Untung Lebih Banyak

*

*

Siska tersenyum tertahan mendengar Baron memujinya, "Aiya Bos! Aku jadi malu. Hanya beruntung saja, hari ini mungkin memang hari keberuntunganmu juga." Balas Siska.

"Tidak, tidak, kiosku selalu sepi. Yang datang paling banyak hanya 5 orang seharian. Tapi kau tahu, tadi bahkan ada 10 orang yang membeli barang di kiosku! Dan semuanya memang berkata mau membeli daganganmu. Hanya saja tadi kau belum datang, jadi sekalian saja mampir katanya, kebetulan mereka butuh alat elektronik!" Tawa Baron kemudian menggema, dengan senang ia sampai menepukkan kedua tangannya.

Kios Baron memang menjual barang elektronik, tapi banyak juga barang bekas yang dijualnya kembali setelah dirinya perbaiki. Sisanya barang kecil seperti lampu, terminal, kabel, dan alat-alat untuk memperbaiki benda elektronik. Handphone bekas pun ada sebetulnya.

"Syukurlah, kalau begitu bos. Aku ikut senang." Ucap Siska ikut senang.

"Baiklah, kau lanjut istirahat. Aku kembali ke kios ku dulu." Ucap Baron kemudian pergi setelah menyapa kedua orang tua Siska dan Ergan serta kedua anak Siska.

Setelahnya, Ergan berbalik dan mengambil roti dari kresek yang dibawanya. "Kakak, tadi aku sekalian membeli roti. Ini makanlah, kau parti lapar setelah melayani pelanggan yang begitu banyak." Ucap Ergan seraya menyodorkannya pada Siska.

"Terimakasih, kau juga makanlah. Uqi, Uni, Mama dan Bapak berikan juga." Ucap Siska setelah menerima roti.

"Sudah aku beri, kau makanlah, jangan memikirkan yang lain dulu." Ucap Ergan sebetulnya agak tertekan dengan sikap kakaknya saat ini.

Siska memang berubah, menjadi baik dan menjadi lebih perhatian pada keluarganya. Tapi ia malah sering tidak memikirkan dirinya sendiri. Seperti membeli baju saja, jika Ergan kemarin tidak memaksanya membeli baju untuk dirinya sendiri, Siska benar-benar tidak akan membelinya.

Ergan menghela nafas, "Kak, aku tahu kau cari uang untuk kami. Tapi tolong pikirkan dirimu sendiri juga, ya." Ucap Ergan seraya menatap kakaknya yang memakan roti.

Siska tidak menatap Ergan, apa-apaan kata-kata yang keluar dari mulutnya itu, membuat Siska sedih saja. Sampai-sampai Siska menahan tangisnya saat ini.

Sebetulnya, Siska hanya merasa bersalah dengan masalah yang dibuat dirinya atas dua kehidupan. Terlebih di kehidupan pertamanya, ia benar-benar membuat keluarganya menderita.

Jadi, Siska hanya bisa melakukan hal ini begitu dirinya terlahir kembali. Memperbaiki kesalahan di dua kehidupan. Menebusnya dengan memberikan yang terbaik untuk keluarganya.

"Baik, baik, dasar adik bodoh ini. Sudah sana, temani Mama dan Bapak saja, aku mau menghitung uang." Ucap Siska beralibi, tapi matanya masih tidak menatap Ergan. Takut jika tangisnya malah pecah, karena hati dan pikirannya masih ingat jelas dengan perkataan bocah itu.

"Mau hitung uang? Aku ingin lihat!" Pekik Ergan girang.

Siska terpana, seketika lupa dengan perkataan bijak adiknya itu. Kemudian ia tertawa kecil, merasa hangat." Baiklah, ayo hitung sama-sama." Ucap Siska akhirnya.

"Ya!" Pekik Ergan seraya menganggukkan kepalanya antusias.

Kemudian Siska dan Ergan masing-masing menghitung uang, Siska menghitung hasil dari penjualan Cirambay dan Ergan meghitung hasil dari penjualan cireng isi ayam suwir.

Keduanya fokus menghitung, sampai 10 menit kemudian, semuanya telah selesai dihitung.

"Kakak, ada 1juta 240rb di tanganku! Berapa banyak yang ada di tanganmu?" Tanya Ergan senang, kapan lagi dirinya memegang uang begini banyak jika bukan karena bersama Siska.

"Ada 3juta 200rb, di tanganku. Jika dipikir-pikir, memang benar jumlahnya segini. 320 cirambay dikalikan 10rb, jumlahnya memang benar 3juta 200rb." Ucap Siska seraya menganggukkan kepalanya.

Siska memang sengaja memisahkan uang hasil penjualan hari ini ke dua box makanan yang berbeda. Sebab untuk menghitung penjualan cireng yang diskon hari ini. Siska ingin tahu seberapa banyak ia dapat uang. Tapi begitu Ergan memberitahunya sebanyak 1jt 240rb yanga da ditangannya, Siska menganggukkan kepalanya dengan puas.

"Kakak hitung lagi saja, ini, aku tadi menuliskan para pembeli di sini. Jika sama, baru bagus!" Ucap Eegan seraya menyodorkan selembar kertas yang diminta Siska dari Baron sebelum membuka kedai.

Siska menganggukkan kepalanya, kemudian mengambil kertas itu. Ada banyak pelanggan, membuat Siska diam-diam tersenyum. "Sekitar 5 orang membeli 30 cireng. Ada 10 orang yang membeli 20 cireng. Lalu ada 30 orang yang membeli 10 cireng, sisanya 30 orang membeli 5 cireng." Baca Siska seraya menulis di kertas yang masih kosong. Agar menjumlahkannya lebih gampang.

"Kau bisa, kak? Mau aku yang bantu hitungkan?" Tanya Ergan.

"Tidak perlu, aku ini lulusan sekolah menengah tahu!" Ucap Siska seraya mendelik.

Ergan tertawa kecil, "Siapa tahu kakak sudah lupa perhitungan." Ucapnya.

Siska mengibaskan tangannya, kemudian kembali fokus menghitung. "30 cireng, 51rb dikali 5 dikurangi diskon 4rb dikali 5 orang, jadi jumlahnya 235rb." Ucapnya seraya menuliskan angka dari total penjualan pertama. Seterusnya menghitung sampai 10 menit kemudian semuanya telah selesai dihitung.

"Bagaimana, kak?" Tanya Ergan.

"Jumlahnya 1juta 240rb, sudah benar!" Ucap Siska semangat. "Semuanya ditotalkan, penghasilan kita hari ini adalah 4juta 440rb!" Ucap Siska lagi, membuat Ergan berseru heboh.

"Lebih besar dari kemarin! Hebat!" Ucap Ergan seraya bertepuk tangan. Sedangkan kedua orang tuanya yang memang mendengarkan percakapan kedua anaknya hanya tersenyum dengan raut semangat.

"Ya! Dihitung-hitung juga diskon hari ini semuanya berjumlah 105rb saja!" Ucap Siska menganggukkan kepalanya.

"Syukurlah, perekonomian kita perlahan mulai naik lagi." Ucap Siska seraya tersenyum. "Ah! sebentar, aku ke kios sebelah dulu." Ucap Siska seraya meninggalkan kios dan datang ke kios Baron.

"Kau butuh sesuatu, Siska?" Tanya Baron.

"Kau punya ponsel bekas yang masih bagus, tidak, bos? Aku membutuhkannya." Ucap Siska.

"Ponsel bekas? Tentu saja ada!" Ucap Baron seraya mengeluarkan beberapa ponsel yang memang terlihat seperti baru. "Kau lihat saja dulu mau yang mana, ponsel-ponsel ini benar-benar masih terbilang baru. Kau tahu? Biasalah, anak-anak orang kaya menjual ponsel bekas yang menurut mereka rusak, padahal hanya masalah IMEI nya saja yang harus dibenarkan. Aku juga tidak perlu butuh banyak biaya, paling banyak hany 200rb untuk membenarkan IMEI." Ucap Baron menjelaskannya dengan jujur. Ia tidak ingin mengambil untung dari Siska, apagi dirinya menjual lumayan banyak barang kali ini.

"Aku ambil 3 ini dulu saja kalo begitu, bos. Sebutkan harganya." Ucap Siska seraya tersenyum, ia mempercayai Baron. Sedari awal berhubungan juga Baron tidak pernah mengambil untung banyak darinya.

"3? Kau yakin?!" Tanya Baron terkejut.

"Ya, ayo sebutkan harganya bos." Ucap Siska tersenyum lagi.

"Sebetulnya, aku dapat ponsel-ponsel hanya dengan ratusan ribu! Memperbaiki IMEI juga ratusan ribu. Aku tidak akan mengambil untung, aku jual 500rb perponsel saja, bagaimana?!" Tanya Baron.

"Bos kau akan rugi, tenagamu memperbaiki ini bahkan tidak dihitung." Ucap Siska seraya menggelengkan kepalanya. Apalagi ponsel-ponsel ini Siska lihat-lihat, merupakan ponsel keluaran terbaru beberapa bulan yang lalu. Meski sudah ada keluaran ponsel baru dibulan ini. Tetap saja, menurut dirinya, ini adalah ponsel bagus ditahun ini.

"Aiya, aku hanya mengubah kode saja, tidak keluar banyak tenaga. Bayar 1.5juta saja untuk tiga ponsel." Ucap Baron tidak mau kalah.

Keduanya berdebat cukup lama untuk menegosiasikan harga ponsel tersebut. Tapi Baron tetap kekeh tidak mau menaikkan harga ponselnya.

"Baik, sudah, begini saja. Aku bayar 2juta. Tidak ada penolakan lagi. Kau harus mendapat untung untuk mendapatkan ponsel baru yang perlu diperbaiki, Bos." Ucap Siska akhirnya, membuat Baron hanya menghela nafas, menerimanya saja.

Siska begitu baik, dan berniat. "Baik, begitu saja." Final Baron menyetujui. "Ngomong-ngomong, untuk siapa ponsel sebanyak ini?" Tanya Baron basa-basi.

"Tentu saja untuk aku, adikku, dan kedua orang tuaku. Bapak selalu ke kebun, jadi cukup satu saja diberikan ke keduanya untuk di rumah." Ucap Siska tersenyum.

"Ah, kebun? Kalau begitu aku berikan radio kecil sebagai bonus." Ucap Baron seraya memasukkan radio kecil pada bungkusan ponsel Siska. "Sudah sana, jangan bicara lagi. Radio ini bisa menemani Ayahmu di kebun, jadi tidak akan terlalu kesepian jika sambil mendengarkan musik." Lanjut Baron seraya tersenyum antusias.

*

*

Terpopuler

Comments

Ajusani Dei Yanti

Ajusani Dei Yanti

lanjut thorrrr kuh tambah seru

2023-06-27

1

Miss Marsini

Miss Marsini

ok.tp klo bs up ya banyak ya ka

2023-05-24

2

Serigala Kecil

Serigala Kecil

Siang aku up sekali lagi, ya!
Jangan lupa 5 bintangnya 😚

Semoga suka🤗❤️

2023-05-24

6

lihat semua
Episodes
1 Hidup Kembali Ke tahun 2010
2 Ide Menghasilkan Uang dari kehidupan lalu
3 Menghasilkan Uang
4 Kehangatan Keluarga
5 Siska, Siap Menjemput Uang!
6 Semua Orang Menunggu
7 Membeli Kios
8 Rosella Merah, jalan menghasilkan uang lainnya.
9 Kemampuan Mencari Uang yang diragukan
10 Ergan merasa Keberatan
11 Siska boros, Ergan Frustasi
12 Kabar Kakak Pertama
13 Memberi Peringatan Pada Para Bibi
14 Pembukaan Kios, Sangat Laris!
15 Untung Lebih Banyak
16 Kabar Kakak Kedua
17 Cari Tahu Orangnya
18 Memberi Pelajaran
19 Menantikan Keseruan
20 Menangkap Rusdi
21 Sudah Lama Sejak...
22 Pesanan Borongan
23 Kesepakatan
24 Karma Rusdi
25 Bukti untuk Sidang
26 Membuat Konten
27 Kembali Berjualan
28 Bertemu kedua Bos
29 Produk Baru, Cappucino Cincau
30 Kakak Pertama Pulang
31 Jika tidak berbuat salah, maka jangan pernah takut.
32 Menjadi Populer
33 Senang dan Antusias
34 Memberi pelajaran
35 Kakak Ipar, Kakak kedua menindasku!
36 Restoran Adamas
37 Keberhasilan Negosiasi dan Emosi Tertahan Ergan
38 Daftar hitam, Aldo.
39 Ketakutan Siska
40 Laris Manis
41 Ayo hitung uangnya!
42 Mencari Kedai
43 Membeli Kedai dan Sejarah Kebangkrutannya
44 Pergi Membuat SIM
45 Omelan sang Mama
46 Renov ulang Kedai
47 Kesibukan pagi hari
48 Siska Puas dengan Hasilnya
49 Dunia Begitu Sempit
50 Belanja Bahan
51 Pengaturan Siska
52 Tasty Treats di Serbu
53 Gelombang Kedua
54 Ternyata ada Gelombang ketiga
55 Mari kita Hitung
56 Jangan Lupa Sidangnya
57 Hari kedua pembukaan Kedai
58 Jangan panggil aku bos, Panggil Darren.
59 Saingan?
60 Menahan kejengkelan
61 Saldo Tutub Ergan
62 Balas Dendam Ergan untuk Geri
63 Putusan Verstek
64 Adik, aku hampir mati kelelahan!
65 Membeli Freezer Es
66 Freezer Datang
67 Membujuk Ergan
68 Calon Menantu yang direstui?
69 Uqi Masuk Rumah Sakit
70 Panggil aku Darren
71 Beban Rendra
72 Sosok Tampan Berwajah Datar
73 Action Figure
74 Bapak Menyebalkan
75 Penyerahan Kelola Kedai
76 Diskusi Keluarga
77 Memilih Paper Bag
78 Nenek Jahat Datang?
79 Memutar balikkan Fakta
80 Darren Lagi?
81 Kejutan(?)
82 Belanja
83 Pikiran Siska
84 Ketakutan Siska
85 Rencana Pembalasan
86 Renovasi Rumah
87 Meminta izin Uqi
88 Syukuran
89 Ibukota
90 Ibukota (2)
91 Darren yang Aneh
92 Piknik
93 Jangan Menghindar Lagi
94 Menghindar Lagi?
95 Bukan Nona Wistara
96 Persiapan
97 Uni kecil yang Ceria
98 Mood Buruk Siska
99 Tante Tomat
100 Kalah, Masih mengancam
101 Turnuksio Residence
102 Memancing Siska
103 Rumah Baru
104 Darren Siska Moment
105 Menyangkal
106 Keluarga Terkejut
107 Memperbaiki?
108 Pembukaan
109 Ketidak nyamanan Siska
110 Mari Bicara
111 Memutuskan
112 Keuntungan
113 Alasan Darren
114 Cemburu
115 Rencana Renovasi Turnuksio Residence
116 Menghabiskan Waktu Bersama
117 Perang Dingin
118 Demam Tinggi
119 Aku pulang, Sayang.
120 Ketakutan Darren
121 Berangsur Pulih
122 Menagih Keseriusan
123 Terganggu
124 Pamit Pulang
125 Melepas Rindu dengan Uqi dan Uni
126 Omelan Sapta
127 Ulah Sapta
128 Darren Marah
129 Berbaikan
130 Menyambut Tahun Baru
131 Kehangatan Malam Tahun Baru
132 Lamaran
133 Ingin tahu satu rahasiaku?
134 Boleh Peluk Aku?
135 Membeli Hadiah
136 Diterima dengan Baik
137 Berjalan Lancar
138 Lamaran
139 Persiapan
140 Randu?
141 Tidak Suka Randu
142 Selamat Ulang Tahun
143 Jahil sedikit
144 Pengumuman
145 Hari H
146 Darren Malu-malu
147 Istirahat Bersama
148 Membujuk Uqi dengan Lego
149 Terimakasih Bapak, Mama.
150 Kehangatan Keluarga
151 Kembali ke Ibukota
152 Bujukan Uqi dan Uni
153 Oh! Sayang Sekali!
154 Kapal Pesiar Wistara
155 Naik Pitam
156 Speed Boat dan Rencana manis Darren
157 Ulah Kathrin
158 Lagi-lagi Keluarga Imanuel
159 Makan Malam bersampingan
160 Memancing
161 Bersemangat Pulang
162 Belum Ditemukan
163 Mimpi Buruk
164 Kebahagiaan setelah Kesedihan (End)
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Hidup Kembali Ke tahun 2010
2
Ide Menghasilkan Uang dari kehidupan lalu
3
Menghasilkan Uang
4
Kehangatan Keluarga
5
Siska, Siap Menjemput Uang!
6
Semua Orang Menunggu
7
Membeli Kios
8
Rosella Merah, jalan menghasilkan uang lainnya.
9
Kemampuan Mencari Uang yang diragukan
10
Ergan merasa Keberatan
11
Siska boros, Ergan Frustasi
12
Kabar Kakak Pertama
13
Memberi Peringatan Pada Para Bibi
14
Pembukaan Kios, Sangat Laris!
15
Untung Lebih Banyak
16
Kabar Kakak Kedua
17
Cari Tahu Orangnya
18
Memberi Pelajaran
19
Menantikan Keseruan
20
Menangkap Rusdi
21
Sudah Lama Sejak...
22
Pesanan Borongan
23
Kesepakatan
24
Karma Rusdi
25
Bukti untuk Sidang
26
Membuat Konten
27
Kembali Berjualan
28
Bertemu kedua Bos
29
Produk Baru, Cappucino Cincau
30
Kakak Pertama Pulang
31
Jika tidak berbuat salah, maka jangan pernah takut.
32
Menjadi Populer
33
Senang dan Antusias
34
Memberi pelajaran
35
Kakak Ipar, Kakak kedua menindasku!
36
Restoran Adamas
37
Keberhasilan Negosiasi dan Emosi Tertahan Ergan
38
Daftar hitam, Aldo.
39
Ketakutan Siska
40
Laris Manis
41
Ayo hitung uangnya!
42
Mencari Kedai
43
Membeli Kedai dan Sejarah Kebangkrutannya
44
Pergi Membuat SIM
45
Omelan sang Mama
46
Renov ulang Kedai
47
Kesibukan pagi hari
48
Siska Puas dengan Hasilnya
49
Dunia Begitu Sempit
50
Belanja Bahan
51
Pengaturan Siska
52
Tasty Treats di Serbu
53
Gelombang Kedua
54
Ternyata ada Gelombang ketiga
55
Mari kita Hitung
56
Jangan Lupa Sidangnya
57
Hari kedua pembukaan Kedai
58
Jangan panggil aku bos, Panggil Darren.
59
Saingan?
60
Menahan kejengkelan
61
Saldo Tutub Ergan
62
Balas Dendam Ergan untuk Geri
63
Putusan Verstek
64
Adik, aku hampir mati kelelahan!
65
Membeli Freezer Es
66
Freezer Datang
67
Membujuk Ergan
68
Calon Menantu yang direstui?
69
Uqi Masuk Rumah Sakit
70
Panggil aku Darren
71
Beban Rendra
72
Sosok Tampan Berwajah Datar
73
Action Figure
74
Bapak Menyebalkan
75
Penyerahan Kelola Kedai
76
Diskusi Keluarga
77
Memilih Paper Bag
78
Nenek Jahat Datang?
79
Memutar balikkan Fakta
80
Darren Lagi?
81
Kejutan(?)
82
Belanja
83
Pikiran Siska
84
Ketakutan Siska
85
Rencana Pembalasan
86
Renovasi Rumah
87
Meminta izin Uqi
88
Syukuran
89
Ibukota
90
Ibukota (2)
91
Darren yang Aneh
92
Piknik
93
Jangan Menghindar Lagi
94
Menghindar Lagi?
95
Bukan Nona Wistara
96
Persiapan
97
Uni kecil yang Ceria
98
Mood Buruk Siska
99
Tante Tomat
100
Kalah, Masih mengancam
101
Turnuksio Residence
102
Memancing Siska
103
Rumah Baru
104
Darren Siska Moment
105
Menyangkal
106
Keluarga Terkejut
107
Memperbaiki?
108
Pembukaan
109
Ketidak nyamanan Siska
110
Mari Bicara
111
Memutuskan
112
Keuntungan
113
Alasan Darren
114
Cemburu
115
Rencana Renovasi Turnuksio Residence
116
Menghabiskan Waktu Bersama
117
Perang Dingin
118
Demam Tinggi
119
Aku pulang, Sayang.
120
Ketakutan Darren
121
Berangsur Pulih
122
Menagih Keseriusan
123
Terganggu
124
Pamit Pulang
125
Melepas Rindu dengan Uqi dan Uni
126
Omelan Sapta
127
Ulah Sapta
128
Darren Marah
129
Berbaikan
130
Menyambut Tahun Baru
131
Kehangatan Malam Tahun Baru
132
Lamaran
133
Ingin tahu satu rahasiaku?
134
Boleh Peluk Aku?
135
Membeli Hadiah
136
Diterima dengan Baik
137
Berjalan Lancar
138
Lamaran
139
Persiapan
140
Randu?
141
Tidak Suka Randu
142
Selamat Ulang Tahun
143
Jahil sedikit
144
Pengumuman
145
Hari H
146
Darren Malu-malu
147
Istirahat Bersama
148
Membujuk Uqi dengan Lego
149
Terimakasih Bapak, Mama.
150
Kehangatan Keluarga
151
Kembali ke Ibukota
152
Bujukan Uqi dan Uni
153
Oh! Sayang Sekali!
154
Kapal Pesiar Wistara
155
Naik Pitam
156
Speed Boat dan Rencana manis Darren
157
Ulah Kathrin
158
Lagi-lagi Keluarga Imanuel
159
Makan Malam bersampingan
160
Memancing
161
Bersemangat Pulang
162
Belum Ditemukan
163
Mimpi Buruk
164
Kebahagiaan setelah Kesedihan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!