*
*
Keesokan harinya, setelah tidur dengan nyenyak bersama kedua anaknya, pagi-pagi sekali, Siska bangun dan mulai menyiapkan bahan-bahan untuk membuat adonan cireng.
Pertama-tama, Sika menyalakan dua kompor, merebus air, dan merebus ayam secara bersamaan. Kemudian beralih pada tapioka 5kg, menuangkannya ke dalam wadah yang lebih besar 3 kali lipat dari yang kemarin dipakainya. Kemudian memasukkan sedikit terigu dan bumbu lainnya seperti bawang putih yang sudah dihaluskan, penyedap, garam dan micin.
Setelah selesai, ia kembali beralih melihat air , melihatnya belum matang, Siska mengerjakan hal lainnya terlebih dulu.
Menghaluskan cabai, mengiris kecil daun jeruk, dan mengahluskan bawang putih secara bersamaan. Untuk bumbu ayam suwir ketika dioseng nanti, untuk isian dalam cireng.
Setelah selesai, Siska kembali melihat air rebusannya yang sudah panas. Mematikan kompor dan kemudian mengangkat panci berisikan air panas tersebut, kemudian menuangkannya ke wadah yang sudah terisi bahan-bahan adonan membuat cireng.
Kemudian menyimpan kembali pancinya ke atas kompor, seraya mematikan tungku yang satunya, begitu melihat Ayam yang direbusnya sudah matang.
Siska mengambil sendok nasi kayu yang besar, yang dipinjamnya dari sang ibu. Kemudian memakainya untuk mengaduk adonan sampai Kalis. Butuh tenaga yang banyak ketika mengaduknya, sebab tapioka yang dipakainya sebanyak 5kg, lebih banyak dari kemarin yang hanya 1.5kg saja.
Dengan susah payah, akhirnya Siska berhasil membuat adonan Kalis. Seperti biasa, seraya menunggu adonan menjadi dingin, Siska mengangkat ayam rebusannya dan menyuwirnya dengan dua garpu.
5 menit kemudian, Semua Ayam telah selesai di suwir. Siska pun mengosengnya dengan bumbu merah yang telah haluskannya sebelum mengangkat air panas.
10 menit kemudian, semuanya telah selesai dibuat. O
Suwir ayam pedas dan tidak pedas untuk isian cireng telah siap.
Siska kembali mendudukkan diri, mengambil cetakan cireng yang dibelinya dan memakainya. Mengambil bulatan adonan, kemudian meratakannya, dan menyimpannya di atas adonan. Sebelum dicetak, adonan tersebut ditambahi oseng suwir ayam yang telah dimasaknya. Baru setelah ditambahi suwir ayam, cireng pun dicetak dengan mudah.
Membuat Siska tersenyum senang, karena dengan ini ia bisa sangat menghemat waktu dan membuat lebih banyak cireng dari jumlah yang dibuatnya kemarin.
Siska terus mencetak cireng satu persatu. Sampai jam menunjukkan pukul 8 pagi, masih tersisa seperempat adonan.
"Ibu?" Panggilan kecil itu membuat Siska menoleh dan tersenyum, menatap anaknya yang baru bangun tidur.
"Uqi tidur nyenyak? HM?" Tanya Siska basa basi.
"Ya, ibu. Ibu sedang membuat apa?" Tanya Uqi yang langsung tertuju pada pekerjaan Siska.
"Ibu sedang membuat cireng isi ayam suwir, lihat, nanti ibu kasih Uqi coba ya jika sudah matang." Ucap Siska seraya melanjutkan mencetak cirengnya.
Uqi hanya menganggukkan kepalanya, menurut. sampai akhirnya, 10 menit kemudian, Siska telah selesai mencetak semua adonan. Tapi Siska menghela, menatap sisa adonan dari cetakan cireng, merasa sayang meski hanya sedikit.
Kemudian ia tersenyum kecil, dan mengambil sisa adonan yang panjang seperti mie tepung tersebut, menatanya hingga tidak menempel satu sama lain. Lumayan ada satu wadah sedang.
Itu tidak bisa dibentuk menjadi adonan untuk cireng lagi, sebab sudah agak mengeras karena terlalu lama dibiarkan.
Setelahnya, Siska menggoreng cireng-cireng yang telah dibuatnya. Kali ini, ada 350 an cireng yang bisa dibentuknya. Lebih banyak dari jumlah yang dihasilkannya kemarin. Ditambah mie tepung sisa pencetakan cireng.
Kali ini, dia bisa membuat dua produk makanan untuk dijual.
Setengah jam kemudian, Siska telah selesai menggoreng semua cireng isi ayam suwirnya, seraya menunggu minyak di cireng ditiriskan, Siska kemudian memasukkan mie tepung sisa cetakan tadi ke dalam wajan.
Siska mengecilkan apinya, dan menggorengnya perlahan. Sampai dirasa cukup, mie tepung digoreng sampai stengah matang, dan diangkat.
Menunggu ditiriskan, selagi minyak panas, Siska memasukkan minyak panas ke atas cabai bubuk yang telah dituangkannya ke mangkuk. Kemudian menambahkan penyedap dan irisan kecil daun jeruk. Jadilah Chili oil, cabai dengan minyak yang akan dicampurkan dengan mie tepung setengah matang.
Siska menuangkan mie tepung ke dalam wadah lainnya, kemudian menuangkan Chili oil yang dibuatnya ke atas mie tepung tersebut. Mengaduknya hingga merata, sampai jadilah mie tepung stengah matang pedas.
"Ibu, mie apa ini?" Tanya Uqi penasaran dan bingung sekaligus. Sebab baru melihat adonan mie dicampur cabai dengan minyak. Bukan mie instan yang pernah ia makan seperti biasanya.
"Ini mie tepung tapioka, sebut saja cirambay!" Balas Siska seraya terkekeh. Namanya memang unik, waktu itu, ia ingat dikehidupan pertamanya, nama Cirambay ini populer pada tahun 2022.
"Uqi ingin mencobanya, tapi itu terlihat sangat pedas." Ucap Uqi ngeri sendiri melihat warna merah yang sangat mencolok.
"Uqi makan cireng isi ayam suwir saja, nih, coba rasa bagaimana? Enak tidak?" Ucap Siska.
Uqi mengambil cireng original yang diberikan ibunya, kemudian memotongnya dengan kedua tangannya. "Eum! Sangat enak, ibu! Kau hebat! Uqi baru pertama kali merasakannya!" Pekik Uqi kegirangan.
Siska tertawa gemas, "Baiklah, Uqi makan ini dulu saja, ya. Ibu mau membereskan semuanya, ibu akan berjualan ke pasar setelahnya." Ucap Siska, dan Uqi menurut, menganggukkan kepalanya.
Siska memasukkan semua cireng ke dalam box makanan seperti biasa, tetapi kali ini memuat dua box makanan. Jika setiap boxnya kemarin disekat menjadi dua, kali ini, Siska memasukkan masing-masing rasa pedas dan original ke satu box makanan, jadi Siska lebih aman menatanya.
Cireng original lebih sedikit dibuat, karena minat yang pedas lebih banyak, terlebih ia sudah memisahkan 10 cireng original untuk kedua anaknya, jadi tempat penyimpanannya disatukan dengan cirambay pedas yang sudah ia bungkus per plastiknya, menjadi 20 plastik.
Setelah selesai menata semuanya, Siska kemudian membereskan dapur dan dirinya sendiri.
"Uni sudah bangun? Uqi, kemarilah bawa Uni juga, ibu akan memandikan kalian." Ucap Siska yang agak berteriak dari kamar mandi.
Uqi dan Uni yang sudah nimbrung memakan cireng begitu terbangun, langsung bereaksi, dan menghampiri ibunya.
"Ibu, kami datang, Uni makan cirengnya, tapi tidak tergigit, jadi hanya mengemutnya, hihi, tidak apa-apakan Bu?" Tanya Uqi.
"Tidak apa-apa, ayo kemari kalian mandi dulu." Ucap Siska kemudian.
Setelah semuanya selesai, dirinya, Uqi dan Uni telah bersih, Siska kemudian membawa dua box makanan tersebut dengan tangannya. Sedangkan Uqi dan Uni berjalan di sampingnya.
Tok! Tok!
"Ma! Ini Siska, Siska ingin menitipkan anak-anak." Ucap Siska sedikit berteriak.
Ibunya dengan segera keluar dari rumah, dan dengan senang hati menyambut ke dua cucunya yang cukup patuh.
"Ma, Siska mau berdagang lagi, ini camilan anak-anak, dan ini cireng yang Siska buat, untuk mama coba." Ucap Siska seraya menyodorkan semuanya.
"Aiya, baik, baik, baik, kamu berhati-hatilah, kalau ada apa-apa hubungi Mama, ya?" Ucap Ibunya yang langsung mendapat anggukkan dari Siska dengan senyum hangatnya.
Siska pun kembali pergi, menaiki sepeda milik adiknya. Box makanan tersebut ditumpuk dua di jok belakangnya.
"Siska, siap menjemput uang!" Serunya seraya mengayuh sepeda, menjauh dari rumah, menuju pasar.
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Nf@. Conan 😎
knapa anak ngomong k ibu sdah kaya k teman
2023-11-05
2
Aulia
semangat Siska menjemput rezeki
2023-07-24
2
Ajusani Dei Yanti
wiihhh siska keren
2023-06-27
1