Rosella Merah, jalan menghasilkan uang lainnya.

*

*

Sesampainya di kebun, Siska tidak langsung mencari anak-anaknya, ia menatap sekeliling dengan senang, perasaan nyaman pun menghampirinya.

Sangat sejuk.

Sudah berapa lama sejak dirinya ke tempat sejuk seperti ini? Ah, kehidupan pertamanya lagi-lagi melintas dalam pikirannya saat ini.

Jika dipikir-pikir, kenapa bisa dirinya tidak meninggalkan suami bajingannya itu padahal sudah ditindas berkali-kali dengan berbagai cara pula. Seperti dipelet saja dia ini.

"AH! Dasar ayam! Kau membuatku terkejut!" Pekik Siska seraya melompat saking terkejutnya.

"Aiya, Siska! Aku kira ada apa." Ucap seorang bibi yang lari tergopoh menghampirinya.

"Bibi Darmi, hehe. Maaf bibi, aku juga terkejut tiba-tiba dipatok ayam." Ucap Siska merasa malu, tertawa canggung di depan Darmi yang merupakan salah satu tetangganya.

"Aih, yasudah, yasudah... Kau mau menghampiri Suherman? Tumben, Estika kemana? Biasanya dia yang menyusul." Tanya Bi Darmi setelah menghela nafas. Suherman adalah nama Ayah Siska, dan Estika adalah nama Ibunya.

"Ya, bibi. Mamaku sedang menunggu barang datang, sedangkan aku, niatnya ingin menjemput anak-anakku yang ikut dengan Bapak. Sudah waktunya tidur siang." Ucap Siska tersenyum canggung.

"Oh begitu, ngomong-ngomong tadi aku dengar suamimu datang untuk menceraikan mu, benar atau tidak?" Tanya Darmi. "Eh juga kebetulan sekali anak-anakmu berada di kebun, jadi tidak melihat pertengkaran kalian ya!" Lanjutnya tanpa menunggu jawaban dari Siska.

Siska bahkan lupa, Darmi ini meski baik tapi mulutnya sangat amat menyebalkan. Siska bahkan mulai tidak nyaman dengan pembicaraan yang makin menjurus ke perkara rumah tangganya.

"Bibi Darmi, aku pergi dulu." Ucap Siska seraya berlalu tidak mau repot-repot menjawab dan meladeni perkataan tetangganya itu.

"Ehhh! Aku kan belum selesai berbicara! Dasar, Siska ini, orang tua sedang berbicara malah pergi begitu saja! Huh, tidak sopan." Gerutunya kesal sendiri, kemudian berlalu untuk kembali ke kebunnya.

Sedangkan Siska mendengus malas, mood nya yang baru saja menjadi bagus, malah kembali buruk. Memang benar mulutmu harimaumu. "Menyebalkan!" Gerutu Siska.

"Ibuu!" "Mbuu!"

Terlihat Uqi dan Uni memanggil Siska dari kejauhan, keduanya melambaikan tangan dengan semangat. Tapi begitu melihat penampilan keduanya, lagi-lagi Siska menghela nafas.

Kotor sekali, keduanya pastilah main tanah basah di kebun.

"Aiya, kenapa kalian kotor sekali?" Tanya Siska menghampiri kedua anaknya.

"Main tanah!" Jawab Uqi seraya menunjuk genangan air dan tanah yang menjadi satu, membuat airnya menjadi kecoklatan. Uni mengangguk mengikuti kakaknya.

"Kakek dan Om mana?" Tanya Siska setelah menghela nafas pasrah.

"Di sana! Kakek, kakek, ada ibu!" Pekik Uqi kemudian memanggil kakeknya.

"Siska, Mamamu mana?" Tanyanya bingung.

"Mama di rumah, sedang menunggu barang. Bapak, ayo pulang. Sudah waktunya makan siang. " Ajak Siska.

"Ayo, ayo, tapi tunggu adikmu sebentar." Ucap Ayahnya.

"Memangnya kemana dia pergi?" Tanya Siska.

"Adikmu sedang memetik Rosella, disana!" Tunjuk Ayahnya.

Mata Siska berbinar, "Rosella? Maksudnya bunga Rosella yang berwarna merah? Yang menguncup? Bapak menanamnya? Apakah banyak?" Tanyanya beruntun, dan menjadi tidak sabar.

"Kau tidak tahu? Sudah lama Bapak menanamnya. Juga lumayan banyak. Hari ini sengaja menyuruh adikmu memetik beberapa untuk diseduh, kemarin kita makan daging banyak, meminumnya bisa menjaga pencernaan tetap lancar." Ucap Ayahnya.

"Bapak, Rosella merah ini banyak sekali manfaatnya. Ini akan sangat laku jika dijual kering dan dibungkus dengan sangat rapi!" Ucap Siska dengan semangat membara.

Di kehidupan pertamanya, tanaman ini menjadi langka. Dan ada beberapa orang yang mencari-cari tanaman ini. Rosella merah ini tanaman obat yang sangat bermanfaat. Khasiatnya banyak sekali.

Kelopak merahnya selain cantik juga bisa dijadikan teh. Khasiatnya bisa menurunkan tekanan darah, mengatasi kolestrol tinggi, mencegah penyakit jantung, mencegah resiko obesitas, rosella juga mengandung senyawa antioksidan yang dapat mengatasi peradangan dan mengurangi risiko kanker, kandungan vitamin c nya juga termasuk tinggi.

Tapi meski banyak manfaat, tidak dianjurkan untuk dikonsumsi terus menerus. Karena mengandung antioksidan yang tinggi. Tidak dianjurkan pula dikonsumsi bersamaan bersama obat-obatan lainnya.

Dikehidupan pertamanya, bunga Rosella ini laku dijual untuk para wanita yang mau menurunkan berat badan. Jadi tanaman ini dicari-cari, tapi malah menjadi langka karena sudah sangat jarang orang yang menanamnya. Membuat Harganya melonjak tinggi.

"Benarkah? Apa sebagus itu?" Tanya Ayahnya tak percaya.

"Benaran, ayo kita petik Rosella nya dulu, nanti di rumah aku jelaskan sisanya. Kita bisa menjualnya, dan uangnya bisa untuk penghasilan sehari-hari Bapak dan Mama." Ucap Siska makin semangat.

Siska pergi, mengajak kedua anaknya menghampiri Omnya yang masih memetik Rosella. Diikuti Ayahnya yang berjalan mengikuti ketiganya dari belakang.

Lumayan jika bisa menjadi penghasilan, jadi bisa meringankan sedikit pundaknya. Anak bungsunya pun bisa melanjutkan sekolah dengan tenang nanti, jika benaran bisa dijual dengan harga tinggi.

"Adik!" Panggil Siska.

Ergan menghentikan kegiatannya, kemudian berbalik dan melihat kakaknya yang berjalan menghampirinya dengan senyum lebar.

"Kakak, Bapak, kenapa kemari? Aku hampir selesai." Tanya Ergan bingung

"Petik semua yang sudah matang, merah sempurna. Ayo cepat." Titah Siska, pun dirinya ikut memetiknya satu persatu.

"Ah? Bukankah akan kelebihan? Aku sudah memetiknya lihat. Ini cukup untuk kita semua." Ucap Ergan kebingungan.

"Aiya, jangan banyak tanya, cepat turuti saja kakakmu. Tidak ada waktu untuk menjelaskan, jam makan siang segera tiba. Jangan sampai Mamamu cemas dan menyusul kita." Ucap Ayahnya, membuat Ergan mau tak mau menurut.

Ketiganya memetik bunga Rosella bersama-sama, sedangkan Uqi dan Uni kembali bermain, kali ini keduanya menangkap capung yang beterbangan di sekalilingnya.

10 menit kemudian, semuanya telah selesai dipetik.

"Untung saja ada keresek besar bekas sepatu boot Bapak, dan ember ini." Ucap Ayahnya begitu selesai memetik.

Rosella yang dipetik menjadi sangat banyak. Satu keresek besar dan satu ember sedang penuh.

"Kalau begitu ayo kita pulang~" Ajak Siska bernada, saking senang dan bersemangatnya. "Uqi, Uni, sudahi bermainnya, kita akan pulang!" Panggil Siska.

Ayah dan adiknya heran melihat sikap Siska, berbeda dengan dirinya beberapa hari lalu. Tapi keduanya senang, Siska seceria ini siapa yang tidak akan senang? Keluarga manapun ingin melihat anaknya ceria begini.

"Bapak, biar Siska yang bawa embernya. Bapak jalan saja dengan anak-anak. Keresek besar juga biar Ergan saja yang bawa." Ucap Siska mengambil alih tanpa menunggu persetujuan Ayahnya.

Ayahnya menghela nafas, tapi tak bohong hatinya menghangat, anaknya sudah tahu kesusahan orang tuanya.

"Ergan, waktu liburmu hampir habis kan?" Tanya Siska berjalan beriringan dengan Ergan, sedangkan Ayah dan anak-anaknya berjalan di depan seraya beecanda ria.

"Ya, tapi aku tidak berniat melanjutkan. Aku akan bantu Bapak saja di kebun." Ucap Ergan tersenyum, menatap punggung Ayahnya yang mulai ringkih.

"Tidak! Kau harus melanjutkan sekolahmu." Bantah Siska.

"Kak, kau tahu apa? Pendapatan Bapak dan Mama saja tidak akan cukup membayar biaya sekolahku. Yang dua semester kemarin saja masih menunggak banyak." Ucap Ergan.

"Aku tahu, dan aku tetap menyuruhmu melanjutkan. Ingat, sekolah tinggi artinya kau bisa mendapat pekerjaan yang lebih tinggi dan nyaman. Bisa membantu Bapak dan Mama kelak. Untuk biaya, jangan khawatir. Aku yang akan menanggungnya." Jelas Siska.

"Tapi, kak--"

"Sudahlah, menurut saja. Aku sudah bisa menghasilkan uang. Kau hanya perlu belajar, tidak usah banyak berpikir yang tidak-tidak." Nasihat Siska seraya menepuk pundak adiknya.

*

*

Terpopuler

Comments

Ajusani Dei Yanti

Ajusani Dei Yanti

lanjut thorrrr kuh seru

2023-06-27

1

lihat semua
Episodes
1 Hidup Kembali Ke tahun 2010
2 Ide Menghasilkan Uang dari kehidupan lalu
3 Menghasilkan Uang
4 Kehangatan Keluarga
5 Siska, Siap Menjemput Uang!
6 Semua Orang Menunggu
7 Membeli Kios
8 Rosella Merah, jalan menghasilkan uang lainnya.
9 Kemampuan Mencari Uang yang diragukan
10 Ergan merasa Keberatan
11 Siska boros, Ergan Frustasi
12 Kabar Kakak Pertama
13 Memberi Peringatan Pada Para Bibi
14 Pembukaan Kios, Sangat Laris!
15 Untung Lebih Banyak
16 Kabar Kakak Kedua
17 Cari Tahu Orangnya
18 Memberi Pelajaran
19 Menantikan Keseruan
20 Menangkap Rusdi
21 Sudah Lama Sejak...
22 Pesanan Borongan
23 Kesepakatan
24 Karma Rusdi
25 Bukti untuk Sidang
26 Membuat Konten
27 Kembali Berjualan
28 Bertemu kedua Bos
29 Produk Baru, Cappucino Cincau
30 Kakak Pertama Pulang
31 Jika tidak berbuat salah, maka jangan pernah takut.
32 Menjadi Populer
33 Senang dan Antusias
34 Memberi pelajaran
35 Kakak Ipar, Kakak kedua menindasku!
36 Restoran Adamas
37 Keberhasilan Negosiasi dan Emosi Tertahan Ergan
38 Daftar hitam, Aldo.
39 Ketakutan Siska
40 Laris Manis
41 Ayo hitung uangnya!
42 Mencari Kedai
43 Membeli Kedai dan Sejarah Kebangkrutannya
44 Pergi Membuat SIM
45 Omelan sang Mama
46 Renov ulang Kedai
47 Kesibukan pagi hari
48 Siska Puas dengan Hasilnya
49 Dunia Begitu Sempit
50 Belanja Bahan
51 Pengaturan Siska
52 Tasty Treats di Serbu
53 Gelombang Kedua
54 Ternyata ada Gelombang ketiga
55 Mari kita Hitung
56 Jangan Lupa Sidangnya
57 Hari kedua pembukaan Kedai
58 Jangan panggil aku bos, Panggil Darren.
59 Saingan?
60 Menahan kejengkelan
61 Saldo Tutub Ergan
62 Balas Dendam Ergan untuk Geri
63 Putusan Verstek
64 Adik, aku hampir mati kelelahan!
65 Membeli Freezer Es
66 Freezer Datang
67 Membujuk Ergan
68 Calon Menantu yang direstui?
69 Uqi Masuk Rumah Sakit
70 Panggil aku Darren
71 Beban Rendra
72 Sosok Tampan Berwajah Datar
73 Action Figure
74 Bapak Menyebalkan
75 Penyerahan Kelola Kedai
76 Diskusi Keluarga
77 Memilih Paper Bag
78 Nenek Jahat Datang?
79 Memutar balikkan Fakta
80 Darren Lagi?
81 Kejutan(?)
82 Belanja
83 Pikiran Siska
84 Ketakutan Siska
85 Rencana Pembalasan
86 Renovasi Rumah
87 Meminta izin Uqi
88 Syukuran
89 Ibukota
90 Ibukota (2)
91 Darren yang Aneh
92 Piknik
93 Jangan Menghindar Lagi
94 Menghindar Lagi?
95 Bukan Nona Wistara
96 Persiapan
97 Uni kecil yang Ceria
98 Mood Buruk Siska
99 Tante Tomat
100 Kalah, Masih mengancam
101 Turnuksio Residence
102 Memancing Siska
103 Rumah Baru
104 Darren Siska Moment
105 Menyangkal
106 Keluarga Terkejut
107 Memperbaiki?
108 Pembukaan
109 Ketidak nyamanan Siska
110 Mari Bicara
111 Memutuskan
112 Keuntungan
113 Alasan Darren
114 Cemburu
115 Rencana Renovasi Turnuksio Residence
116 Menghabiskan Waktu Bersama
117 Perang Dingin
118 Demam Tinggi
119 Aku pulang, Sayang.
120 Ketakutan Darren
121 Berangsur Pulih
122 Menagih Keseriusan
123 Terganggu
124 Pamit Pulang
125 Melepas Rindu dengan Uqi dan Uni
126 Omelan Sapta
127 Ulah Sapta
128 Darren Marah
129 Berbaikan
130 Menyambut Tahun Baru
131 Kehangatan Malam Tahun Baru
132 Lamaran
133 Ingin tahu satu rahasiaku?
134 Boleh Peluk Aku?
135 Membeli Hadiah
136 Diterima dengan Baik
137 Berjalan Lancar
138 Lamaran
139 Persiapan
140 Randu?
141 Tidak Suka Randu
142 Selamat Ulang Tahun
143 Jahil sedikit
144 Pengumuman
145 Hari H
146 Darren Malu-malu
147 Istirahat Bersama
148 Membujuk Uqi dengan Lego
149 Terimakasih Bapak, Mama.
150 Kehangatan Keluarga
151 Kembali ke Ibukota
152 Bujukan Uqi dan Uni
153 Oh! Sayang Sekali!
154 Kapal Pesiar Wistara
155 Naik Pitam
156 Speed Boat dan Rencana manis Darren
157 Ulah Kathrin
158 Lagi-lagi Keluarga Imanuel
159 Makan Malam bersampingan
160 Memancing
161 Bersemangat Pulang
162 Belum Ditemukan
163 Mimpi Buruk
164 Kebahagiaan setelah Kesedihan (End)
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Hidup Kembali Ke tahun 2010
2
Ide Menghasilkan Uang dari kehidupan lalu
3
Menghasilkan Uang
4
Kehangatan Keluarga
5
Siska, Siap Menjemput Uang!
6
Semua Orang Menunggu
7
Membeli Kios
8
Rosella Merah, jalan menghasilkan uang lainnya.
9
Kemampuan Mencari Uang yang diragukan
10
Ergan merasa Keberatan
11
Siska boros, Ergan Frustasi
12
Kabar Kakak Pertama
13
Memberi Peringatan Pada Para Bibi
14
Pembukaan Kios, Sangat Laris!
15
Untung Lebih Banyak
16
Kabar Kakak Kedua
17
Cari Tahu Orangnya
18
Memberi Pelajaran
19
Menantikan Keseruan
20
Menangkap Rusdi
21
Sudah Lama Sejak...
22
Pesanan Borongan
23
Kesepakatan
24
Karma Rusdi
25
Bukti untuk Sidang
26
Membuat Konten
27
Kembali Berjualan
28
Bertemu kedua Bos
29
Produk Baru, Cappucino Cincau
30
Kakak Pertama Pulang
31
Jika tidak berbuat salah, maka jangan pernah takut.
32
Menjadi Populer
33
Senang dan Antusias
34
Memberi pelajaran
35
Kakak Ipar, Kakak kedua menindasku!
36
Restoran Adamas
37
Keberhasilan Negosiasi dan Emosi Tertahan Ergan
38
Daftar hitam, Aldo.
39
Ketakutan Siska
40
Laris Manis
41
Ayo hitung uangnya!
42
Mencari Kedai
43
Membeli Kedai dan Sejarah Kebangkrutannya
44
Pergi Membuat SIM
45
Omelan sang Mama
46
Renov ulang Kedai
47
Kesibukan pagi hari
48
Siska Puas dengan Hasilnya
49
Dunia Begitu Sempit
50
Belanja Bahan
51
Pengaturan Siska
52
Tasty Treats di Serbu
53
Gelombang Kedua
54
Ternyata ada Gelombang ketiga
55
Mari kita Hitung
56
Jangan Lupa Sidangnya
57
Hari kedua pembukaan Kedai
58
Jangan panggil aku bos, Panggil Darren.
59
Saingan?
60
Menahan kejengkelan
61
Saldo Tutub Ergan
62
Balas Dendam Ergan untuk Geri
63
Putusan Verstek
64
Adik, aku hampir mati kelelahan!
65
Membeli Freezer Es
66
Freezer Datang
67
Membujuk Ergan
68
Calon Menantu yang direstui?
69
Uqi Masuk Rumah Sakit
70
Panggil aku Darren
71
Beban Rendra
72
Sosok Tampan Berwajah Datar
73
Action Figure
74
Bapak Menyebalkan
75
Penyerahan Kelola Kedai
76
Diskusi Keluarga
77
Memilih Paper Bag
78
Nenek Jahat Datang?
79
Memutar balikkan Fakta
80
Darren Lagi?
81
Kejutan(?)
82
Belanja
83
Pikiran Siska
84
Ketakutan Siska
85
Rencana Pembalasan
86
Renovasi Rumah
87
Meminta izin Uqi
88
Syukuran
89
Ibukota
90
Ibukota (2)
91
Darren yang Aneh
92
Piknik
93
Jangan Menghindar Lagi
94
Menghindar Lagi?
95
Bukan Nona Wistara
96
Persiapan
97
Uni kecil yang Ceria
98
Mood Buruk Siska
99
Tante Tomat
100
Kalah, Masih mengancam
101
Turnuksio Residence
102
Memancing Siska
103
Rumah Baru
104
Darren Siska Moment
105
Menyangkal
106
Keluarga Terkejut
107
Memperbaiki?
108
Pembukaan
109
Ketidak nyamanan Siska
110
Mari Bicara
111
Memutuskan
112
Keuntungan
113
Alasan Darren
114
Cemburu
115
Rencana Renovasi Turnuksio Residence
116
Menghabiskan Waktu Bersama
117
Perang Dingin
118
Demam Tinggi
119
Aku pulang, Sayang.
120
Ketakutan Darren
121
Berangsur Pulih
122
Menagih Keseriusan
123
Terganggu
124
Pamit Pulang
125
Melepas Rindu dengan Uqi dan Uni
126
Omelan Sapta
127
Ulah Sapta
128
Darren Marah
129
Berbaikan
130
Menyambut Tahun Baru
131
Kehangatan Malam Tahun Baru
132
Lamaran
133
Ingin tahu satu rahasiaku?
134
Boleh Peluk Aku?
135
Membeli Hadiah
136
Diterima dengan Baik
137
Berjalan Lancar
138
Lamaran
139
Persiapan
140
Randu?
141
Tidak Suka Randu
142
Selamat Ulang Tahun
143
Jahil sedikit
144
Pengumuman
145
Hari H
146
Darren Malu-malu
147
Istirahat Bersama
148
Membujuk Uqi dengan Lego
149
Terimakasih Bapak, Mama.
150
Kehangatan Keluarga
151
Kembali ke Ibukota
152
Bujukan Uqi dan Uni
153
Oh! Sayang Sekali!
154
Kapal Pesiar Wistara
155
Naik Pitam
156
Speed Boat dan Rencana manis Darren
157
Ulah Kathrin
158
Lagi-lagi Keluarga Imanuel
159
Makan Malam bersampingan
160
Memancing
161
Bersemangat Pulang
162
Belum Ditemukan
163
Mimpi Buruk
164
Kebahagiaan setelah Kesedihan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!