Elea melihat perubahan di wajah Martin, suami ya itu seperti kesal dan marah namun sebisa mungkin ditahan. Elea tidak tahu harus bagaimana menenangkan suami yang sedang marah, dirinya baru beberapa bulan menyandang status istri dan belum pernah ada pertengkaran atau perdebatan yang berat.
Jari-jari lentik Elea menjelajah benda tipis yang ada di tangannya, tujuannya adalah meminta bantuan Mbah Google tantang 'Cara menenangkan suami yang sedang marah' namun Elea tidak bisa melakukan apa yang Mbah Google katakan . Lalu Elea mencari 'obat bad mood suami' dan hampir semua ulasan mengatakan jika bercinta adalah obat yang ampuh untuk mengembalikan mood seorang pria yang sedang tidak baik.
Elea melirik Martin yang mengemudi dengan wajah datar terkesan dingin. Apa iya Elea harus mengajak nya untuk bercinta? sedangkan melihat raut wajah Martin saja sudah membuat Elea ketakutan. Namun jika diteruskan seperti ini juga tidak nyaman, tidak ada salahnya mencoba, lagi pula suaminya sendiri yang di ajak bercinta.
"Om.." lirih Elea, namun Martin diam saja.
"Om Martin" kini suara Elea sedikit keras.
"Ada apa?" sahut Martin tanpa menoleh.
"Boleh nginap di hotel aja nggak?"
"Kenapa?" Martin menoleh pada Elea.
"Aku sangat lelah Om, sudah ngantuk berat, perutku rasanya begah terlalu lama duduk, ingin tiduran" entah mengapa begitu lancar Elea berbohong, sepertinya berbohong adalah bakat baru.
"Apa benar-benar tidak tahan sampai rumah?"
"Baiklah, aku akan menahannya" Elea mengelus perutnya dan sedikit meringis seolah benar-benar tidak nyaman.
Kerena tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk menimpa istri dan calon anaknya, akhirnya Martin membelokkan mobilnya di hotel terdekat. Bukan hotel yang mewah, namun lumayan buat istirahat dan yang pasti juga bukan hotel remang-remang.
🌼🌼🌼
Setelah melakukan check in, Martin mengajak Elea menuju kamarnya. Meskipun masih ada rasa sedikit kesal dan marah, namun Martin bisa mengendalikannya walaupun belum sepenuhnya rasa kesal dalam hatinya menghilang.
"Tidurlah" ucap Martin ketika sudah berada di dalam kamar, Elea yang bingung malah hanya terdiam hingga akhirnya ia menuju kamar mandi.
"Gue harus gimana ini?" bingung Elea mondar-mandir dalam kamar mandi, Mbah Google kembali menjadi andalan Elea. Mesin pencarian itu mengatakan jika menggoda suami, menjadi sedikit nakal dan liar di atas ranjang akan membuat suami senang dan semakin sayang.
"Masa gue harus begitu? gue emang wanita bayaran dulu, tapi gue bukan wanita penggoda" gumam Elea, selama ini Martin lah yang sengat mendominasi permainan ranjang mereka, sedangkan Elea hanya sesekali membalas namun lebih banyak pasif.
Elea keluar dari kamar mandi dan melihat Martin sedang berbicara dengan seseorang di telfon, mungkin saja Martin bicara dengan Anton sang asisten. Elea mendekati Martin, karena Martin berdiri membelakangi Elea, jadi pria itu tidak tahu jika sang istri mendekati ya.
Greppp......
Elea memeluk Martin dari belakang, hampir saja ponsel yang ada di tangan Martin terlepas.
"Aku tutup dulu, kita bahas besok di kantor" ucap Martin pada orang di ujung sana dan mematikan panggilan nya.
"Ada apa?" suara Martin masih terdengar datar.
"Om marah padaku?" Elea meletakkan kepalanya di punggung Martin.
"Tidak, memang marah kenapa?" Martin mencoba melepaskan pelukan Elea, namun Elea semakin mengeratkan tangannya.
"Aku tidak bermaksud menyusahkan Om Martin" lirih Elea.
"Aku tahu itu, tidurlah ini sudah hampir pagi" ucap Martin membalikkan badannya.
"Om" Elea menadahkan wajahnya menatap Martin, ia berjinjit mencoba mencium bibir Martin, namun tetap tidak sampai hingga Elea sedikit melompat, beruntung reflek Martin langsung menahan tubuhnya.
"Apa yang kau...." kata-kata Martin terputus saat bibir kenyal Elea beradu dengan bibirnya, entah mendapatkan keberanian dari mana namun wanita 22 tahun itu melu mat dan menghi sap bibir Martin.
Martin yang awalnya terkejut dengan tindakan yang di lakukan Elea, kini mulai membalas bahkan mendominasi penuh kegiatan bertukar saliva itu.
"Bukankah tadi kamu bilang mengantuk dan ingin cepat tidur?" Martin melepaskan pangutan itu.
"Itu tadi, sekarang tidak lagi" ucap Elea menahan malu. "Sekarang aku menginginkan Om" sambung Elea menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Martin. Dan Martin tersenyum senang mendengar pengakuan Elea.
"Kamu ingin bercinta denganku?" Martin sengaja memperjelas dan Elea hanya mengangguk. Martin langsung membawa Elea menuju ranjang dan membaringkan tubuh sang istri.
Tanpa menunggu lama Martin langsung mencumbu Elea dan melepaskan kain yang membungkus tubuh indah Elea. Kali ini Elea juga aktif ikut melepaskan kancing kemeja yang di kenakan oleh Martin, Elea menikmati semua sentuhan yang di berikan oleh Martin hingga saat Martin akan memulai permainan inti, Elea menahannya membuat Martin geram.
"Ada apa lagi?" kesal Martin.
"Aku ingin di atas Om" ucap Elea langsung mendorong tubuh Martin terlentang. Hal itu tentu membuat Martin kaget bukan main, selama ini Martin yang selalu mengungkung Elea, meskipun ia sangat ingin Elea aktif tapi dirinya tidak tahu harus berbuat apa. Dan sekarang Elea berinisiatif untuk memimpin permainan mereka tentu saja Martin sangat senang, entah apa yang terjadi pada sang istri hingga dengan berani mengambil alih peran.
Mengingat Elea masih sangat amatir, Martin sangat menikmati permainan Elea. Ia pun mengingatkan agar Elea bergerak perlahan sebab ada kehidupan dalam rahimnya. Martin tahu jika ini adalah pengalaman pertama bagi Elea, jadi ia tidak menuntut lebih.
🌼🌼🌼
Elea tertidur dalam dekapan Martin, sedangkan pria 41 tahun itu tidak berhenti mengulum senyum di bibirnya, mengingat seberapa nekad dan beraninya istri kecilnya menunjukkan kemampuan bercintanya.
"Om, berhenti menertawakan aku" rengek ia tahu jika Martin sedang menertawakan dirinya.
"Aku tidak menertawakan mu sayang, aku hanya kagum dengan permainan mu" Martin semakin memeluk erat tubuh Elea.
"Om mengejek ku?"
"Tentu saja tidak. Sekarang katakan padaku, berjar dari mana itu tadi? aku bahkan belum mengajarimu"
"Belajar sendiri" jawab Elea jujur.
"Jadi tadi aku adalah kelinci percobaan mu?"
"Bisa di katakan begitu"
"Lalu tahu dari mana gaya bercinta seperti tadi?" tanya Martin membuat Elea merona.
"Dari Mbah google"
"Kenapa bisa tahu dari Mbah Google?" tuntut Martin bertanya terus menerus.
"Tadi aku mencari cara untuk meredakan amarah suami, tapi aku tidak bisa melakukan semua pemaparan di sana. Jadi aku mencari tahu obat bad mood suami, ternyata salah satunya bercinta, tadi aku ingat kita hampir saja melakukannya dan gagal, jadi...."
"Jadi kamu mencoba mengulang nya, begitu?"
"Ya"
"Jadi yang kamu katakan lelah, mengantuk, tidak nyaman hanyalah alasan saja?"
"Apakah Om akan marah lagi?" Elea menatap wajah Martin.
"Tentu saja tidak sayang, apa lagi kamu sudah memberikan servis terbaikmu" ucap Martin mengedipkan sebelah matanya, lalu Elea mencubit dada bidang Martin.
"Awhhh...sayang jangan mencubitnya di situ, karena aku bisa menginginkan mu lagi" ucap Martin manja.
"Tapi Om, aku sangat lelah dan mengantuk" sahut Elea kali ini tidak bohong.
"Tidurlah, aku bisa menahannya" Martin mengecup kening Elea, akal sehatnya masih berfungsi dan memikirkan kondisi istri dan calon anaknya, tentu saja Martin tidak ingin keduanya kenapa-kenapa, jadi sebisa mungkin Maret menahan hasratnya.
🌼
🌼
🌼
🌼
🌼
TBC 🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments