Pertengkaran.

Untuk ungkapkan Khanaya tentang dia yang sedang dekat seseorang itu hanya bohong belaka.

"Bukankah aku terlalu berlebihan? Sekarang aku benar-benar menyulitkan diri sendiri" Gunam Khanaya sembari menyetir mobil meninggalkan keluarga kecil yang tengah dilanda masalah.

Khanaya tertawa. Menertawakan hal-hal yang sebenarnya terasa menyakiti. Seperti nyeri dari ribuan duri yang menghujam hatinya.

*****

Bukan pekerjaan berat tapi lihatlah kekacauan yang disebabkan oleh Qilla, tapi tak mungkin Huston memarahinya. Sekarang dia tahu bahwa Qilla tidak memiliki skill pada pekerjaan rumah tangga. Apakah seumur hidupnya dia ingin bergantung terus pada Khanaya?

Sampai saat ini tidak ada satupun pembantu yang sanggup bertahan bekerja di rumah Huston. Terlalu banyak aturan yang dibuat oleh Qilla dan itu kadang tidak masuk akal.

Seperti dilarang melihat kearah Huston misalnya. Dan jika ketahuan mereka akan langsung dipecat, Qilla takut pada hal yang yang tidak semestinya.

Jelas saja seseorang melihat lawan bicaranya saat sedang mengobrol. Tapi Qilla tidak mau memahami dan memutuskan keinginannya di atas segalanya.

"Kali ini tolong jangan egois, kita tidak akan kenyang makan ego."

Sudah dua jam lamanya Huston menunggu hasil masakan yang katanya akan di hidangkan oleh sang istri, tapi sampai rasa laparnya hilang hidangan itu tak kunjung datang dan ketika Huston menyusul ke dapur berapa tercengang dia melihat dapur yang begitu berantakan, tak satupun masakan berhasil tersaji.

Qilla mendengus.

"Kamu tak pernah menghargai jerih payah dan usahaku."

Apalagi ini?

Huston tersenyum masam.

"Coba kamu jadi aku, tidak mudah menjadi diriku." sepertinya Qilla pikir suaminya akan kenyang dengan dirinya yang marah-marah.

"Kamu pikir hanya Khanaya yang berkorban, kurang baik apa lagi, mengandung itu bukan perkara mudah aku juga melahirkan anakmu dengan selamat."

"Bukankah itu kemauan mu?" tanggapan itu terucap begitu saja tanpa terlintas di benaknya, sumpah Huston menyesal.

"Apa katamu?"

"Lupakan," Kata Huston, sungguh dia menyesal telah mengatakannya.

Huston mengingat kata-kata Khanaya. Kalian pernah saling mencintai dan gila bersama. Itu benar, gila karena cinta dan melakukan dosa hingga rasanya kutukan tidak akan bahagia tanpa restu ini menjadi pilihan mereka.

Jujur Huston tidak ingin membahas masa lalu mereka. Entah apa yang membuatnya sampai keceplosan mengatakan kebenaran masa lalu itu.

"Sudah Qilla, maaf. Aku sedang kesal tadi."

"Apapun yang kulakukan itu demi kebaikan kita."

Sekali lagi Huston meminta maaf.

"Atas kemauanku sendiri katamu? Bukankah kamu juga menyukainya dan ketagihan membuat anak denganku."

Sepertinya amarah Qilla bukannya mereda tapi malah semakin berkobar.

Karena Qilla terus melanjutkan, Huston juga ingin membahas masalah ini sampai selesai.

Baiklah jika sudah seperti ini, lebih baik sekalian Huston tuntaskan sekalian.

"Aku memang mencintaimu. Juga ingin punya anak dan membentuk keluarga denganmu tapi setelah sah. Bukan lewat alkohol dan obat perangs*ng."

Qilla bungkam.

"Aku mencintaimu karena itu membelamu habis-habisan sampai berani menentang orang tuaku."

Huston meraup wajahnya.

"Karena cintaku juga aku memohon pada ibuku agar tak menuntut mu sementara barang bukti sudah di tangan mereka, mereka punya rekaman dimalam sebelum kejadian itu."

Apa?

"Sayangnya sebagai suami aku terlalu lemah. Membuatku tak ada harga diri di matamu." tidak dengan nada tinggi Huston bicara, padahal dia sedang mengungkapkan perasaan yang sudah di tahannya selama ini, berharap dengan ketenangan itu Qilla bisa mencerna dengan baik perannya sebagai suami.

Tangan Qilla mengepal."Sekarang kamu menyalahkan aku, menganggap ku sampah begitu?"

Astaga."Apa maksudmu?" Huston tidak terima dituduh seperti itu. Jika menganggapnya sampah bukankah dari dulu dia menjauh bukan malah menikahinya?

"Kamu merendahkan ku."

Dari semua kata Huston yang seharusnya menimbulkan rasa untuk introspeksi diri juga semangat untuk menjadi sosok yang lebih baik bagi Qilla malah menangkap satu pengertian dari sikap suaminya. Qilla menganggap Huston sudah tidak mencintainya lagi.

******

"Pikirkan lagi, benar tidak mau pulang denganku?"

Khanaya baru bertemu pria itu hari ini. Hanya tahu jika namanya Aksa hanya itu dan tidak tertarik untuk tahu lebih banyak.

"Kita rekan sekarang!" tekan pria itu mencoba mencari alasan untuk bisa bicara lebih lama dengan Khanaya.

Dari posisinya Aksa melihat lengkungan indah punggung Khanaya, kulit wanita itu halus dan sangat wangi, dia wanita sempurna yang sayangnya terlalu dingin sosoknya.

******

Jakarta masih sama, pikir Khanaya ketika matanya menyaksikan lalu lintas ibu kota.

"Kak?"

Alhamdulillah, akhirnya setelah hampir satu tahun pulang juga."

Khanaya tidak perlu tersenyum, dia lelah dan butuh istirahat tapi masih cukup waras untuk langsung pergi kedalam kamarnya, Khanaya mencium kedua pipi Mama dan papanya dan menyempatkan mengacak rambut adiknya sebelum melipir ke kamar.

Setelah Khanaya tidak terlihat ibunya membuka percakapan.

"Apakah sudah saatnya menanyakan perihal pasangan untuk Kay, Pa?"

Papa Khanaya diam. Mungkin ke depan pertanyaan istrinya akan di pertimbangkan. Dia tidak ingin ceroboh. Anak keduanya ini berbeda dengan Kaka dan adiknya. Yang jelas putrinya tidak pulang untuk menikah apalagi dijodohkan.

Usia menjadi patokan? Khanaya belum setua itu!

Masing-masing orang punya pemikiran dan prinsip hidup sendiri. Khanaya sudah bahagia hidup seperti ini.

******

Kurang lebih sudah satu bulan Khanaya tinggal di rumah masa kecilnya dan selama itu pula dia tidak mengetahui kabar keluarga sahabatnya, bukan tidak perduli tapi dia sedang menjaga hati dari semua tuduhan yang Qilla layangkan. Selama masa kehamilan Qilla ditambah dua tahun tidak terjadi apa-apa pada hatinya, baginya laki-laki itu hanya suami sahabatnya dan Ayah dari Avila.

Soal ucapan yang keluar dari bibir Huston sebulan yang lalu Khanaya tidak mau memikirkan, harapannya keluarga mereka tetap utuh dan langgeng ujian yang datang bisa membuat Qilla lebih dewasa.

Bisa bertemu?

Pesan itu sudah masuk satu Minggu yang lalu, tapi tak kunjung Khanaya balas.

Entah kenapa Qilla meminta bertemu lagi setelah apa yang wanita itu tuduhkan pada Khanaya, apakah Qilla ingin memastikan jika dirinya sudah tidak sendiri?

"Mba Kay, ada Mas Aksa."

Khanaya berdesis mendengar suara mbak yang mengetuk pintu kamarnya.

Perempuan itu keluar dengan muka bantal tanpa dibenahi terlebih dahulu.

"Ini tidak ada pemotretan kenapa mengganggu?"

Aksa tersenyum penuh arti. "Aku ingin melihatmu apa tidak boleh?"

Bisa dikatakan sepenggal makna dari kalimat itu bersifat gombalan sayangnya tidak disadari oleh Khanaya.

Sejak pertama kali bertemu dengan Khanaya Aksa sudah tertarik.

"Kita tidak terlalu dekat untuk berbasa-basi."

Aksa mendekat, sedang Khanaya menatap tanpa bergeser.

"Sudah dekat, apa kamu lebih suka jika ku pandang sedekat ini?"

Khanaya melongo. "Jangan keterlaluan."

"Menurutmu itu basa-basi?" tanya Aksa. Kini jarak keduanya sudah sangat dekat.

"Tidak sulit mencintai wanita cantik sepertimu, kita hanya perlu bertemu beberapa kali sebelum bertemu penghulu."

Dimana-mana wanita yang mudah baper pada sikap lelaki tapi sekarang terbalik. Aksa mengumpat dalam hati ketika tidak melihat sedikitpun semu di pipi Khanaya.

Tanpa aba-aba Aksa bangun dan mengecup kening Khanaya.

"Maaf aku tidak bermaksud kurang ajar tapi aku benar-benar jatuh cinta padamu."

******

Khanaya sedang kesal pada Aksa pria itu berbuat semaunya.

Hari ini niatnya Khanaya akan membuat perhitungan pada Aksa tapi sampai selesai sesi pemotretan pria itu tak terlihat batang hidungnya.

Bisa dikatakan hanya teman-teman dekat yang mengetahui bahwa Aksa adalah bos besar, temannya yang lain mengetahui pria itu hanya keponakan fotografer.

Aksa tidak pernah memamerkan setelan direktur, stelan pria itu hanya kaos dan Levi's atau celana selutut.

######

Serius tanya, ini novel ada yang menanti kelanjutannya tidak ya?

Terpopuler

Comments

Mayora

Mayora

bagus juga

2024-05-19

0

Enies Amtan

Enies Amtan

sy msh setia baca karya mu thor

2023-08-16

1

Sutia Wati

Sutia Wati

kata2nya masih typo thor "atas kemaluanku sendiri" bab sebelumnya juga ada.. 😂

2023-07-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!