“El, sudah siap?” tanya papa Thomas yang masuk ke dalam ruangan Bayu dengan membawa beberapa berkas administrasi biaya Bayu selama di rawat.
Ya, akhirnya Bayu diizinkan pulang setelah sebulan lebih mendapat perawatan disana dengan kondisisnya yang terus naik turun bagai roller coaster dan membuat semua yang mengurusnya nyaris jantungan dibuatnya.
“Iya, Pa.” Elvira saat itu tengah merapikan kemeja yang Bayu pakai, terutama bagian kerahnya agar penampilannya semakin sempurna. Karena meski begitu, El sejak lama mengakui ketampanan calon suami sahabatnya itu. Dan sekarang, tanpa pernah direncanakan sebelumnya bahwa Bayu akan menjadi calon suaminya saat ini.
Sementara itu mama Lita membantu El untuk membereskan semua pakaian dan perlengkapan yang ada disana. Cukup banyak, bahkan beberapa perawat membantunya saat itu.
“Tangannya mana?” pinta El agar Bayu merentangkan tangan, dan El dapat menelusup dibawah ketiaknya dan mengangkat Bayu untuk pindah ke kursi roda. Tampak keduanya mulai terbiasa dan tak canggung lagi dengan semua keadaan itu.
“Hap… Pinter,” ucap El, yang kemudian meraih sebuah selimut tipis untuk menutup bagian kaki Bayu saat itu.
Semua selesai, dan El saat itu mendorong BAyu untuk keluar. Mama Lita mengiring disampingnya dengan sebuah tas dibahu, dan saat itu tangan Bayu mengenggam tangan sang Mama sepanjang perjalanan keluar dari Rumah sakit itu.
Kaget, terharu, tapi ia amat bahagia dengan respon sang putra pada dirinya meski masih tak sama ketika ia bersama Elvira.
Mobil mereka Sudah dibuat sedemikian rupa saat ini agar Bayu bisa masuk tanpa perlu naik turun kursi rodanya. Ia terlebih dulu dibawa masuk kedalam mobil itu dan El kemudian duduk disebelahnya sementara mama dan papa berdua didepan.
Sepanjang jalan mereka hening, mungkin efek lelah karena urusan Bayu beberapa hari ini. Mama tampak menyandarkan kepala dan memejamkan mata saat itu, dan hanya terdenger suara Elvira yang beberapa kali mengajak Bayu bicara.
“Kenapa, haus? Panas ya?” tanya El sembari mengusap keringat yang mengalir diwajah dan leher Bayu saat itu, sembari meraih air mineral dan membantunya minum. Papa Thomas memperhatikan keduanya dari kaca depan saat itu.
Hingga mobil melewati tempat dimana kecelakaan itu terjadi. Mata Bayu tampak berkaca-kaca terutama ketika melihat bekas kerusakan yang ditimbulkan, karena mobil Bayu yang tertabrak sebuah truk dari belakang kemudian ia oleng menabrak pembatas jalan hingga hancur dibagian tempat duduk Mita saat itu.
Melihat Bayu, El langsung mengulurkan telapak tangan untuk menutup mata calon suaminya. “Nanti ya, kalau kondisi udah baik kita ke makam.” El berbisik ditelinga Bayu saat itu dan Bayu menganggukkan kepala dan melepas tangan El dari wajahnya.
Bayu menghela napas kasar, kemudian bersandar di kursi roda mewahnya itu dengan berusaha untuk menenangkan dirinya.
Dan mereka tiba di rumah. El turun dan tercengang melihat rumah mewah bernuansa abu-abu itu didepan matanya, dan persis seperti istana yang sering ia baca di komic-komic online.
“El, ini Bayunya belum diturunin.” Mama Lita memanggilnya saat itu. Sontak saja El langsung kaget dan tersipu malu sembari menghampiri Bayu dan menurunkannya dari mobil.
“Maaf, Bang,” ucap El yang kemudian menurunkannya perlahan. Ia kemudian mendorong Bayu masuk kedalam, dan pintu dibuka oleh seorang asisten rumah tangga yang bekerja disana.
Mereka semua menyambut Bayu dengan begitu gembira, terutama melihat kondisinya yang cukup baik saat ini. Mereka bahkan sempat mengira jika Bayu akan frustasi, dan berantakan dengan segala cobaan yang menimpanya saat ini.
“Mari, Nona… Saya antar ke kamar Mas Bayu yang baru,” ajak seorang ART Bernama Lala saat itu, dan ia meraih kursi roda Bayu untuk ia dorong masuk kedalam kamarnya.
Bayu cukup suka kamar baru itu, luas dan tampak nyaman terutama itu adalah kamar Mita ketika menginap disana.
“Kok bednya dua?” tanya El ketika melihat sebuah tempat tidur disana.
“Kalian kan belum menikah, masa iya tidur bareng satu ranjang.” Mama Lita mendadak masuk dan merapikan barang Bayu di lemarinya saat itu, kemudian meraih Bayu dan membiarkan El merapikan barangnya sendiri dilemari yang satu lagi.
Mama menyapa Bayu saat itu, mempertanyakan pendapat Bayu mengenai kamar barunya saat ini dan menjelaskan semua alasan kenapa Bayu ditaruh disana. mendengar itu, Bayu hanya menganggukkan kepala dan meraih wajah sang mama.
“Dan El. Mama mau dia tidur disini, agar jika terjadi sesuatu nanti bisa segera ditangani. Mama ngga mau kamu kenapa-napa lagi, Sayang. Dan mengenai pernikahan_”
“Besok.” Mendadak Bayu mengeluarkan suaranya, dan saat itu juga mama Lita membulatkan mata.
“Ba-Bayu bisa bicara, Nak? El… Sejak kapan Bayu bicara? Kenapa kamu ngga bilang sama mama?” Jadinya El yang dicecar segala pertayaan saat ini, dan El hanya bisa diam menghampiri keduanya dan duduk ditepi ranjang yang ada didekat mereka berdua.
Melihat El tak menjawab, mama kemudian berteriak memanggil papa Thomas dan hanya diam ketika papa sudah ada diantara mereka. Mama juga mencecar pertanyaan pada suaminya saat itu, hingga Bayu sendiri yang melerai sang mama.
“Ma, please.” Bayu tampak mulai lelah saat itu. “Bayu hanya ingin tenang sekarang, Bayu juga tak mau terlalu banyak bicara didepan siapapun.” Karena ia tahu, setelah ini pasti begitu banyak yang melempar pertanyaan padanya mengenai semua kenangan pahit yang ada.
“Biar papa yang jelaskan. El, bawa Bayu istirahat.”
“Baik, Pa.” El menganggukkan kepala dan mulai ancang-ancang untuk memindahkan Bayu ke ranjangnya saat itu.
Bayu merentangkan tangan lagi agar El lebih mudah meraihnya, dan saat itu dalam hitungan ke tiga El mulai mengangkat tubuh besar itu ke ranjang.
Buugghh! Tubu Bayu terhempas jatuh dengan cukup kuat, untung saja ranjangnya empuk hingga tak membuatnya sakit. Namun El masih tetap cemas karena takut terjadi sesuatu pada tulang bagian belakangnya saat itu.
“Ngga papa kan? Mana coba, El lihat.” El memiringkan tubuh Bayu dan membuka bagia bawah kemejanya saat itu. Ia tiup bagian pinggang belakangnya, dan saat itu Bayu hanya bisa memejamkan mata. Ia tak merasakan apapun kecuali hembusan napas Elvira disana.
“Abang, kenapa?” tanya El ketika melihat ekspresi Bayu padanya. Ia membalik kembali tubuh Bayu dan merapikannya saat itu agar kakinya tak menggantung, dan kemudian menyelimuti bagian bawahnya dengan selimut.
Sreekk… Brughh! Tangan Bayu cukup kuat untuk menarik tangan El yang tengah lengah darinya, hingga jatuh tepat didadanya saat itu.
“Abang! Ih, ngga boleh gini nanti mama marah. Kan belum nikah.”
“Lantas apa yang ku dapatkan ketika kita sudah menikah? Aku hanya ingin kau istirahat disini,” ucap Bayu padanya saat itu, dan menahan tubuh Bayu semampunya agar El tak beranjak dari sana dan pergi darinya.
“El boleh tidur… Disini?” tunjuk El pada dada Bayu yang memang tengah ia tiduri saat itu. Dan Bayu menganggukkan kepala mendekapnya.
El hanya tersenyum menggigit bibirnya saat itu. Ia berusaha memejamkan matanya saat itu meski cukup sulit, terganggu oleh gemuruh dari jantungnya yang tak karuan rasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Akhmad Soimun
kirain udah up kak, tak kira udh dobel malah blm SMA skli..sibuk y
2023-06-04
1
nonsk2711
jantungmu dugem ya El 💃💃
semangat....semangat ElBa 💪😘
2023-06-04
0
𝐀⃝🥀senjaHIATᴳ𝐑᭄⒋ⷨ͢⚤🤎🍉
cie cie el berdebar2 ni yee...awas el jantung aman kan jantung☺☺☺
2023-06-03
0