Perjalanan ketiganya menuju kota tak terlalu lama dikarenakan Zen dan Sen sejak awal sudah membawa sebuah kereta kuda sewaan, berjaga jaga jika sampai membawa hasil buruan yang banyak.
Setelah beberapa jam perjalanan, akhirnya Arzha melihat sebuah papan kota bertuliskan huruf yang langsung dapat di mengerti oleh nya, tertulis nama Sesile terpampang jelas di atas gerbang kota.
" Kota Sesile ya, ini akan menjadi titik awal petualangan ku di dunia ini, tunggu aku Raja Iblis si4l4n! " gumam Arzha.
**
Setelah masuk ke kota Sesile itu Arzha kemudian mencoba mencari informasi tentang dunia itu dan bagaimana budaya serta sosialnya, juga berada dimana dirinya saat ini.
Selesai dirinya mencari informasi, Arzha kemudian mendapat beberapa kesimpulan, secara umum dunia itu bernama dunia Regalias, dengan beberapa pulau besar yang berada di dalamnya, juga seperti yang telah Ia duga sebelumnya, dunia itu berbudaya seperti abad pertengahan di dunia nya.
Menurut kesimpulannya, dirinya sekarang berada tepat di tengah tengah dunia itu, yang disebut daerah Kepulauan Tengah, dua buah pulau kecil terpisah yang diapit oleh dua pulau besar, yaitu Pulau Besar Barat, dan juga Pulau Besar Timur.
Pulau Besar Barat dikuasai oleh dua kekuatan besar, yakni Kerajaan Voulgrade di utara, dan juga Kekaisaran Romanus di selatan, sedangkan untuk Pulau Besar Timur, hanya di kuasai oleh satu kekuatan besar yang dominan, yaitu Kekaisaran Suci Helmia.
Sedangkan di Kepulauan Tengah ini tidak memiliki pemimpin independen, hanya saja terdapat sebuah asosiasi besar yang bahkan para penguasa Pulau Besar Barat, dan juga penguasa Pulau Besar Timur harus segan padanya, yaitu Asosiasi Pedagang.
Letaknya yang strategis membuat Kepulauan Tengah sangat cocok untuk dijadikan bank umum dunia seperti ini, bagaimana tidak, hampir 50% pasokan ekonomi dunia berasal dari pulau ini.
Asosiasi ini tidak secara khusus memiliki seorang pemimpin, namun memiliki dewan tertinggi yang diisi oleh beberapa orang tua dari para keluarga terkemuka, bahkan dengan peraturan yang terstruktur, Asosiasi ini juga sering melakukan pemilih kursi dewan tertinggi, membuat para dewan tertingginya tak bisa bersikap diktator untuk menguasai semuanya.
Di utara, tepatnya di barat laut Pulau Besar Barat, terdapat Pulau Kecil Utara yang menurut beberapa rumor menjadi markas besar sang Raja Iblis, ada juga Pulau Ujung Selatan, tepatnya di barat daya dari Pulau Besar Barat.
Dalam beberapa tahun ini, para pasukan sang Raja Iblis terus saja mencoba menginvasi perbatasan Kerajaan Voulgrade dan juga Kekaisaran Romanus, namun dengan beberapa bantuan dari kekuatan lain, dua kekuatan itu masih bisa menahannya.
Namun, semakin kesini sepertinya keadaan dunia itu semakin memburuk, banyak para pejabat berkualitas dari dua kekuatan itu tiba tiba menghilang, ataupun meninggal secara tiba tiba, membuat keduanya kekurangan suksesi penanganan daerah oleh pemimpin yang kompeten.
Dampak itu membawa pengaruh besar bagi para pasukan sang Raja Iblis kedepannya, dua kekuatan besar itu kemudian semakin memperkuat perbatasannya, dengan harapan kestabilan tetap terjaga di kedua daerah besar itu.
**
Di kota Sesile, Arzha mengambil langkah awal, mencoba mencari peluang mendapatkan uang, bersyukur dengan skill yang dibawanya, Arzha berniat untuk memanfaatkannya sebaik mungkin, walaupun dengan kuantitas mana nya saat ini, Ia hanya bisa menggunakannya sekali.
Ia sendiri berniat mencoba mencari benda berharga yang bernilai tinggi, lalu menggunakan skillnya, dan kemudian menjualnya.
Arzha mencoba berniat untuk memasuki beberapa toko perhiasan, barang antik, senjata, dan toko alkemis, beberapa tersebar di beberapa jalanan kota.
Menurutnya perhiasan dan barang antik memiliki harga dan nilai jual yang lebih tinggi, rencana nya Ia akan mencoba meniru salah satu perhiasan termahal yang ada di sebuah toko, lalu menjual ke toko lainnya, namun dikarenakan kota Sesile ini termasuk kota kecil, tak banyak toko perhiasan yang bisa di masuki, juga tak banyak perhiasan mahal yang bisa di dapatkan.
Harapan terakhirnya adalah toko senjata ataupun toko alkemis, dari toko alkemis, Arzha mendapat beberapa kesimpulan , Ia bisa memulai nya dari meniru beberapa barang mahal, lalu menjualnya, kemudian membelanjakan sebagian uangnya untuk membeli beberapa ramuan mana dari toko alkemis, lalu mengisi mananya kembali hingga penuh.
" Baiklah sepertinya aku harus segera beraksi, " gumam Arzha.
Arzha kemudian memutuskan untuk memilih senjata, karena toko nya yang tak susah di dapat, juga melihat harga di setiap toko nya terdapat beberapa senjata yang harganya lumayan cukup untuk bisa memulai aksi.
Arzha kemudia berhenti di sebuah toko senjata yang cukup megah dan mewah di pusat kota Sesile, dirinya kemudian masuk dan mulai melihat lihat.
Untuk berjaga jaga Arzha tak berniat untuk meniru senjata dengan harga paling mahal, karena Ia tau, kemungkinan besar semua orang sudah mengetahuinya karena di pajang di balik kaca toko, bahkan toko yang lainnya sekalipun, menyebabkan barang tiruannya walaupun sama persis tanpa cacat akan dihargai dengan harga yang rendah, atau bahkan tidak sama sekali.
" Hmm? Pedang Pengoyak Kegelapan? Harga.. 20 Koin Emas!? Padahal hanya pedang di kelas menengah? Hha ternyata menjadi kaya tak sesusah itu, " ucap Arzha sambil menghabiskan mana point nya menggunakan skill Peniru miliknya.
" Imitator! " gumamnya dalam hati.
Dengan sekejap mata sebuah pedang lain yang mirip dengan aslinya muncul di hadapan Arzha, tanpa berlama lama dengan ceoat Arzha mengembalikam pedang itu, lalu menyimpan pedang tiruannya ke dalam penyimpanannya.
Perlu diketahui, saat Arzha sedang menaiki kereta kuda menuju kota Sesile bersama dengan Zen dan Sen, Ia mulai terpikirkan tentang sebuah penyimpanan, tanpa di sadari ternyata Ia pun memiliki sebuah penyimpanan hologram yang tidak bisa dilihat oleh orang lain.
Ia semakin ragu, apakah ini dunia game yang di settng di setting seperti dunia asli, ataupun dunia aali yang memang mekanisme, dan budaya kehidupannya sama dengan video game yang dirinya kenal.
Setelah keluar dari sana, dengan cepat Arzha mencari toko senjata lain untuk menjualnya, setelah menemukannya, kemudian Ia masuk kesana dan mencoba bernegosiasi saat menjualnya.
" Hei Pak tua, berapa uang yang bisa kau berikan untuk barang berharga ku ini? " ucap Arzha sambil mengeluarkan pedang itu dari penyimpanannya, lalu memberiknnya pada pak tua penjaga toko itu.
" Ini.. Ini pedang yang bagus, tapi aku tak hanya bisa memberimu 8 emas sebagai harganya, " ucap pak tua itu mencoba menawar.
" 8!? Kau bilang 8!? Apakah kau tidak bisa melihat kualitas pedang ini!? 19, maka kita sepakat! " ucap Arzha sambil memasang wajah kesalnya.
" Hei anak muda.. Kau tidak bisa seenaknya memasang harga sembarangan seperti itu, 10! " balas sang
" Tidak tidak, kau anggap barang ini rongsokan!? 18! "
" 13 emas, baiklah ini tawaran terakhir ku, aku tidak akan menaikkannya lagi,! " ucap Pak tua itu.
" 15 maka kita sepakat, aku menyerah padamu, bagaimana? " ucap Arzha.
" Baiklah, 15 sepakat! " ucap Pak tua itu membawa pedangnya, dan memberikan sekantung kecil uang emas kepada Arzha.
" Kalau begitu terima kasih Pak tua, " ucap Arzha sambil melambaikan tangannya dan keluar dari toko itu.
Senyuman lebar tergambar jelas di wajahnya saat keluar dari toko itu,
" Haha.. Ternyata menjadi kaya tak sesulit itu, sekarang mari kita cari toko alkemis, aku sedikit kelelahan setelah menghabiskan mana sekaligus seperti itu, " ucap Arzha.
Setelah dari toko senjata itu, Arzha dengan cepat mencari toko alkemis yang masih buka, pasalnya setelah dari toko senjata, tanpa Ia sadari, hari sudah mulai sore, dan kemungkinan Ia pun harus mencari sebuah penginapan untuk istirahatnya malam ini.
Gambaran peta dunia Regalias,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Anonymous
👑👑👑👒
2023-05-24
0