“Ibu ngga pulang?” tanya El pada mama Lita yang sejak tadi mengawasinya.
“Dengan membiarkan kamu disini dan menjadikan anan saya bahan percobaan? Saya ngga mau nanti malah anak saya yang kenapa-napa.” Mama Lita bersedekap menatap setiap tindakan yang El lakukan saat ini.
El tengah menggenggam tangan Bayu dan mencoba kembali mengajaknya berinteraksi. Pertanyaan demi pertanyaan El ucapkan dan Bayu tampak menjawabnya dengan Gerakan jemarinya ditelapak tangan Elvira. Mama Lita terkejut melihat itu semua di depan nyata karena sejak awal ia sempat tak percaya bahkan dengan ucapan suaminya.
“Mengenai yang kamu dengar tadi, syaa harap kamu ngga terlalu besar kepala. Demi apapun saya tak akan merestui kalian berdua,”
“Apa saya tampak berharap? Jangan Ibu kira, semua akan bisa patuh dengan apa yang Ibu mau. Dan kita lihat, siapa yang akan memohon nanti.” El datar, sembari tersenyum ketika mendapat jawaban dari Bayu saat itu.
Karena merasa tengah di abaikan, mama Lita melepaskan genggaman tangan El dari putranya. Ia bahkan menyingkirkan El agar pergi dari sana dan menggantikannya duduk didekat Bayu lalu menggantikan El menggenggam tangan sang putra.
“Sayang, ini mama. Bayu ngga kangen mama? Jawab Nak_”
“Bu, genggamnya jangan keras begitu,” tegrur El padanya. Tapi mama Lita langsung menepis tangan El dengan kuat hingga tersungkur kebelakang. “Akhh!!” Untung El masih bisa menjaga keseimbangan dirinya saat itu.
“Bayu, kenapa ngga jawab mama? Mama juga ingin kamu sapa seperti ketika kamu menyapa dia. Apa bedanya sayang? Ayo, Nak… Bangun dan gerakkan tangan kamu buat mama.” Bahkan tagan Bayu yang pucat sampai merah dibuatnya saat itu.
“Bu, kasihan Bang Bayu.” El terpaksa melepas tangan mama Lita saat itu, tapi entah kenapa mama Lita justru menampar keras wajah El saat itu juga sangking kesalnya.
PLAAAKKK!! Wajah El langsung merah dibuatnya. Ujung bibir Elvira juga bahkan mengeluarkan darah meski hanya sedikit hingga rasanya perih sekali.
“Arrhhh!!” geram El memejamkan matanya saat itu. Dengan kejadian ini, ia seperti justru tertantang untuk mnejalankan amanat papa Thomas padanya dan menikahi Bayu. Ia tak ingin Bayu celaka atas perbuatan mamanya sendiri.
“Sakit?” tanya mama Lita tanpa rasa bersalah sama sekali dan justru bangga seakan sudah mempertahankan harga dirinya saat itu. Entah harga diri yang seperti apa, El juga bingung melihatnya.
“Mama_” panggil papa Thomas yang mendadak kembali dari urusannya diluar. Andai bisa ia akan berteriak sekuat tenaga dan memarahi istrinya saat itu, namun harus ia tahan demi Bayu dan alam bawah sadarnya.
“Pa?” kaget mama Lita melihatnya. Ia tak dapat berkilah lagi saat ini, bahkan wajah El saja masih begitu merona akibat ulahnya. Papa Thomas langsung meraih wajah itu dan mengusapnya dengant tisu basah yang tersedia disana, hingga setidaknya darah yang ada bersih tak bersisa.
“Pak, saya ngga papa. Biarkan saya bersihkan sendiri semuanya,” ujar El meraih tisu itu darinya.
“Apalagi yang istri saya lakukan kali ini, El?”
“Beliau hanya_”
“Mama hanya pengen Bayu menjawab sapaan mama, Pa. Begini kan?” tanya mama Lita yang kembali menggenggam tangan putranya. Ia jengah, kenapa perlakuan Bayu begitu berbeda padahal ia adalah ibu kandungnya sendiri. Sementara El, bahkan El sendiri mengakui jika tak begitu akrab dengan putranya.
“Ma, pulang. Biarkan El fokus mengurus Bayu disini, sesekali papa akan bawa mama kemari.” Papa Thomas tampak menyerah dengan tingkah istrinya kali ini. Ia tak tahu lagi harus berbuat apa pada istrinya yang seolah menutup mata dan telinga dengan semua keadaan yang ada. Ingin marahpun percuma.
“Pak?” toleh El pada pak Thomas yang ada didekatnya saat itu. Ia tak enak hati jika justru mama Lita menganggap lain lagi padanya.
Benar saja, mama Lita langsung menatap tajam pada El saat itu juga dengan segala rasa benci yang ia punya.
Papa Thomas langsung menyandang tas milik sang istri, kemudian menggandeng tangannya untuk keluar dari sana. “Saya titip Bayu,” pasrah papa Thomas pada El saat itu, dan El langsung menundukkan kepalapadanya.
Bisa di bayangkan betapa tajam tatapan mama Lita, seakan penuh dendam kesumat padanya saat ini.
“Bisa-bisanya Papa justru mempercayakan anak kita pada orang asing seperti dia?”
“Orang asing itu yang justru membuat Bayu mau menggerakkan jemarinya dibanding dengan orang yang ia sebut MAMA.?
“PA!!” Mama Lita begitu keras memanggilnya saat itu hingga semua orang yang mendengar menoleh padanya. Bahkan seorang perawat yang juga biasa menangani Bayu segera datang dan menyapa mereka berdua.
Tak apa, hanya menyapa dan bertanya apa yang terjadi saat itu dan mengapa mereka berdua pulang. Papa Thomas pun menjawab dengan ramah, menitipkan Bayu padanya dan Elvira yang bertanggung jawab disana setelahnya.
Perawat itu menganggukkan kepala dan mengerti denga napa yang papa Thomas maksud saat itu.
Sementara El tinggal sendirian disana, ia menghela napas dan sesekali menggelengkan kepala. Keluarga seperti apa yang sempat Mita perjuangkan selama ini? Begitu mengerikan.
“Kamu memang istimewa, Mita.” El mengagumi sahabatnya. Ia juga langsung memberi kabar pada bapak dan ibu mengenai ketelatannya pulang hari ini, tapi ibu sepertinya berat untuk berpisah dengan anak barunya itu.
“Besok itu tujuh harian Mita, kamu ngga boleh kemana-mana.”
“Iya, Bu,” jawab El, dan ia segera mengarahkan panggilan itu ketelinga Bayu saat ini agar ia dapat mendengar suara mantan calon mertuanya itu.
Terdengar disana ketika ibu tengah dengan suara pilu membicarakan MIta pada Elvira, dengan semua persiapan yang ada untuk pernikahan putrinya. “Tenda sudah terpasang, papan bunga ucapan selamat juga datang. Tapi tukang bunga yang tak enak hati langsung menggantinya dengan ucapan bela sungkawa. Bahkan beberapa tamu yang datang…. Mereka memeluk ibu dan menangis tersedu dengan kabar yang baru ia dengar. Menyesal datang dengan pakaian pesta dan kado ditangannya.”
“Bu, peluk dari jauh ya. Andai El disana pasti ibu ngga akan sesedih ini.” Bahkan El sendiri melihat Bayu saat itu meneteskan air matanya.
El langsung mengakhiri panggilan itu untuk kembali mengurus Bayu sore ini. Ia akan mengelap tubuh Bayu agar lebih segar dan bisa tidur nyenyak malam nanti dan bahkan membersihkan wajahnya dari jenggot yang mulai tumbuh disana. Baru ia sadari jika Bayu memang setampan dan semenawan itu.
“PAntas Mita tergila-gila. HHhhh,” senyumnya sembari membereskan semua alat yang ada disana.
El menaruhnya kembali ke kamar mandi dan setelahnya mencuci wajahnya sendiri. Ia begitu lelah, merintih ketika wajahnya yang terluka terkena air barusan. Wajah putih bersih itu sudah segar saat ini dan ia lap dengan handuk bersih yang ia bawa sendiri.
Ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi itu, langkahkan terhenti seketika dengan apa yang ia lihat dengan matanya. Sangking takjub dan tak percaya, bahkan ia mengucek matanya sendiri beberapa kali dan mencubiti pipinya.
“Aaah… Sakit,” lirih El, dan ternyata benar jika Bayu sudah membuka mata dan tengah menatapnya dari sanya dengan senyumnya yang indah meski masih tampak begitu lemah.
“Bang Bayu?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
☠☀💦Adnda🌽💫
gregetan bngt sama mamanya bayu beneran stress x tuh emak " y..... orang dotolongin mlhn nggak Terima beneran nggak waras 🤭😜
2023-06-01
1
Pujiastuti
kamu berhasil El akhirnya Bayu sadar dari komanya
2023-05-29
0
ririe
wealah nenek lampir .....
bayuuuu.....semoga kamu dapat menerima kematian mita ya jd gak marah² sama el lavi...kebayang jd mertua nya el...dh kaya kucing tikuas aja kali ya💪🤭🤭🤭
2023-05-25
0