Pukul 19.00 Elea sudah di jemput oleh klien nya untuk di bawa ke sebuah pesta. Klien Elea kali ini seorang pria berusia 30 tahun, Tommy namanya. Tommy terpaksa menyewa jasa Elea untuk menjadi pendamping nya ke sebuah pesta pernikahan rekan kerjanya karena sang kekasih hati tengah berada di negri sebrang. Ya begitulah pekerjaan Elea, selalu menjadi berkah untuknya di balik musibah yang menimpa seseorang.
"Apakah kau bisa di andalkan?" tanya Tommy pada Elea saat mengemudikan mobilnya.
"Anda bisa membuktikan nya sendiri Tuan" sahut Elea.
"Nanti jangan panggil aku Tuan"
"Lalu"
"Biasanya kamu panggilan pacar kamu gimana?"
"Saya tidak pernah punya pacar" jawab Elea. "Tapi pernah menjadi pacar bayaran beberapa pria, dan saya memanggil nya, sayang, honey, baby, dan masih banyak lagi. Anda mau di panggil seperti apa?"
"Kita lihat nanti saja" ucap Tommy mengarahkan mobilnya ke sebuah hotel berbintang.
"Ayo kita masuk" ajak Tommy. Namun saat hendak memasuki ballroom hotel, seorang wanita menghentikan mereka.
"Tommy" panggil wanita itu.
"Alana" gumam Tommy mengenal wanita itu. "Kau sudah pulang" senang Tommy menyambut kedatangan kekasih nya.
"Siapa wanita ini?" tanya Alana menatap sinis pada Elea.
"Dia...."
"Jadi dia selingkuhan mu? kau bermain api di belakang ku?" tuduh Alana.
"Bukan begitu sayang, dengar kan aku dulu" Tommy kelabakan atas tuduhan kekasihnya.
"Kamu jahat" seru Alana pada Tommy. "Dan kamu wanita murahan" Alana mendorongnya kasar bahu Elea hingga membentur dinding.
"Ahkk" keluh Elea yang tiba-tiba saja di perlakuan seperti itu.
Alana pergi begitu saja meninggalkan Tommy, Dan Tommy tentu berusaha mengejar kekasihnya, namun tertahan oleh Elea.
"Lepaskan aku, aku mau membujuk kekasihku" ucap Tommy.
"Lalu bagaimana dengan saya? lebih tepatnya bagaimana bayaran saya?" tanya Elea yang tidak mau rugi, apa lagi sudah di tuduh sembarangan dan di perlukan kasar oleh kekasih kliennya itu.
"Aku akan mentransfer nya nanti" ucap Tommy berlari mengejar kekasihnya.
"Huhhh ada-ada saja halangan mencari uang" keluh Elea meninggalkan area ballroom.
🌼🌼🌼
Di sebuah parkiran, Martin masih terdiam di dalam mobilnya. Martin bingung harus datang ke pesta pernikahan Irwan atau tidak, jika pun datang Martin tidak punya pasangan, tapi jika tidak datang maka sudah pasti Martin akan menjadi bahan olok-olokan Irwan dan dua sahabatnya itu.
"Sial memang" umpat Martin keluar dari mobilnya, yang penting datang dan mengisi buku tamu pikir Martin.
Martin berjalan dengan membuka ponselnya, entah hal apa yang menarik dari ponsel itu hingga ia lebih tertarik memperhatikan ponsel nya dari pada jalannya.
Brukkkk
"Awhhhhh" keluh seseorang yang tidak sengaja di tabrak oleh Martin, ia jatuh terduduk di lantai.
"Ya ampun, kalau jalan pake mata dong" upaya ternyata seorang wanita.
"Maaf" ucap Martin mengulurkan tangannya berniat membantu korban nya.
"Om" ucap wanita itu yang adalah Elea. Ia masih sangat mengingat wajah Martin.
"Siapa?" Martin tidak begitu ingat.
"Saya yang numpang di mobil Om saat di parkiran Blue Bar" Elea meraih tangan Martin dan berdiri.
"Oh, itu kamu?" Martin menelisik penampilan Elea yang jauh berbeda saat pertama bertemu.
"Om ngapain di sini?"
"Saya mau ke pesta pernikahan teman"
"Pesta pernikahan? bukankah seharusnya Om membawa pasangan?" tanya Elea, yang tahu jika hanya ada satu pesta pernikahan di hotel ini.
"Bagaimana kamu bisa tahu?" heran Martin.
"Saya di sini karena menemani klien untuk menghadiri pesta itu, tapi kekasih klien saya datang. Jadi gak jadi deh" ucap Elea tersenyum garing.
"Kau bilang bukan wanita malam?"
"Ya memang bukan Om, tapi saya melayani jasa pria-pria yang butuh pasangan untuk pesta atau acara yang mengharuskan berpasangan, tidak lebih apa lagi sampai naik ke ranjang" jelas Elea.
"Baiklah, karena saya tidak punya pasangan. Saya akan menyewa jasa kamu malam ini" ucap Martin spontan.
"Wah..yang benar Om?" dan di angguki oleh Martin. "Tapi kita belum tentu kan harga" ucap Elea.
"Berapa saya harus membayar mu?"
"5 juta untuk pasangan, 1 juta jika pegangan tangan, 2 juta jika ada kontak fisik lainnya, dan 3 juta jika ada satu kali pelanggaran" asal Elea menyebutkan tarif yang harus di bayar oleh Martin.
"Saya bayar 10 juta untuk dua jam ke depan" ucap Martin.
"10 juta" beo Elea. "Yang benar Om? Om tidak dengan ngeprank kan?" Elea tidak percaya.
"Jika kau setuju"
"Tentu saja setuju" ucap Elea senang, kapan lagi dua jam dapat 10 juta?.
"Ayo" Martin menarik tangan Elea. "Siapa namamu?" tanya Martin, sangat tidak lucu bukan jika Martin tidak tahu nama pasangannya.
"Elea, Eleanor Belvina itu nama saya, cantik seperti orang nya" ucap Elea percaya diri.
"PD sekali, nama saya Martin" lirih Martin, namun dalam hatinya mengakui jika Elea memang cantik.
"Saya memang cantik Om" ucap Elea. "Om tidak tertarik untuk menikahi saya?" konyol, pertanyaannya itu meluncur begitu saja dari mulut Elea.
"Apakah kamu sedang melamar saya?"
"Tidak, bagaimana mereka seorang Elea melamar pria?"
"Mainkan peran mu dengan sempurna, aku tidak ingin ada sebuah kesalahan" bisik Martin mengisi buku tamu.
"I'm ready to show" bisik Elea.
🌼🌼🌼
Martin mendatangi meja dimana teman-temannya sedang berkumpul di sana dengan pasangan masing-masing. Kedatangan Martin dan Elea tentu saja membuat teman-teman nya terkejut, terutama David dan Erik.
"Anak siapa yang kau bawa Martin?" tanya Erik.
"Jangan asal bicara, Elea kekasihku" ucap Martin merangkul pinggang ramping Elea.
"Hallo Om, saya Elea pacarnya Om Martin" Elea memperkenalkan diri.
"Kau serius pacaran dengan gadis ini?" tanya David.
"Kalian bisa melihatnya" ucap Martin mengecup puncak kepala Elea. Meskipun semua teman-teman Martin tidak percaya, tapi mereka tidak bisa bertanya-tanya lebih. Mungkin besok David dan Erik akan mendatangi kantor Martin dan bertanya sepuas hati. Kini mereka semua menikmati pesta pernikahan itu, dan Elea sangat bisa membawa diri, ia membaur begitu saja dengan teman-teman Martin juga para kaum istri, gadis itu selalu tahu tentang topik pembicaraan yang sedang mereka bicarakan.
🌼🌼🌼
"Kau gadis yang cerdas" ucap Martin dalam perjalanan pulang mengantar Elea.
"Ya, itu aku" sahut Elea.
"Kenapa tidak bekerja di kantoran saja?"
"Memangnya ada kantor yang menggaji karyawan nya 10 juta dalam dua jam?"
"Apakah kau selalu mendapatkan 10 juta setiap klien?"
"Ya tidak juga, tapi mencarinya pekerjaan di kantor juga tidak semudah itu" ucap Elea yang sudah bosan mengirim lamaran kerja namun tidak pernah di terima.
"Yang mana rumah mu?" tanya Martin sudah memasuki kompleks rumah sewa Elea.
"Itu yang cat nya biru" tunjuk Elea ke sebuah rumah kecil. "Terimakasih ya Om" ucap Elea membuka pintu mobil Martin.
"Ahhhgggg" Elea terjatuh karena tidak hati-hati, ia merasakan nyeri di pergelangan kakinya.
"Ada apa?" Martin keluar dari mobil, mendengar jeritan Elea.
"heels nya patah" ucap Elea. mengangkat sepatunya.
"Ini barang tiruan, makanya patah" ucap Martin membuang asal high heels satu-satunya milik Elea.
"Om, itu satu-satunya, heels pesta saya kenapa di buang?" protes Elea, mencoba bangkit mencari heels nya.
"Awhhhhh" keluh Elea pergelangan kakinya terasa semakin ngilu.
"Sepertinya kau keseleo" ucap Martin. "Ayo" Martin mencoba memapah Elea.
"Tapi heels saya" Elea masih belum rela kehilangan heels nya.
"Itu sudah tidak bisa di pakai, kau bisa membeli lagi nanti"
"Ck, itu mahal Om" ucap Elea namun tidak diperdulikan oleh Martin.
"Buka pintu nya" perintah Martin, lalu membawa Elea masuk ke dalam rumah itu. Tanpa keduanya sadari ada beberapa orang yang memperhatikan mereka dari kejauhan.
🌼
🌼
🌼
🌼
🌼
TBC 🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
MommyRea
awas di grebek massa
2023-12-10
0
Nita Beni Bening
kaya ada geregetan """😁
2023-09-15
1