"MasyaAllah, Bang Bayu sadar." El langsung berlari dan menghampirinya saat itu, memencet tombol untuk memanggik dokter jaga yang ada di pos mereka.
Tak lupa El langsung mengubungi papa Thomas guna memberitahukan perkembangan mengejutkan Bayu saat ini. Dan ketika itu, tangan Bayu terangkat dan meraih kelingking El untuk ia tautkan dengan kelingkingnya.
"Iya, Bang... Bentar ya, El panggil papa Abang dulu. Dokter juga sebentar lagi datang." El langsung menatapnya saat itu, dan Bayu spontan tersenyum melihatnya.
El menurnunkan tangan Bayu saat itu dan memeriksa semuanya mandiri hingga dokter datang bersama beberapa perawat. Mereka takjub melihat Bayu dan seakan tak percaya jika ia sadar secepat ini.
Mereka langsung bergegas mengambil alih Bayu untuk mereka periksa secepatnya. Sayang saat itu Bayu sama sekali tak mau melepas genggaman itu dari El, dan ingin ia tetap disana. Semua orang memaklumi itu.
Papa Thomas tak menjawab telepon karena sibuk memberi pengertian istrinya. Ia paham wanita itu tengah dalam masa trauma saat ini seperti yang sering ia ucapkan. Hingga kadang begitu pelan untuk papa Thomas menjelaskan semuanya.
"Papa paham jika Mama trauma, papa pun demikian, Ma. Tapi jangan lantas menambah trauma Bayu dibawah alam sadarnya. Mama sendiri tahu, Bayu ingin Elvira di dekatnya."
"Itu hanya ilusi! Nyatanya Bayu tak merespon mama seperti dia merespon gadis itu. Jadi dia BOHONG!"
"Ma_"
"Jika dia bisa, sadarkan Bayu saat ini juga. Mama akan membiarkan mereka menikah seperti saran papa. Tapi, hanya agar dia bisa merawat Bayu dengan leluasa."
"Astaghfirullah, Mama!" geram papa Thomas mengepalkan tangannya. Ia tak bisa berkata-kata lagi dengan egoisnya sang istri saat ini.
Rasanya, papa Thomas juga ingin memohon agar Elvira bisa merawat sang istri dengan kondisinya saat ini. Harga dirinya terlalu tinggi.
Mereka diam selama beberapa saat. Papa Thomas memijat dahi sembari bersandar di sofa besarnya saat itu. Jujur, ia sangat rindu kasur dan tidur nyenyak saat ini. Sudah lama sekali ia tak merasakannya, bahkan hanya untuk sekedar memejamkan mata.
Hpnya berdenting saat itu. Pesan Wa dari Elvira, dan ia segera membacanya. Ia juga kahget ketika El ternyata sudah berusaha menghubinginya hampir sepuluh kali sejak tadi. Penasaran, dan langsung ia perhatikan isi pesan itu beberapa kali agar pasti.
"Lailahaillallah!" Papa Thomas sampai sebegitu kaget melihat pesan dari Elvira saat itu. Seakan tak percaya, tapi ia yakin jika El tak akan pernah bohong padanya.
Papa Thomas segera bersiap. Berdiri dan kembali meraih kunci mobilnya untuk pergi. "Papa mau kemana?" tanya mama Lita. Apalagi dengan kagetnya sang suami barusan.
Papa Thomas langsung berbalik dan menatap istrinya dengan begitu serius. "Mereka akan menikah, Papa pegang ucapan Mama barusan." Mendengar semua itu, mama Lita langsung membungkam mulutnya sendiri seakan tak percaya.
"Pa..."
"Jangan ikut! Papa ngga mau Mama buat keributan lagi disana nanti,"
"Bayu anak mama! Papa jahat!" Tapi papa Thomas bergeming, dan ia melanjutkan untuk berjalan menuju tempat anaknya saat ini. Tak terasa airmatanya menetes membasahi pipi mengalahkan rasa kesal yang sempat ada dihati.
Papa Thomas bahkan seolah tak mendengar teriakan histeris istrinya disana.
*
Di Rumah Sakit, Bayu tampak lebih baik saat ini usai beberapa alatnya dilepas. Bahkan El sendiri yang melepas selang NGTnya dari hidung Bayu agar ia belajar makan mandiri setelah ini.
Dokter kagum dengan Bayu dan bahkan memberi pujian padanya. Sayang, Bayu hanya membalas semua dengan kedipan mata dan belum bisa bersuara.
Kreek! Pintu terbuka dengan papa Thomas ada disana berurai air mata. Ia menangis sejadi-jadinya saat itu ketika menatap sang putra membuka matanya. Langkahnya gemetar, suaranya serak memanggil nama Bayu saat itu dan Bayu membalas dengan senyumnya.
"Kamu sadar... Kamu sudah bisa membuka mata kamu, Nak. Papa bahagia sekali," ucap papa Thomas, menggenggam tangan Bayu saat itu dengan erat.
Rasanya ingin memeluk, menggendong dan menimangnya seperti saat Bayu baru saja dilahirkan. Moment itu memang sama persis, harunya seperti melihat Bayu terlahir kembali ke dunia. Hanya saja tak menangis saat ini.
"El, terimakasih." Papa Thomas berganti menggenggam tangan El saat itu.
Kabar sadarnya Bayu sampai ke telinga bapak dan ibu. Bayangkan betapa perasaan mereka disana, sedikit perih tapi bahagia dan begitu sulit digambarkan oleh kata-kata. Ibu langsung memeluk foto preweding Bayu dan Mita saat itu.
"Dia sadar, Pak. Mita?"
"Ibu sudah ikhlas, kenapa menangis lagi?"
"Ngga tahan, Pak. Kenapa harus ada_"
"Sudahlah... Itu sudah takdir Mita. Iklaskan, Bu."
Terbayang kembali moment mereka bersama, penuh tawa dan penuh ceria. Sekuat apapun mereka menahan itu, pasti akan kembali terasa perihnya. Apalagi mama Lita yang tak henti mencecar mereka semua dengan tuduhan yang ada.
"Apakah setelah ini, dia diam?" tanya ibu. Siapa lagi jika bukan mama Lita yang dimaksud saat itu.
~
Elvira tengah membasuh tubuh Bayu saat ini. Semua alat yang sudah terlepas mempermudah semua pekerjaan yang ada dan juga El ingin memperhatikan kondisi tubuh Bayu saat ini. Bagian mana saja yang tak bisa digerakkan atau bahkan tak terasa sama sekali dengan semua sentuhan yang ia berikan.
El membalik tubuh Bayu agar membelakanginya saat itu. Ia membasuh bagian belakang, takut ada luka atau justru terjadi dekibitus disana. Namun, semua aman dan jaringan kulit Bayu masih baik-baik saja.
El sesekali menaruh telunjuknya dibagian tertentu, biasanya menjadi sensitifitas geli di tubuh seseorang hingga orang itu akan spontan bergerak. Namun Bayu tidak, ia tetap diam ketika El bahkan sedikit menggelitik bagian atas pinggang belakangnya.
"Ngga terasa?" tanya El dalam bisiknya, dan saat itu Bayu tipis-tipis menggelengkan kepala.
"Besok dicoba lagi, ya?" El membalik badan Bayu lagi, dan saat itu kontak mata tak sengaja terjadi antar keduanya.
El cukup canggung dengan tatapan lekat calon suami sahabatnya itu. Seperti tubuhnya mendadak di aliri listrik bertegangan rendah saat ini, berdesir didadanya.
" Mita?" lirih Bayu, memanggil nama calon istrinya.
"Abang tahu, jika Mita_" El tak sanggup menyelesaikan kata-katanya saat itu, tapi Bayu menganggukkan kepala padanya.
"Abang cepet baikan, nanti El bawa ke makam Mita, ya?" Bayu mengedipkan matanya lemah saat itu. Berinteraksi seperti itu saja sudah membuatnya lelah saat ini, tapi itu memang sudah cukup lama sejak ia membuka mata.
"Berani kamu merayu anak saya?!"
Plaaak! Telapak tangan mama Lita mendarat dipipi mulus El saat itu. Sangking kerasnya, El bahkan tersungkur dan menabrak meja obat yang ada disana.
El langsung merasa linglung saat itu. Kepalanya pening dan berkunang-kunang, dan tenaganya seolah seketika menghilang dan lemas. El terhuyung, begitu sulit menjaga keseimbangan dirinya saat ini agar tak jatuh ke lantai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Cha Cha
pengen ulekk emmaknya bayu deh.. gemes jahat bnget jadi ibu
2024-10-13
0
Mama Pesek
hiiiihhhh...!! gemess aku!
2023-08-04
0
Dewi Ratnawati
Belum kd mantu aja udah kena gampar 2x….naseeeeb apes amat El
2023-06-17
0