dia ingin mengatakan sesuatu padaku, namun hanya tersegal sebelum menagis. Bingung dengan reaksinya, aku dan Niym melihat satu samalain.

Aku mengerti perasaanya, namun dia memiliki reaksi yang berlebihan. Itu seperti wanita yang secara langsung menerima pernikahan dari orang yang dia cintai.

"Maaf...kan aku... aku sangat senang... sehingga tidak bisa menahan... tangis... Hiks... Wah...."Dia berusaha keras untuk menyeka wajahnya, namun tangisannya tidak mau berhenti.

"Tidak apa-apa Viena,"Kataku sambil memeluknya, dia membasahi bajuku namun segera aku melanjutkan. "Namun berhati-hatilah dengan yang lainnya. Aku dan Niym menerimamu, tapi aku tidak yakin dengan yang lainnya."

"Baik..."Dia mengangguk sambil terisak. Sementara itu Niym mulai mengamati sesuatu dia tangannya sebelum menatapku.

"Lyria, aku mendapat pesan dari Mithy, bahwa dia akan kemari."

"Begitu? Kapan dia akan sampai?"

"Satu hari dari sekarang. Ah dia juga membawakan sesuatu yang Yeon inginkan."

"Yang Yeon inginkan? apakah itu baja Titanium kelas atas? Itu bagus, karena dengan itu, dia bisa meyelsaikan armornya."Aku mengangguk dengan senyum di wajahku. "Dan akan lebih bagus jika  dia membawakan Blood Stone kelas Mitos, karena itu akan dapat membantunya untuk menyelam lebih dalam kedalam inti dunia ini."

Mendengar itu, Tatapan nya bergetar. Segera dia mulai berkata. "Aku akan kembali!"

"Tidak, kamu tidak boleh mencarinya sendiri, karena masih banyak bahan langka lainnya, aku akan mencatatnya nanti. Adapula... jangan pergi sekarang, aku merasakan sesuatu yang tidak enak, kamu bisa pergi satu bulan lagi."

"B-baiklah... apakah aku harus mengajak yang lainnya?"Dia bertanya, dan aku mengangguk.

"Ya, itu harus. Ah, aku hampir lupakan anak-anak, ayo kita kembali keruang makan."Aku mengalihkan pembicaraan.

"Bagaimana dengan Viena?"Aku menatap Viene yang ada di pelukanku, dia berhenti menangis dan memejamkan matanya disana. Dia sangat tenang dan merasa nyaman dengan memelukku.

"Bau... Yeon..."Aku salah menilainya, dia salahsatu wanita mesum yang mendambakan bau tubuh dari Suamiku. Tapi lupakan,  aku juga seperti itu, dan aku akan jatuh sakit ketika bau tubuh Yeon tidak tercium olehku.

"Baiklah, Viena ikut kita, dan perkenalkan dia pada anak-anak."

"Eh, tidak..."

"Apa yang tidak, ayo, ayo, kita akan kehilangan lebih banyak daging disanah."Kami dengan sigap menyeret Viena yang menolak.

Terpopuler

Comments

Heydra

Heydra

Di fb, cuman aku yang klik tautan yang Author berikan. tapi Semangat ya. aku akan membagikan karya anda.

2023-05-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!