Bab 4 Kehamilan Arum

Bu Lee menghampiri Dokter dan menanyakan bagaimana kondisi Putrinya, ada sebuah ke khawatiran disana.

" Bagaimana kondisi anak saya Dok, apa dia mengidap sebuah penyakit yang serius. Soalnya dia tadi tiba-tiba pingsan. " Jelas Bu Lee.

Dokter yang memeriksa nampak tersenyum setelah melihat hasil laporan medis pasien.

" Tidak apa- apa Bu, tidak ada yang perlu di khawatirkan. Soal penyakitnya yang pingsan tiba-tiba itu adalah hal yang wajar bagi calon Ibu muda, di usia kehamilan trimester pertama sangat wajar mengalami hal seperti ini. "

Bu Lee langsung terkejut mendengar ucapan Dokter, Ia bahkan sampai mundur beberapa langkah.

" Tidak Pak, ini tidak mungkin. Ini tidak boleh terjadi. " Ucap Bu Lee.

Dokter dan juga Raihana sama - sama heran, keduanya mengerutkan keningnya bersamaan.

" Kenapa tidak boleh Bu, kondisi pasien stabil. Beliau sehat dan tidak punya riwayat penyakit apapun. " Sahut Dokter bingung, sama halnya dengan Raihana.

Janda cantik itu juga di buat bingung oleh reaksi Bu Lee setelah tau anaknya tengah mengandung buah cintanya.

" Iya, Ibu kenapa. Bukannya bersyukur akhirnya anaknya bisa hamil setelah bertahun-tahun menikah. " Raihana ikut menimpali

Bu Lee menatap tajam ke arah Raihana namun Raihana justru balik menatap, Ia tidak sedikit pun merasa takut. Ia yakin ada yang tidak beres telah terjadi.

" Bu- bukan begitu Dok, anak saya ini baru saja kehilangan suaminya. Bagaimana mungkin Ia hamil dan melahirkan tanpa adanya seorang suami di sampingnya. "

Dokter nampak tersenyum, berbeda dengan Raihana yang sejak tadi terus memandangi Bu Lee yang menurutnya aneh.

" Tidak apa- apa Bu, hamil adalah sebuah rezeki. Masih banyak Ibu- Ibu di luar sana yang setelah menikah ingin secepatnya hamil. InsyaAllah bayinya akan ada rezekinya sendiri. "

Raihana langsung menghampiri si Dokter, Ia mulai bosan dengan Ibu dari Arum itu.

" Iya Dok, apa yang di katakan Dokter benar. Sahabat saya ini juga sudah tujuh tahun menikah dan mereka sudah menantikan momen ini lama sekali. Saya yakin Dok kalau sahabat saya pasti akan merasa bahagia setelah siuman nanti, makasih ya Dok atas informasinya. Ini benar- benar kabar baik buat kami. "

Bu Lee langsung meninggalkan ruang rawat tanpa permisi, membuat Dokter menatapnya dengan bingung.

" Tidak apa- apa Dok, mungkin Bu Lee sedang shock, nanti juga dia pasti akan senang, terima kasih ya. "

Dokter mengangguk dan akhirnya pamit untuk memeriksa pasien yang lain. Raihana duduk di samping ranjang pasien, Ia menatap wajah pucat Arum.

" Aku tau kamu pasti sedih dengan semua kejadian ini, tapi aku mohon kamu harus kuat. Aku berjanji akan menemanimu, aku tidak akan meninggalkan mu seorang diri. Cepatlah bangun Rum, aku punya kabar bahagia untuk mu. "

Tidak berselang lama Arum membuka mata pelan, Ia melihat seisi ruangan serba putih itu.

" Arum, alhamdulillah kamu sudah sadar. " Raihana bersyukur karena akhirnya temannya bisa kembali dari pingsannya.

" Rai, kenapa aku ada disini. " Tanya Arum yang sudah tau dimana dirinya berada saat ini.

" Kamu tadi itu pingsan Rum, jadi aku dan yang lainnya membawa mu kemari. Tapi kamu tenang saja, kata Dokter kamu baik- baik saja dan alhamdulillah sekarang kamu sudah siuman. "

Arum menatap sekeliling namun tidak menemukan siapapun disana.

" Cari siapa Rum. Maaf, soal Fajar belum ada kabar. "

Arum menggeleng, bukan itu yang Ia cari saat ini.

" Apa Dia tidak ikut kemari. " Tanya Arum.

Raihana nampak berpikir namun kemudian tersenyum setelah tau siapa yang di maksud Arum.

" Ah maksud mu Ibu mu. Beliau tadi kemari, bahkan yang di pakai kemari itu mobil Ibu kamu. Tapi beliau langsung pergi setelah Dokter mengatakan kalau kamu pingsan tadi karena hamil, sepertinya beliau tidak menyukai hal itu. " Ucap Raihana panjang lebar.

Arum memicingkan satu matanya, Ia menatap wajah temannya ketika bicara. Ia ingin memastikan apa yang baru saja Ia dengar.

" Apa katamu tadi Rai. " Tanya Arum.

Raihana mencoba mengingat- ingat apa yang Ia ucapkan sebelumnya.

" Ah itu, kita kemarin pakai mobil Ibumu. "

" Bukan soal Mama Rai, tapi soal kenapa Mama pergi. "

Raihana mengulang apa yang Ia katakan sebelumnya.

" Oh itu, Ibumu langsung pergi setelah mendengar Dokter mengatakan kalau kamu pingsan karena hamil, aku rasa beliau tidak suka mendengar kehamilan mu Rai. " Raihana begitu lancar menjelaskan, Ia lupa kalau hal ini adalah kabar yang sangat mendebarkan bagi seorang Arum.

" Kamu bilang aku hamil Rai. " Tanya Arum pelan, saking polosnya si Rai Ia mengangguk.

" Hmm, begitu kata Dokter. Eh Arum...... kamu tau nggak, kata Dokter kamu hamil Rum, kamu hamil..... selamat......! "

Raihana langsung bersorak setelah menyadari situasi yang terjadi saat itu.

" Benarkah Rai aku hamil, kamu tidak salah dengar kan. " Ternyata Arum juga sama dengannya, begitu bahagia mendengar kabar bahagia itu.

Raihana mengangguk, Ia mengambil sebuah map yang di berikan Dokter sebelumnya padanya.

" Ini buktinya, kata Dokter kamu bisa melihatnya disini. "

Arum menerima map itu dan membukanya, Ia mengucap syukur karena bisa hamil setelah penantiannya bertahun-tahun lamanya.

Di tempat lain terjadi kegaduhan.

Di sebuah ruangan yang luas terdengar suara menggema.

" Lakukan sesuatu, jangan sampai ini merugikan kita. "

***

Arum menunggu kabar dari kepolisian, setelah seminggu pencarian akhirnya beberapa petugas mendatangi kediaman Arum, polisi memberikan kabar yang tidak begitu menyenangkan untuk seorang Arum.

" Maaf Bu, tapi kami tidak berhasil menemukannya. Tidak ada petunjuk apapun mengenai dimana keberadaan korban, karena ini sudah sangat lama maka kami dari pihak kepolisian memutuskan untuk mengakhiri pencarian dan korban resmi di nyatakan hilang atau meninggal. Kami benar-benar minta maaf karena tidak bisa membantu lebih dari ini. "

Arum bersedih namun Ia tidak bisa berbuat apa-apa.

" Apa tidak bisa di tambah beberapa hari lagi Pak pencarian nya, siapa tau bisa ketemu. "

Seorang polisi menggeleng dan kembali mengucapkan maaf, Arum berterima kasih atas bantuan dari pihak kepolisian. Meskipun tidak ada hasilnya, namun mereka sudah berusaha semaksimal mungkin.

" Mas Fajar, Mas dimana sekarang. Apa Mas tau kalau apa yang kita tunggu- tunggu selama ini sudah ada disini, dia sudah ada di rahim Arum. Arum tau Mas pasti sangat bahagia andai Mas ada disini, dimana pun Mas berada, Arum akan selalu mendoakan Mas. Kalau Mas bisa mendengarkan suara Arum, Arum mohon Mas Fajar, cepatlah kembali. Kami menunggu kehadiran mu di sini. " Arum memejamkan mata sambil menyebut nama suaminya.

Bersama Raihana yang selalu menemaninya, Arum berjanji akan menjaga kandungan nya agar tetap sehat. Ia akan melahirkan buah cinta mereka dengan selamat kedunia ini.

Terpopuler

Comments

༺T͢aᷞ͢nᷝ͢nᷪ͢eᷟ͢a͢༻㊍㊍

༺T͢aᷞ͢nᷝ͢nᷪ͢eᷟ͢a͢༻㊍㊍

kasian arum saat yg ditunggu" sudah datang tetapi tidak ada suaminya disampingnya sabar ya arum

2023-06-05

0

🍌༄༅⃟𝐐Henny🍁❣️🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀

🍌༄༅⃟𝐐Henny🍁❣️🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀

pelototin j lg Raihana Ny Lee.
kaya'a mantu'a d culik dy tuh

2023-06-05

1

🍁Cand❣️💋🅼🅸🅼🅸-🆁🆈👻ᴸᴷ

🍁Cand❣️💋🅼🅸🅼🅸-🆁🆈👻ᴸᴷ

pasti ini suruhan ibunya

2023-06-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!