Saat pertama kali Qilla memberi tahu Khanaya tentang kehamilannya, Khanaya sangat terkejut dan memarahi temannya itu. Tapi apa jawaban Qilla saat itu? Dengan adanya cucu restu akan hadir.
Bukankah itu pikiran yang konyol?
"Kay, aku ngantuk banget, sejak kemarin gue ngurus..."
"Qilla, Avila anak mu." tanduk di atas kepala Khanaya rasanya sudah hampir keluar mendengar keluhan temannya."Repot yang kamu alami sekarang juga bukan dia yang mau."
Khanaya terus menerus menegaskan bahwa apa yang terjadi penyebabnya tetap ketololan mereka, bukan salah bayi mungil itu.
Siap atau enggak, nyangka nggak nyangka, nyatanya mereka sudah berada di titik ini.
Keteledoran Qilla membuat sang bayi harus dirawat. Avila jatuh dari atas tempat tidur, bahkan bayi yang belum bisa berguling kemanapun itu terjatuh karena dorongan tangan ibunya sendiri.
"Berulang kali aku ingatkan, jika Avila tidur segera pindahkan ke boxnya, inilah alasan nya, kamu kalau tidur kayak kerbau, tidurmu banyak tingkah!"
"Maaf."
Untuk apa, berkat keteledorannya kini ditubuh mungil Avila sudah terpasang infus. Bahkan Avila sempat tidak mau menangis setelah tragedi yang menimpanya.
Memang sudah tidak ada gunanya menumpahkan kekesalannya, apalagi di saat keadaan seperti ini, tapi Khanaya tetap tidak bisa menyampingkan sikap sahabatnya yang selalu menganggap sepele tentang Avila.
Ingin sekali Khanaya menyuruh sahabatnya itu berhenti kerja saja tapi dia tahu cita-cita Qilla terlepas apa yang sudah dilakukan gadis itu.
"Coba pikirkan saran ambil baby sitter itu."
Setiap Khanaya menyarankan untuk mencari pengasuh Qilla selalu mengelak.
Khanaya benar-benar tidak tahu harus bagaimana membujuk Qilla, tapi untuk terus berada di samping temannya itu Khanaya juga memiliki kehidupan sendiri.
"Aku ngantuk banget!"
Hebat!
Bahkan Khanaya yang tidak memiliki ikatan darah dengan Avila saja rela langsung pulang begitu mendengar Avila masuk rumah sakit, tapi lihatlah sahabatnya, bisa-bisanya dia merengek, sedang Khanaya sendiri langsung kesini begitu selesai pemotretan, capek baru usai kerja ditambah capek berkendara. Luar biasa.
Dengan terpaksa Khanaya menahan kekesalannya. Sebenarnya orang tua macam apa sahabatnya ini?
"Kemana suamimu?"
"Dia ada meeting penting." Qilla menguap.
"Aku dan dia sama-sama kurang tidur."
"Yang sakit anak kalian, bukan anak tetangga. Sudah sepantasnya kalian menjaganya."
"Khanaya, please deh."
Oke, Khanaya tidak pulang untuk ribut dengan Qilla. Sahabatnya ini memang keras kepala dan tidak bisa sama sekali di kerasin. Lebih baik mengalah sembari menunggu kabar baik dari dokter yang menangani Avila.
Pada akhirnya yang terlelap menunggui bayi mungil itu bukanlah Ayah atau ibunya sendiri melainkan Khanaya.
*******
Sekitar jam 08.00 malam Huston datang kerumah sakit.
Bagaimana bisa pasangan ini begitu kompak dengan ketidak becusannya membagi waktu. Bagaimana seandainya Khanaya tidak ada? Apakah Avila hanya akan dititipkan oleh mereka pada perawat rumah sakit?
Khanaya belum sempat mengganti pakaiannya sejak datang, masih dengan rok panjang yang belahannya melewati paha mulusnya, Baju tanpa lengan yang hanya di lapisi jaket hitam berbulu.
Merasa ada kehadiran sosok lain, Khanaya membuka matanya. Begitu melihat Huston-lah yang berdiri di dekat box Avila Khanaya mengumpulkan kesadarannya.
"Aku pamit, minta Qilla kabari aku kalau ada apa-apa." Khanaya segera berdiri, bicara tanpa melihat Huston kemudian melangkah keluar.
Bukan tidak mengkhawatirkan keadaan Avila, syukur bayi itu sudah mendapatkan penanganan dari dokter lagi pula sekarang ada Huston. Khanaya pilih pulang saja, dia juga butuh istirahat dan akan kembali esok hari.
Khanaya sendiri memang sering bertemu dengan suami sahabatnya itu. Tapi sama sekali tidak pernah mengobrol, maksudnya bicara berdua saja meskipun hampir tiap hari masakan Khanaya dinikmati oleh lelaki itu.
Khanaya hanya ingin membantu sahabatnya, tidak terlalu perduli dengan lelaki itu. Sebagai seorang sahabat dia melakukan apa yang pantas dilakukan, Avila lah yang menarik simpatinya.
Tidak sulit mengasuh bayi karena Khanaya memiliki beberapa orang adik, walaupun dibawah asuh si mbak bukan berarti dia tidak pernah turun tangan dalam menjaga adik-adiknya.
Selama ini alasan Qilla tetap bekerja karena ingin punya keluarga terpandang seperti Huston. Tidak ingin semakin di remehkan jika hanya hidup berpangku tangan pada suaminya.
******
"Bukankah lagi kosong jadwal Kak?" tanya Aarav adik Khanaya.
Khanaya anak kedua dari empat bersaudara. Saudaranya yang pertama bernama Darene dia sudah menikah dan tinggal di pulau seribu. Kedua Khanaya, ketiga adalah Aarav dan yang keempat adalah Melly dia masih duduk di bangku SMA.
Pertanyaan Aarav memancing reaksi kedua orang tua Khanaya.
"Ada urusan di luar." alibi Khanaya.
"Urusan apa sih kak, kok hampir tiap hari tidak sempat sarapan di rumah akhir-akhir ini?" Tirani Mama Khanaya juga merasa heran dengan putrinya yang jarang sarapan di rumah.
Tidak mungkin Khanaya jujur jika dia selama ini sibuk membantu Qilla mengurus anak dan suaminya. Akan mengundang masalah untuknya nanti.
"Adalah, Ma." Khanaya terpaksa melebarkan senyumnya kali ini.
"Jangan bilang kamu selalu keluar pagi untuk sarapan bareng pacar, Kak?" todong Ayahnya yang membuat Khanaya berdecak.
Sejauh itu pikiran Ayahnya. Boro-boro sarapan sama pacar, dekat sama pria saja Khanaya belum kepikiran.
Khanaya mengangkat bahu acuh. Sebelum benar-benar pergi kerumah Qilla.
******
Avila sudah di izinkan pulang dari rumah sakit. Kini Khanaya tidak harus ke rumah sakit dan kembali menyiapkan sarapan sahabatnya seperti biasa.
"Kay, Huston mau ke luar negeri selama satu minggu." kedatangan Khanaya disambut rengekan Qilla.
La terus?
"Kay kok diam aja, sih?"
"Aku juga harus ikut keluargaku ke Jogja." terang Khanaya.
"Mau ngapain?" tanya Qilla kaget.
"Ada sepupu nikah." jawab Khanaya.
"Terus Avila gimana!" tanya Qilla polos.
Khanaya tersenyum. "Kamu sepertinya benar-benar butuh pembantu dan baby sitter untuk sementara."
Qilla menggeleng tegas. " Kita bisa jaga dan besarin Avila bareng-bareng kan?"
Khanaya hanya bisa menarik napas dalam-dalam. Sepertinya nanti saja dibahas, Khanaya tidak mau ribut di pagi hari.
Melangkah ke dapur Khanaya menemukan nanas dan mangga yang di siram sambal rujak.
"Kamu isi lagi?"
Khanaya langsung bertanya pada Qilla.
Oh, jangan sampai, dia tidak mau lagi kena imbasnya.
Qilla tertawa sambil memakai masker wajah.
"Memangnya hanya orang hamil yang makan rujak?"
"Cuma memastikan."
Qilla semakin terbahak. "Tidak masalah kan? Toh jikapun hamil aku punya suami!"
Khanaya memutar bola matanya, jika sampai Qilla benar-benar hamil lagi, maka Khanaya tidak akan mau lagi perduli seperti ini.
*******
"Maaf merepotkanmu." itu suara Huston yang menghampiri Khanaya di dapur.
Pemandangan yang sudah biasa dilihat saat dirinya usai sarapan.
"Eum," tak perlu repot-repot menoleh, Khanaya masih berkutat dengan botol susu Avila.
"Aku ingin mencari pembantu dan baby sister demi kenyamanan Qilla dan anak kami." Karena Khanaya sahabat istrinya Huston merasa perlu memberi tahu hal ini. "Terimakasih sudah membantu selama ini."
Khanaya merasa tidak perlu menjawab, karena dia tidak perlu ucapan itu.
"Brokoli udangnya enak, terimakasih." sekali lagi Huston berterima kasih sebelum meninggalkan sahabat Istrinya yang masih sibuk membuatkan susu formula untuk anaknya.
Selesai membereskan dapur dan memandikan Avila Khanaya pulang, karena hari ini Qilla tidak masuk kerja, Khanaya juga perlu bersiap untuk kegiatan esok hari.
Persahabatan yang terjalin sudah cukup lama ini tidak pernah terjadi perselisihan, meskipun Qilla super nyebelin tapi Khanaya menyayangi sahabatnya tersebut.
Khanaya masih seperti dulu, menasehati dan memberitahu namun tetap menghargai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Siera Arisanty
idiihb bikin gemesss liat ada mama muda manfaatin teman urusin babyx...pengen ku maki² si Qilla neeh 😄😄
2023-09-08
0
Sandisalbiah
Huston ini bego apa gimana sih..? nyari bini yg cuma bisa muasin nafsu aja.. selebihnya ngurus anak ama suami gak bisa sama sekali tp kok ya dibelain sampe MBA demi dapet restu... dia gak sadar apa.. mungkin sifat Qila yg begini yg bikin ortunya gak setuju kalau Huston menikah dgn Qila.
2023-08-28
0
meta
haddeeehhh... kay..kay.. sekali kali getok pake panci palak siqilla biar dia waras dikit..hahahaa..
2023-06-10
0