Batas waktu

Pada akhirnya pecah emosi Ibu Huston karena sang putra yang tidak bisa menjadi pemimpin yang profesional.

Dua hari setelah Avila pulang dari rumah sakit Ibu Huston datang lagi kerumah suami istri itu.

Huston tidak bisa berkutik, dia memilih diam ketika Ibunya mengkritik betapa tidak profesional nya dia sebagai seorang pemimpin, tidak hanya Huston, Ibu Huston juga terang-terangan membeberkan keburukan Qilla dan ketidak becusannya wanita itu sebagai seorang Ibu dan juga istri.

Qilla berlutut di lantai dengan tangis memilukan.

Saat Ibunya pergi Huston segera membantu sang istri bangkit dan segera memeluk istrinya itu. Dia tak berkata apa-apa, yang dibutuhkan Qilla sekarang adalah pelukan.

"Tolong hargai aku, cukup orang tuamu yang menghinaku."

Huston mengangguk ia semakin mendekap erat tubuh istrinya. Melihat keadaan Qilla dia ikut terluka.

"Aku akan membuktikan pada keluargamu, aku bisa menjadi wanita karier tanpa menyampingkan peranku sebagai ibu dan istri, akan diperlihatkan pada orang tuamu jika aku bisa melakukannya."

Dengan sabar Huston menunggu istrinya selesai bicara, kerap kali ketika wanita marah lelaki hanya perlu mendengarkan.

Khanaya sudah mengatakan bahwa dia tidak akan ikut campur lagi dengan urusan rumah tangga sahabatnya. Tapi lihatlah Qilla dengan enteng menyebut lagi namanya sebagai Dewi penolong untuk ke sekian kalinya.

"Aku punya Khanaya, aku bisa mengandalkannya. Dia satu-satunya orang yang bisa membantu kita sekarang."

Huston tidak mengangguk. Dia dilema dengan rencana Qilla, bukankah Khanaya sendiri sudah mengatakan jika dia tidak ingin lagi ikut campur, kenapa istrinya harus melibatkan Khanaya?

"Untuk sekarang aku memang hanya peran figuran peran pembantu, tapi tidak akan lama lagi aku akan jadi peran utama dan ketika itu terjadi aku akan layak Dimata orang tuamu sampai mereka lupa cara menghinaku."

Qilla meraih tangan suaminya. "Kita ketemu Khanaya yuk, aku mau ngobrol banyak dengannya, aku kangen." dan wanita itu menangis.

*******

Khanaya sedang bersama kedua orang tuanya saat bel apartemennya berbunyi.

"Biar Mama saja Kak, lanjut gih makannya nanti keburu dingin." Tirani berdiri dan melangkahkan kakinya ke arah pintu.

Khanaya tidak menyangka jika tamu itu adalah Qilla dan Huston.

Mati aku!

Ketika mendengar suara langkah kaki mendekat, wajah Khanaya pucat pasi menatap ekspresi wajah Mamanya.

"Kejutan banget sampai Mama rasanya mau pingsan." sindir wanita yang masih mengenakan jas kebesarannya.

Mama dan Ayah Khanaya sangat terkejut melihat kedatangan sahabat putri mereka dengan seorang pria ditambah bayi di gendongan.

Khanaya tidak berani menatap wajah Mamanya ketika dua tamu itu telah bergabung duduk di meja makan bersama mereka.

"Saya Huston suami Qilla." Huston memperkenalkan diri dengan ramah.

"Jadi kapan kalian menikah? Bukankah selama ini Qilla masih wara wiri di televisi?"

Khanaya sangat berharap keduanya tidak membocorkan jika selama ini dirinya ikut andil di dalam rumah tangga mereka.

Huston sendiri jadi semakin sungkan dengan Khanaya setelah bertemu dengan kedua orang tua gadis itu.

Jadi kedua orang Khanaya Dokter?

Khanaya bisa bernapas lega saat kedua orang tuanya akan segera pergi.

"Ayah akan ada jadwal operasi sebentar lagi, jadi kalian silahkan mengobrol ya."

"Mama juga Kak, ada pasien yang tiba-tiba drop. Qilla, Huston, maaf kami harus segera pergi."

Waktu yang dihabiskan dengan Khanaya hanya sebentar dan selalu seperti itu. Resiko menjadi anak seorang Dokter yang memiliki segudang tanggung jawab tidak bisa bebas untuk menghabiskan dengan orang tersayang.

Sebab itulah Khanaya tidak ingin menjadi tenaga medis, dia tidak mau hidupnya tergantung seperti itu.

Setelah kepergian kedua orang tuanya Khanaya melihat wajah sahabatnya yang sembab.

"Ada apa?" saat melihat tatapan mata Qilla padanya Khanaya dibuat peka jika telah terjadi sesuatu.

"Apa kamu benar-benar tidak mau membantuku?" air mata kembali mengenang di pelupuk mata Qilla.

Dan yang terjadi adalah Qilla yang merengek meminta Khanaya mau membantunya untuk menjaga Avila lagi.

*******

Sudah empat bulan kondisi ini berlangsung. Jika sebelum-sebelumnya Huston datang bersama Qilla maka sekarang dia datang sendiri.

"Qilla capek tidak bisa ikut menjemput." Huston memberi tahu Khanaya, dia dari kantor langsung menuju restoran Khanaya.

Khanaya meminta Huston menunggu, karena tadi Avila sedang tertidur.

Khanaya mencium ujung hidung Avila yang mancung, sejak masih dalam kandungan mereka sudah dekat bagaimana mungkin Khanaya tidak menyayangi Avila.

Bahkan demi bayi itu Khanaya banyak menolak sesi pemotretan di luar kota, demi Qilla terutama demi anak yang kini tengah terlelap di kamarnya.

Khanaya turun dengan Avila yang berada di dekapannya.

"Biar ku gendong sampai mobil."

Huston membiarkan Khanaya membawa putrinya sampai kedalam mobil.

"Kasian, padahal baru saja tidur." Khanaya bicara dengan Avila bukan dengan Ayahnya.

"Terimakasih untuk hari ini." Meskipun rasanya tak akan sanggup membayar kebaikan Khanaya Huston tetap merasa perlu mengucapkan terima kasih untuk sahabat Istrinya ini. Khanaya sangat baik.

Sejujurnya keberadaan Avila begitu menyita waktu Khanaya, sudah hampir tiga bulan dia absen dari pemotretan, wanita itu kini sering berada di restoran untuk menguji coba resep-resep barunya.

Meskipun tanpa bekerja pun uang keluarganya tak akan habis tujuh turunan Khanaya tidak mau membuat dirinya tak berguna.

*******

Siapa sangka waktu enam bulan yang Qilla janjikan untuk Khanaya molor hingga satu setengah tahun.

Karier Qilla semakin gemilang, sementara nama Khanaya sudah tidak lagi di kenal.

Meski begitu sampai saat ini Khanaya juga belum mendengar kata restu dari keluarga Huston di tambah dari pihak keluarga lelaki itu tak ada satupun yang pernah menjenguk Avila yang sekarang sudah berusia dua tahun lebih.

Khanaya benar-benar mendalami perannya sebagai seorang koki dengan terus menemuka gebrakan baru untuk menu andalan restorannya, tidak lagi melanjutkan cita-citanya menjadi seorang model go internasional, selain itu dia juga menjadi wali dari seorang anak bernama Avila.

Mampu karena terbiasa, tak adalagi syarat untuk menyayangi Avila dia sudah menganggap anak itu sebagai putrinya.

Lalu bagaimana dengan hidupnya? Sejauh ini masih baik-baik saja, gadis berusia 27 tahun itu belum ingin menjalin hubungan meskipun terdengar kabar jika sang adik sudah menemukan calon istri, Khanaya masih tenang dan ikut senang dengan kabar itu.

Sebuah pesan Khanaya dapatkan.

Hari ini Qilla tidak bisa menjemput Avila karena harus keluar kota dadakan.

Kondisi yang dialami oleh anak-anak yang memiliki orang tua pekerja ya begini, untung Avila punya Khanaya. Bersama Khanaya Avila bertemu banyak orang, ia beradaptasi dengan berbagai karakter di bawah pengawasan Khanaya.

Harum jam menunjukkan angka dua belas malam saat Huston tiba namun restoran sudah tutup.

"Maaf mengganggu"

Khanaya hanya menggeleng.

"Qilla baru pulang lusa." ucap Huston.

Sebenarnya Khanaya tidak tega membangunkan Avila, tapi Huston menjemputnya.

Meninggalkan Huston Khanaya naik ke kamarnya.

Khanaya berpikir apakah dia perlu turun tangan lagi? Selama beberapa bulan ini sahabatnya sering pulang malam, dan juga pergi keluar kota dadakan seperti saat ini.

Bukankah dia sudah membuktikan jika dia layak menjadi istri Huston? Mengejar ambisi resikonya keluarganya terabaikan. Apa yang hendak dikejar wanita itu lagi, bukankah impiannya sudah terwujud?

Qilla sudah dewasa, tidak bisakah dia mengendalikan kewajiban yang telah menjadi ambisinya?

Meski tidak tega Khanaya tetap membangunkan Avila, balita itu membuka matanya. Khanaya menyebutkan nama ayahnya dan Avila mengacungkan tangannya untuk di gendong.

Khanaya turun membawa Avila tetapi saat sampai dimana huston tadi duduk ternyata pria itu sudah tidur. Dibawah penerangan yang cukup dia bisa melihat wajah lelah Huston , dan Ternyata Avila yang berada di gendongannya juga kembali terlelap. Khanaya kembali ke kamar, setelah membaringkan Avila dia mengambil selimut untuk Huston.

Terpopuler

Comments

YK

YK

kyknya perlu masuk RSJ su Qila ini...

2024-01-13

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

sampai anak usia satu setengah tahun kelakuan Qila masih gitu aja dan si bego suaminya tetep nerima aja... dan lebih bego lagi si Khanaya rela karirya redup demi jd babu temen agar karirnta gemilang... ini orgnya pd waras gak sih... yg satu berhati malaikat sampe ngorbanin diri sendiri, yg suami bodoh bin tolol krn cinta buta ke istri, si istri ngelunjak minta di pijak krn egois dan lupa dir... maaf ya thor.. habisnya emosi dgn sirkel mereka...

2023-08-28

0

M. salih

M. salih

gak salak kalau nanti yang ada huston merasa nyaman dengan khanaya

2023-05-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!