Bab 𝟗 Permintaan Arum

Fajar memandang aneh pada bunga melati yang berada di ranjangnya, Ia pikir tadinya dirinya sedang bermimpi. Tapi melihat bunga itu benar-benar nyata, Ia baru tau kalau ternyata yang Ia lalui semua itu benar.

Setelah bermalam di rumah sakit, pagi harinya Fajar memutuskan pulang ke rumah, Ia melirik bunga yang masih terletak di atas brangkar rumah sakit. Bunga itu tinggal menyisakan dua kelopak saja.

Di bantu para pihak kepolisian dan juga Raihana, mereka akhirnya kembali kerumah. Sepanjang perjalanan Fajar mengelus kepala Arum dengan lembut, Ia merelakan kedua pahanya untuk di jadikan bantal oleh Istrinya.

Setelah semua pulang, Fajar dan Arum memilih masuk kedalam kamar untuk beristirahat, namun tiba-tiba Fajar melihat hal yang aneh.

" Kenapa bunga ini ada disini, padahal aku sudah meninggalkannya di rumah sakit. " Gumam Fajar.

Arum menatap heran pada suaminya, sepertinya ada sesuatu yang mengganggu pikiran nya. Arum berpikir bahwa suaminya tidak bahagia seperti dulu ketika sedang bersamanya.

" Ada apa Mas, kenapa wajahmu murung begitu. " Tanya Arum.

Fajar menggeleng dan langsung menarik Istrinya kedalam pelukan nya.

" Tidak apa- apa sayang, aku hanya masih tidak menyangka kalau akhirnya bisa bertemu dengan mu lagi, tadinya itu hal yang sangat mustahil. "

Karena permohonan Istrinya, akhirnya Fajar menceritakan semua yang Ia alami selama dirinya di nyatakan hilang sampai saat ini.

Arum menyimak semua yang di ceritakan suaminya, rasanya ada yang menurutnya aneh namun Ia mencoba tidak terlalu memikirkan nya, yang penting saat ini suaminya sudah kembali.

" Sudah Mas, tidak apa- apa. Apapun itu yang penting sekarang Mas sudah kembali. "

Bukan hanya sekali saja Fajar merasakan hal yang aneh, bahkan pada malam hari ketika Fajar ingin menutup tirai rumah, dari luar Ia melihat seorang Pria yang pernah Ia lihat di rumah sakit. Pria yang sama juga yang Ia temui dalam mimpinya.

Fajar bergegas menutup pintu dan masuk ke kamar, Ia langsung masuk dalam selimut Istrinya. Keanehan masih saja terjadi, Ia mencium bau aneh dalam selimut itu.

" Mas. " Panggil Arum yang melihat suaminya menyembunyikan wajannya di dalam selimut.

Fajar membuka selimut yang menutup kepalanya, Ia heran melihat ternyata Arum yang berdiri disana. Ia menoleh pada seseorang yang tadi Ia peluk erat.

" Sayang, sejak kapan kamu disana. Bukankah tadi kamu.....! "

" Kamu apa Mas, aku baru saja dari toilet. Apa Mas lupa kebiasaan ku sebelum tidur. " Jawab Arum.

Fajar mencoba mengingat- ingat kebiasaan Istrinya, memang benar.

" Kalau Arum ke toilet, lalu yang aku peluk tadi siapa. " Batin Fajar, Ia benar-benar di buat bingung.

Melihat suaminya yang seperti orang linglung, Arum langsung menghampiri nya dan merebahkan tubuh nya di samping suaminya. Fajar mencoba mencium aroma tubuh Arum, ternyata berbeda dari yang tadi.

" Mas, apa aku boleh meminta sesuatu padamu. " Tanya Arum.

Fajar mengerutkan keningnya, tidak biasanya sang Istri meminta sesuatu darinya. Ia pun mengangguk mengiyakan.

" Tentu saja boleh, apa itu sayang. " Fajar menarik kepala Arum untuk bersandar di dadanya.

" Tapi selama aku bicara, bolehkah Mas berjanji untuk tidak memotong ucapan ku. Mas cukup berjanji padaku, apapun yang aku minta Mas akan mengabulkannnya. "

Lama Fajar berpikir akhirnya Ia pun menyanggupinya, Ia berjanji akan mengabulkan apapun permintaan Istrinya. Lagipula Fajar berpikir kalau selama ini Ia sudah cukup meninggalkan Istrinya berjuang sendiri, ini saatnya Ia mengabulkan apapun permintaan Istrinya.

" Mas, aku selama ini berjuang sendiri, tentu dengan bantuan Raihana. Kita berhutang banyak padanya, andai bukan karena dia mungkin aku tidak akan bisa bertahan sampai saat ini. "

Fajar menjawab dengan anggukan dan juga deheman, Ia terus mengelus kepala Arum dengan lembut.

" Mas, maukah kamu berjanji untuk merawat anak kita. "

" Apa maksudmu sayang, tentu saja kita akan merawatnya bersama. " Potong Fajar, Arum menatap wajah suaminya.

" Bukankah Mas sudah berjanji untuk tidak memotong ucapan ku, bisakah Mas memenuhi janji Mas itu. "

Fajar menjadi serba salah, tapi ucapan Arum terasa aneh baginya. Namun akhirnya Fajar memilih berjanji untuk kedua kalinya karena tidak tega melihat wajah murung Istrinya.

" Mas, kita tidak tau berapa lama kita bertahan di dunia ini. Tidak ada yang bisa menolak takdir, bisa saja aku duluan atau mungkin Mas yang lebih dulu. Mas jika aku yang lebih dulu, bisakah Mas berjanji untuk menjaga anak kita. Minta bantuanlah pada Raihana, tidak ada orang lain yang bisa aku percaya selain kamu dan juga dia. Jangan pernah menyerahkan dia pada orang lain, maukah Mas berjanji. "

Fajar menggeleng pelan, Ia tidak ingin berjanji pada sesuatu yang menurutnya aneh.

" Apa sudah selesai bicaranya. "Tanya Fajar.

Arum mengangguk dan nampak memejamkan mata.

" Mas tidak bisa berjanji sayang, kita akan merawatnya bersama- sama. Ucapan mu seolah-olah kamu akan meninggalkan Mas seorang diri, Mas tidak ingin itu terjadi. "

Fajar mencium kepala Arum dan memeluknya, Ia memperbaiki tidur sang Istri dan memeluknya. Sembari memejamkan mata Arum kembali berbicara.

" Kenapa Mas, apa permintaan ku begitu berat. Bukankah selama ini aku sudah berjuang sendiri, apa Mas tidak ingin melakukan apa yang aku lakukan. "

Fajar menjadi serba salah, ingin membahas namun Ia melihat ada air mata yang membasahi pipi Istrinya

" Baiklah sayang, Mas berjanji. Mas janji akan melindungi kalian berdua, kita akan melalui hari ini bersama-sama. Sekarang tidurlah, jangan pikirkan masalah yang lain. " Sebuah kecupan sayang mendarat di kening Arum.

Arum membuka mata dan tersenyum, Fajar sampai terpesona melihat senyum manis sang Istri. Tiba-tiba Arum menawarkan diri untuk melayani suaminya.

" Mas, apa Mas tidak menginginkan ku malam ini. "

Fajar meneguk salivanya sendiri, Ia sudah puasa selama sembilan bulan lamanya, namun Ia tidak tega melihat kondisi Istrinya yang bahkan untuk bergerak saja Ia nampak kesusahan

" Mas tidak ingin menyakiti mu Sayang, tidak apa- apa, kita akan lakukan nanti di saat kamu merasa nyaman. " Tolak Fajar secara halus

Raut wajah Arum langsung berubah, Ia menarik tubuhnya dan membelakangi Fajar. Fajar jadi serba salah, kalau di tanya apa yang Ia inginkan. Tentu saja Ia ingin bersenang-senang bersama Istrinya, namun Ia tidak ingin membuat Istrinya kelelahan.

" Sayang, sini. Jangan gini dong, apa kamu marah, kok Mas di belakangi. Nggak enak tau lihat belakang doang. "

Fajar terus membujuk Istrinya agar menghadapnya, dan akhirnya Arum pun menghadap suaminya.

" Sayang, kok kamu nangis sih. Sudah dong, jangan nangis. "

Fajar memberikan ciuman bertubi-tubi di wajah dan juga bibir Arum, jantung nya berdegub kencang ketika bibir mereka menyatu. Rasa rindu itu membuncah dalam hati mereka berdua.

" Apa Mas tidak merindukan ku setelah sembilan bulan berpisah, mungkin Mas tidak menginginkannya tapi... tapi Aku, Aku menginginkannya Mas. " Ucap Arum sambil menunduk.

Fajar yang juga sebenarnya merindukan Istrinya akhirnya mulai menunaikan hajatnya, aktivitas yang sudah tidak pernah Ia lakukan berbulan-bulan akhirnya bisa Ia rasakan malam ini. Fajar memperlakukan Istrinya dengan lembut, Ia bahkan selalu bertanya apakah Istrinya merasa nyaman setiap kali Ia melanjutkan kesenangannya.

Terpopuler

Comments

🍁Cand❣️💋🅼🅸🅼🅸-🆁🆈👻ᴸᴷ

🍁Cand❣️💋🅼🅸🅼🅸-🆁🆈👻ᴸᴷ

kembarannya arum yg tak kasat mata.
yg biasa muncul klo arum mau disakiti🤔

2023-06-05

0

🍁Cand❣️💋🅼🅸🅼🅸-🆁🆈👻ᴸᴷ

🍁Cand❣️💋🅼🅸🅼🅸-🆁🆈👻ᴸᴷ

kira2 sisa brp lama lagi waktu fajar di dunia nyata.🤔

2023-06-05

0

𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 🐊GHISNA🐊🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 🐊GHISNA🐊🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

Haduuuuh tadi siapa ya yg dipeluk Fajar, penghuni ruang tadi yg dianggap bunga melati

2023-05-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!