Sudah seminggu berlalu sejak tanda kepemilikan Martin terpampang di hadapan Mama Asri dan Risha, kini Elea mulai berani keluar kamar meski dengan sembunyi-sembunyi, namun saat jam makan malam selalu hadir di ruang makan, berbeda dengan sarapan ia absen dengan alasan tidak selera makan nasi.
Saat makan malam seperti ini semua orang bersikap biasa saja, seolah tidak terjadi apa-apa. Mama Asri melarang keras Risha ataupun Martin menyinggung tentang tanda yang ada di leher Elea, sedangkan Papa Adnan diam saja kerena memang tidak diberi tahu oleh sang istri.
"El sayang, tolong tambah nasi" pinta Martin, bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, padahal karena ulahnya itu kini sudah satu minggu dirinya terpaksa berpuasa. Walaupun bisa memaksakan diri pada Elea, namun Martin tidak mau melakukan itu sebab Elea mengancam jika dirinya memaksa maka Elea akan tidur di kamar Risha. Martin hanya bisa mengalah dan sebisa mungkin menahan diri karena setiap malam Elea dengan sengaja tidur menggunakan lingerie tanpa bra, dan hanya ada kain segitiga yang menutupi inti tubuhnya. Membuat kepala atas bawah Martin semakin berdenyut dan beberapa kali harus berakhir di kamar mandi.
"Segini cukup Om?" tanya Elea mengambilkan nasi untuk suaminya.
"Cukup, terimakasih" ucap Martin tersenyum.
"Elea, apa kamu tidak bisa mengubah panggilan mu pada Martin?" sela Mama Asri, dirinya sudah cukup geli mendengar Elea yang notabenenya istri putranya memanggil dengan sebutan 'Om'.
"Memangnya harus mengubah bagaimana Mah?" lirih Elea.
"Ya apa gitu, Suamiku, Honey, Sayang, Mas, Ada, Akang, Abang, Babe, atau apa saja asal jangan Om. Sudah seperti Om-Om hidung belang saja" ceplos Mama mertua Elea, sedangkan Elea menggigit bibit bawahnya bingung harus memanggil Martin dengan sebutan apa.
"Papi sendiri, maunya di panggil bagaimana?" Risha melihat kebingungan di wajah Elea.
"Apa saja" sahut Martin tidak terlalu memusingkan nama panggilan nya.
"Mami panggil Papi Abang saja, jika tidak bisa mendapatkan Kang dari negeri Ginseng, masih ada Abang yang sudah resmi jadi suami Mami" ucap Risha menahan senyum, sedangkan Martin yang paham akan maksud sang putri menahan geram dan meremas sendoknya.
"Ada-ada saja" sahut Elea tersenyum geli memikirkan kata-kata anak sambungnya.
"Kang? kang siapa maksud kamu Risha?" tanya Mama Asri kepo.
"Kang Daniel, Kang Taehyun, Song Kang, emmmm....masih banyak lagi Nek" Risha menyebutkan nama Idol juga aktor dari negeri Ginseng itu.
"Terus siapa mereka" tanya Mama Asri.
"Apakah Mama senang jika Papa membahas mantannya?"
Uhuk... uhukkkk....
Papa Adnan tersedak mendengar pertanyaan Martin.
"Kenapa jadi bawa-bawa Papa?" protesnya, baru beberapa hari ini hubungan ya dengan sang istri membaik sebab ketahuan membicarakan mantan dengan sahabatnya. Martin malah seolah menyiram minyak pada bara yang sudah padam.
"Kenapa jadi membahas mantan Papa mu? apa hubungannya? apakah kamu juga mengenal salah satu dari mantan Papa mu, jawab?" Mama Asri menatap tajam pada Martin bahkan menggebrak meja.
"Risha sudah selesai makannya, ayo Nih, kita ke kamar Risha" gadis 20 tahun itu menarik paksa Mami sambungnya menjauh dari keadaan yang mulai menegangkan.
Martin menatap nanar kepergian anak dan istrinya yang sudah menaiki anak tangga, niatnya untuk mengalihkan pembicaraan tentang 'Kang' dari negeri Ginseng malah dirinya yang terjebak dalam situasi yang pastinya akan sulit untuk di hindari.
"Jawab Martin, kenapa diam saja" nada bicara Mama Asri sudah berubah datar.
"Martin hanya mengenal Tante Marni, karena dulu pernah kerja sama dengan beliau yang seorang arsitek. Dan Papa bilang Tante Marni mantan ter...."
"Cukup" sela papa Adnan.
"Mah, bisakah kita tidak membahas masa lalu? bukankah kehidupan kita selama ini aman, damai, sentosa, juga bahagia?" wajah papa Adnan sangat melas pada istrinya.
"Lanjutkan Martin?" titah sang penguasa dua Pria dalam rumahnya.
"Emm...."
"Mama please.... lagi pula selama ini Mama tidak pernah melihat papa selingkuh kan?"
"Jika sampai kau ketahuan main gila di belakang ku, akan ku potong habis milikmu yang tak seberapa itu Adnan" ucap Mama Asri sebelum beranjak pergi meninggalkan dua pria yang sangat berarti dalam hidup nya.
"Kau senang sekali membangunkan singa betina yang tidur" geram papa Adnan pada Martin.
"Martin tidak sengaja Pah" jujur Martin.
"Melayang sudah jatahku malam ini" gumam papa Adnan pergi menyusul sang istri.
"Sudah tua masih saja memikat jatah" cibir Martin sesaat kemudian meratapi nasibnya yang tidak dapat jatah dari Elea.
"Jatah" ucap Martin tersebut kecut, lalu menenggak air putih yang ada di gelasnya.
🌼🌼🌼
Didalam kamar Risha, Mama muda dan anak sambungnya itu tiduran di atas ranjang sembari membahas hal-hal random yang membuat keduanya tertawa bahagia. Risha senang karena Elea bisa di ajak bicara layaknya teman dan membahas topik kekinian juga nyambung.
"Sekarang berapa bulan usia kandungan Mami?" tanya Risha melihat Elea mengelus-elus perut nya yang sudah terlihat membulat.
"Empat bulan lebih satu Minggu, sudah hampir lima bulan" sahut Elea.
"Boleh Risha pegang?" gadis itu meringis menatap Mami sambungnya.
"Tentu saja" ucap Elea membuat Risha teriak girang.
"Hallo sayang, ini Kakak Risha" ucapnya saat mengelus perut Elea dan langsung di respon dengan tendangan kecil.
"Dia bergerak Mih" seru Risha senang.
"Ya, dia sudah mulai bergerak sejak beberapa hari yang lalu" Elea memberi tahu Risha.
"Ya ampun lucu sekali, apakan baby girl atau baby boy?" Risha masih mengusap perut Elea.
"Belum tahu, sebab periksa bulan ini belum terlihat jenis kelaminnya. Mungkin bulan depan baru terlihat jenis kelaminnya" jelas Elea.
"Sepertinya dia baby boy, dari tadi nendang-nendang terus" ucap Risha kini malah menciumi dan menempel telinga nya di perut Elea.
Sepasang mata menatap bahagia melihat interaksi Elea dan Risha, ia sangat senang dengan kehadiran Elea dalam hidupnya. Martin, tadinya ingin mengajak Elea ke kamar, namun setelah mengintip melalui celah pintu, ia memutuskan membiarkan Elea bersama Risha malam ini.
"Mami sudah kuat jalan-jalan belum?" tanya Risha.
"Jalan-jalan?"
"Ya ke Mall gitu, hang out, nonton, belanja, nongki-nongki cantik di Kafe"
"Bisa sih, kenapa?"
"Besok kita jalan yuk?" ajak Risha.
"Risha mau kenalin Mami sama teman Risha"
"Berapa orang?"
"Kita berdua sama teman Risha, Citra namanya"
"Boleh, tapi Mami ajak temen Mami ya. Mami sudah lama tidak jalan bareng sama teman Mami, orangnya asik kok"
"Boleh tuh, biar makin seru"
"Girls out day ya" ucap Elea.
"Hahaaa iya"
"Tapi mami harus izin Papi kamu dulu"
"Nanti Risha bantuin Mami biar Papi ngasih izin kita pergi jalan-jalan" ucap Risha, obrolan Abi dan anak itu berlanjut hingga hampir tengah malam, dan tertidur begitu saja.
🌼
🌼
🌼
🌼
🌼
TBC 🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments