Bab 11 Ada Yang Pergi dan Datang.

Fajar menatap nanar pada sahabat Istrinya yang tengah duduk di lantai dengan menekuk kedua lututnya untuk di jadikan penopang kepalanya yang terasa berat, Ia tetap duduk tepat di samping pintu ruang operasi meskipun sudah beberapa kali Fajar memintanya duduk di kursi.

Fajar merasa heran, mengapa ada orang sepertinya. Padahal mereka sama sekali tidak punya ikatan darah, tapi melihat kesedihan Hana membuat Fajar yakin kalau wanita itu adalah orang yang sangat baik.

Hana berulang kali mendongakkan wajahnya hanya untuk memastikan bahwa pintu ruang operasi itu sudah terbuka atau belum.

" Ya Allah, tolong selamatkan Arum, semoga operasi nya lancar. Dia sudah cukup menderita selama ini, ijinkan Dia bahagia bersama keluarga kecilnya. "

Hana menangis sesegukan hingga tubuhnya ikut berguncang, Fajar yang tidak tega akhirnya membantu Hana berdiri.

" Sudahlah Han, jangan menangis. Kita sama-sama berdoa saja, semoga Arum baik- baik saja dan mampu melewati semua ini. " Bujuk Fajar.

Hana hanya berdiri dan kemudian mondar-mandir, rasanya Ia sudah menunggu berminggu-minggu hanya untuk operasi persalinan sahabatnya itu.

Tiba-tiba terdengar dari luar suara tangisan bayi yang begitu keras, sampai-sampai suara itu terdengar keluar.

Hana langsung berdiri sembari mengusap air matanya Ia mencoba tersenyum, wanita sudah tidak sabar sampai Ia berdiri tepat di depan pintu ruang operasi.

Tidak berselang lama pintu ruang operasi pun terbuka, nampak seorang wanita berpakaian putih keluar dari ruangan itu. Hana terkejut namun Ia langsung menanyakan bagaimana kondisi sahabatnya

" Sus, Suster.... bagaimana kondisi Arum dan juga bayinya. Mereka baik- baik saja kan. "

Fajar juga ikut mendekat, Ia ingin tahu bagaimana kondisi Istrinya. Suster nampak tersenyum melihat kepanikan kedua orang di depannya.

" Alhamdulillah Mbak, Pak. Pasien baik- baik saja dan bayinya juga sudah lahir dengan selamat. " Jawab Suster.

Hana menghela nafas lega, Ia tersenyum sumringah seraya mengucap syukur.

" Terima kasih Sus. Ya Allah, alhamdulillah. Terima kasih sudah mengabulkan permohonan hambamu ini. " Ucap Hana

Hana dan Fajar masih duduk di kursi tunggu, keduanya sedang menunggu kapan mereka akan di panggil agar bisa melihat Arum dan juga bayinya.

Tiba-tiba samar- samar Fajar melihat seseorang yang selalu hadir beberapa hari terakhir ini, orang yang selama ini Ia temui dalam mimpinya. Fajar pun mengejar Pria yang sedang menggunakan seragam kedokteran itu.

" Hei Dok, Hei..... tunggu, kau.... Hei kau Dokter gadungan. " Panggil Fajar namun Pria itu semakin menjauh.

Sampai di ujung jalan Fajar berhenti, Ia bingung mencari kemana perginya Pria itu. Tiba-tiba Ia melihat ke lantai ada sesuatu yang membuat rasa penasarannya teruji, Ia mengambil benda itu dan ternyata itu adalah kelopak bunga melati yang sudah Ia buang.

" Bunga ini. " Gumam Fajar.

Bunganya perlahan mengering ketika berada di dalam genggaman nya. Dari arah belakang Hana terus mengejarnya dan memanggil- manggil namanya.

" Fajar, kamu sedang apa. Siapa yang kamu kejar sampai kemari. " Tanya Hana.

Ia heran melihat Fajar melamun dengan mengangkat salah satu tangannya, Hana memeriksa apa yang ada di tangan suami dari sahabatnya itu.

" Fajar, Hei.... Fajar, sadar. " Hana memanggil- manggil nama Fajar namun Pria itu tidak kunjung bereaksi.

" Fajaaaarrr...... ! "Pekik Hana tepat di telinga Pria itu.

" Eh Han, ngapain kamu teriak. Aku belum tuli, pelan- pelan dikit napa. " Protes Fajar.

Hana tersenyum sinis.

" Pelan - pelan katamu, kamu tadi itu yang bikin bingung, kesurupan ya. Itu apa yang ada di tangan, ngapain kamu petik bunga kering begitu. "

Fajar melihat kembali bunga kering yang ada di tangannya, tiba-tiba mereka berdua mendengar kegaduhan.

" Eh apa itu, sepertinya ada yang mencari kita. " Ucap Hana yang langsung berlari meninggalkan Fajar yang masih bingung melihat bunga kering di tangannya.

Nampak beberapa suster berlarian keluar masuk di dalam ruangan operasi, kaki Hana mendadak lemas namun Ia mencoba sekuat tenaga menggerakkan kakinya.

" Dok, ada apa. Kenapa banyak yang keluar masuk, apa ada masalah. " Tanya Hana setelah Ia susah payah mencapai ruang tunggu.

Dokter menjelaskan semuanya yang terjadi pada Hana bahwa jantung pasien tiba-tiba berhenti berdenyut ketika para medis tengah menghentikan pendarahan yang juga tiba-tiba.

" Tidak Dok, bagaimana mungkin. Bukankah tadi kalian mengatakan kalau pasien baik- baik saja, bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi. "

Fajar yang juga baru datang bisa mendengar semua penjelasan Dokter, Ia langsung menggenggam bunga melati yang kering di tangannya. Ia menangis setelah mulai menyadari apa yang terjadi.

Pria itu langsung berlari dan menghidupkan motor milik Hana menuju suatu tempat, sepanjang jalan Ia terus menangis.

Ia memarkirkan motornya di pinggir jalan dan kembali berlari kesana kemari.

" Dimana kalian, Hei.... Dokter gadungan, dimana kalian. Keluarlah..... ! " Teriak Fajar sambil berlari mencari istana yang pernah Ia masuki.

Fajar meyakini kalau istana itu ada disana, Ia terus memanggil- memanggil Pria yang selalu hadir di saat saat tertentu.

" Dimana kalian hiks~ hiks, kembalikan Istriku. " Fajar menangis sambil sujud di bawah sebuah pohon karena rasa putus asa tidak kunjung menemukan rumah aneh itu.

Di rumah sakit meskipun bersedih karena kabar kehilangan sahabatnya namun Hana mencoba kuat, Ia melangkah perlahan memasuki sebuah ruangan untuk melihat sahabatnya yang sudah menjadi jenazah. Tidak bisa lagi Ia ajak bercanda, Hana menghirup udara sebanyak-banyaknya untuk mengurangi rasa sesak di hatinya.

Perlahan Ia membuka penutup wajah berwarna putih itu dan melihat sahabatnya yang seperti tersenyum kepadanya.

Sekelebat bayangan tiba-tiba muncul di depan Hana.

" Titip Mas Fajar dan juga anakku, anggap dia adalah anak mu. Jangan pernah berikan Dia pada orang lain. " Hana mengingat pesan Arum kepadanya sebelum sahabatnya itu memasuki ruang operasi.

" Arum, kenapa kamu pergi begitu cepat. Kenapa kamu tidak menunggu ku, bukankah kita berjanji akan melewati ini semua sama- sama. " Ucap Hana sambil menangis.

Lagi-lagi Ia seperti mendengar sebuah suara namun tidak melihat ada orang lain disana. Suara itu terus memintanya merawat anaknya yang baru lahir dan juga memintanya untuk kuat.

" Bayi.... bayi, Ia bayi. Aku sudah berjanji akan merawat dan menyayangi nya seperti anakku sendiri. Iya Rum, aku berjanji akan merawatnya dengan nyawaku sebagai taruhannya. Kamu pulanglah dengan tenang, jangan pikirkan soal semua yang kamu tinggalkan, agar kamu bisa tenang disana. " Gumam Hana.

Ia melangkah keluar dan mencari dimana bayi yang baru di lahirkan almarhumah Arum. Suster membawa Hana menemui bayi Arum.

Hana terpana melihat bayi mungil yang nampak sangat cantik nan menggemaskan.

" Ya Allah Rum, dia mirip sekali dengan mu. Sayang, Nak..... ini Mama Hana. Mama akan menggantikan Mama Arum untuk menjagamu, kamu harus hidup sehat dan kuat seperti Mama mu. Kelak kamu akan tau, kalau kamu lahir dari seorang wanita yang hebat. "

Hana langsung jatuh cinta saat pertama kali melihat bayi dari sahabatnya, Ia berjanji akan merawatnya dengan baik. Meskipun bukan dirinya yang melahirkan, namun sebisa mungkin Ia akan menjadi Ibu sambung yang akan memastikan kalau bayi itu tidak akan kekurangan kasih sayang. Hari ini adalah hari yang berat, ada yang pergi namun ada juga yang datang.

Terpopuler

Comments

🍁Cand❣️💋🅼🅸🅼🅸-🆁🆈👻ᴸᴷ

🍁Cand❣️💋🅼🅸🅼🅸-🆁🆈👻ᴸᴷ

bener berarti bunga itu utk nyawa arum bukan fajar.

2023-06-05

0

𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 🐊GHISNA🐊🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 🐊GHISNA🐊🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

Arum km tahu ga siapa dibalik semua ini. apakah ibumu

2023-05-31

0

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

Arum yang harus mengorbankan nyawanya aku kira orang tua Arum yang akan jd korban

2023-05-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!