Memasuki rumah yang dia beli dengan kerja keras dan keringatnya. Anna perlahan membuka pintu tak lupa mengucapkan salam yang tak lama kemudian terdengar sahutan dari sang bunda di dalam.
Dengan penuh senyuman Anna menyalami sang bunda. Jam baru menunjukkan pukul 4 sore namun dia tidak melihat sang adik di rumah. Dengan penuh penasaran dia pun bertanya kepada sang bunda mengenai keberadaan adiknya.
" Di mana Anin dan Alisya bunda? "
Dia bertanya karena khawatir dengan sang adik yang tidak biasanya pergi dari rumah.
Sebagai seorang kakak dia pasti sangat mencemaskan keadaan mereka. Anna takut terjadi hal tidak di inginkan karena mereka sekarang bukan berada di tanah air melainkan di negeri orang. Dia lah yang paling tahu bagaimana orang orang di Negara itu.
" Jangan khawatir Anna. Mereka tadi pamit untuk pergi ke supermarket terdekat. Mungkin sebentar lagi mereka pulang. "
Bunda Hana mengerti kekhawatiran yang sekarang di rasakan sang putri. Namun ketika mereka akan memasuki rumah, pulang dua orang yang baru saja di khawatirkan Anna.
" Assalamualaikum. " keduanya berucap secara bersamaan sembari memasang senyuman indah dan tak lupa pula menyalami sang bunda dan kakak.
" Kalian darimana saja? "
" Kami pergi untuk membeli beberapa perlengkapan yang sudah habis kak. "
Jawab Anin sembari memperlihatkan barang belanjaannya yang berada di tangannya. Sama halnya dengan Anin, Alisya juga mengiyakan ucapan sang kakak.
" Ya sudah, ayo kita masuk. Bersihkan diri kalian. Bunda akan memasak untuk makan malam. "
Tanpa banyak bicara lagi, semuanya memasuki kamar mereka masing masing begitu juga dengan Anna. Dengan penuh pikiran dia memasuki kamar pribadinya yang terlihat begitu rapi dan bersih.
Kamar yang tidak terlalu besar namun siapa saja yang melihat pasti ingin menempatinya. Kamar dengan nuansa grey sangat elegan apalagi dengan isi yang begitu tertata serapi mungkin.
Anna sejenak duduk di ranjang dengan pikiran memikirkan mengenai tadi siang di rumah sakit. Anna tidak tahu bagaimana dia memberitahu keluarga, apakah bundanya mengizinkan dirinya untuk pergi atau tidak.
" Apa bunda akan mengizinkan aku untuk ikut itu? "
Pikirannya benar benar kacau, tak pernah terbayangkan mimpinya suatu saat nanti bisa mengikuti acara itu sebentar lagi akan menjadi kenyataan. Tapi di hatinya yang paling dalam dia merasakan sesuatu yang tidak bisa dia jelaskan. Anna tidak pernah pergi jauh sendiri tanpa keluarganya dan apalagi ini pergi ke negeri yang sangat jauh dan itu sendirian tanpa ada keluarga.
Cukup lama berdebat dengan pikirannya, akhirnya kakinya melangkah ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan menjernihkan kembali pikirannya.
" Insya Allah aku bisa. Aku yakin Allah akan bersama denganku. Bunda? Bunda pasti merestui perjalananku kali ini. Bismillah. "
Sembari menatap dirinya di cermin kamar mandi, Anna akhirnya menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Mungkin ini adalah salah satu takdir yang membawanya ke kehidupan yang lebih baik. Tanpa di ketahuinya mungkin perjalanan kali akan membuat hatinya di porak porandakan oleh seseorang.
**
" Ayo di makan sayang, bunda sudah menyiapkan menu spesial untuk kalian hari ini. "
Sang bunda mempersilahkan anak anaknya untuk mulai makan malam. Ketiga anaknya begitu girang melihat masakan sang bunda yang setiap hari mereka makan. Anna pun sama senangnya saat memakan masakan sang bunda
" Bun, kenapa bunda yang masak? Padahal Anna sengaja pulang lebih cepat agar bisa membuat makan malam ini. "
" Tidak apa apa. Bunda sangat senang melakukan ini. Selagi bunda bisa, bunda akan selalu membuatnya untuk kalian. "
Sebenarnya Anna sudah seringkali ingin menyewa seseorang untuk membantu pekerjaan rumah. Namun sang bunda justru tidak mengindahkan permintaan Anna dengan alasan dia masih bisa mengurus semuanya. Lagipula dia tidak memiliki pekerjaan apapun di sini maka dari itu dia melakukan hal yang membuatnya bahagia, salah satunya masalah pekerjaan rumah tangga.
" Bun Anin Alisya. Ada yang ingin aku sampaikan kepada kalian. "
Setelah menyelesaikan makan malamnya, Anna pun meminta izin dan restu untuk melakukan perjalanan jauh itu kepada sang bunda.
" Iya Anna. Kau mau mengatakan apa? " tanyanya.
Anna pun mengatakan semuanya pada mereka dan meminta izin untuk pergi. Namun tidak seperti yang Anna pikirkan sebelumnya, ternyata respon mereka sangat gembira. Sang bunda mengizinkan putrinya untuk pergi karena dia tahu itulah salah satu mimpi Anna.
Walaupun hatinya sedikit takut melepaskan anak gadisnya pergi menjalankan tugas, tapi dia juga tidak boleh egois. Itu adalah kewajiban Anna dan dia sebagai ibunya wajib mendukung selama itu masih positif.
" Bunda mengizinkanmu pergi Anna. Doa bunda selalu menyertaimu. Berhati hatilah dan pulang dengan selamat. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments