Syatt Syatt
" Huh.. Ternyata berburu monster seperti ini ternyata melelahkan juga, " gumam Arzha.
" Karena anda menghabisi mereka sendirian Tuan Arzha, juga kantong kantong yanh anda titipkan pada saya itu sudah hampir semuanya penuh, banyak organ organ yang kurang berharga tapi masih bernilai saya tinggalkan karena mmasih banyak yang lebih berharga, " ucap Rodrigo.
" Hehe.. Aku sepertinya terlalu bersemangat sejak kemarin mendapatkan monster monster tingkat tinggi seperti ini, " ucap Arzha.
" Anda memang benar Tuan Arzha, tapi kita akan sampai di kota itu dalam dua hari jika perjalanannya seperti ini, apakah itu tidak apa apa? " ucap Rodrigo.
" Bersantai.. Kita tidak terburu buru, dan juga keadaan toko di kota Sesile akan sedikit tenang dan tetap seperti itu selama beberapa hari ke depan, kemungkinan akan mengalami penurunan penjualan di minggu depan, dan meningkat lagi di minggu kedua, " ucap Arzha.
" Begitukah? Saya kurang paham hal hal seperti itu Tuan Arzha, " ucap Rodrigo bingung.
" Karena oaket ramuan itu dibuat untuk pemakaian 2 minggu sekali, jadi mereka akan terus membelinya setiap 2 minggu, bukankah ini sedikit menguntungkan? Haha.. " ucap Arzha dengan tawa dan seringainya.
" Dua minggu sekali!? Itu.. Itu.. Benar benar menakjubkan Tuan Arzha! " ucap Rodrigo dengan wajah terkejut.
" Benarkan? Maka dari itu, kau bisa bersantai, jika ada masalah yang tak mengenakkan, banyak anak buah ku yang sudah berjaga disana, kita bisa sedikit menikmati liburan ini dengan santai, haha.. " ucap Arzha.
" Baik kalau begitu Tuan Arzha! " ucap Rodrigo.
Lalu mereka berdua kembali menaiki kudanya dan melanjutkan perjalanan, mereka berdua bermalam seadanya di tengah perjalanan, Rodrigo yang tau bahwa Tuan nya itu bisa tertidur lelap dimana saja merasa salut dan semakin mengagumi sosoknya.
Dengan kesederhanaan yang dimilikinya, Rodrigo berpikir tidak pernah salah untuk tunduk menjadi seorang anak buahnya, apalagi dengan perasaan kuatnya bahwa Tuannya itu akan dapat membuat perubahan yang signifikan di dunia Regalias itu.
Keesokan paginya, setelah sedikit bersiap, mereka kembali melanjutkan perjalanannya, setelah beberapa jam mereka melanjutkan perjalanan, akhirnya Rodrigo mengabarkan bahwa kota itu sudah dekat.
" Sepertinya kota Camerus ini sudah dekat Tuan, mungkin beberapa jam perjalanan lagi kita akan sampai, " ucap Rodrigo.
" Begitukah? Akhirnya, berarti memakan waktu 2 hari lebih untuk sampai kesini, memang karena aku yang memutuskan untuk sambil sedikit berburu, melemaskan otot otot yang sudah lama berdiam ini, haha.. " ucap Arzha.
" Tidak apa apa Tuan, saya hanya mengkhawatirkan mereka yang berada di kota Sesile, " ucap Rodrigo.
" Jika begitu santai saja, mari kita percepat perjalanannya, " ucap Arzha.
" Mari Tuan! " sahut Rodrigo.
Akhirnya mereka berdua memutuskan mempercepat perjalanannya agar segera sampai di kota itu, Arzha juga berpikir bahwa berlama lama di jalan seperti itu bukanlah hal yang selalu baik.
**
Setelah beberapa jam perjalanannya lagi, akhirnya Arzha sudah dapat melihat benteng kota dengan gerbang yang besar di tengahnya, di atasnya terdapat papa bertuliskan kata Camerus, sebagai nama kota nya itu.
" Akhirnya kita sampai juga Tuan! " ucap Rodrigo.
" Ya.. Cepat kau cari informasi para pedagang budak itu, dan juga carikan satu buah penginapan dengan fasilitas yang cukup bagus, aku akan menunggunya di dalam kota dekat dengan gerbang, " ucao Arzha.
" Baik Tuan! "
Dengan cepat keduanya memasuki kota, terlihat luas dan juga keramaiannya sangat berbeda dari kota Sesile, memang dari luasnya saja sudah hampir dua kali ukuran kota Sesile itu sendiri.
Arzha memutuskan untuk menunggu disebuah kedai makanan di dekat gerbang kota, Rodrigo dengan cepat mencari informasi tentang penginapan dan juga tujuan mereka kesana.
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya Rodrigo kembali menghampiri Arzha.
" Bagaimana Rodrigo? " ucap Arzha.
" Banyak pedagang budak yang tersebar di kota ini, namun yang terkenal berada paling ujung di kota ini, untuk penginapannya, tak terlalu jauh dari sini, mungkin kita bisa menyewa penginapannya saja dulu, lalu kita berangkat ke tempat penjual budak itu, " ucap Rodrigo mengusulkan pendapatnya.
" Seperti itu ya? Bagus juga, pesanlah 2 kamar dengan fasilitas terbaik di penginapan itu, ambil satu koin emas ini, ku tunggu lagi disini, dan jangan lama! " ucap Arzha sambil memberikan sebuah koin emas.
" Baik Tuan! " ucap Rodrigo yang langsung berlari dari sana.
Benar saja tak lama, akhirnya Rodrigo kembali lagi, namun dengan nafas yang terengah engah, dan juga tubuh yang tergopoh gopoh.
" Hah.. Huh.. It.. Itu.. Sudah.. Tuan! Hah.. Huh.. " ucap Rodrigo dengan tubuh yang penuh keringat dan nafas yang tak beraturan.
" Kenapa kau terlihat seperti orang yang sudah berkelahi dengan beberapa monster tingkat tinggi sekaligus? " ucao Arzha.
" Itu.. Tadi aku buru buru Tuan, karena Tuan berpesan agar jangan lama, jadilah seperti ini Tuan! " sahut Rodrigo.
" Kau ini.. Bukannya membuatnya menjadi lebih cepat, malah sengaja menundanya, beristirahat lah beberapa saat terlebih dahulu, kita akan melanjutkannya setelah kau agak baikan sedikit, " ucap Arzha.
" Kalau begitu maaf saya Tuan! " ucao Rodrigo.
" Tidak apa, setelah kau agak sedikit baikan, mari kita lanjutkan perjalanannya, "
" Baik Tuan! " sahut Rodrigo.
Setelah beberapa saat, akhirnya keduanya kemudian melanjutkan perjalanannya ke tempat sang penjual budak, namun sebelumnya Rodrigo bertanya tentang budak yang diinginkan oleh Arzha, karena budak di dunia Regalias ini biasanya terdiri dari beberapa ras, termaauk juga manusia.
" Ras? " keterkejutan tetlihat di antara pelupuk mata Arzha.
" Memang Tuan tidak mengetahuinya? Elf? Half Elf, Dwarf, dan lainnya, beberapa bahkan terkadang langka, " ucap Rodrigo.
" Ohh begitu.. Ya aku mengetahuinya, aku mengerti kalau begitu, " ucap Arzha.
" Berarti akan ada beberapa Elf ataupun lainnya di dunia ini? " gumamnya.
" Namun beberapa budak dari ras ras langka seperti Elf biasanya dijual sedikit mahal, Tuan bisa melihatnya nanti disana, " ucap Rodrigo.
" Baiklah.. Aku semakin penasaran, mari kita percapat jalannya kuda ini, " ucap Arzha.
Beberapa saat keduanya berjalan jalan dengan kudanya, akhirnya sampai dsi ujung dari kota itu, terlihat beberapa gubuk gubuk kumuh yang berserakan disana, terlihat cukup mempeihatinkan bagi sebuah tempat yang berada di sebuah kota yang cukup besar.
" Tepatnya di sebelah sana Tuan, " ucap Rodrigo sambil menunjuk ke arah kumpulan gubuk gubuk yang berserakan itu.
Arzha menggelengkan kepalanya sebelum masuk kesana,
" Selalu saja ada pemandangan seperti ini di setiap zaman, memang tak pernah sepertinya dunia manapun diciptakan tanpa adanya masalah masalah seperti ini, " gumam Arzha.
" Kenapa Tuan? Ahh.. Mohon maaf karena tempatnya Tuan, memang untuk mengelabui para pemerintah, para penjual budak itu harus mengasingkan toko nya dari keramaian keramaian atai penglihatan para pejabat pemerintahan, " ucap Rodrigo.
" Emm.. Tidak apa apa, aku hanyalah mengingat masa masa kecil ku yang juga terlahir tak jauh dari lingkungan seperti ini, "
" Tapi sudahlah, ayo kita langsung menuju kesana, " ucap Arzha sambil berjalan menuju kumpulan gubuk gubuk yang sudah hampir rubuh itu.
" Baik Tuan! " sahut Rodrigo sambil mengikuti dibelakangnya.
Keduanya berjalan menyusuri jalan setapak itu, setelah beberapa langkah, terlihat dari jauh beberapa ring ring besi penjara kecil yang sudah dirangkai persegi, lalu menumpuk bahkan memjadi hingga beberapa tingkat.
Arzha dengan perlahan mendekati kotak kotak ring besi yang sudah dirangkai itu, terlihat beberapa makhluk terkurung disetiap kotaknya, Arzha yang melihat itu merasa kasihan karena kebebasan mereka seperti direnggut secara paksa.
Setelah beberapa saat diam melihat jajaran kotak kotak besi itu, tiba tiba seorang Pria paruh baya terlihat mendekati Arzha dan juga Rodrigo.
" Selamat datang Tuan! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Anonymous
📿📿🪮💄👑
2023-05-25
0