Elea berulang kali mendesah kan nafas berat, ia menatap kesal pada Martin yang kini berada di pangkuannya. Suami Elea itu sejak selesai makan malam tadi terus menempel pada dirinya bak terkena lem setan, kini posisi Elea duduk bersandar headboard ranjang nya, dan kepala Martin berada di pahanya, mengelus-elus perut buncitnya dan berbicara pada janin yang ada dalam rahim Elea dan sesekali tertawa karena mendapat respon berupa tendangan kecil dari dalam.
"Om, aku lelah" untuk kesekian kalinya Elea mengatakan hal yang sama. Padahal Elea belum membuka portal Martin untuk mengunjungi calon anaknya, bagaimana jika Elea sudah mengizinkan Martin untuk berbuka puasa?.
"Sebentar El, aku masih ingin berbicara dengannya" ucap Martin.
"Aku rindu padanya, karena sudah lama tidak mengunjungi nya" pancing Martin yang sudah tidak sabar untuk berbuka puasa.
"Itu salah Om sendiri" sahut Elea.
"Ya...yaaa itu memang salahku, dan aku sudah minta maaf untuk itu. Tidakkah kamu memaafkan suamimu ini? aku sungguh rindu El" Martin memasang muka melasnya.
Sejujurnya Elea juga sangat merindukan sentuhan memabukkan Martin, bahkan Elea ingin setiap malam tubuhnya di sentuh dan di gerayangi oleh Martin. Entah kenapa beberapa hari ini hasrat Elea sangat tinggi, Elea juga sengaja beberapa malam ini hanya mengenakan segitiga dan lingerie yang super tipis dan transparan untuk menggoda Martin, agar mau menyerang dirinya. Namun sayangnya suami Elea itu tidak peka sama sekali, Martin memilih bersolo karir di kamar mandi dari pada langsung menerjang tubuh Elea yang nyata di hadapannya, Martin terlalu takut dengan ancaman Elea yang akan tidur bersama Risha. Padahal jika Martin langsung menyerang Elea dan memainkan pusat syaraf kenikmatan wanita itu, Elea pasti akan diam saja dan menikmatinya sentuhan demi sentuhan yang Martin berikan. Mengingat hal itu membuat Elea semakin kesal pada Martin, sungguh tidak peka dengan kemauan sang istri.
"Aku....."
"Aku janji tidak akan membuat tanda merah lagi di lehermu" ucap Martin menyela Elea.
"Apa?" seru Elea.
"Bercinta tanpa mendapatkan tanda cinta? tanda merah? kissmark? yang benar saja. Bahkan aku sangat senang saat kissmark itu memenuhi tubuhku, lalu bagaimana bisa...?" gerutu Elea dalam hati, menatap nanar sang suami.
Ya, Elea sangat suka saat Martin meninggalkan banyak bekas kissmark di tubuhnya, hal itu membuat Elea sangat bahagia saat melihatnya dalam cermin. Namun bukan berarti Elea harus menunjukkan bekas keganasan suami ya pada orang lain seperti tempo hari, Elea hanya ingin jika dirinya seorang yang menikmati betapa ganas dan perkasa ya Martin saat bercinta dengannya.
"El, kamu tidak kasihan padaku? Alfonso sangat rindu jepitan mu" Martin meraih tangan Elea dan meletakkannya diantara kedua pahanya, dimana pusakanya yang diberi nama Alfonso itu sudah mengembang.
"Om mesum banget sih" cibir Elea, wajahnya sudah memerah, bahkan intinya di bawah sana sudah berkedut ingin merasakan terjangan Alfonso.
"Mesum sama istri sendiri kan gak ada larangannya" Martin Mulan mendekatkan wajahnya pada Elea.
"Om mau ngemmmppppptttt...." Martin langsung membungkam mulut Elea dengan ciumannya, Martin melakukannya dengan lembut, sehingga Elea yang tadinya terkejut dengan serangan dadakan Martin, kini malah terlena menikmati setiap cecapan bibir Martin, Elea juga membuka mulutnya mempersilahkan Martin untuk menjelajah dan mengeksplor rongga mulutnya.
"Enghhh...." desah Elea, dan Martin tersenyum senang mendengar suara merdu yang sangat ia rindukan. Percintaan panas itu tak dapat di hindari, kali ini untuk kedua kalinya Elea aktif ikut andil dalam jelajah perjalanan menuju nirwana, hal itu membuat Martin semakin senang karena mendapat servis dari sang istri.
Pasangan suami-istri itu mengulang beberapa kali kegiatan panas yang membuat keduanya terbang melayang-layang, Martin yang tadinya janji tidak akan membuat tanda merah di tubuh Elea, nyatanya hanya isapan jempol. Bahkan tubuh Elea penuh dengan tanda merah, baik di leher, dada, punggung, perut dan lainya, Martin seolah mengubah tubuh polos Elea menjadi macan tutul.
🌼🌼🌼
Tok....tok...tok....
"Mami.... Papi...... kalian tidak sarapan?" entah sudah berapa kali Risha mengetuk pintu kamar Papi Mami nya mengajak sarapan bersama, namun hasilnya nihil.
"Belum bangun juga?" tanya sang Nenek.
"Belum Nek, apa mami terlalu kecapean jalan-jalan sama Risha ya?" gadis itu mengkhawatirkan keadaan Maminya.
"Mami mu tidak.ungkin kecapean" ucap sang Nenek santai, lalu kembali turun kebawah.
"Jika kecapean tidak mungkin Martin menggarapnya semalam suntuk, apa dia tidak kasihan dengan calon anaknya?" Mama Asri sangat tahu penyebab anak dan menantunya belum keluar dari peraduan, apalagi setelah meyaksikan sendiri keganasan sang putra.
"Masih belum bangun juga?" tanya papa Adnan pada istrinya.
"Putra Papa benar-benar keterlaluan, dia membuat istrinya begadang sepanjang malam sampai jam segini belum bangun" sahut Mama Asri.
"Kenapa mama bisa bicara begitu? darimana Mama tahu? jangan bilang kalau mama mendobrak pintu kamar mereka?" heran Papa Adnan.
"Ckk....apakah istri mu ini mertua yang buruk?" kesalnya.
"Padahal dulu saat sama Astrid, Martin tidak seperti ini. Padahal Martin menikahi kedua istrinya dengan keadaan terpaksa, tapi bersama Elea seakan-akan Martin sangat mencintai istrinya" gumam Mama Asri.
"Ya bagus dong Mah kalau Martin mencintai istrinya, memang nya ada yang salah?"
"Maksud Mama itu, seolah Martin sudah lama mencintai Elea, padahal menurut pengakuan nya hanya dua kali bertemu sebelum akhirnya mereka menikah" tutur Mama Asri.
"Ya, mungkin karena ini adalah pernikahan kedua Martin, makanya ia tidak ingin mengulang kesalahan yang sama saat seperti pernikahannya dengan mendiang Astrid dulu. Bukankah seharusnya kita sebagai orang tua ikut senang?" tutur papa Adnan realistis.
"Ya semoga saja memang begitu" sahut Mama Asri.
🌼🌼🌼
Di atas sebuah ranjang besar, wanita yang berada dalam dekapan lengan kekar suaminya itu mulai membuka matanya. Rahang yang tegas, hidung mancung, alis hitam tebal, dan bibir atas tipis, bibir bawah tebal dan ada belahan di tengahnya menjadi pemandangan indah yang pertama kali di tangkap oleh netra lebar Elea.
"Sudah luas memandangi wajah tampan suamimu?" ucap Martin tanpa membuka matanya.
"Bagaimana Om bisa tahu?" bingung Elea juga terkejut karena tertangkap basah mengagumi wajah suaminya.
"Karena aku bisa melihat meskipun dengan mata tertutup" ucap Martin tersenyum.
"Ish...." Elea sengaja mencubit puncak dada Martin. Ingat, pasangan suami-istri itu masih dalam kondisi polos di balik selimut.
"Awhhhh.....sayang, cubitan mu membangunkan Alfonso" desah Martin manja.
"Benarkah?" Elea sengaja membelai dan memilin biji kopi di dada Martin.
"Ssshhhhh....El..." desis Martin menikmati sentuhan jari lentik Elea.
"El, jika kamu tidak berhenti, maka aku tidak akan melepaskan mu pagi ini" ancam Martin menahan tangan Elea yang ada di dadanya.
"Makan jangan lepaskan aku" ucap Elea menatap mata Martin, dan langsung meraup bibir Martin yang sejak tadi Tampa menggoda untuk di lu mat.
"As you wish honey" Martin mengimbangi permainan Elea dengan menyentuh titik-titik kelemahan istrinya. Pagi yang panas di kamar Martin dan Elea tidak terhindarkan, bahkan ketukan pintu tak mereka hiraukan sama sekali, keduanya sama-sama sibuk merengkuh kenikmatan.
🌼
🌼
🌼
🌼
🌼
TBC 🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments