Bab 3 Pencarian Fajar

Arum di temani oleh Raihana kembali ke kediaman Pak Danang, seorang konglomerat yang berada di kampung mereka. Sebelum berangkat Ia berharap bisa menemukan keberadaan suami tercintanya itu.

Sampai disana mereka langsung di bukakan pintu gerbang, ternyata satpam yang bekerja pagi itu masih satpam yang sama.

Arum di antar bertemu dengan Bu Vero dan Pak Danang, kedatangan mereka di sambut baik oleh kedua orang terpandang itu.

" Terima kasih Bu, Pak. Saya kemari ingin minta bantuan Bapak dan Ibu, sekiranya berkenan membantu mencari suami saya karena sampai saat ini Mas Fajar belum juga kembali. Saya tidak tau dia kemana sekarang. "

Bu Vero dan Pak Danang saling pandang, keduanya juga terkejut dan merasa kasihan pada wanita di depannya.

" Baiklah Mbak, kita akan mengerahkan banyak orang untuk mencarinya hari ini. Jika sampai sore kita belum juga mendapatkan kabar apapun maka kita akan melaporkan masalah ini ke pihak berwajib. " Sahut Pak Danang sebagai jawaban.

Arum mengangguk dan berterima kasih atas kebaikan majikan dari suaminya itu, Arum dan juga Raihana turut bersama rombongan yang lain mencari dimana kira- kira Fajar berada.

" Arum, apa kamu tidak berpikir ini aneh. Bukan hanya Fajar yang hilang tapi juga dengan motornya. "

" Maksud mu apa Rai. "

Rai nampak berpikir sesaat sebelum memberikan jawaban pada tetangganya itu.

" Gini Arum, kalau menurutku sih Fajar hilang bukan karena isu- isu tentang daerah sini deh. Maksud ku kalau biasa orang hilang pasti motornya tertinggal, masa iya sih motornya juga ngikut di bawa kan aneh. "

Arum hanya bisa menggeleng pelan seraya menghela nafas, Ia juga tidak mengerti mengenai hal itu. Karena jujur dirinya adalah orang yang tidak terlalu percaya dengan dunia seperti itu.

Satu persatu penduduk kampung yang ikut mencari mulai menyerah karena tidak menemukan tanda- tanda apapun. Akhirnya Arum dan juga Raihana ikut pulang kerumah, sore hari di temani oleh Pak Danang dan Bu Vero, Arum dan Raihana mendatangi kantor kepolisian terdekat, mereka melaporkan tentang kasus kehilangan.

Polisi berjanji akan membantu mencari keberadaan Fajar bermodalkan laporan yang mereka terima.

" Yang sabar ya Arum, kita harus yakin bahwa Fajar pasti baik- baik saja di tempat lain. "

Arum mengangguk, Ia bersyukur karena disaat Ia mengalami hal seperti ini ada orang yang begitu baik menemani bahkan menyemangatinya.

Di tempat lain.

" Cepat, kita harus segera kesana. Akhirnya kita punya kesempatan, kali ini rencana itu tidak boleh gagal lagi. "

Arum mendapatkan kejutan dengan hadirnya beberapa orang yang langsung memeluknya.

" Nak, maafkan Mama. Mama baru datang menjenguk mu, Mana turut berdukacita atas hilangnya Fajar suami mu. "

Arum melepaskan pelukan Ibunya, keningnya berkerut.

" Mama, darimana Mama tau kalau Mas Fajar hilang. Padahal Arum tidak pernah memberitahukan tentang hal itu. "

Nyonya besar dari keluarga kaya raya itu nampak gugup namun karena kecantikannya jadi kegugupan nya itu bisa tersamarkan.

" Ah ini Nak, sebenarnya tadi Mama kerumah mu tapi kamu tidak ada. Pas Mama tanya- tanya ke tetangga rumah kamu katanya lagi mencari suaminya yang hilang. " Jawab Bu Lee

Wanita dengan nama lengkap Purwati Lee Wijaya itu berusaha meyakinkan Putrinya agar percaya pada apa yang Ia katakan.

" Kenapa, apa kamu nggak percaya pada Mama mu ini. Kamu pikir Mama bohong, begitu. "

Arum menggeleng, meskipun sebenarnya Ia merasa alasan dari Ibunya itu sangat tidak masuk akal dan nampak di buat- buat namun Arum tidak ingin membuat suasana menjadi tidak kondusif.

" Nggak, bukan begitu Ma. Arum hanya kaget saja, sejak kapan Mama mau menginjakkan kaki di tempat kumuh seperti itu. "

Bu Lee langsung tertawa mendengar ucapan Arum.

" Iya sih Nak, memang benar apa yang kamu katakan. Tapi itu tidak lagi berlaku bagi seorang Ibu yang merindukan anaknya, apa tidak boleh Mama mengunjungi Putri Mama yang sudah lama tidak ada kabar. Kamu sudah bertahun-tahun hilang Nak dan tidak pernah sekalipun mengunjungi Mama. "

Dengan raut wajah sedih, Bu Lee mengusap matanya dengan tissue. Ia menangis terisak di hadapan Arum, Arum yang melihat Ibunya langsung memeluk dan meminta maaf pada wanita yang sudah melahirkan nya itu.

Berbeda dengan Arum yang langsung tersentuh melihat tangis sang Ibu, Raihana justru mencibirkan bibirnya. Ia melihat ada yang tidak wajar karena ketika memeluk Arum wanita itu tersenyum.

" Sudah Ma, jangan menangis lagi. Maafkan Arum, bukan maksud Arum tidak ingin mengunjungi Mama. Lagipula Arum bahagia bersama Mas Fajar dan Arum tidak ingin mengganggu Mama. "

Arum membalas pelukan Ibunya, Ia benar-benar merasa bersalah.

" Nak, bagaimana kalau kamu kembali ke rumah, mumpung Fajar tidak ada, apa tidak sebaiknya kamu kembali ke rumah. Tinggal di gubuk itu tidak ada yang menemani, Mama takut kamu kenapa- kenapa. "

Arum langsung melepaskan pelukannya, dengan cepat Ia menggeleng.

" Tidak Ma, Arum tidak akan kemana-mana. Arum akan tetap menunggu Mas Fajar sampai kembali. "

Raut wajah Bu Lee seketika berubah, Ia tidak menyangka sang Putri akan mengatakan hal itu.

" Maaf Bu, tapi kalau saya bisa bicara. Saya setuju dengan apa yang di katakan oleh Arum, bagaimana pun juga belum ada kepastian tentang hilangnya Fajar. Belum tentu dia hilang, polisi saja belum memberikan jawaban bahkan pencarian pun belum di lakukan. "

Raihana memperhatikan raut wajah dan gerak- gerik Ibu dari temannya itu. Sementara Bu Lee terus berusaha mencari alasan agar Putrinya mau ikut dengan nya.

Di saat Bu Lee terus membujuk Arum, tiba-tiba Arum merasakan kepalanya pusing dan pandangannya berkunang- kunang. Lambat laun tubuhnya kehilangan keseimbangan dan jatuh terkulai lemas, Raihana dengan cepat menahan tubuh temannya itu dan berteriak meminta tolong.

" Pak tolong........ ! " Tariak Raihana.

Beberapa petugas yang berada disana datang memberikan bantuan.

" Pak, tolong bantu teman saya. Sepertinya dia sakit, tolong bawa dia ke rumah sakit. "

Polisi pun mengangguk, mereka mengangkat tubuh Arum keluar agar segera mendapatkan pertolongan.

" Bu Lee, bukankah Ibu kemari bawa mobil, kenapa tidak pakai mobil Ibu saja biar cepat. " Saran Raihana.

Karena disana banyak orang akhirnya Bu Lee pun setuju, mereka mengangkat tubuh Arum memasuki mobil Ibunya.

Sampai di rumah sakit Raihana langsung memanggil para petugas kesehatan yang ada disana.

" Dokter, Dok..... tolong, teman saya pingsan, tolong Pak. "

Tubuh Arum di dorong menggunakan brangkar dorong atau troli untuk membawa dan memindahkan pasien dari satu tempat ketempat yang lain.

Arum tidak di masukkan ke ruang UGD karena setelah di periksa hanya kelelahan saja. Ia di pindahkan ke ruang rawat, Raihana bersyukur karena ternyata temannya baik- baik saja.

Terpopuler

Comments

Zhou Zhi lou

Zhou Zhi lou

duh, kasihan banget suaminya blm pulang. smoga cepat ditemukan dan brkmpul lg sm.keluarga

2023-05-26

0

ᵘⁿⁱ🅢🅐🅡🅘💋E𝆯⃟🚀`oғғ

ᵘⁿⁱ🅢🅐🅡🅘💋E𝆯⃟🚀`oғғ

kasian Arumi jdi sakit memikirkan suaminya

2023-05-25

0

❤️⃟WᵃfSheilla Lee

❤️⃟WᵃfSheilla Lee

Syukurlah kalau di sambut dengan baik semoga aja Bu Vero mau membantu Arum

2023-05-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!