Bab 2 Fajar Tidak Pulang

Seperti biasa Arum bekerja seperti Ibu rumah tangga pada umumnya, tinggal di rumah dan menyelesaikan semua urusan rumah. Sebenarnya Ia bisa saja bekerja di kantoran seperti dulu sebelum Ia menikah, namun karena suaminya tidak memberikan nya ijin jadi Arum memutuskan untuk bekerja di rumah saja.

Semua pekerjaan rumah sudah selesai dan Arum memilih mengistirahatkan tubuhnya untuk persiapan nanti malam, ketika tidur Ia bermimpi aneh. Mimpi yang seperti nyata hingga membuatnya terbangun, Arum mengelus dadanya pelan.

" Andai saja aku bisa hamil, Mas Fajar pasti akan sangat senang. Ini akan jadi kado pernikahan kami yang ketujuh. " Gumamnya sembari mengelus perutnya sendiri.

Arum beranjak dari tempat tidur, Ia masuk ke kamar mandi untuk mengambil wudhu kemudian lanjut menjalankan kewajiban sebagai seorang muslimah.

Arum mengadukan semua unek- unek yang ada di hatinya tanpa sadar Ia pun menangis, usai menjalankan kewajiban nya Arum kembali sibuk di dapur.

Ia mulai memasak untuk makan malam dirinya dan untuk sang suami tercinta, sepanjang memasak Ia selalu tersenyum apalagi mengingat pergumulan mereka selama seminggu ini.

Arum menunggu kedatangan suaminya, seperti hari- hari biasanya suaminya selalu pulang jam lima sore karena tugasnya siang dan malam di gantikan oleh orang lain.

" Mas Fajar kok belum pulang juga sih. " Arum mondar-mandir di teras rumah.

Tidak biasanya suaminya telat datang seperti ini, sampai hampir memasuki jam magrib Arum masuk kedalam rumah karena mendengar adzan maghrib berkumandang. Meskipun hatinya gelisah namun Arum memilih masuk untuk menjalankan kewajiban nya.

Berharap selesai menjalankan ibadah suaminya akan pulang namun ternyata itu tidak terjadi.

" Mas, Mas Fajar. Mas sudah pulang ya. " Panggil Arum ketika baru keluar dari dalam kamar.

Ia mencari ke penjuru rumah namun tidak menemukan sang suami, Arum kembali keluar rumah dan memperhatikan sekeliling namun sang suami tidak nampak sama sekali.

" Assalamu'alaikum Rum, kok tumben jam segini kamu ada di luar rumah. " Tanya Raihana tetangga rumah Arum, Ia adalah janda dengan satu anak.

" Waalaikum salam. " Sahut Arum.

Arum mulai menceritakan kenapa Ia sampai ada di depan rumah di jam- jam seperti ini.

" Ini loh Rai, Mas Fajar kok belum pulang ya. "

Raina mengerutkan keningnya mendengar ucapan Arum.

" Masa sih Rum, memang biasanya pernah kejadian seperti ini. " Tanya Raihana lagi dan Arum pun menggeleng pelan.

" Nggak pernah Rai, makanya aku gelisah. Aku takut sesuatu terjadi padanya, biasanya dia sudah sampai rumah jam lima karena Ia akan berganti dengan temannya yang kerja malam. "

Raihana mencoba menenangkan Arum, Ia mengelus pundak Arum agar tetangganya itu merasa sedikit tenang.

" Mungkin Fajar bekerja malam, bisa saja kan yang giliran malam tidak jadi datang, ya jadinya Fajar yang menggantikan nya. "

Arum manggut-manggut namun hatinya justru semakin gelisah.

" Apakah bisa begitu, tapi kok aku sepertinya tidak tenang. " Ucap Arum sembari menyentuh dadanya.

" Apa kamu sudah mencoba menghubunginya Arum, biar kamu tenang lebih baik tanyakan saja padanya. "

Arum langsung berlari kedalam rumah, Ia menepuk jidatnya pelan. Bisa- bisanya Ia lupa menghubungi suaminya langsung, maklum punya ponsel hanya sebagai pajangan. Ponselnya juga ponsel jadul.

Arum mencoba menghubungi suaminya berulang kali namun tidak ada jawaban.

" Bagaimana Rum. " Tanya Raihana, Arum menggeleng.

" Ponselnya sih berdering Rum namun tidak ada jawaban. Ya Allah, aku jadi takut terjadi sesuatu padanya Rai. Bagaimana kalau aku kesana saja ya, biar aku tenang. " Ucap Arum semakin gelisah.

Raihana mencoba menenangkan dan meminta nya untuk tidak kesana, Ia juga mengingatkan bagaimana situasi jalan menuju kesana di malam hari.

" Iya, aku tau Rai, tapi aku tidak bisa terus menunggu disini tanpa tau bagaimana kondisinya saat ini. Aku takut dia kenapa-kenapa Rai. "

" Baiklah kalau begitu Rum, aku akan menemanimu kesana. " Akhirnya Raihana ikut menemani Arum ke tempat dimana suaminya bekerja.

" Baiklah, kita pergi sekarang biar tidak terlalu malam. "

Keduanya pergi menggunakan motor milik Raihana, awal mereka merasa nyaman namun ada sekitar dua ratus meter sebelum tempat kerja suaminya disana jalan terkenal dengan hal mistis nya.

Arum bergegas turun dan membunyikan bel yang berada di pagar, Ia juga memanggil- manggil nama suaminya namun tidak ada jawaban.

" Bagaimana Rum. " Tanya Raihana, Arum lagi- lagi menggeleng dengan wajah bingung.

Tidak lama kemudian muncullah seorang Pria dari yang berdiri di balik gerbang.

" Maaf, cari siapa ya. Tanyanya.

Arum mencoba tersenyum dan menanyakan keberadaan suaminya.

" Maaf Pak, malam- malam begini kami mengganggu pekerjaan Bapak. Saya Arum, Istrinya Mas Fajar. Saya kemari ingin menanyakan, apa Mas Fajar masih disini atau dia sedang kerja malam. "

Pak Danu memandang Arum dan juga Raihana secara bergantian, beliau nampak tersenyum.

" Maaf Mbak, saya memang kerja berdua tapi bukan dengan Pak Fajar. Pak Fajar sudah pulang jam setengah lima sore tadi seperti biasanya. "

Mendengar jawaban satpam yang bertugas mala itu membuat Raihana mengerutkan keningnya, sedangkan Arum semakin khawatir.

" Oh begitu ya Pak, terima kasih ya. " Arum masih berdiri setelah mengucapkan terima kasih.

" Kalau Mas Fajar benar sudah pulang sore tadi terus kemana ya perginya, kok sampai sekarang belum pulang juga. " Gumam Arum yang juga di angguki oleh Raihana yang juga punya pemikiran yang sama.

Ternyata satpam yang kerja malam itu belum beranjak dari tempatnya dan mendengar pembicaraan kedua wanita di depannya.

" Mbak sebaiknya pulang saja, ini sudah malam. Besok saya akan bantu cari, saya juga akan menanyakannya pada Pak Danang juga Bu Vero siapa tau mereka tau dimana keberadaan Pak Fajar. "

Akhirnya Arum dan Raihana memilih pulang kerumah, apa yang di katakan oleh satpam benar adanya. Ini sudah cukup malam, takut terjadi apa- apa di jalan.

Karena keduanya memang terkenal pemberani jadinya tidak masalah ketika melewati jalan yang menurut orang lain menyeramkan itu.

Sampai rumah Arum berterima kasih pada Raihana karena sudah bersedia menemaninya malam itu.

" Sudah tidak apa- apa, cepatlah masuk. Mungkin saja Fajar sudah ada di rumah, aku akan menunggu disini. "

Arum segera masuk dan mencari keberadaan suaminya namun tidak ada, Ia kembali keluar untuk mengabarkan pada Raihana, Raihana menawarkan diri menemani Arum tidur malam itu, Arum pun akhirnya setuju. Malam itu mereka tidur bersama, bedanya Raihana tidur di kamar tamu dan Arum tidur di kamar utama.

Pagi-pagi sekali Arum sudah bangun, Ia terus mencari keluar berharap suami tercintanya akan pulang namun lagi- lagi itu hanya harapan saja. Arum kembali menunaikan kewajiban nya meskipun dengan hati gunda gulana, di dalam sujudnya Arum kembali meminta di pertemukan dengan sang suami yang saat ini pergi entah kemana.

Terpopuler

Comments

Zhou Zhi lou

Zhou Zhi lou

kalau suami tdk mengizinkan bkrja kamu hrs nurut arum. lagian sdh menikah jd wajar klu hrs mngurus rmh

2023-05-26

0

ᵘⁿⁱ🅢🅐🅡🅘💋E𝆯⃟🚀`oғғ

ᵘⁿⁱ🅢🅐🅡🅘💋E𝆯⃟🚀`oғғ

fajar kemana ya kok gak pulang dan gak ngasih kabar sm istrinya

2023-05-25

0

❤️⃟WᵃfSheilla Lee

❤️⃟WᵃfSheilla Lee

Aamiin semoga aja kamu cepat di kasih kepercayaan, terus lah berdoa dan berusaha

2023-05-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!