Bertemu Ibu mertua Qilla

Khanaya baru saja turun dari mobilnya.

Pagi ini terpaksa dia harus mengantar Avila lebih cepat karena mendapat kabar bahwa keluarganya mengalami kecelakaan saat hendak pergi menuju hotel tempat acara akad nikah sepupunya.

Khanaya yang panik buru-buru menghubungi Qilla, tapi sayang nomor wanita itu tidak aktif, hingga akhirnya dia memutuskan untuk menitipkan Avila pada Huston.

Lagian Huston ayahnya, rasanya tidak mungkin jika pria itu tidak memiliki akal untuk menjaga Avila.

Kedatangan Khanaya kali ini bukan untuk mengasuh Avila atau membuatkan sarapan untuk Huston, tapi dia hanya ingin mengantarkan Avila saja.

Ternyata sampai sekarang Qilla belum pulang. Teleponnya juga dimatikan.

Khanaya baru akan mengetuk pintu tapi langsung kaget melihat seorang wanita paruh baya yang sedang bertolak pinggang.

Sepertinya itu Ibu Huston.

Rengekan Avila membuat mau tak mau Khanaya menampakkan diri.

"Sekarang katakan! Dimana istrimu? Bagaimana bisa dia membiarkan suaminya pergi kekantor dengan perut kosong? Lantas siapa ini? Baby sister anak kalian?"

Nadanya terdengar dingin, dengan aura yang membekukan sekilas Khanaya teringat pada cerita sahabatnya tentang sosok ibu mertua.

"Seperti kukatakan, Mom, Qilla sedang ada proses syuting. Dan untuk Khanaya.. dia..

Berbeda dengan ibunya, suara Huston terdengar lebih tenang.

"Jadi dia meninggalkan kalian untuk pekerjaan konyol seperti itu?"

Ucapan Huston dipotong begitu saja oleh ibunya.

Khanaya bisa melihat kemarahan seorang ibu.

"Dia benar-benar tidak tahu diri!"

"Mom."

"Wanita itu mengambil satu-satunya pewaris Habsburg, sekarang dia juga menyia-nyiakanmu ?!"

Intonasi suara ibu Huston semakin tinggi.

"Qilla sedang ada syuting di luar kota. Hari ini dia pasti pulang. Dan Khanaya ini bukan pengasuh anak kami, dia sahabat Qilla." Huston menjelaskan dengan tenang. "Kalau Momy mau bertemu dengan Qilla biar ku minta dia segera pulang."

"Untuk apa aku bertemu dengan wanita itu? Jangan harap aku memberi restuku pada kalian!"

Bahkan Ibu Huston tak sedikitpun melirik Avila.

"Dan kamu segera ceraikan wanita itu..Tanpa restu ku kalian tidak akan pernah bahagia. Dia bukan wanita baik-baik."

Khanaya membeku. Sebenci itulah Ibu Huston pada Qilla?

Tangis Avila membuat Khanaya menjauh.

Meski mulai menjauh dari ibu dan anak itu tapi Khanaya masih bisa mendengar pembelaan Huston untuk sahabatnya.

"Maka restui kami Mom, aku mencintainya. Qilla wanita baik-baik."

Mendengar itu Khanaya respek pada Huston, pria itu bertanggung jawab dan berani menyuarakan isi hatinya di tambah sikap sopan lelaki itu yang tak membalas ucapan ibunya dengan bentakan atau kata kasar, bahkan Huston menjawab ibunya dengan suara santun.

"Wanita baik-baik kamu bilang? Tidak ada wanita baik yang menjauhkan anak laki-laki dari seorang Ibu, juga tidak ada wanita baik yang menyerahkan kehormatannya sebelum ikatan pernikahan."

"Kalau soal itu salahkan aku, aku yang tidak bisa menjaganya."

"Kenapa kamu terus membela wanita itu? buka matamu Huston! Mommy hanya ingin kamu bahagia!"

"Kalau Mommy ingin aku bahagia maka restuilah kami. Surgaku tetap pada Mommy dan aku tidak bisa berhenti memuliakan wanita yang telah menjadi istriku."

"Wanita itu menjebak mu Huston! Hanya karena Mommy belum memberi restu dia memberimu obat yang membuat kalian berbuat dosa besar!"

Cerita yang di dengar Khanaya ternyata tidak sesingkat itu, artinya Qilla tidak memberi tahu apa yang terjadi sebenarnya.

Isi kepala Khanaya penuh tanya pada suatu hal yang dikatakan ibu Huston, benarkah kejadian ini berawal dari Qilla?

Karena masalah rumah tangga sahabatnya, Khanaya jadi lupa tujuannya kerumah Qilla.

Begitu ingat dia buru-buru keluar dari kamar Avila, bayi cantik itu sudah terlelap.

"Maaf merepotkanmu."

Ucapan itu sudah menjadi hal biasa untuk Khanaya, bukan hanya Huston Qilla juga sering mengatakannya.

Dan sekali lagi Khanaya berkorban demi keluarga sahabatnya.

Karena Ibu Huston yang tidak berhenti memarahi anaknya, setelah suara ribut tak lagi terdengar, Khanaya justru mendapati lelaki itu telah pergi.

Nasib-nasib.

******

Hari telah memasuki sore tapi Khanaya masih terlelap tak menyadari kepulangan Huston. Pria itu berdiri tak jauh dari Khanaya dan Avila tidur. Terselip rasa hangat melihat keduanya tidur dengan pulas apalagi Khanaya memeluk putrinya.

Seharusnya disana Qilla bukan Khanaya, istrinya yang harusnya mengurus anak mereka tapi sejak Avila lahir, sahabat istrinya yang selalu dilihat.

Pemikiran ini bukan karena rasa yang mulai hadir, ini murni perasaan seorang lelaki yang menginginkan adanya sosok yang sebenarnya wajar ada untuknya dan putrinya.

Ada satu hal yang perlahan mulai disadari adalah fakta keikutsertaan Khanaya dalam rumah tangga mereka. Timbul pemikiran bagaimana jika Khanaya tidak membantu?

Khanaya terjaga saat mendengar rengekan Avila, wanita itu gegas menimang bayi mungil itu dan hal tersebut tidak luput dari pandangan Huston.

"Kamu sudah pulang?" tanya Khanaya begitu menyadari kehadiran Huston.

Karena Avila masih rewel Khanaya membuatkan susu untuk bayi tersebut, Khanaya memberikan susu sambil mengendong Avila, dia memperlakukan Avila seperti anaknya sendiri. Di mata Huston begitu tulus raut wanita yang sudah direpotkan sejak dirinya menikah dengan Qilla.

"Aku harus ke Jogja, keluargaku mengalami musibah, tadinya aku ingin menitipkan Avila padamu, tapi ternyata ibumu datang."

Kopi hitam yang masih mengepul di letakkan Khanaya di hadapan Huston.

Sebenarnya Huston tidak ingin membedakan dua sikap yang teramat berbeda dari dua wanita. Yang seharusnya perlakuan dan sikap ini dilihat dari Qilla bukan dari wanita lain yang bergelar sahabat.

"Kenapa kamu baru bilang?" tentu ucapan Khanaya membuat Huston sadar, jika keluarganya sudah menyita banyak waktu Khanaya.

"Aku pun tak selamanya bisa di sini. Buat istrimu mengerti, ini terakhir kalinya dia berbuat seenaknya seperti ini. Ingatkah dia akan tanggung jawab."

Ini pertama kali Khanaya bicara seperti ini, tapi sungguh dia bisa dikeluarkan dari kartu keluarga jika terus menomorsatukan kepentingan keluarga Qilla.

*****

Khanaya tidak pernah menyangka akan di interogasi seperti ini.

Ternyata begitu mobilnya keluar dari rumah sahabatnya, Ibu dari Huston itu sudah menunggunya.

"Jadi Qilla itu sahabatmu?" tanya wanita itu dengan nada yang pasti tak ramah.

"Ya, Tante."

"Sudah sejak kapan kamu jadi pengasuh anaknya?"

Khanaya mengangkat wajahnya, dia agak kaget mendengar tanya yang terucap dari bibir mertua sahabatnya itu.

"Jika ku lihat, kamu bukan dari keluarga tidak punya, mobil yang kau pake, penampilan, dan dari pakaian yang kamu kenakan juga Brand yang terkenal. Apa kau tidak hanya menjadi pengasuh anak sahabat mu tapi juga jadi pengasuh suaminya?"

Apa ini?

Apa yang dimaksud oleh wanita ini?

"Apakah kamu juga wanita yang rela merangkak naik ke atas ranjang pria kaya hanya karena materi?"

Oke! Ini sudah sangat keterlaluan!

Tidak perlu repot-repot Khanaya menjawab pertanyaan itu. Toh dia tidak ada urusannya dengan wanita yang bergelar ibu dari suami sahabatnya ini.

Setelah berdiri dari kursinya Khanaya langsung berbalik meninggalkan meja yang baru saja kedatangan minum yang ia pesan.

Wanita yang ditinggal begitu saja menatap tak percaya pada punggung yang semakin menjauh.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

gak semua perbuatan baik itu diterima dan di pandang baik oleh org lain, wajar kalau mommy Huston curiga pd Khanaya krn interaksi nya yg terlalu sering dlm rumah tangga Qilla.. lagian kok ada seorgn sahabat yg rela ngurus ank dan suami org lai sampe segitunya tanpa embel² apa pun.. org pasti jd negatif thinking. lagian udah gak masuk akal.. keluaega kecelakaan tp dia lebih belain ngurus ank org yg jelas ada bapanya dan mengabaikan kondisi keluarganya sendiri hanya krn gak teka terhadap bayi org lain.. aneh...

2023-08-28

0

M. salih

M. salih

jangan terlalu baik khanaya, nanti malah si qilla ngelunjak. kamu punya kehidupan sendiri

2023-05-22

0

mia

mia

Nach tuh pandangan orang jadi beda2 kan khay walau niatmu baik ..

2023-05-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!