Menangkap Rusdi

*

*

Begitu keduanya pulang, belum ada kehebohan apapun di desanya. Siska sangat menantikannya, tapi waktunya belum tiba.

Siska perkirakan, kepala desa, desa sebelah belum mencari tahu keberadaan Rusdi saat ini, masih menemani istrinya yang shock berat.

Setelah membereskan belanjaannya ke dapur ibunya, Siska dengan santai menyiapkan camilan untuk menonton kehebohan yang tidak lama lagi akan terjadi.

Camilan dan minum sudah siap. Siska kemudian meminta kartu perdana pada Ergan. Dan memasangnya di ponselnya. Setelah registrasi kartu berhasil, Siska pun mulai mendownload aplikasi-aplikasi yang memang di butuhkan untuk komunikasi. Dan, satu aplikasi hiburan yang dapat membuat satu berita yang dipublikasikan langsung viral dimana-mana.

Aplikasi pilihan Siska jatuh pada burung biru, tidak perlu banyak pengikut, cukup ada tagar yang sensasional. Sudah bisa membuat semua orang melihatnya.

Ya, Siska berniat mengambil video ketika Rusdi ditangkap nanti. Apakah keterlaluan? Tidak, tidak, siapa juga yang akan mengasihani penjahat seperti Rusdi? Yang sudah melecehkan banyak wanita dan mengancamnya setelahnya.

Ya, anggap saja ini sebagai bentuk dari dukungan Siska untuk para wanita yang tidak berani berbicara. Mungkin jika mereka melihat berita ini, bisa saja membuat beberapa diantaranya berani berbicara, melawan balik para penjahat yang menindasnya.

2 jam kemudian, sekitar pukul 6.

"Aiyo, lama sekali, camilanku habis duluan." Keluh Siska, ia kini ditemani kedua anaknya, yang ikut memakan camilan miliknya.

"Apakah enak, hm?" Tanya Siska.

"Enak, ibu. Nanti buatkan untuk Uqi lagi, ya." Pinta Uqi, sedangkan Uni hanya terus memakan camilan tersebut.

"Baik, baik, nanti ibu buatkan yang banyak, oke!" Ucap Siska seraya mengusap kepala anaknya.

Ketiganya mengobrol ringan, sesekali Siska mencubit gemas kedua anaknya.

Sampai akhirnya, 10 menit berlalu, Kepala desa, desa sebelah pun datang bersama rombongan. Jika dijumlahkan, ada sekitar 10 orang yang berjalan bersama kepala desa, ditambah 2 petugas kepolisian. Semuanya jadi 12 orang.

Rumah Siska kebetulan dekat dengan pintu masuk gerbang desa. Jadilah rumahnya pasti dilewati. Begitu melihat rombongan, Siska dengan semangat langsung menyapa kepala desa.

"Kepala desa, sudah mau gelap, apa yang kau lakukan di desa kami ramai-ramai begitu? Ada yang bisa aku bantu?" Tanya Siska dengan wajah pura-pura tidak tahu.

"Itu kau, Siska. Kami datang kemari mengunjungi kakak Rusdi. Dia bajingan itu, melakukan sesuatu pada istriku. Ah, aku sangat berterimakasih padamu, jika saja kau tidak mengingatkanku menjemput istriku dan segera berbaikan, mungkin aku akan menyesal seumur hidup." Ucap kepala desa dengan raut marah, dan sedih di akhir.

Ia bahkan tidak mampu membayangkan akhirnya jika saja Siska tidak memberi nasihat di awal.

"Rusdi? Astaga, kau yakin itu dia kepala desa?" Tanya Siska dengan wajah terkejut.

"Ya, aku melihatnya sendiri. Dan dia melarikan diri, Kami mencarinya sedari siang, tapi tidak kunjung ketemu. Lalu kami kemari, untuk menanyai kakaknya." Ucap kepala desa dengan raut sedih.

"Benar-benar bajingan! Aku jadi ingat kelakuan menjijikkannya di pesta pernikahan kakak keduaku." Ucap Siska dengan gigi bergemeletuk. "Kalau begitu cepat cari, kepala desa, siapa tahu memang benar bersembunyi di rumah kakaknya. Jangan sampai dia kabur lagi. Kalau perlu, tong air besar di rumah kakaknya juga periksa saja. Siapa tahu dia bersembunyi seperti tikus!" Ucap Siska asal-asalan.

Sedikit menghibur kepala desa, tapi kemudian ia pamit pada Siska.

"Siska, ada apa, nak?" Tanya Ayahnya begitu rombongan pergi.

"Kepala desa, desa sebelah mencari Rusdi. Dia buronan sekarang. Melakukan kejahatan pada istri kepala desa." Balas Siska. "Ah, ayo kita lihat keseruannya! Ergan, bawa ponselmu. Bapak, juga, ayo kita lihat sama-sama. Mama di rumah saja ya, Siska titip Uqi dan uni, hehe." Lanjut Siska kemudian pergi tanpa menunggu jawaban dari ibunya.

Ketiganya menyusul rombongan kepala desa, diikuti para tetangga lain, yang memang mendengar keributan. Pun dengan RT yang ada di desa ini ikut meramaikan, Kepala desa, desanya tinggal di RW sebelah, jadi tidak ikut meramaikan.

Sampai akhirnya semuanya sampai, dan langsung berpecar mengepung rumah bibi Darmi, mencari Rusdi di setiap sudut rumah dan halamannya. Dan Siska dengan cepat menyuruh Ergan mulai merekam.

"Bagaimana? ketemu?" Tanya Kepala desa.

Tapi semua orang menggelengkan kepalanya dengan lemah. Membuat kepala desa menghela nafas frustasi. Sedangkan kedua polisi masih mencari di dalam rumah bibi Darmi, didampingi bibi Dai yang sudah tidak karuan.

Siska memahami kesusahannya. Ia pasti merasa sangat tidak nyaman saat ini. Istrinya masih shock berat, sedangkan penjahatnya malah belum tertangkap.

Kemudian mata kepala desa melihat tong air di halaman, lalu teringat dengan ucapan Siska, ia dengan cepat menghampiri tong tersebut dan membukanya.

"Hah... Aku kira akan menemukannya disini." Keluh kepala desa.

"Kepala desa, sepertinya aku melihat beberapa tong di belakang halaman." Ucap salah satu warga desa sebelah dengan tatapan ragu. "Apa mau periksa juga?" Tanyanya.

"Periksa! Jangan sampai lewatkan satu hal pun." Tegas kepala desa, membuat Siska tersenyum. Ia mengikuti kepala desa dan yang lainnya ke halaman belakang.

Semua tong kemudian diperiksa, tapi nihil, Rusdi masih belum ditemukan. Sampai akhirnya, Siska bertindak, ia membuat dirinya menabrak Ergan dan termundur sampai menubruk tong air kosong, membuat tong air tersebut jatuh dan menggelinding.

"AAAH, ADA KEPALA!" Teriak Siska dengan sengaja di besarkan. Wajah terkejutnya dibuat sebaik mungkin. Akting Siska sangat bagus.

"RUSDI! KAU DISANA RUPANYA! DASAR BAJINGAN!" Teriak kepala desa marah, begitu ia melihat ke arah Siska yang terjatuh dan berteriak.

Terlihat Rusdi yang bersembunyi di bawah tong air. Ada lubang di bawah tong air yang Siska tabrak, ia bersembunyi dengan baik di sana.

Rusdi yang baru saja menghela nafas, kini langsung gelagapan dengan panik.

Siska diam-diam menahan senyumnya. Siska tahu di sana ada lubang cukup besar dan Rusdi bersembunyi di dalamnya, tentu dengan mengandalkan ingatan di kehidupan pertamanya.

Warga desa dengan cepat menarik Rusdi dari lubang tersebut. Begitu ia naik, kepala desa langsung menghajarnya habis-habisan.

"Kau merekamnya, kan?" Tanya Siska berbisik, pada Ergan.

Ergan hanya menganggukkan kepalanya, tidak mau menjawab karena fokus pada perkelahian di depannya. Yah, laki-laki dasarnya suka melihat hal seperti ini. Terlebih, yang dihajar adalah seorang bajingan jahat.

Kedua polisi sudah keluar dari rumah bibi Darmi, pun, langsung menghampiri keramaian. Memisahkan kepala desa yang sudah mati-matian menghajar Rusdi.

"Kepala desa, hentikan! Jangan sampai kau juga menjadi seorang penjahat. Sudah cukup memberinya pelajaran, sisanya serahkan pada para polisi saja." Ucap seorang warga desa, dia pemuda terpelajar, jadi kurang lebih tahu tentang hal berbau hukum.

Kepala desa akhirnya berhenti. Rusdi sudah terkapar tak sadarkan diri. Bibi Darmi pun sudah ada di samping Rusdi dengan wajah kasihan.

Tapi, apa pantas mereka dikasihani?

"Cih, sangat menjijikkan wajah kasihannya itu." Gumam Siska pelan sekali. Sampai ia tidak sadar jika ucapannya masih terdengar oleh pemuda terpelajar yang memang berada tepat di sampingnya.

*

*

Terpopuler

Comments

Ajusani Dei Yanti

Ajusani Dei Yanti

semangat lanjut

2023-06-28

1

Caty Chanel

Caty Chanel

lanjut KK pliss 💪💪💪🙏🙏

2023-05-26

2

Thia CDU

Thia CDU

up lagi min, seru banget....

2023-05-26

2

lihat semua
Episodes
1 Hidup Kembali Ke tahun 2010
2 Ide Menghasilkan Uang dari kehidupan lalu
3 Menghasilkan Uang
4 Kehangatan Keluarga
5 Siska, Siap Menjemput Uang!
6 Semua Orang Menunggu
7 Membeli Kios
8 Rosella Merah, jalan menghasilkan uang lainnya.
9 Kemampuan Mencari Uang yang diragukan
10 Ergan merasa Keberatan
11 Siska boros, Ergan Frustasi
12 Kabar Kakak Pertama
13 Memberi Peringatan Pada Para Bibi
14 Pembukaan Kios, Sangat Laris!
15 Untung Lebih Banyak
16 Kabar Kakak Kedua
17 Cari Tahu Orangnya
18 Memberi Pelajaran
19 Menantikan Keseruan
20 Menangkap Rusdi
21 Sudah Lama Sejak...
22 Pesanan Borongan
23 Kesepakatan
24 Karma Rusdi
25 Bukti untuk Sidang
26 Membuat Konten
27 Kembali Berjualan
28 Bertemu kedua Bos
29 Produk Baru, Cappucino Cincau
30 Kakak Pertama Pulang
31 Jika tidak berbuat salah, maka jangan pernah takut.
32 Menjadi Populer
33 Senang dan Antusias
34 Memberi pelajaran
35 Kakak Ipar, Kakak kedua menindasku!
36 Restoran Adamas
37 Keberhasilan Negosiasi dan Emosi Tertahan Ergan
38 Daftar hitam, Aldo.
39 Ketakutan Siska
40 Laris Manis
41 Ayo hitung uangnya!
42 Mencari Kedai
43 Membeli Kedai dan Sejarah Kebangkrutannya
44 Pergi Membuat SIM
45 Omelan sang Mama
46 Renov ulang Kedai
47 Kesibukan pagi hari
48 Siska Puas dengan Hasilnya
49 Dunia Begitu Sempit
50 Belanja Bahan
51 Pengaturan Siska
52 Tasty Treats di Serbu
53 Gelombang Kedua
54 Ternyata ada Gelombang ketiga
55 Mari kita Hitung
56 Jangan Lupa Sidangnya
57 Hari kedua pembukaan Kedai
58 Jangan panggil aku bos, Panggil Darren.
59 Saingan?
60 Menahan kejengkelan
61 Saldo Tutub Ergan
62 Balas Dendam Ergan untuk Geri
63 Putusan Verstek
64 Adik, aku hampir mati kelelahan!
65 Membeli Freezer Es
66 Freezer Datang
67 Membujuk Ergan
68 Calon Menantu yang direstui?
69 Uqi Masuk Rumah Sakit
70 Panggil aku Darren
71 Beban Rendra
72 Sosok Tampan Berwajah Datar
73 Action Figure
74 Bapak Menyebalkan
75 Penyerahan Kelola Kedai
76 Diskusi Keluarga
77 Memilih Paper Bag
78 Nenek Jahat Datang?
79 Memutar balikkan Fakta
80 Darren Lagi?
81 Kejutan(?)
82 Belanja
83 Pikiran Siska
84 Ketakutan Siska
85 Rencana Pembalasan
86 Renovasi Rumah
87 Meminta izin Uqi
88 Syukuran
89 Ibukota
90 Ibukota (2)
91 Darren yang Aneh
92 Piknik
93 Jangan Menghindar Lagi
94 Menghindar Lagi?
95 Bukan Nona Wistara
96 Persiapan
97 Uni kecil yang Ceria
98 Mood Buruk Siska
99 Tante Tomat
100 Kalah, Masih mengancam
101 Turnuksio Residence
102 Memancing Siska
103 Rumah Baru
104 Darren Siska Moment
105 Menyangkal
106 Keluarga Terkejut
107 Memperbaiki?
108 Pembukaan
109 Ketidak nyamanan Siska
110 Mari Bicara
111 Memutuskan
112 Keuntungan
113 Alasan Darren
114 Cemburu
115 Rencana Renovasi Turnuksio Residence
116 Menghabiskan Waktu Bersama
117 Perang Dingin
118 Demam Tinggi
119 Aku pulang, Sayang.
120 Ketakutan Darren
121 Berangsur Pulih
122 Menagih Keseriusan
123 Terganggu
124 Pamit Pulang
125 Melepas Rindu dengan Uqi dan Uni
126 Omelan Sapta
127 Ulah Sapta
128 Darren Marah
129 Berbaikan
130 Menyambut Tahun Baru
131 Kehangatan Malam Tahun Baru
132 Lamaran
133 Ingin tahu satu rahasiaku?
134 Boleh Peluk Aku?
135 Membeli Hadiah
136 Diterima dengan Baik
137 Berjalan Lancar
138 Lamaran
139 Persiapan
140 Randu?
141 Tidak Suka Randu
142 Selamat Ulang Tahun
143 Jahil sedikit
144 Pengumuman
145 Hari H
146 Darren Malu-malu
147 Istirahat Bersama
148 Membujuk Uqi dengan Lego
149 Terimakasih Bapak, Mama.
150 Kehangatan Keluarga
151 Kembali ke Ibukota
152 Bujukan Uqi dan Uni
153 Oh! Sayang Sekali!
154 Kapal Pesiar Wistara
155 Naik Pitam
156 Speed Boat dan Rencana manis Darren
157 Ulah Kathrin
158 Lagi-lagi Keluarga Imanuel
159 Makan Malam bersampingan
160 Memancing
161 Bersemangat Pulang
162 Belum Ditemukan
163 Mimpi Buruk
164 Kebahagiaan setelah Kesedihan (End)
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Hidup Kembali Ke tahun 2010
2
Ide Menghasilkan Uang dari kehidupan lalu
3
Menghasilkan Uang
4
Kehangatan Keluarga
5
Siska, Siap Menjemput Uang!
6
Semua Orang Menunggu
7
Membeli Kios
8
Rosella Merah, jalan menghasilkan uang lainnya.
9
Kemampuan Mencari Uang yang diragukan
10
Ergan merasa Keberatan
11
Siska boros, Ergan Frustasi
12
Kabar Kakak Pertama
13
Memberi Peringatan Pada Para Bibi
14
Pembukaan Kios, Sangat Laris!
15
Untung Lebih Banyak
16
Kabar Kakak Kedua
17
Cari Tahu Orangnya
18
Memberi Pelajaran
19
Menantikan Keseruan
20
Menangkap Rusdi
21
Sudah Lama Sejak...
22
Pesanan Borongan
23
Kesepakatan
24
Karma Rusdi
25
Bukti untuk Sidang
26
Membuat Konten
27
Kembali Berjualan
28
Bertemu kedua Bos
29
Produk Baru, Cappucino Cincau
30
Kakak Pertama Pulang
31
Jika tidak berbuat salah, maka jangan pernah takut.
32
Menjadi Populer
33
Senang dan Antusias
34
Memberi pelajaran
35
Kakak Ipar, Kakak kedua menindasku!
36
Restoran Adamas
37
Keberhasilan Negosiasi dan Emosi Tertahan Ergan
38
Daftar hitam, Aldo.
39
Ketakutan Siska
40
Laris Manis
41
Ayo hitung uangnya!
42
Mencari Kedai
43
Membeli Kedai dan Sejarah Kebangkrutannya
44
Pergi Membuat SIM
45
Omelan sang Mama
46
Renov ulang Kedai
47
Kesibukan pagi hari
48
Siska Puas dengan Hasilnya
49
Dunia Begitu Sempit
50
Belanja Bahan
51
Pengaturan Siska
52
Tasty Treats di Serbu
53
Gelombang Kedua
54
Ternyata ada Gelombang ketiga
55
Mari kita Hitung
56
Jangan Lupa Sidangnya
57
Hari kedua pembukaan Kedai
58
Jangan panggil aku bos, Panggil Darren.
59
Saingan?
60
Menahan kejengkelan
61
Saldo Tutub Ergan
62
Balas Dendam Ergan untuk Geri
63
Putusan Verstek
64
Adik, aku hampir mati kelelahan!
65
Membeli Freezer Es
66
Freezer Datang
67
Membujuk Ergan
68
Calon Menantu yang direstui?
69
Uqi Masuk Rumah Sakit
70
Panggil aku Darren
71
Beban Rendra
72
Sosok Tampan Berwajah Datar
73
Action Figure
74
Bapak Menyebalkan
75
Penyerahan Kelola Kedai
76
Diskusi Keluarga
77
Memilih Paper Bag
78
Nenek Jahat Datang?
79
Memutar balikkan Fakta
80
Darren Lagi?
81
Kejutan(?)
82
Belanja
83
Pikiran Siska
84
Ketakutan Siska
85
Rencana Pembalasan
86
Renovasi Rumah
87
Meminta izin Uqi
88
Syukuran
89
Ibukota
90
Ibukota (2)
91
Darren yang Aneh
92
Piknik
93
Jangan Menghindar Lagi
94
Menghindar Lagi?
95
Bukan Nona Wistara
96
Persiapan
97
Uni kecil yang Ceria
98
Mood Buruk Siska
99
Tante Tomat
100
Kalah, Masih mengancam
101
Turnuksio Residence
102
Memancing Siska
103
Rumah Baru
104
Darren Siska Moment
105
Menyangkal
106
Keluarga Terkejut
107
Memperbaiki?
108
Pembukaan
109
Ketidak nyamanan Siska
110
Mari Bicara
111
Memutuskan
112
Keuntungan
113
Alasan Darren
114
Cemburu
115
Rencana Renovasi Turnuksio Residence
116
Menghabiskan Waktu Bersama
117
Perang Dingin
118
Demam Tinggi
119
Aku pulang, Sayang.
120
Ketakutan Darren
121
Berangsur Pulih
122
Menagih Keseriusan
123
Terganggu
124
Pamit Pulang
125
Melepas Rindu dengan Uqi dan Uni
126
Omelan Sapta
127
Ulah Sapta
128
Darren Marah
129
Berbaikan
130
Menyambut Tahun Baru
131
Kehangatan Malam Tahun Baru
132
Lamaran
133
Ingin tahu satu rahasiaku?
134
Boleh Peluk Aku?
135
Membeli Hadiah
136
Diterima dengan Baik
137
Berjalan Lancar
138
Lamaran
139
Persiapan
140
Randu?
141
Tidak Suka Randu
142
Selamat Ulang Tahun
143
Jahil sedikit
144
Pengumuman
145
Hari H
146
Darren Malu-malu
147
Istirahat Bersama
148
Membujuk Uqi dengan Lego
149
Terimakasih Bapak, Mama.
150
Kehangatan Keluarga
151
Kembali ke Ibukota
152
Bujukan Uqi dan Uni
153
Oh! Sayang Sekali!
154
Kapal Pesiar Wistara
155
Naik Pitam
156
Speed Boat dan Rencana manis Darren
157
Ulah Kathrin
158
Lagi-lagi Keluarga Imanuel
159
Makan Malam bersampingan
160
Memancing
161
Bersemangat Pulang
162
Belum Ditemukan
163
Mimpi Buruk
164
Kebahagiaan setelah Kesedihan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!