Menghasilkan Uang

*

*

Setelah membeli plastik dan kresek untuk mengantongi cireng para pembeli, Siska kini menggelar koran tepat di depan pasar. Ia duduk, membereskan barangnya, kemudian meneriakkan dagangannya tanpa malu-malu.

"Cireng isi ayam! Cireng isi ayam! ada dua rasa! Pedas dan Original! Ayo beli, Ayo beli! Rasanya gurih! Sangat enak! Cireng isi ayam! ayo dibeli!" Teriak Siska yang langsung menarik perhatian semua orang yang sedang berjalan di sekitarnya.

Karena mendengar kata cireng isi ayam, yang memang sebelumnya belum ada, semua orang berbalik dengan penasaran dan melihat ke arah Siska. Ada beberapa orang yang bahkan dengan penasaran langsung menghampiri Siska.

Siska dengan senang hati menunjukkan dagangannya, ia bahkan tidak segan menunjukkan cireng, langsung dibelah oleh tangannya agar semua orang dapat melihat isian di dalamnya.

"Beli 1 : 2000, beli 5 : 8000, beli 10 : 17000! Sangat murah, sangat murah!" Pekik seorang pelanggan dengan antusias.

Pekikan tersebut mengundang keramaian ke lapak Siska.

"Aku mau 10 buah! Yang pedas dan tidak pedas!"

"Aku juga mau 10, semuanya pedas!"

"Aku mau 20! Campur pedas dan original!"

"Aku juga beli 5!"

" Aku beli juga!"

"Aku mau!"

Siska dikerumuni, tapi Siska tidak gugup sama sekali. Ia melayani dengan senang hati. Sampai 10 menit kemudian, semua cirengnya habis terjual. Bahkan ada beberapa orang yang tidak kebagian, mengeluh kecewa.

"Besok aku datang lagi, jangan lupa datang kemari dan beli, ya!" Ucap Siska yang sudah menghabiskan dagangannya. Seraya memasukkan peralatan ke dalam box makanan.

Dapat untung lumayan! 10 menit saja langsung mendapat 184 ribu! Pembeli ada yang membeli satuan, jadi Siska untung lebih banyak dari yang dia perkirakan.

Setelah membereskan semuanya, Siska mengendarai sepedanya ke tempat tinggal suaminya dan orang tuanya berada.

Di rumahnya sangat sepi, tidak terlihat tanda-tanda kehidupan sama sekali. Jadi Siska memutuskan untuk meninggalkan tas besar itu di depan rumah tersebut. Dan meninggalkan sepucuk kertas yang sudah ditulisi kata-kata.

'Kau memulangkanku pada ibuku, jadi ayo kita berpisah saja. Surat cerai akan segera jadi. Kau tunggu saja.'

Setelah selesai, ia mengendarai sepedanya kembali ke arah pasar. Untuk berbelanja bahan-bahan untuk membuat cireng esok hari.

Membeli tapioka 5 kg seharga 20rb, bawang dan penyedap 10rb, Ayam 2kg 20rb, dan bahan lainnya, tak lupa membeli cetakan untuk membuat cireng. Siska menghabiskan 98rb untuk belanjaannya. Siska tidak membeli minyak karena masih tersisa banyak dirumahnya. Jadi menyisakan lebih banyak uang untuk membeli makanan untuk kedua anak-anaknya.

Siska beralih ke kios makanan, membeli makanan ringan dan permen untuk kedua anaknya menghabiskan 20rb rupiah. Sisanya ia belanjakan beras dan lauk pauk untuk makan sehari-harinya. Menyisakan 16 ribu rupiah di kantongnya, untuk jaga-jaga, jika kedua anaknya ingin jajan sesuatu yang lain.

Setelah selesai, Siska kembali mengendarai sepedanya yang penuh dengan belanjaan kembali ke rumah.

Ibunya, yang saat ini memang berada di luar, terlihat terkejut melihat Siska membawa banyak barang ketika pulang. Ia langsung menghampiri Siska.

"Kau belanja?" Tanya sang Ibu seraya membantu menurunkan barang- barang Siska.

"Ya, Ma, untuk di rumah, beras dan kebutuhan lainnya sudah habis semua" Ucap Siska, seraya tersenyum.

"Tapi, uang darimana?" Tanya Ibunya lagi, bingung dan khawatir secara bersamaan.

"Tadi pagi aku membuat cireng isi ayam suwir, kebetulan ada bahan-bahannya di rumah Siska. Dan Siska menjual semuanya. Siska dapat 184ribu, Ma, hehe." Ucap Siska semangat.

"Banyak sekali?" Tanya Ibunya terkejut.

"Ya, cireng ayam suwir kebetulan belum ada yang menjualnya. Jadi semua orang penasaran, dan dagangan Siska pun laku keras. 10 menit saja habis!" Cerita Siska dengan semangat.

"Syukurlah, syukurlah, kau sudah bisa mencari uang sendiri lagi. Mama ikut senang, nak." Ucap sang ibu dengan haru.

Keadaan orang tuanya tidak sejaya dulu. Meski rumahnya cukup besar, tapi dikampung sini masih bisa disebut uang sederhana dengan 3 kamar, satu ruang tamu, satu ruang tengah dan satu dapur.

Tapi karena Bapak tidak sesehat dulu, pendapatan yang didapat kedua orang tuanya pun kini tidak seberapa, paling-paling hanya satu juta perbulan, itupun hasil dari kebun yang digarap kedua orang tuanya. Sisanya, bergantung pada kakak pertama dan keduanya.

Dulu Bapak Siska seorang supir truk, pendapatannya lumayan besar karena mengangkut barang borongan tidak ada habisnya. Banyak yang menarik dirinya sebagai supirnya, karena selain supirannya bagus, Bapak juga bisa beladiri dan kuat. Jadi ketika ada yang mencegat kerjaannya untuk mencuri, Bapak selalu menang, dan mengalahkan para penjahat tersebut.

Kini, mata dan kekuatannya juga sudah menurun, karena usia yang sudah senja. Dan kehidupan pun menjadi sangat sederhana adanya.

"Ya, Ma, oh ya ini Siska belikan beras 2 kg dan Ayam 1kg, juga ada kentang 1/4, untuk makan siang dan malam ini." Ucap Siska seraya mengambil tiga kresek berbeda untuk ibunya.

"Simpan saja, Mama masih ada beras dan kangkung untuk makan siang dan malam nanti. Simpan untuk dirimu sendiri." Ucap Ibunya seraya menggeleng, ia sudah sangat terharu anaknya akhirnya memilih jalan yang selama ini dirinya inginkan. Jadi tidak perlu lagi memberi dirinya apa-apa.

"Tidak, Ma, lihat ini. Siska juga beli untuk di rumah nanti. Jadi ada bagiannya. Simpanlah, Mama dan Bapak sudah lama bukan tidak makan Ayam? Ayo sekarang simpan ke dapur, nanti Siska bantu masak. Tidak ada penolakan lagi, Siska pulang dulu menyimpan bahan-bahan untuk membuat cireng besok." Ucap Siska dengan cepat, tanpa mendengarkan lagi penolakan dari ibunya, bergegas mengambil belanjaannya dan pergi ke sebelah, ke rumahnya sendiri.

Setelah selesai menata semuanya di rumahnya, Siska kemudian kembali ke rumah orang tuanya. Seraya membawa makanan ringan untuk kedua anaknya yang kebetulan masih tertidur lelap di atas kasur yang di gelar di lantai bersemen. Ya, bukan keramik, tapi lantai semen biasa. Meski begitu, Ibunya selalu menjaga kebersihan, jadi tidak terlihat kotor sama sekali.

"Ma?" Panggil Siska, langsung menuju dapur. Setelah melihat kedua anaknya yang tertidur dengan lelap.

"Kemarilah, Mama sudah memarinasi Ayamnya, kau dan Bapak kan paling suka ayam goreng bumbu kuning. Mama juga menyisihkan potongan kecil Ayamnya, untuk adik dan cucu Mama, mereka paling suka oseng Ayam kecap dadu." Ucap Ibunya seraya tersenyum lembut.

"Aiya, Ma, lalu untuk Mama apa?" Tanya Siska tak suka, karena kebiasaan Mamanya malah tidak memikirkan dirinya sendiri jika memasak.

"Nanti mama ikut memakan oseng Ayam dadu kecap saja, lihat sengaja Mama buat agak banyak." Ucap Ibunya menenangkan Siska.

Siska menghela nafas, kemudian hanya bisa mengangguk saja. "Baiklah, berasnya mana? Biar Siska saja yang memasak nasi." Ucap Siska kemudian.

*

*

Terpopuler

Comments

Ymmers

Ymmers

aadduuh 2kg ayam 20rebo, 5kg tapioka 20 rebo, aaaiiigg murce mericeeee.. mursidah bakwaaan🤭😲😲😲

2023-12-26

2

RJ 💜🐑

RJ 💜🐑

thor plisss buat karya baru lagi soalnya novel mu baguss😍😘😍😘😍😘❤❤❤, aku udah baca ini tiga kali tapi tidak pernah bosannn😍😍😍😍❤😘😘😘🙏🏻🙏🏻🙏🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻

2023-09-28

2

Ajusani Dei Yanti

Ajusani Dei Yanti

lanjut thorrrr kuh semangat

2023-06-27

3

lihat semua
Episodes
1 Hidup Kembali Ke tahun 2010
2 Ide Menghasilkan Uang dari kehidupan lalu
3 Menghasilkan Uang
4 Kehangatan Keluarga
5 Siska, Siap Menjemput Uang!
6 Semua Orang Menunggu
7 Membeli Kios
8 Rosella Merah, jalan menghasilkan uang lainnya.
9 Kemampuan Mencari Uang yang diragukan
10 Ergan merasa Keberatan
11 Siska boros, Ergan Frustasi
12 Kabar Kakak Pertama
13 Memberi Peringatan Pada Para Bibi
14 Pembukaan Kios, Sangat Laris!
15 Untung Lebih Banyak
16 Kabar Kakak Kedua
17 Cari Tahu Orangnya
18 Memberi Pelajaran
19 Menantikan Keseruan
20 Menangkap Rusdi
21 Sudah Lama Sejak...
22 Pesanan Borongan
23 Kesepakatan
24 Karma Rusdi
25 Bukti untuk Sidang
26 Membuat Konten
27 Kembali Berjualan
28 Bertemu kedua Bos
29 Produk Baru, Cappucino Cincau
30 Kakak Pertama Pulang
31 Jika tidak berbuat salah, maka jangan pernah takut.
32 Menjadi Populer
33 Senang dan Antusias
34 Memberi pelajaran
35 Kakak Ipar, Kakak kedua menindasku!
36 Restoran Adamas
37 Keberhasilan Negosiasi dan Emosi Tertahan Ergan
38 Daftar hitam, Aldo.
39 Ketakutan Siska
40 Laris Manis
41 Ayo hitung uangnya!
42 Mencari Kedai
43 Membeli Kedai dan Sejarah Kebangkrutannya
44 Pergi Membuat SIM
45 Omelan sang Mama
46 Renov ulang Kedai
47 Kesibukan pagi hari
48 Siska Puas dengan Hasilnya
49 Dunia Begitu Sempit
50 Belanja Bahan
51 Pengaturan Siska
52 Tasty Treats di Serbu
53 Gelombang Kedua
54 Ternyata ada Gelombang ketiga
55 Mari kita Hitung
56 Jangan Lupa Sidangnya
57 Hari kedua pembukaan Kedai
58 Jangan panggil aku bos, Panggil Darren.
59 Saingan?
60 Menahan kejengkelan
61 Saldo Tutub Ergan
62 Balas Dendam Ergan untuk Geri
63 Putusan Verstek
64 Adik, aku hampir mati kelelahan!
65 Membeli Freezer Es
66 Freezer Datang
67 Membujuk Ergan
68 Calon Menantu yang direstui?
69 Uqi Masuk Rumah Sakit
70 Panggil aku Darren
71 Beban Rendra
72 Sosok Tampan Berwajah Datar
73 Action Figure
74 Bapak Menyebalkan
75 Penyerahan Kelola Kedai
76 Diskusi Keluarga
77 Memilih Paper Bag
78 Nenek Jahat Datang?
79 Memutar balikkan Fakta
80 Darren Lagi?
81 Kejutan(?)
82 Belanja
83 Pikiran Siska
84 Ketakutan Siska
85 Rencana Pembalasan
86 Renovasi Rumah
87 Meminta izin Uqi
88 Syukuran
89 Ibukota
90 Ibukota (2)
91 Darren yang Aneh
92 Piknik
93 Jangan Menghindar Lagi
94 Menghindar Lagi?
95 Bukan Nona Wistara
96 Persiapan
97 Uni kecil yang Ceria
98 Mood Buruk Siska
99 Tante Tomat
100 Kalah, Masih mengancam
101 Turnuksio Residence
102 Memancing Siska
103 Rumah Baru
104 Darren Siska Moment
105 Menyangkal
106 Keluarga Terkejut
107 Memperbaiki?
108 Pembukaan
109 Ketidak nyamanan Siska
110 Mari Bicara
111 Memutuskan
112 Keuntungan
113 Alasan Darren
114 Cemburu
115 Rencana Renovasi Turnuksio Residence
116 Menghabiskan Waktu Bersama
117 Perang Dingin
118 Demam Tinggi
119 Aku pulang, Sayang.
120 Ketakutan Darren
121 Berangsur Pulih
122 Menagih Keseriusan
123 Terganggu
124 Pamit Pulang
125 Melepas Rindu dengan Uqi dan Uni
126 Omelan Sapta
127 Ulah Sapta
128 Darren Marah
129 Berbaikan
130 Menyambut Tahun Baru
131 Kehangatan Malam Tahun Baru
132 Lamaran
133 Ingin tahu satu rahasiaku?
134 Boleh Peluk Aku?
135 Membeli Hadiah
136 Diterima dengan Baik
137 Berjalan Lancar
138 Lamaran
139 Persiapan
140 Randu?
141 Tidak Suka Randu
142 Selamat Ulang Tahun
143 Jahil sedikit
144 Pengumuman
145 Hari H
146 Darren Malu-malu
147 Istirahat Bersama
148 Membujuk Uqi dengan Lego
149 Terimakasih Bapak, Mama.
150 Kehangatan Keluarga
151 Kembali ke Ibukota
152 Bujukan Uqi dan Uni
153 Oh! Sayang Sekali!
154 Kapal Pesiar Wistara
155 Naik Pitam
156 Speed Boat dan Rencana manis Darren
157 Ulah Kathrin
158 Lagi-lagi Keluarga Imanuel
159 Makan Malam bersampingan
160 Memancing
161 Bersemangat Pulang
162 Belum Ditemukan
163 Mimpi Buruk
164 Kebahagiaan setelah Kesedihan (End)
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Hidup Kembali Ke tahun 2010
2
Ide Menghasilkan Uang dari kehidupan lalu
3
Menghasilkan Uang
4
Kehangatan Keluarga
5
Siska, Siap Menjemput Uang!
6
Semua Orang Menunggu
7
Membeli Kios
8
Rosella Merah, jalan menghasilkan uang lainnya.
9
Kemampuan Mencari Uang yang diragukan
10
Ergan merasa Keberatan
11
Siska boros, Ergan Frustasi
12
Kabar Kakak Pertama
13
Memberi Peringatan Pada Para Bibi
14
Pembukaan Kios, Sangat Laris!
15
Untung Lebih Banyak
16
Kabar Kakak Kedua
17
Cari Tahu Orangnya
18
Memberi Pelajaran
19
Menantikan Keseruan
20
Menangkap Rusdi
21
Sudah Lama Sejak...
22
Pesanan Borongan
23
Kesepakatan
24
Karma Rusdi
25
Bukti untuk Sidang
26
Membuat Konten
27
Kembali Berjualan
28
Bertemu kedua Bos
29
Produk Baru, Cappucino Cincau
30
Kakak Pertama Pulang
31
Jika tidak berbuat salah, maka jangan pernah takut.
32
Menjadi Populer
33
Senang dan Antusias
34
Memberi pelajaran
35
Kakak Ipar, Kakak kedua menindasku!
36
Restoran Adamas
37
Keberhasilan Negosiasi dan Emosi Tertahan Ergan
38
Daftar hitam, Aldo.
39
Ketakutan Siska
40
Laris Manis
41
Ayo hitung uangnya!
42
Mencari Kedai
43
Membeli Kedai dan Sejarah Kebangkrutannya
44
Pergi Membuat SIM
45
Omelan sang Mama
46
Renov ulang Kedai
47
Kesibukan pagi hari
48
Siska Puas dengan Hasilnya
49
Dunia Begitu Sempit
50
Belanja Bahan
51
Pengaturan Siska
52
Tasty Treats di Serbu
53
Gelombang Kedua
54
Ternyata ada Gelombang ketiga
55
Mari kita Hitung
56
Jangan Lupa Sidangnya
57
Hari kedua pembukaan Kedai
58
Jangan panggil aku bos, Panggil Darren.
59
Saingan?
60
Menahan kejengkelan
61
Saldo Tutub Ergan
62
Balas Dendam Ergan untuk Geri
63
Putusan Verstek
64
Adik, aku hampir mati kelelahan!
65
Membeli Freezer Es
66
Freezer Datang
67
Membujuk Ergan
68
Calon Menantu yang direstui?
69
Uqi Masuk Rumah Sakit
70
Panggil aku Darren
71
Beban Rendra
72
Sosok Tampan Berwajah Datar
73
Action Figure
74
Bapak Menyebalkan
75
Penyerahan Kelola Kedai
76
Diskusi Keluarga
77
Memilih Paper Bag
78
Nenek Jahat Datang?
79
Memutar balikkan Fakta
80
Darren Lagi?
81
Kejutan(?)
82
Belanja
83
Pikiran Siska
84
Ketakutan Siska
85
Rencana Pembalasan
86
Renovasi Rumah
87
Meminta izin Uqi
88
Syukuran
89
Ibukota
90
Ibukota (2)
91
Darren yang Aneh
92
Piknik
93
Jangan Menghindar Lagi
94
Menghindar Lagi?
95
Bukan Nona Wistara
96
Persiapan
97
Uni kecil yang Ceria
98
Mood Buruk Siska
99
Tante Tomat
100
Kalah, Masih mengancam
101
Turnuksio Residence
102
Memancing Siska
103
Rumah Baru
104
Darren Siska Moment
105
Menyangkal
106
Keluarga Terkejut
107
Memperbaiki?
108
Pembukaan
109
Ketidak nyamanan Siska
110
Mari Bicara
111
Memutuskan
112
Keuntungan
113
Alasan Darren
114
Cemburu
115
Rencana Renovasi Turnuksio Residence
116
Menghabiskan Waktu Bersama
117
Perang Dingin
118
Demam Tinggi
119
Aku pulang, Sayang.
120
Ketakutan Darren
121
Berangsur Pulih
122
Menagih Keseriusan
123
Terganggu
124
Pamit Pulang
125
Melepas Rindu dengan Uqi dan Uni
126
Omelan Sapta
127
Ulah Sapta
128
Darren Marah
129
Berbaikan
130
Menyambut Tahun Baru
131
Kehangatan Malam Tahun Baru
132
Lamaran
133
Ingin tahu satu rahasiaku?
134
Boleh Peluk Aku?
135
Membeli Hadiah
136
Diterima dengan Baik
137
Berjalan Lancar
138
Lamaran
139
Persiapan
140
Randu?
141
Tidak Suka Randu
142
Selamat Ulang Tahun
143
Jahil sedikit
144
Pengumuman
145
Hari H
146
Darren Malu-malu
147
Istirahat Bersama
148
Membujuk Uqi dengan Lego
149
Terimakasih Bapak, Mama.
150
Kehangatan Keluarga
151
Kembali ke Ibukota
152
Bujukan Uqi dan Uni
153
Oh! Sayang Sekali!
154
Kapal Pesiar Wistara
155
Naik Pitam
156
Speed Boat dan Rencana manis Darren
157
Ulah Kathrin
158
Lagi-lagi Keluarga Imanuel
159
Makan Malam bersampingan
160
Memancing
161
Bersemangat Pulang
162
Belum Ditemukan
163
Mimpi Buruk
164
Kebahagiaan setelah Kesedihan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!