Hidup Kembali, Memulai Semuanya Dari Nol
*
*
Bandung, 2023
"Ah, kenapa hidupku semenyedihkan ini? anak-anakku, maafkan Ibu yang tidak becus menjaga kalian, sampai-sampai kalian harus ikut ibu mati kelaparan begini." Ucap Siska dengan air mata bercucuran.
Di sampingnya, ada kedua anaknya yang sudah terbujur kaku, sudah terlebih dahulu meninggalkan dirinya sendirian di dunia yang sepi ini.
Siska, hanya bisa menangis menyesal, meratapi nasib yang tidak berpihak padanya sampai akhir. Juga menyalahkan dirinya sendiri karena tidak pernah mendengarkan apa yang orang tua dan saudara-saudaranya bilang tentang suaminya.
Hingga sampai akhir, ia merasa sangat malu untuk sekedar pulang dan meminta sesuap nasi. Bodoh, Siska memang terlampau bodoh karena terbutakan oleh cinta yang bahkan hanya bisa membuat dirinya menderita sampai akhir.
Juga, karena sikap suaminya yang tinggi hati, setiap tetangga yang memang sama-sama miskin pun sangat membenci Siska sekeluarga. Sampai mengucilkannya, dan membuat Siska tidak berani lagi meminta bantuan pada tetangga-tetangganya di sekitar pembuangan sampah ini.
Ya, Siska hanya bisa tinggal disekitar pembuangan, mendirikan rumah beralaskan kerdus bekas.
Suaminya? Entah kemana perginya ia, setelah membuat para tetangga mengucilkannya, dan mengambil semua uang yang Siska hasilkan sendiri dari memulung, ia kabur meninggalkannya tanpa sepeser uang pun. Sampai akhir tidak peduli pada dirinya dan kedua anaknya.
Siska kembali menangis, kali ini dengan suara yang terintih, saking lemahnya, rintihannya bahkan sulit terdengar. "Ibu, kakak, adik, maafkan Siska yang keras kepala. Semoga kalian bisa memaafkan aku, ya." Lirihnya.
Kemudian, Siska kembali menoleh, menatap kedua anaknya dengan bibir yang sudah pucat pasi. Mengangkat tangan dan mengusap satu persatu anaknya dengan tangis dan tatapan bersalah.
"Aku menyesal, aku menyesal, jika saja aku bisa memulai semuanya dari awal..." bisik Siska yang kemudian terjatuh, dan meninggal di tempat.
Menyisakan keheningan di rumah kerdus itu.
*
*
Bandung, 2010
"Ibu, Ibu, Uqi lapar, Ibu bangun, ayo kita mencari makan." Ucap seorang bocah kecil berumur 6 tahun, mengguncang Siska, yang masih terlelap di atas kasur lipat yang sudah sangat tipis.
"Bu, Bu, Bu...." Uni, adik Uqi yang baru genap berusia 1 tahun, turut membangunkan Siska yang masih enggan bangun.
Siska, merasa terganggu, ia membuka kedua matanya perlahan dan menemukan kedua anaknya yang tersenyum mengguncang kedua lengan dirinya masing-masing.
Siska termangu.
Merasa bingung dengan keadaan yang ada di depannya saat ini.
'Bukankah aku sudah mati kelaparan bersama kedua anakku?' Tanya Siska dalam hatinya.
"Ibu?" "mbu?" Tanya Uqi, dan Uni bersamaan merasa aneh dengan sikap Ibunya yang malah mematung menatapi keduanya.
Siska mengangkat kedua tangannya, mengusapi kepala kedua anaknya dengan pelan, tanpa bersuara. Membuat kedua anaknya makin kebingungan, tetapi Uni yang masih belum paham apapun, tertawa kecil merasakannya. Berbeda dengan Uqi yang kebingungan sendiri.
Siska tiba-tiba menangis, membuat Uqi dan Uni menatap dirinya dengan panik. Keduanya tahu ibunya menangis.
"Ibu? Kamu kenapa? Kenapa menangis? Uqi dan Uni nakal, ya? Maaf ya, Ibu. Jangan menangis lagi..." Ucap Uqi sembari maju hendak memeluk Siska yang kini sudah mendudukkan dirinya.
Siska dengan cepat memeluk kedua anaknya, menangis sesenggukan. Ia sadar, ia hidup kembali. Ketika mematung tadi, sebetulnya Siska menatap kalender yang terpasang di dinding rumah kecilnya, yang berada di belakang Uqi dan Uni. Kalender yang bergambarkan seorang pejabat dari salah satu partai berwarna kuning. Terpampang jelas di sana, ada kata 2010 di atasnya.
Ia kembali hidup ke tahun 2010. Itu artinya, ia hidup ke masa 13 tahun silam. Samar, Siska ingat jika saat ini adalah saat-saat ketika suaminya berbicara akan menyerahkan dirinya pada orang tuanya, memulangkan dirinya.
"Ibu? Kau baik-baik saja?" Tanya Uqi, kembali bertanya.
Siska akhirnya melepaskan pelukannya, kemudian menyeka air matanya. Ia tersenyum dengan hangat. "Tidak apa-apa, ayo bangun, Ibu akan memandikan kalian berdua, setelahnya kita makan, ya?" Ucap Siska membuat Uqi dan Uni mengangguk saja menurut dengan senang.
Uqi dan Uni kemudian pergi menuju kamar mandi terlebih dahulu. Meninggalkan Siska yang saat ini menghirup nafas dalam-dalam. "Terimakasih, Tuhan, atas kesempatan keduanya." Gumamnya pelan, merasa sangat bersyukur karena diberi kesempatan untuk memperbaiki semuanya.
"Ibu! Uqi dan Uni sudah membuka baju!" Teriak Uqi memanggil Siska, membuat Siska kembali sadar ke permukaan.
"Ya! Ibu datang!" Balas Siska seraya beranjak, menghampiri kedua anaknya yang sudah main air di kamar mandi.
-
Setelah selesai memberi makan kedua anaknya, Siska bergegas pergi dengan kedua anaknya, ke rumah Ibunya yang memang bersebelahan.
Rumah sederhana yang saat ini Siska tempati, merupakan rumah pemberian orang tuanya. Ibu Siska kasihan melihat anak tengahnya mengontrak di kampung halaman suaminya. Siska bahkan pernah berjalan jauh dari sana ketika sudah ada Uqi di sisinya. Ia pulang ke rumah ibunya untuk sekedar meminta garam.
Di kehidupan pertamanya, Siska yang sudah enak diberi rumah dan makan cukup, ketika suaminya kembali berbicara memulangkan Siska pada Ibunya untuk yang ketiga kalinya, ia disuruh ibunya untuk pisah saja, tapi Siska tetap tidak mau, hingga membuat ibunya marah. Sampai ibunya tetap mengalah pada Siska tetapi dengan syarat jangan tinggal di rumah sebelahnya lagi.
Ibu Siska bersikap begitu, karena ia tidak tega melihat anaknya diperlakukan semena mena. Suaminya bahkan tidak bekerja, uang sehari-hari pun Siska yang cari dengan berjualan gorengan. Terlebih, ketika dimarahi suaminya, Siska sampai dikatai ****** oleh suaminya tersebut.
Ibu mana yang tidak sakit hati mendengar itu terjadi pada anaknya? Tapi Siska mengecewakannya. Siska malah memilih pilihan kedua.
Siska menyetujui syarat tersebut dan ikut pindah dengan suami tidak bergunanya. Dengan berbekalkan uang 10 juta yang diberi oleh Ibunya. Sampai akhirnya, Suaminya malah memakai uang 10 juta tersebut untuk membeli motor, dan sisanya hanya cukup untuk menyewa kontrakan kecil yang bahkan lebih kecil dari rumah sederhana yang ibunya buatkan.
Dikehidupan pertama, sebodoh itu Siska menurut pada suaminya.
Tapi di kehidupan kedua ini, Siska menekankan niatnya, tidak akan pernah lagi dirinya melakukan hal bodoh di masa lampau untuk kelangsungan hidup dirinya dan kedua anaknya.
Siska sudah hidup kembali, dan ia akan memulai semuanya dari nol. Tanpa kehadiran lelaki bajingan yang tidak ada tanggung jawab macam m
suaminya di kehidupan pertamanya.
Dan yang pertama kali Siska akan lakukan saat ini adalah, mengunjungi Ibunya, untuk meminta bantuan dan membicarakan perihal perpisahannya dengan suaminya.
Tok! Tok!
"Ma! Ini Siska, Mama ada di rumah?" Tanya Siska, yang tidak langsung masuk ke dalam rumah.
"Ada, ada, ada di rumah. Siska? Kemari, masuk. Ada apa pagi-pagi begini kemari?" Tanya Ibunya bingung, tapi tersirat sedikit kekhawatiran juga di matanya, takut-takut jika suaminya kembali menindas anaknya.
"Ma, Siska mau berpisah dengan suami Siska." Ucap Siska Mantap.
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
RJ 💜🐑
walaupun sudah baca kesekian kali nya tetap aku masih suka baca soal nya bagus banget sih ceritanya 🔥❤👍🏻
2024-03-12
2
azka aldric Pratama
nunggu Asta Ama xabiru, mampir sini dl .....
2023-09-28
5
_Frizvnt_
jujur nama uqi sama uni itu agak aneh ya?, ga bisa ganti nama lain kah?
2023-07-30
4