Di sebuah perkantoran, para karyawan sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Ini adalah PT. Hariz Karya Abadi, sebuah perusahan yang bergerak di bidang konstruksi terbesar di negara ini. Bahkan proyek yang mereka tangani sudah sampai luar negeri, dengan hasil yang selalu membuat klien puas, maka perusahaan yang di pimpin oleh Martin Hariz ini semakin di kenal oleh dunia internasional.
Martin Hariz adalah seorang duda satu anak yang sudah berusia 41 tahun, dulu ia menikah muda saat usianya baru menginjak 21 tahun. Married by accident adalah buah dari kenalan nya saat itu, jika di tanya apakah Martin saat itu mencintai istrinya? maka jawabannya adalah tidak, bahkan dulu Martin dan Astrid mendiang istrinya tidak pernah pacaran. Mereka hanya teman sepermainan dan Martin juga bukan pria pertama bagi Astrid, itu sebabnya Martin bercinta dengan Astrid karena ia pikir Astrid tidak akan menuntut pertanggung jawaban, tapi malah keisengan nya membuahkan hasil, yaitu Arisha Hariz yang sekarang berusia 20 tahun.
Martin sudah menduda selama 15 tahun, Astrid meninggal karena kecelakaan saat itu. Jika kembali di tanya apakah Martin mencintai istrinya? jawabannya tetap sama, yaitu tidak, tapi Martin mulai menyayangi istrinya yang telah melahirkan seorang putri manis dan cantik untuk Martin.
Tok...tok...tok...
"Masuk" seru Martin saat seseorang mengetuk pintu ruangannya.
"Maaf Pak, di luar ada pak David dan pak Erik ingin bertemu Bapak" lapor Susi, sekretaris nya.
"Biarkan mereka masuk" perintahnya.
"Baik, permisi Pak" pamit Susi hanya di jawab anggukan oleh Martin. Tak lama kemudian pintu ruangannya kembali terbuka dan dua sahabatnya itu datang berkunjung.
"Hallo brother, makin sibuk aja ini" sapa David, melihat Martin fokus menatap layar laptopnya.
"Maklum saja Vid, di rumah tidak ada yang bisa Martin pandang, jadi dia hanya memandang laptop saja" suara tawa keduanya memenangkan ruangan yang tadinya sepi dan sunyi.
"Apa yang membawa kalian datang kemari?" tanya Martin to the poin.
"Wuihhh santai man, buru-buru amat" sahut David duduk di sofa bersama Erik.
"Gue sibuk"
"Lo udah kaya Bro, ngapain kerja terlalu keras? kecuali di rumah ada bini yang harus Lo umpanin hahahaa" seloroh Erik.
"Biar gue makin kaya" sahut Martin asal.
"Lagian gue heran sama Lo Bro" ucap David menggantung kalimatnya.
"Heran kenapa?" Martin ikut duduk di sofa bersama teman-temannya.
"Lo betah amat solo karir, selama 15 tahun. Lo gak bosan duet sama sabun?" tanya David.
"Hahaaa, Martin pasti terlalu mendalami peran" sela Erik.
"Sialan Lo berdua" kesal Martin.
"Realistis aja Man, kita sebagai pria mana bisa tahan lama-lama gak main? apa lagi udah pernah ngalamin nikmat nya bercinta, iya kan Rik?" tutur David.
"Yoi, gue sama Rina paling lama dua hari sekali main" jawab Erik.
"Itu bukan lama, tapi Lo nya yang nafsu an" sahut David menggelengkan kepalanya. Paling lama dua hari sekali? paling lama itu satu bulan dua kali.
"Jadi kedatangan kalian kesini hanya untuk membahas masalah ranjang?" Martin menatap malas kedua sahabatnya.
"Tentu saja tidak, membahas ranjang tadi kan hanya wujud keprihatinan kita sama Lo, yang solo karir tanpa ada lawan main" ucap Davin terkekeh geli.
"Atau jangan-jangan Lo ke enakan ganti-ganti wanita malam setiap harinya?" tuduh Erik.
"Gue gak main sama yang bekas banyak orang" sahut Martin. "Lagian gue juga ke ingat Risha kalau mau nyewa mereka" sambungnya.
"Ya, Lo punya anak gadis jadi mesti hati-hati. Tapi kita pria dewasa dan normal, dan pasti masih membutuhkan pelepasan Bro. kalau nggak kita juga yang repot" ucap Erik.
"Ya, gimana lagi? jalan satu-satunya memang solo karir" ucap Martin dengan wajah kesal, karena kembali di tertawakan oleh kedua sahabatnya.
"Sorry" ucap David mendapatkan tatapan tajam dari Martin. "Lagian kenapa gak married lagi aja sih Man?" tanya David.
"Gue belum nemu yang pas"
"Lo kebanyakan milih sih, gue comblangin sama Tari, Lo gak mau" sahut Erik.
"Dia bukan type gue"
"Gimana kalau Siska?"
"No"
"Anita?"
"Fail"
"Putri?"
"Not better"
"Claudia?"
"Big no"
"Terus Lo maunya cewek yang seperti apa?" tanya David geram, dan Martin hanya mengangkat kedua bahunya.
"Jangan bilang Lo mau cari cewe yang masih muda, gadis, kayak sugar baby gitu?" tebak Erik.
"Jika ada why not?" sahut Martin.
"Kalau gitu Lo harus deketin teman-temannya Risha" ucap David. "Ada-ada aja Lo man, gak sadar diri kalau udah lanjut usia" cibir David.
"Gue pria dewasa dan matang, bukan lanjut usia. Lo pikir gue ini kakek Adnan?"
"Anjim, itu bokap Lo" sahut Erik.
"Udah deh, kita kemari karena mau nganterin undangan buat Lo" ucap David mengeluarkan kartu undangan.
"Undangan apa? dari siapa?"
"Undangan pernikahan nya si Irwan" sahut Erik.
"Irwan? mau kawin dia?"
"Nikah woi nikahhhhh" ralat Erik.
"Iya, itu maksudnya, perasaan si Irwan beru cerai sama bininya" gumam Martin.
"Dia cerai dua tahun lalu man, it's a normal jika sekarang dia cari teman main, Irwan bukan pecinta solo karir kayak Lo" ungkit David.
"Sialan Lo" umpat Martin. tapi mereka bertiga tertawa bersama, entah dimana letak lucunya.
"Eh, di undangan tertulis jika kita harus bawa pasangan. itu udah fix gak bisa di nego, dan jangan bilang Lo ajak Risha" ucap Erik.
"Sialan nih Irwan, gue gak datang aja kalau begitu"
"Dan Lo akan menjadi bahan pembicaraan Irwan? Lo tahu sendiri Irwan mulutnya kayak betina beuhhhhhh" sahut Erik
"Gue bilang juga apa? udah saatnya Lo cari pendamping Man, emang Lo gak kangen punya guling hidup yang bisa bikin Lo melayang-layang?"
"Ck, itu lagi bahasan Lo" ucap Martin, namun tak dapat di lingkungan jika Martin memang merindukanmu kehangatan dan belaian manja dari seorang wanita, tapi masalahnya kan tidak semudah itu mencari istri, terlebih putri nya kini sudah dewasa.
🌼🌼🌼
Elea dan Fara kini tengah memilih baju yang akan di gunakan Elea untuk mendampingi klien nya ke sebuah pesta, namun kedua gadis itu belum menemukan gaun yang cocok.
"Ya ampun, baju gue kenapa gak ada yang layak buat di pakai ke pesta?" gumam Elea.
"Nanti kalau honor yang ini cair, mending buat beli baju-baju Lo dulu deh, soalnya semua dress ini udah sering Lo pakai" ucap Fara menatap deretan baju Elea yang ada di dalam lemari.
"Tapi bulan ini juga jatuh tempo bayar kontrakan" bingung Elea.
"Kita minta kelonggarannya waktu satu atau dua mingguan deh. Bu Romlah pasti gak keberatan, lagian kita selalu on time bayarnya kalau punya uang" saran Fara.
"Lo atur aja deh, pusing gue" ucap Elea menyerahkan segala urusannya pada Fara. Ya begitu kehilangan dua sahabat ini, Fara akan mengatur jadwal Elea, kapan harus kencan dengan klien yang mana dan kapan harus membeli baju baru sebagai penunjang penampilan nya saat bekerja. Jika klien nya hanya minta di temani kencan, maka Dress-dress sederhana Elea masih layak tampil, tapi jika sebuah acara pesta resmi seperti ini , tidak mungkin jika Elea hanya mengenakan Dress sederhana. Dan itu akan di anggap sangat tidak profesional.
🌼
🌼
🌼
🌼
🌼
TBC 🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Ibelmizzel
mampir
2025-01-20
0
Mom Dee 🥰 IG : devinton_01
vote untuk ceritamu ini thor
2023-09-25
1