Martin menatap kedua orang tuanya bergantian, ia merasa tengah di sidang karena sebuah kesalahan fatal, dan harus mengakuinya.
"Hufffff, luka ini bekas cakaran kucing Pah, tadi malam Martin ingin mengusir kucing yang sedang k**in, malah Martin yang di cakar" bohong Martin.
"Maaf ya kucing, aku terpaksa mengkambing hitamkan dirimu" ucap Martin dalam hati.
"Kucing?" ucap Adnan dan asri bersamaan.
"Kamu yakin itu bekas cakaran kucing?" mata Mama Asri menatap penuh selidik.
"Ya kan gak mungkin bekas cakaran harimau Mah" sahut Martin mengambil nasi goreng
seafood.
"Lagian kucing mau enak-enak kamu ganggu" ucap Papa Adnan percaya ucapan Martin.
"Lalu, kenapa istri mu tidak ikut sarapan?"
"Elea sedang tidak enak badan, biar nanti Martin bawakan makanan untuknya" Martin mulai menyuapkan makanannya.
"Jangan terlalu di manja"
"Ya" jawab Martin singkat.
Martin kembali ke kamarnya dengan membawa nampan berisi makanan untuk istrinya. Dengan terus mengulas senyum di bibirnya, Martin mengingat penyebab sang istri tidak bisa ikut sarapan di bawah.
🌼 Flashback On 🌼
Setelah percintaan pertama selesai, Martin berniat membiarkan Elea istirahat karena ia pikir cukup bermain sekali. Martin akan mengulanginya hari esok dengan beronde-ronde, tapi ternyata tidak dengan pusaka kebanggaan nya, karena sudah terlalu lama Hiatus dari sarangnya, kini sang pusaka kembali bangkit menginginkan sarangnya bahkan belum sampai dua jam istirahat.
"El" bisik Martin di telinga istrinya.
"Hem" Elea enggan membuka matanya.
"Aku menginginkan nya lagi" ucap Martin tangannya sudah menyusuri setiap lek uk tubuh Elea.
"Hah?" mata Elea terbuka lebar. "Maksudnya Om mau itu lagi?" tanya Elea di angguki Martin.
"Mem.. memang Om tidak lelah?"
"Tidak akan lelah jika untuk yang satu ini"
"Enghhhhh" lenguh Elea ketika Martin melahap puncak bukit indahnya, wanita itu hanya pasrah menerima sentuhan nik mat yang di berikan oleh suaminya.
"Ahh... Om..." jerit Elea kembali merasakan sesak dan penuh di bawah sana.
"Berteriak lah El, aku suka itu" ucap Martin memacu tubuhnya dengan tempo sedang.
"Emmmhhhh" Martin membungkam mulutnya dengan ciuman penuh has rat menggebu, tangannya bermain di puncak bukit Elea, terkadang Martin meremas gemas bukit kenyal yang pas di tangannya itu.
"Ahhh... Om lebih cepat lagi" pinta Elea ia ingin segera sampai puncaknya.
"As you wish honey" sahut Martin mempercepat gerakannya, tak lama tubuh Elea menggelinjang hebat disertai dengan jeritan nikmat, nafas wanita itu terlihat tersengal-sengal menikmati sisa pelepasan nya, membuat Martin membiarkan miliknya di dalam sana, ia menikmati wajah tak berdaya Elea karena perbuatannya.
"Kau sudah selesai?" Elea membuka matanya dan menatap Martin, ada rasa malu di hatinya.
"Jika sudah selesai, mari kita lanjutkan lagi" ucap Martine mengangkat ping gul Elea tanpa melepaskan miliknya.
"Berbalik lah sayang" perintah Martin, dan Elea mengikuti nya. pria dewasa itu mulai mem**pa tubuh Elea dari belakang dan meraih kedua bukit yang menggantung.
"Ahhhh.... Om.." desah Elea merasakan milik Martin menghujam semakin dalam.
"Kau terasa semakin sempit jika seperti ini El" bisik Martin men ji lat telinga Elea, membuat wanita itu semakin terbakar.
Adegan panas itu terus Martin lakukan hingga pukul 04.10 sebab tenaga Elea terserap habis olehnya, bahkan Elea tidak sanggup lagi untuk mend esah.
🌼 Flashback Off 🌼
Ceklek....
Martin membuka pintu kamarnya dan melihat Elea duduk di atas ranjang dengan posisi sama seperti saat ia mendudukkan nya tadi.
"Makanlah dulu" ucap Martin. "Perlu aku suapi?"
"Aku makan sendiri aja Om, lagi pula bukan tanganku yang sakit" sahut Elea sedikit kesal dengan suaminya.
"Apakah masih sangat sakit" tanya Martin, pandangannya mengarah di mana tempat favoritnya itu berada.
"Jangan melihatnya begitu" protes Elea wajahnya sudah memerah.
"Hanya melihat saja, bukankah aku sudah tahu rasanya, aroma dan bentuknya aku juga sudah hafal"
"Astaga Om" Elea menutup wajahnya, tidak sanggup mendengan omongan mesum suaminya.
"Sudah jangan malu, cepat di makan. Aku tahu kamu sangat kelelahan dan kelaparan"
"Ini semua gara-gara Om"
"Itu wajar, karena aku sudah lama tidak melakukannya" sahut Martin santai.
"Ckk, bisa-bisanya bilang wajar. Om hampir saja membuatku tiada jika Om lupa" kesal Elea.
"Itu tidak mungkin ku lakukan, aku tidak mau menduda lagi"
"Jadi selama Om menduda, Om tidak melakukan itu?" Elea mulai sarapan.
"Tidak, aku ini pria baik-baik. Lagi pula aku punya Risha, tidak mungkin aku berbuat hal yang tidak-tidak pada wanita di luaran sana"
"Tapi saat pertama kali kita bertemu bukankah di sebuah Bar?"
"Aku bertemu dengan seorang klien, bukan untuk hal yang tidak-tidak"
"Ohhhh" Elea mengangguk paham.
🌼🌼🌼
Risha terlihat murung di kampus nya, sudah beberapa hari ini ia tidak bicara dengan Papi nya. Risha rindu berbicara, bercerai dan bermanja dengan sang Papi, tapi ia kini sedang mode ngambek karena Papinya memiliki istri baru yang usianya tidak jauh beda dengan nya.
"Lo kenapa sih Ris?" tanya Citra sahabatnya.
"Gue gak kenapa-napa" sahut Risha.
"Ya kalau gak kenapa-kenapa itu kenapa muka Lo bete gitu? Lo ada masalah?" hanya Citra sahabat yang lumayan care dengan Risha.
"Huffff, gue lagi sebel sama Papi"
"Kenapa Papi Lo?"
"Papi nikah lagi"
"Ya bagus dong Ris kalau Papi Lo nikah lagi. Lagian Papi Lo kan masih termasuk muda, dia butuh pendamping dan juga partner untuk bercinta. Dari pada Papi Lo jangan di luaran sana kan?"
"Iya gue tahu, tapi..."
"Tapi apa? Lo harus ngerti kalau Papi Lo udah lama jadi Duda. Kalau sekarang ada yang mau sama Papi Lo kan gak masalah. Lagi pula Lo gak bisa memenuhi kebutuhannya, hanya istrinya yang bisa melakukan hal itu" Citra memberikan nasehat bijak pada Risha, gadis itu menyedot jus jeruk nya.
"Masalahnya tuh istri Papi seumuran sama gue" kesal Risha.
Uhukkkk....uhukkkk.....
Citra tersedak minumannya, jus jeruk itu bahkan masuk ke hidung nya.
"Ckk, pelan-pelan dong Citra"
"Anjirrrr Lo, Lo kalau ngomong liat situasi dong Risha. Seenak nya aja buat orang terkejut" protes Citra.
"Emangnya ada yang salah sama omongan gue?"
"Gak ada, Lo gak pernah salah. Puas Lo" kesal Citra.
"Ehh... Btw berapa usia Mami baru Lo?" kepo Citra.
"22 tahun"
"Woahhhhh..... beruntung banget Om Martin dapat daun muda"
"Lo kira Papi gue Om-Om hidung belang, sembarangan aja kalau ngomong"
"Yeeee, emang bener Om Martin dapat daun muda, selisihnya aja 19 tahun. Lo harusnya beruntung punya Mami rasa bestie, bisa seru-seruan bareng, hang out bareng, ngobrolin hal-hal seru dan masih banyak lagi deh. Gue yakin Mami lon pasti sefrekuensi sama kita"
"Ckk, gue gak suka sama dia"
"Kalau Lo sayang sama Papi Lo, Lo harus menerima apapun pilihan Papi Lo yang bisa bikin beliau bahagia Ris. Salah satunya yaaa istri baru Papi Lo ini"
"Gak asik Lo" kesal Risha pergi meninggalkan sahabatnya. Tapi apa yang di katakan Citra memang benar, dan Risha mengakui itu, hanya saja hatinya belum siap menerima Elea sebagai mami barunya, terlebih Risha tidak begitu ingat kenangan nya bersama Mami Astrid dulu, ia masih terlalu kecil saat harus kehilangan Mami kandungnya.
🌼
🌼
🌼
🌼
🌼
TBC 🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments