Kabar kehamilan Elea di sambut baik oleh keluarga Martin, setelah 20 tahun lamanya kini calon anggota baru akan segera hadir. Mama Asri dan Papa Adnan pun langsung pulang lebih cepat dari jadwal liburan mereka, pasangan usia baya itu sangat antusias mendengar calon penerus keluarga mereka kini sudah tumbuh di rahim sang menantu.
Risha juga sangat senang mendengar dirinya akan menjadi seorang Kakak, meskipun keinginan punya adik sudah lama hilang dari daftar list nya. Namun kini Risha tetap senang dan bersuka cita menyambut calon adiknya, Risha selalu meluangkan waktu untuk menemani Elea dan menuruti segala keinginan Mami mudanya itu.
"Gimana kabar Mami Lo?" tanya Citra pada Risha, dua sahabat itu berada di kafe tak jauh dari kampus mereka.
"Mami gue?" ulang Risha.
"Iyalah Mami Lo, masa iya Mami gue. Gue kan gak punya Mami, punya nya Ibu" ucap Citra.
"Mami gue baik" Risha tersenyum. "Ternyata Lo bener, gue punya Mami rasa bestie" sambungnya.
"Nah kan, apa gue bilang. Gimana-gimana asik nggak orangnya?"
"Hmmmm so far asik sih, kami nyambung, sepertinya bisa di ajak hang out bareng, tapi gak sekarang"
"Why?"
"Yah sekarang ini Mami lagi mabuk, mudah lelah letih gak semangat" tutur Risha.
"Mami gue lagi hamil muda" jelas Risha melihat wajah bingung Citra.
"Woahhh, cie...cie...yang bentar lagi jadi Kakak" goda Citra.
"Biasa aja kali" Risha memutar bola matanya.
"Eh... kapan-kapan hang out bareng sama Mami Lo yuk" ajak Citra.
"Boleh, ntar kalau kondisi Mami udah mendingan kita jalan bareng" sahut Risha, tidak ada salahkan kan jalan-jalan bersama teman dan Mami barunya?.
"Bener ya, gue tunggu" Citra sangat antusias.
🌼🌼🌼
Elea duduk di gazebo taman belakang rumah, hamil muda membuat dirinya mudah lelah dan enggan melakukan aktivitas apapun. Rasanya hanya ingin rebahan dan tidur, sebenarnya kehamilan nya ini tidak terlalu berat, sebab Elea tidak mengalami morning sickness seperti kebanyakan wanita hamil lainnya. Tapi Elea akan muntah jika mencium aroma yang terlalu menyengat, seperti bawang, atau masakan yang menggunakan banyak rempah, seperti kari dan rendang dan lainya.
"Elea, makanlah" Mama Asri membawakan sepiring buah mangga, strawberry, juga anggur.
"Ini bagus untuk perkembangan janin kamu" tuturnya memberikan piring buah itu pada Elea.
"Terimakasih Mah" Elea masih sedikit kaku dengan ibu mertuanya.
"Apa benar-benar tidak ada yang kamu inginkan El?" Mama Asri heran karena Elea tidak menginginkan apa-apa, masa iya menantu nya tidak mengalami yang namanya ngidam? pikirnya.
"Elea tidak ingin apa-apa Mah" jawab Elea mulai memakan potongan buah pemberian dari sang mertua.
"Jika ingin sesuatu katakan saja, jangan di tahan atau di pendam. Jika segan pada Mama, kamu bisa mengatakan nya pada Martin ataupun Risha" tuturnya, Mama Asri tidak mau sampai nanti cucunya lahir ileran gara-gara Elea segan mengatakan keinginan nya, hahhh sungguh pemikiran yang masih sangat kuno.
"Iya Mah, Elea pasti akan mengatakan jika ada sesuatu yang Elea inginkan" jawab Elea.
"Keinginan ku adalah terbang ke negeri Ginseng dan bertemu dengan para suamiku, Koya, RJ, Shooky, Mang, Chimmy, Tata, Cooky. Ahhh... mana mungkin aku mengatakannya pada Mama mertua" jerit Elea dalam hati, ia masih sangat ingin bertemu dengan sang Idol kebanggaan nya itu.
"Nenek, Mami" seru Risha baru pulang dari kampus.
"Kau sudah pulang sayang?" tanya Mama Asri.
"Sudah Nek" Risha mengambil tangan neneknya dan mencium punggung tangan itu, hal yang sama juga ia lakukan pada Elea.
"Enak banget kayaknya" Risha menyomot strawberry yang ada di piring Elea
"Risha, itu untuk Mami kamu" tegur Mama Asri.
"Risha cuma ambil satu Nek, lagian masih banyak di piring Mami" sahut Risha mencebikkan bibirnya.
"Tidak apa-apa Mah, Elea juga tidak akan bisa menghangatkan nya sendirinya"
"Harus habis Elea" tegas Mama Asri, membuat Elea mengangguk.
"Ishhh... Nenek galak banget" protes Risha.
🌼🌼🌼
Elea menunggu Martin yang tengah mandi di kamarnya, wanita yang tengah hamil muda itu berguling-guling di atas ranjang dengan mata fokus pada layar ponselnya, bahkan sesekali ia tersenyum, dan terkikik geli entah apa penyebabnya.
"Apa yang membuatmu tersenyum?" ucap Martin sedari tadi keluar dari kamar mandi tanpa Elea sadari.
"Om" Elea terkejut langsung duduk.
"Kok gak kedengaran kalau udah selesai?" herannya.
"Bagaimana kamu mau dengar jika kamu fokus dengan benda tipis itu" Martin menuju walk in closet nya.
"Masa sih?" gumam Elea tidak sadar akan apa yang dia lakukan.
"Bagaimana keadaan mu hari ini? apakah dia menyusahkan mu?" tanya Martin bergabung dengan Elea di atas ranjang.
"Dia?" ah...bahkan Elea lupa jika dirinya tengah mengandung.
"Ya, anakku. Apakah menyusahkan mu?" Martin ingin sekali mengelus-elus perut Elea yang sudah terlihat sedikit membuncit.
"Oh...dia" Elea meringis sambil mengelus perut nya.
"Dia anak yang baik Om, mana mungkin menyusahkan Mami nya" jawab Elea.
"Apakah aku boleh mengelus juga?" tanya Martin.
"Hah..? eh...boleh, boleh kok" sahut Elea membuat Martin tersenyum senang, lalu mendekati Elea dan mengelus perut istrinya itu.
"Hai jagoan, ini Papi. Kamu baik-baik di dalam sana ya, sehat-sehat dan jangan menyusahkan Mami" ucap Martin mendekatkan kepalanya pada perut sang istri.
"Jagoan?" beo Elea.
"Memangnya Om tahu dari mana kalau anak ini laki-laki? kan kata dokter jenis kelaminnya belum terlihat" heran Elea.
"Aku hanya asal tebak saja, kalau benah ya Alhamdulillah tapi kalau perempuan ya kita bisa coba bikin lagi biar dapat anak laki-laki" tutur Martin membuat wajah Elea memerah.
"Udah kayak kue aja bikin lagi" gumam Elea.
"Ya karena aku yang mengaduk-aduk hingga menjadi..."
"Ish... Om ini mesum banget sih" protes Elea.
"Mesum sama istri sendiri kan gak salah, kalau mesum sama tetangga baru salah" Martin membela diri.
"Ckk, malah cari pembenaran"
"El, malam ini aku boleh jenguk baby kita ya?" pinta Martin.
"Jenguk" Elea masih belum paham kode dari Martin, yang ada di pikirannya adalah menjenguk berarti datang melihat.
"Bercinta El, bercinta" terang Martin yang paham jika Elea masih loading.
"Tapi kata dokter..."
"Tidak apa-apa, dokter tidak melarang jika kita melakukannya perlahan dan tidak berlebihan" sela Martin, sebab sudah seminggu lebih ia berpuasa.
"Ya, boleh ya" bujuk Martin, hingga Elea hanya bisa mengangguk pasrah akan kehendak suaminya.
Setelah mendapatkan lampu hijau dari Elea, Martin langsung menyambar bibir ranum sang istri, seolah sudah sangat lama tidak melakukan nya, padahal jika hanya ciuman setiap pagi dan malam rutin ia lakukan,
Martin mulai merebahkan Elea dan membuka kancing piyama sang istri, Martin tidak sabar untuk menjelajahi pegunungan yang menawarkan kenikmatan itu sehingga..
Ceklek....
"Papiiiii, astagaaaaa kenapa pintunya tidak di kunci?" Risha berencana mengajak Mami mudanya untuk tidur bersama sembari menggosipkan para suami, tapi malah melihat pemandangan yang iya iya.
Brakkkkkkkkkk
Gadis itu membanting daun pintu kamar Papi nya.
"Ckk, menggangu saja" kesal Martin, petualangannya terpaksa di tunda.
🌼
🌼
🌼
🌼
🌼
TBC 🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments