*Bab 9

"Eh, maaf deh. Salah mikir aku barusan. Yang ada hubungan itu bukan kamu ya? Melainkan, kakak kamu yang sudah tiada. Karena aku masih percaya, kalau suami aku itu gak akan salah milih orang untuk dia ajak pacaran."

Ucapan itu membuat si perempuan yang bernama Diani ini langsung memasang wajah kesal. "Kamu .... "

Baru juga ia mau ngomong untuk memarahi Dinda, tapi hal itu langsung tertahan saat ia melihat kedatangan mobil Ilya yang baru saja memasuki halaman rumah itu. Diani pun langsung memasang ekspresi sedih. Bahkan, ia langsung menangis sesenggukan seketika itu juga.

Selanjutnya, ia langsung berlari mendekat ke arah mobil Ilya. Tanpa menunggu Ilya turun dari mobilnya, Diani langsung meminta si sopir untuk membuka pintu mobil untuk ia masuk ke dalam agar bisa bertemu dengan Ilya secepatnya. Dan tentunya, agar bisa berduaan dengan Ilya saja tanpa gangguan dari Dinda dan mbok Yah.

"Kak Ilya .... " Diani berucap sambil terus menangis.

Ilya yang melihat hal itu tentu merasa panik dan bingung dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Dia pun mengizinkan mang Toha untuk membuka kunci pintu mobil agar Diani bisa masuk ke dalam.

"Kak Ilya. Akhirnya, aku bisa bertemu dengan kak Ilya secara langsung," ucap Diani sambil menangis di bahu Ilya.

Setelah masuk ke dalam mobil, Diani malah langsung memeluk bahu Ilya dengan erat tanpa ada basa basi terlebih dahulu. Ilya yang bingung, terpaksa membiarkan saja Diani melakukan apa yang ingin dia lakukan.

Setelah beberapa saat memberikan waktu untuk Diani tenang, Ilya baru angkat bicara. "Diani, ada apa? Kenapa kamu malah menangis seperti ini? Apa yang sudah terjadi?"

"Kak Ilya, aku yang salah. Aku datang ke rumah kamu karena aku merasa rindu dengan kakakku. Aku ingin ngobrol dengan kak Ilya. Tapi siapa sangka, kak Ilya sudah punya istri di rumah ternyata. Dan, istri kak Ilya memarahi aku karena aku datang ke rumah kakak."

"Kak Ilya kapan nikahnya sih? Kenapa gak bilang padaku kalau kakak udah nikah? Kalo aku tahu kamu sudah punya istri, maka aku gak akan datang ke sini. Dan, masalah hari ini tidak akan pernah terjadi."

"Kak, kakakku memang sudah pergi sejak tiga tahun yang lalu. Tapi aku baru pergi kurang lebih selama setengah tahun. Kak Ilya bilang gak akan nikah sama perempuan yang gak mirip dengan kakakku. Tapi sekarang ... setelah aku pulang dari luar negeri, kakak malah sudah menikah saja. Apa semua ini, kak? Apa, ha?"

"Diani maafkan aku. Semua yang terjadi dengan kehidupan aku saat ini diluar dugaan ku. Aku menikah dengan Dinda karena papaku yang meminta. Karena itu, aku mengingkari ucapan ku sebelumnya."

"Untuk perempuan yang mirip Diana ... aku rasa sekarang aku sadar, Diani. Kalau gak akan ada yang akan mirip Diana. Karena yang aku cintai bukan wajahnya, melainkan orangnya. Karena orang, tidak akan pernah ada dua di dunia ini. Meskipun orang itu kembar sekalipun, tapi tetap saja, mereka adalah dua orang yang berbeda meskipun punya wajah yang sama."

"Apa!? Kak Ilya ngomong apa barusan?" Diani langsung melepaskan pelukannya dari Ilya. "Enak banget kak Ilya ngomong kata-kata itu ya. Kak Ilya lupa? Kak Diana itu meninggal karena kak Ilya. Lupa itu semua, hah?"

"Aku gak akan pernah lupa dengan kejadian itu Diani. Hanya saja ... jika harus di salahkan, itu bukanlah aku. Melainkan, takdir yang sudah menuliskan semua yang buruk terjadi atas hidupku juga Diana. Karena itu .... "

"Cukup! Aku tidak ingin mendengarkan penjelasan omong kosong dari kak Ilya lagi. Aku ingin kak Ilya sadar akan satu hal. Selama ini, aku sudah berbaik hati untuk memaafkan kak Ilya. Karena aku, suka sama kak Ilya. Tapi sekarang, kak Ilya malah mengatakan kata-kata naif yang sama sekali tidak ingin aku dengar."

"Ap-- apa yang kamu ucapkan barusan, Diani? Kamu bilang apa? Kamu suka padaku?"

Diani pun pura-pura malu. Ucapan yang sengaja ia katakan itu, mana mungkin membuatnya merasa malu. Tapi, karena ingin membuat kesan yang seolah-olah dia tidak sengaja mengucapkan kata-kata cinta tersebut, maka Diani langsung menoleh ke arah lain.

"Itu ... aku ... iya. Aku suka kak Ilya sejak lama. Tepatnya, sejak kak Diana pergi meninggalkan kak Ilya."

"Tidak. Itu tidak benar, Diani. Kamu tidak boleh suka aku. Apalagi sekarang aku .... "

"Apa! Aku tidak boleh suka sama kak Ilya karena sekarang kak Ilya sudah punya istri? Iya begitu? Tapi kak, hati ini tidak bisa aku paksakan untuk tidak suka sama kakak. Lagian, tadi kakak sudah bilang kalau pernikahan kak Ilya dengan istri kak Ilya itu karena orang tua. Karena itu, aku merasa kalau aku masih punya kesempatan, kak."

"Dan, istri kak Ilya itu tidak sebaik yang kak Ilya bayangkan. Dia perempuan kasar yang tega memperlakukan aku dengan buruk. Ketika ia tahu aku adalah kenalan lama kak Ilya, dia malah langsung memarahi aku. Meminta aku agar tidak pernah datang ke rumah kakak lagi. Padahal, yang kenal kak Ilya duluan itukan aku, bukan dia."

Mendengar ucapan itu, Ilya langsung memasang wajah serius. "Benarkah apa yang kamu katakan barusan ini, Diani? Dinda memperlakukan kamu seperti itu?"

"Tentu saja aku benar, kak Ilya. Mana pernah aku berbohong sama kakak."

Diani pun langsung tertawa dalam hati. 'Rasakan kamu perempuan. Setelah aku tahu kalau kalian menikah hanya karena dijodohkan, maka aku jadi yakin kalau hubungan pernikahan kalian gak akan bertahan lama. Aku hanya perlu menyakinkan kak Ilya kalau kamu bukan perempuan baik-baik. Setelah itu, kak Ilya pasti akan membuang kamu jauh-jauh. Dan, kak Ilya akan jadi milik aku seorang.'

Sementara itu, Ilya terlihat memikirkan sesuatu sekarang. Dan beberapa saat kemudian, dia langsung mengambil keputusan dengan suara tenang. "Aku akan selidiki nanti, Diani. Sekarang, sebaiknya kamu pergi dulu dari sini yah. Lain waktu, kita akan bicara lagi."

'Lain waktu? Hm ... sudah aku bilang, bukan? Kak Ilya akan termakan omongan aku. Yuhu ... sepertinya sekarang aku memang harus mundur terlebih dahulu,' kata Diani dalam hati.

Dia pun mengikuti apa yang Ilya katakan. Sebelum pergi, dia sempat berucap beberapa kata. "Kak Ilya janji akan ada pertemuan lain kali dengan aku. Jangan bohongi aku karena aku adalah adik kandungnya kak Diana. Kak Diana pasti gak akan senang di atas sana jika melihat adiknya dibohongi oleh orang yang sangat ia sayangi."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!