Bab 14 Di minta menikah

Menjelang sore hari, Hana merapikan sebagian keperluan Melati. Ia memasukkan nya kedalam sebuah tas yang kebetulan ada di kamar itu.

" Han, mau di bawa kemana baju- baju melati. " Tanya Fajar bingung

Hana tersenyum sambil tangannya terus memasukkan beberapa lembar pakaian dan keperluan Melati yang lain.

" Bukannya tadi kamu meminta ku untuk menjaga dan merawat Melati. "

Fajar mengangguk- angguk, dia memang meminta sahabat Istrinya itu untuk menjaga Putrinya, tapi Fajar bingung melihat Hana membawa pakaian Putrinya, seakan membawanya pergi.

" Iya sih, tapi ini mau di bawa kemana Han. " Tanya Fajar lagi. Lagi- lagi Hana tersenyum melihat kebingungan Fajar.

" Jar, aku akan membawa Melati ke rumah ku. Dia akan aku rawat disana, bukankah begitu seharusnya. "

Fajar tetap merasa heran, dia tidak terima kalau Hana membawa pergi Putrinya itu.

" Kenapa tidak disini saja Han, bukankah di rumah ini ada dua kamar. Kamu bisa menempati kamar sebelahnya, tidak harus pindah ke rumah lain. "

" Apa kamu ingin kita di grebek para warga karena tinggal serumah Jar ?. Sudahlah, cepat bantu aku membawa semua barang- barang ini kesebelah. Aku akan membawa ke rumah ku pada malam hari, siangnya aku akan membawanya kemari. " Jawab Hana.

Meskipun sedikit keberatan akhirnya Fajar pun tetap mengalah, Ia membantu Hana mengangkat tas Putrinya sedangkan Hana menggendong bayi Melati yang sudah mulai bangun.

" Assalamu'alaikum. " Hana mengucapkan salam sebelum masuk di rumahnya sendiri.

" Ayo sayang, untuk sekarang kita berdua tinggal disini. Anggap saja ini rumah Melati, ah iya maksud Tante hm anggap saja rumah kedua, semoga kamu betah ya. "

Hana begitu bahagia, Ia membawa Melati langsung ke kamarnya dan meletakkannya disana. Fajar memindai seisi kamar Hana, nampak sangat rapi dan bersih, ternyata Hana juga persis seperti istrinya yang sangat menyukai kebersihan.

" Kenapa Jar, tenang saja. Aku tau kok apa yang terbaik buat seorang bayi, aku bisa jamin kalau disini udaranya bersih. Kamu bisa cek sendiri kalau memang merasa ada yang kotor. "

Hana mengambil tas dari tangan Fajar karena melihat Pria itu hanya bengong sambil memindai seisi kamar miliknya.

" Ya sudah kalau begitu, tapi bolehkah aku tetap disini menemani Melati sampai magrib tiba. "

Hana menggeleng, Ia tidak mau penduduk kampung berpikiran macam- macam tentang mereka.

" Tidak Jar, kamu hanya boleh disini sampai jam lima saja setelah itu kembalilah kerumah mu. "

Mendengar itu Fajar hanya bisa menghela nafas, Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Fajar menatap wajah Putrinya sambil bermonolog dalam hati mengingat semua yang sudah terjadi, mengingat istana aneh yang Ia yakini ada di sekitar mereka, hanya saja Ia tidak tau dimana tempat itu.

Malam hari Hana beberapa kali bangun karena Melati terbangun, Ia memenangkan nya dan bersyukur tidak sampai harus membangunkan tetangga.

Pagi-pagi setelah rapi Hana membawa Melati kerumahnya, Fajar langsung tersenyum ketika melihat buah hatinya sudah rapi dan nampak masih tertidur di gendongan Hana. Tanpa di minta Hana langsung meletakkan Melati di kamarnya.

" Eh Han, jangan disana. Di kamar ku saja. " Pinta Fajar yang melihat Hana membawa bayinya ke kamar tamu.

Hana akhirnya menurut, Ia meletakkan Melati di kamar utama yang tempatnya hanya bersebelahan. Ia kembali keluar menemui Fajar.

" Apa kamu sudah sarapan Jar. " Tanya Hana, Fajar menggeleng karena memang dirinya belum makan apapun.

Hana langsung beranjak keluar rumah, sesaat kemudian Ia datang dan membawa sarapan untuk suami dari almarhum sahabatnya.

" Ini,makanlah. Aku tadi buat lebih. "

Fajar memandang tempat bekal berisi nasi kuning dan juga dua butir telur masak balado. Fajar bertanya-tanya dalam hati, kapan wanita itu membuat sarapan, sedangkan dia pasti sibuk mengurus anaknya yang Ia titipkan.

Fajar menyantap sarapannya yang menurutnya sangat pas di lidahnya, sama seperti masakan buatan Istrinya dulu.

***

Fajar di minta kembali bekerja di tempatnya yang dulu tapi Hana meminta Fajar mendaftar di tempat dirinya bekerja, karena pemiliknya adalah teman Hana jadi tidak susah untuk nya meminta agar menerima Fajar bekerja di kantornya.

Sepulang dari melamar pekerjaan, Fajar menghentikan motornya di pinggir jalan. Ia melangkah perlahan memperhatikan beberapa rumah- rumah warga, bahkan gedung-gedung yang tinggi. Samar- samar Ia masih mengingat bagaimana ciri-ciri rumah yang Ia masuki dulu, Ia yakin tempat itu ada di sekitar dirinya berdiri saat ini. Rumah yang dari luar nampak kumuh dan dindingnya pun di tumbuhi rumput liar, tapi ketika pintu terbuka rumah itu tiba-tiba menjadi sebuah istana yang megah lengkap dengan semua fasilitas hotel bintang lima beserta orang-orang yang aneh di dalamnya.

" Dimana rumah itu, kenapa aku tidak bisa menemukan nya. " Gumam Fajar. Sementara tanpa Ia sadari bahwa banyak pasang mata yang sedang memperhatikan dirinya.

Di antara pasang mata itu adalah seorang wanita yang hanya menatap semua orang dengan tatapan kosong. Merasa tidak menemukan apa yang Ia cari akhirnya Fajar pun kembali kerumah.

Hari berganti hari minggu bahkan bulan pun silih berganti, banyak yang menyarankan Fajar agar menikahi Hana. Semua itu agar memudahkan mereka berdua dalam merawat Melati dan tidak menjadi bahan gunjingan warga kampung.

Di antara banyaknya penduduk kampung tentu perasaannya tidak sama, ada yang mempercayai kalau Fajar dan juga Hana bisa berpikiran dewasa dan tidak melakukan hal yang di larang oleh agama itu. Namun ada juga sebagian yang suka mengurusi kehidupan orang lain, rasanya sehari saja tanpa bahan obrolan mereka tidak akan bertahan hidup.

Melati kecil yang sudah belajar berbicara juga justru memanggil Hana dengan panggilan Mama meskipun tidak ada yang mengajarkan soal itu.

" Sayang, ini Tante dan ini Mama. " Hana memberitahukan secara pelan kepada Melati dengan menunjuk dirinya sebagai Tantenya dan juga foto Arum sebagai Mamanya.

Meskipun begitu Melati tetap tidak merespon, Ia bahkan diam memandangi foto Arum lalu kemudian memeluk Hana dan kembali memanggilnya Mama. Hana menghela nafas berat, meskipun tidak masalah baginya. Ia hanya merasa tidak nyaman pada Fajar karena anak semata wayangnya malah memanggil Mama kepada pengasuhnya.

" Sayang. "

Fajar baru kembali dari tempat kerjanya dan berdiri di depan pintu melihat interaksi antara anaknya dan juga Hana. Ia merasa terharu melihat kedekatan mereka.

" Pa- pa. " Oceh Melati.

Fajar tersenyum dan langsung memberi pelukan kepada Putri kesayangannya itu.

" Ini untuk mu. " Ucap Fajar. Sembari menggendong Melati, Fajar menyerahkan sebuah amplop kepada Hana. Hana menerimanya dan meletakkannya di dalam tas miliknya yang Ia gantung di dekat lemari.

" Kamu sudah makan, biar aku siapkan sebelum pulang. " Fajar mencium wajah Putrinya dengan perasaan senang.

" Boleh aku mandi dulu sebentar. "

Hana mengangguk dan mengambil alih menggendong Melati, sementara Fajar sedang mandi Hana menyiapkan makan malam untuk Fajar meskipun masih pukul lima sore.

Setelah selesai Hana mengambil ponselnya namun kemudian matanya menatap amplop yang baru saja di berikan Fajar kepadanya.

Terpopuler

Comments

⍣⃝𝑴𝒊𝒔Cliff💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ🔱

⍣⃝𝑴𝒊𝒔Cliff💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ🔱

biasa itu ada yg pro n kontra.. hy netizen yg paling bener😶

2023-06-05

0

⍣⃝𝑴𝒊𝒔Cliff💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ🔱

⍣⃝𝑴𝒊𝒔Cliff💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ🔱

ibu2 itu sdh terbiasa mengerjakan suanya sendiri..satset satset jdi🤭

2023-06-05

0

𝔰𝔢ñ𝔬𝔯𝔦𝔱𝔞 𝓥𝓵𝓪

𝔰𝔢ñ𝔬𝔯𝔦𝔱𝔞 𝓥𝓵𝓪

nahh kan kalau begini kan enak, walaupun kalian gak saling cinta, setidaknya jangan ada fitnah

2023-06-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!