Hidup Kembali, Memulai Semuanya Dari Nol

Hidup Kembali, Memulai Semuanya Dari Nol

Hidup Kembali Ke tahun 2010

*

*

Bandung, 2023

"Ah, kenapa hidupku semenyedihkan ini? anak-anakku, maafkan Ibu yang tidak becus menjaga kalian, sampai-sampai kalian harus ikut ibu mati kelaparan begini." Ucap Siska dengan air mata bercucuran.

Di sampingnya, ada kedua anaknya yang sudah terbujur kaku, sudah terlebih dahulu meninggalkan dirinya sendirian di dunia yang sepi ini.

Siska, hanya bisa menangis menyesal, meratapi nasib yang tidak berpihak padanya sampai akhir. Juga menyalahkan dirinya sendiri karena tidak pernah mendengarkan apa yang orang tua dan saudara-saudaranya bilang tentang suaminya.

Hingga sampai akhir, ia merasa sangat malu untuk sekedar pulang dan meminta sesuap nasi. Bodoh, Siska memang terlampau bodoh karena terbutakan oleh cinta yang bahkan hanya bisa membuat dirinya menderita sampai akhir.

Juga, karena sikap suaminya yang tinggi hati, setiap tetangga yang memang sama-sama miskin pun sangat membenci Siska sekeluarga. Sampai mengucilkannya, dan membuat Siska tidak berani lagi meminta bantuan pada tetangga-tetangganya di sekitar pembuangan sampah ini.

Ya, Siska hanya bisa tinggal disekitar pembuangan, mendirikan rumah beralaskan kerdus bekas.

Suaminya? Entah kemana perginya ia, setelah membuat para tetangga mengucilkannya, dan mengambil semua uang yang Siska hasilkan sendiri dari memulung, ia kabur meninggalkannya tanpa sepeser uang pun. Sampai akhir tidak peduli pada dirinya dan kedua anaknya.

Siska kembali menangis, kali ini dengan suara yang terintih, saking lemahnya, rintihannya bahkan sulit terdengar. "Ibu, kakak, adik, maafkan Siska yang keras kepala. Semoga kalian bisa memaafkan aku, ya." Lirihnya.

Kemudian, Siska kembali menoleh, menatap kedua anaknya dengan bibir yang sudah pucat pasi. Mengangkat tangan dan mengusap satu persatu anaknya dengan tangis dan tatapan bersalah.

"Aku menyesal, aku menyesal, jika saja aku bisa memulai semuanya dari awal..." bisik Siska yang kemudian terjatuh, dan meninggal di tempat.

Menyisakan keheningan di rumah kerdus itu.

*

*

Bandung, 2010

"Ibu, Ibu, Uqi lapar, Ibu bangun, ayo kita mencari makan." Ucap seorang bocah kecil berumur 6 tahun, mengguncang Siska, yang masih terlelap di atas kasur lipat yang sudah sangat tipis.

"Bu, Bu, Bu...." Uni, adik Uqi yang baru genap berusia 1 tahun, turut membangunkan Siska yang masih enggan bangun.

Siska, merasa terganggu, ia membuka kedua matanya perlahan dan menemukan kedua anaknya yang tersenyum mengguncang kedua lengan dirinya masing-masing.

Siska termangu.

Merasa bingung dengan keadaan yang ada di depannya saat ini.

'Bukankah aku sudah mati kelaparan bersama kedua anakku?' Tanya Siska dalam hatinya.

"Ibu?" "mbu?" Tanya Uqi, dan Uni bersamaan merasa aneh dengan sikap Ibunya yang malah mematung menatapi keduanya.

Siska mengangkat kedua tangannya, mengusapi kepala kedua anaknya dengan pelan, tanpa bersuara. Membuat kedua anaknya makin kebingungan, tetapi Uni yang masih belum paham apapun, tertawa kecil merasakannya. Berbeda dengan Uqi yang kebingungan sendiri.

Siska tiba-tiba menangis, membuat Uqi dan Uni menatap dirinya dengan panik. Keduanya tahu ibunya menangis.

"Ibu? Kamu kenapa? Kenapa menangis? Uqi dan Uni nakal, ya? Maaf ya, Ibu. Jangan menangis lagi..." Ucap Uqi sembari maju hendak memeluk Siska yang kini sudah mendudukkan dirinya.

Siska dengan cepat memeluk kedua anaknya, menangis sesenggukan. Ia sadar, ia hidup kembali. Ketika mematung tadi, sebetulnya Siska menatap kalender yang terpasang di dinding rumah kecilnya, yang berada di belakang Uqi dan Uni. Kalender yang bergambarkan seorang pejabat dari salah satu partai berwarna kuning. Terpampang jelas di sana, ada kata 2010 di atasnya.

Ia kembali hidup ke tahun 2010. Itu artinya, ia hidup ke masa 13 tahun silam. Samar, Siska ingat jika saat ini adalah saat-saat ketika suaminya berbicara akan menyerahkan dirinya pada orang tuanya, memulangkan dirinya.

"Ibu? Kau baik-baik saja?" Tanya Uqi, kembali bertanya.

Siska akhirnya melepaskan pelukannya, kemudian menyeka air matanya. Ia tersenyum dengan hangat. "Tidak apa-apa, ayo bangun, Ibu akan memandikan kalian berdua, setelahnya kita makan, ya?" Ucap Siska membuat Uqi dan Uni mengangguk saja menurut dengan senang.

Uqi dan Uni kemudian pergi menuju kamar mandi terlebih dahulu. Meninggalkan Siska yang saat ini menghirup nafas dalam-dalam. "Terimakasih, Tuhan, atas kesempatan keduanya." Gumamnya pelan, merasa sangat bersyukur karena diberi kesempatan untuk memperbaiki semuanya.

"Ibu! Uqi dan Uni sudah membuka baju!" Teriak Uqi memanggil Siska, membuat Siska kembali sadar ke permukaan.

"Ya! Ibu datang!" Balas Siska seraya beranjak, menghampiri kedua anaknya yang sudah main air di kamar mandi.

-

Setelah selesai memberi makan kedua anaknya, Siska bergegas pergi dengan kedua anaknya, ke rumah Ibunya yang memang bersebelahan.

Rumah sederhana yang saat ini Siska tempati, merupakan rumah pemberian orang tuanya. Ibu Siska kasihan melihat anak tengahnya mengontrak di kampung halaman suaminya. Siska bahkan pernah berjalan jauh dari sana ketika sudah ada Uqi di sisinya. Ia pulang ke rumah ibunya untuk sekedar meminta garam.

Di kehidupan pertamanya, Siska yang sudah enak diberi rumah dan makan cukup, ketika suaminya kembali berbicara memulangkan Siska pada Ibunya untuk yang ketiga kalinya, ia disuruh ibunya untuk pisah saja, tapi Siska tetap tidak mau, hingga membuat ibunya marah. Sampai ibunya tetap mengalah pada Siska tetapi dengan syarat jangan tinggal di rumah sebelahnya lagi.

Ibu Siska bersikap begitu, karena ia tidak tega melihat anaknya diperlakukan semena mena. Suaminya bahkan tidak bekerja, uang sehari-hari pun Siska yang cari dengan berjualan gorengan. Terlebih, ketika dimarahi suaminya, Siska sampai dikatai ****** oleh suaminya tersebut.

Ibu mana yang tidak sakit hati mendengar itu terjadi pada anaknya? Tapi Siska mengecewakannya. Siska malah memilih pilihan kedua.

Siska menyetujui syarat tersebut dan ikut pindah dengan suami tidak bergunanya. Dengan berbekalkan uang 10 juta yang diberi oleh Ibunya. Sampai akhirnya, Suaminya malah memakai uang 10 juta tersebut untuk membeli motor, dan sisanya hanya cukup untuk menyewa kontrakan kecil yang bahkan lebih kecil dari rumah sederhana yang ibunya buatkan.

Dikehidupan pertama, sebodoh itu Siska menurut pada suaminya.

Tapi di kehidupan kedua ini, Siska menekankan niatnya, tidak akan pernah lagi dirinya melakukan hal bodoh di masa lampau untuk kelangsungan hidup dirinya dan kedua anaknya.

Siska sudah hidup kembali, dan ia akan memulai semuanya dari nol. Tanpa kehadiran lelaki bajingan yang tidak ada tanggung jawab macam m

suaminya di kehidupan pertamanya.

Dan yang pertama kali Siska akan lakukan saat ini adalah, mengunjungi Ibunya, untuk meminta bantuan dan membicarakan perihal perpisahannya dengan suaminya.

Tok! Tok!

"Ma! Ini Siska, Mama ada di rumah?" Tanya Siska, yang tidak langsung masuk ke dalam rumah.

"Ada, ada, ada di rumah. Siska? Kemari, masuk. Ada apa pagi-pagi begini kemari?" Tanya Ibunya bingung, tapi tersirat sedikit kekhawatiran juga di matanya, takut-takut jika suaminya kembali menindas anaknya.

"Ma, Siska mau berpisah dengan suami Siska." Ucap Siska Mantap.

*

*

Terpopuler

Comments

RJ 💜🐑

RJ 💜🐑

walaupun sudah baca kesekian kali nya tetap aku masih suka baca soal nya bagus banget sih ceritanya 🔥❤👍🏻

2024-03-12

2

azka aldric Pratama

azka aldric Pratama

nunggu Asta Ama xabiru, mampir sini dl .....

2023-09-28

5

_Frizvnt_

_Frizvnt_

jujur nama uqi sama uni itu agak aneh ya?, ga bisa ganti nama lain kah?

2023-07-30

4

lihat semua
Episodes
1 Hidup Kembali Ke tahun 2010
2 Ide Menghasilkan Uang dari kehidupan lalu
3 Menghasilkan Uang
4 Kehangatan Keluarga
5 Siska, Siap Menjemput Uang!
6 Semua Orang Menunggu
7 Membeli Kios
8 Rosella Merah, jalan menghasilkan uang lainnya.
9 Kemampuan Mencari Uang yang diragukan
10 Ergan merasa Keberatan
11 Siska boros, Ergan Frustasi
12 Kabar Kakak Pertama
13 Memberi Peringatan Pada Para Bibi
14 Pembukaan Kios, Sangat Laris!
15 Untung Lebih Banyak
16 Kabar Kakak Kedua
17 Cari Tahu Orangnya
18 Memberi Pelajaran
19 Menantikan Keseruan
20 Menangkap Rusdi
21 Sudah Lama Sejak...
22 Pesanan Borongan
23 Kesepakatan
24 Karma Rusdi
25 Bukti untuk Sidang
26 Membuat Konten
27 Kembali Berjualan
28 Bertemu kedua Bos
29 Produk Baru, Cappucino Cincau
30 Kakak Pertama Pulang
31 Jika tidak berbuat salah, maka jangan pernah takut.
32 Menjadi Populer
33 Senang dan Antusias
34 Memberi pelajaran
35 Kakak Ipar, Kakak kedua menindasku!
36 Restoran Adamas
37 Keberhasilan Negosiasi dan Emosi Tertahan Ergan
38 Daftar hitam, Aldo.
39 Ketakutan Siska
40 Laris Manis
41 Ayo hitung uangnya!
42 Mencari Kedai
43 Membeli Kedai dan Sejarah Kebangkrutannya
44 Pergi Membuat SIM
45 Omelan sang Mama
46 Renov ulang Kedai
47 Kesibukan pagi hari
48 Siska Puas dengan Hasilnya
49 Dunia Begitu Sempit
50 Belanja Bahan
51 Pengaturan Siska
52 Tasty Treats di Serbu
53 Gelombang Kedua
54 Ternyata ada Gelombang ketiga
55 Mari kita Hitung
56 Jangan Lupa Sidangnya
57 Hari kedua pembukaan Kedai
58 Jangan panggil aku bos, Panggil Darren.
59 Saingan?
60 Menahan kejengkelan
61 Saldo Tutub Ergan
62 Balas Dendam Ergan untuk Geri
63 Putusan Verstek
64 Adik, aku hampir mati kelelahan!
65 Membeli Freezer Es
66 Freezer Datang
67 Membujuk Ergan
68 Calon Menantu yang direstui?
69 Uqi Masuk Rumah Sakit
70 Panggil aku Darren
71 Beban Rendra
72 Sosok Tampan Berwajah Datar
73 Action Figure
74 Bapak Menyebalkan
75 Penyerahan Kelola Kedai
76 Diskusi Keluarga
77 Memilih Paper Bag
78 Nenek Jahat Datang?
79 Memutar balikkan Fakta
80 Darren Lagi?
81 Kejutan(?)
82 Belanja
83 Pikiran Siska
84 Ketakutan Siska
85 Rencana Pembalasan
86 Renovasi Rumah
87 Meminta izin Uqi
88 Syukuran
89 Ibukota
90 Ibukota (2)
91 Darren yang Aneh
92 Piknik
93 Jangan Menghindar Lagi
94 Menghindar Lagi?
95 Bukan Nona Wistara
96 Persiapan
97 Uni kecil yang Ceria
98 Mood Buruk Siska
99 Tante Tomat
100 Kalah, Masih mengancam
101 Turnuksio Residence
102 Memancing Siska
103 Rumah Baru
104 Darren Siska Moment
105 Menyangkal
106 Keluarga Terkejut
107 Memperbaiki?
108 Pembukaan
109 Ketidak nyamanan Siska
110 Mari Bicara
111 Memutuskan
112 Keuntungan
113 Alasan Darren
114 Cemburu
115 Rencana Renovasi Turnuksio Residence
116 Menghabiskan Waktu Bersama
117 Perang Dingin
118 Demam Tinggi
119 Aku pulang, Sayang.
120 Ketakutan Darren
121 Berangsur Pulih
122 Menagih Keseriusan
123 Terganggu
124 Pamit Pulang
125 Melepas Rindu dengan Uqi dan Uni
126 Omelan Sapta
127 Ulah Sapta
128 Darren Marah
129 Berbaikan
130 Menyambut Tahun Baru
131 Kehangatan Malam Tahun Baru
132 Lamaran
133 Ingin tahu satu rahasiaku?
134 Boleh Peluk Aku?
135 Membeli Hadiah
136 Diterima dengan Baik
137 Berjalan Lancar
138 Lamaran
139 Persiapan
140 Randu?
141 Tidak Suka Randu
142 Selamat Ulang Tahun
143 Jahil sedikit
144 Pengumuman
145 Hari H
146 Darren Malu-malu
147 Istirahat Bersama
148 Membujuk Uqi dengan Lego
149 Terimakasih Bapak, Mama.
150 Kehangatan Keluarga
151 Kembali ke Ibukota
152 Bujukan Uqi dan Uni
153 Oh! Sayang Sekali!
154 Kapal Pesiar Wistara
155 Naik Pitam
156 Speed Boat dan Rencana manis Darren
157 Ulah Kathrin
158 Lagi-lagi Keluarga Imanuel
159 Makan Malam bersampingan
160 Memancing
161 Bersemangat Pulang
162 Belum Ditemukan
163 Mimpi Buruk
164 Kebahagiaan setelah Kesedihan (End)
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Hidup Kembali Ke tahun 2010
2
Ide Menghasilkan Uang dari kehidupan lalu
3
Menghasilkan Uang
4
Kehangatan Keluarga
5
Siska, Siap Menjemput Uang!
6
Semua Orang Menunggu
7
Membeli Kios
8
Rosella Merah, jalan menghasilkan uang lainnya.
9
Kemampuan Mencari Uang yang diragukan
10
Ergan merasa Keberatan
11
Siska boros, Ergan Frustasi
12
Kabar Kakak Pertama
13
Memberi Peringatan Pada Para Bibi
14
Pembukaan Kios, Sangat Laris!
15
Untung Lebih Banyak
16
Kabar Kakak Kedua
17
Cari Tahu Orangnya
18
Memberi Pelajaran
19
Menantikan Keseruan
20
Menangkap Rusdi
21
Sudah Lama Sejak...
22
Pesanan Borongan
23
Kesepakatan
24
Karma Rusdi
25
Bukti untuk Sidang
26
Membuat Konten
27
Kembali Berjualan
28
Bertemu kedua Bos
29
Produk Baru, Cappucino Cincau
30
Kakak Pertama Pulang
31
Jika tidak berbuat salah, maka jangan pernah takut.
32
Menjadi Populer
33
Senang dan Antusias
34
Memberi pelajaran
35
Kakak Ipar, Kakak kedua menindasku!
36
Restoran Adamas
37
Keberhasilan Negosiasi dan Emosi Tertahan Ergan
38
Daftar hitam, Aldo.
39
Ketakutan Siska
40
Laris Manis
41
Ayo hitung uangnya!
42
Mencari Kedai
43
Membeli Kedai dan Sejarah Kebangkrutannya
44
Pergi Membuat SIM
45
Omelan sang Mama
46
Renov ulang Kedai
47
Kesibukan pagi hari
48
Siska Puas dengan Hasilnya
49
Dunia Begitu Sempit
50
Belanja Bahan
51
Pengaturan Siska
52
Tasty Treats di Serbu
53
Gelombang Kedua
54
Ternyata ada Gelombang ketiga
55
Mari kita Hitung
56
Jangan Lupa Sidangnya
57
Hari kedua pembukaan Kedai
58
Jangan panggil aku bos, Panggil Darren.
59
Saingan?
60
Menahan kejengkelan
61
Saldo Tutub Ergan
62
Balas Dendam Ergan untuk Geri
63
Putusan Verstek
64
Adik, aku hampir mati kelelahan!
65
Membeli Freezer Es
66
Freezer Datang
67
Membujuk Ergan
68
Calon Menantu yang direstui?
69
Uqi Masuk Rumah Sakit
70
Panggil aku Darren
71
Beban Rendra
72
Sosok Tampan Berwajah Datar
73
Action Figure
74
Bapak Menyebalkan
75
Penyerahan Kelola Kedai
76
Diskusi Keluarga
77
Memilih Paper Bag
78
Nenek Jahat Datang?
79
Memutar balikkan Fakta
80
Darren Lagi?
81
Kejutan(?)
82
Belanja
83
Pikiran Siska
84
Ketakutan Siska
85
Rencana Pembalasan
86
Renovasi Rumah
87
Meminta izin Uqi
88
Syukuran
89
Ibukota
90
Ibukota (2)
91
Darren yang Aneh
92
Piknik
93
Jangan Menghindar Lagi
94
Menghindar Lagi?
95
Bukan Nona Wistara
96
Persiapan
97
Uni kecil yang Ceria
98
Mood Buruk Siska
99
Tante Tomat
100
Kalah, Masih mengancam
101
Turnuksio Residence
102
Memancing Siska
103
Rumah Baru
104
Darren Siska Moment
105
Menyangkal
106
Keluarga Terkejut
107
Memperbaiki?
108
Pembukaan
109
Ketidak nyamanan Siska
110
Mari Bicara
111
Memutuskan
112
Keuntungan
113
Alasan Darren
114
Cemburu
115
Rencana Renovasi Turnuksio Residence
116
Menghabiskan Waktu Bersama
117
Perang Dingin
118
Demam Tinggi
119
Aku pulang, Sayang.
120
Ketakutan Darren
121
Berangsur Pulih
122
Menagih Keseriusan
123
Terganggu
124
Pamit Pulang
125
Melepas Rindu dengan Uqi dan Uni
126
Omelan Sapta
127
Ulah Sapta
128
Darren Marah
129
Berbaikan
130
Menyambut Tahun Baru
131
Kehangatan Malam Tahun Baru
132
Lamaran
133
Ingin tahu satu rahasiaku?
134
Boleh Peluk Aku?
135
Membeli Hadiah
136
Diterima dengan Baik
137
Berjalan Lancar
138
Lamaran
139
Persiapan
140
Randu?
141
Tidak Suka Randu
142
Selamat Ulang Tahun
143
Jahil sedikit
144
Pengumuman
145
Hari H
146
Darren Malu-malu
147
Istirahat Bersama
148
Membujuk Uqi dengan Lego
149
Terimakasih Bapak, Mama.
150
Kehangatan Keluarga
151
Kembali ke Ibukota
152
Bujukan Uqi dan Uni
153
Oh! Sayang Sekali!
154
Kapal Pesiar Wistara
155
Naik Pitam
156
Speed Boat dan Rencana manis Darren
157
Ulah Kathrin
158
Lagi-lagi Keluarga Imanuel
159
Makan Malam bersampingan
160
Memancing
161
Bersemangat Pulang
162
Belum Ditemukan
163
Mimpi Buruk
164
Kebahagiaan setelah Kesedihan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!