Tidak ada yang berubah dalam hubungan Dani dan Vania, kini usia kandungan Vania sudah lima bulan. Bukan membaik tingkah Dani makin menjadi. Beruntung Vania masih dapat merasakan kasih sayang dari keluarga suaminya.
Jauh di lubuk hati Vania sangat menginginkan kasih sayang suaminya, seperti wanita pada umumnya yang menginginkan kasih sayang dan perhatian seorang suami kala mengandung.
*****
Siang itu Vania yang sedang duduk di gazebo belakang rumah untuk menikmati indahnya taman bunga kesayangan mertuanya. Tempat favorit Vania semenjak tinggal di rumah itu, suasana yang hening dan damai dapat membuatnya tenang, apalagi indahnya bunga-bunga yang ada di sana dapat menghilangkan sedikit stress yang Vania rasakan.
Tidak dapat di pungkiri wanita hamil itu selalu gundah dan banyak pikiran. Sang suamilah penyebab keresahan hati Vania. Sikap Dani yang terang-terangan masih berhubungan dengan wanita yang ia cintai membuat pikiran Vania tidak tenang.
Vania hanya bisa memendam semua rasa sakit itu karena tidak ingin membuat suasana di rumah tidak kondusif yang berakibat fatal dengan kesehatan jantung mama mertuanya. Terakhir kali Disha dan Dani bertengkar hebat membuat sang mama mertua berakhir di rumah sakit akibat serangan jantung.
Flashback
Disha tidak sengaja melihat Dani dan Kirana di sebuah restoran sedang asyik makan malam bersama. Dari cerita sang mama, kakaknya itu sudah tidak berhubungan dengan kekasihnya, membuat Disha geram karena sang kakak telah membohongi mereka semua.
Malam itu Disha menunggu kepulangan Dani, gadis itu sengaja tidak melabrak Dani dan Kirana karena tidak ingin menjadi tontonan gratis pengunjung restoran. Disha masih bisa berpikir panjang untuk tidak mempermalukan sang kakak di depan umum. Lebih baik bicara baik-baik di rumah begitulah pikiran Disha saat itu.
Tapi sayang semua tidak seperti yang di bayangkan Disha, keributan mulai terjadi saat Dani yang tidak terima saat Disha menasehatinya, bahkan Dani menuduh Disha terlalu ikut campur dengan hidupnya. Disha yang tersulut emosi akhirnya ribut hebat dengan sang kakak.
Malam itu semua penghuni rumah yang sudah berada di kamar masing-masing berhamburan keluar saat mendengar suara keributan di ruang keluarga. Suara teriakan dan makian serta suara vas bunga pecah membuat semua orang panik dan mendatangi sumber suara.
Terlihat Dani dan Disha sedang ribut besar, Dani yang tidak terima dengan semua perkataan disha yang menuduhnya sebagai laki-laki pengecut yang tidak berani mempertanggung jawabkan perbuatannya. Disha yang sudah terlanjur kecewa dengan berani mengatai Kirana perempuan gampangan karena masih mau berhubungan dengan lelaki yang sudah beristri.
"Jaga mulutmu, Kirana tidak tahu kalau aku sudah menikah. Jadi kamu tidak berhak mengatakan Kirana wanita gampangan." Bentak Dani.
"Kalau begitu aku akan mengatakan pada perempuan itu untuk menjauhi kakak, karena Kaka sudah menikah dan sebentar lagi akan menjadi ayah." Jawab Disha dengan suara yang terdengar lantang.
"Sudah aku katakan jangan pernah campuri urusan kakak, karena sampai kapan pun Kirana yang kakak cintai." Ucap Dani dengan emosi.
"Tapi Vania dan janin di dalam kandungannya itu yang lebih berhak mendapat cinta kakak. Tolong jangan kakak tambah lagi sakit yang dirasakan Vania." Pinta Disha dengan sendu.
"Aku tidak bisa, aku hanya ingin Kirana." Jawab Dani dengan keras kepalanya.
Vania menangis dalam diam di ujung tangga mendengar pengakuan suaminya. Sedari tadi wanita hamil itu tidak berani mendekati Dani dan Disha, Vania hanya menyaksikan pertengkaran kakak adik itu dari tangga saja. Begitu juga dengan Rita yang terlihat kecewa dengan kebohongan putranya. Selama ini Dani dengan apik bersandiwara di hadapannya sehingga ia merasa rumah tangga putra sudah mulai membaik.
Sikap Dani yang sudah mulai perhatian pada menantunya membuat wanita paru baya itu bahagia. Selama ini Rita tidak sadar jika itu hanya kebohongan belaka, Dani akan kembali bersikap dingin saat berdua dengan Vania.
"Baik, kalau Kakak tidak mau di ajak bicara baik-baik maka Disha akan melabrak perempuan itu. Disha akan buat perempuan itu tidak punya muka untuk bertemu dengan semua orang, aku tidak peduli jika perempuan itu tidak tahu apa-apa. Disha akan katakan semua kejahatan kakak yang sudah memperkosa Vania." Disha meraih kunci mobilnya.
"Mau kemana kamu?" Tanya Dani panik.
"Ke perumahan XXX, bukannya perempuan itu tinggal di sana. Jangan kakak pikir aku tidak tahu alamatnya." Ucap Disha tersenyum miring.
"Jangan nekat kamu, Kirana tidak salah apa-apa. Dia berhak bahagia, Vania yang salah karena menjadi orang ketiga di antara kami." Teriak Dani prustasi.
"Wow istimewa sekali perempuan itu, sehingga kebahagiannya menjadi prioritas utama kakak. Aku ingatkan Vania yang paling tersakiti disini, wanita yang sedang mengandung darah dagingmu itulah yang paling berhak kau bahagiakan bukan wanita asing yang tidak memiliki ikatan denganmu. Apa perempuan itu sudah tidak laku lagi sehingga hanya kakak yang bisa membahagiakannya. Dasar murahan."
Plakkk.....
Rita membulatkan matanya saat Dani yang tidak bisa mengkontrol emosinya tidak sengaja menampar putrinya. Dengan cepat Rita menghampiri putrinya yang sudah berlinang air mata. Disha tidak menyangka jika sang kakak melayangkan tangannya di pipi mulusnya.
"Dani hentikan...." Teriak Darman emosi.
Lelaki paru baya itu sangat kecewa dengan putranya yang dengan tega menampar putri kesayangannya.
"Hanya karena perempuan itu kamu tega menyakiti adikmu. Mama tidak pernah mengajarkan kamu untuk kasar dengan perempuan apalagi sampai main tangan seperti ini. Mama kecewa dengan kamu Dani." Ucap Rita menatap tajam putranya.
"Maaf ma Dani terbawa emosi, Disha mengatakan Kirana perempuan tidak baik." Ucap Dani membela diri.
"Tapi apa yang di katakan adikmu benar." ucap Darman.
"Kirana tidak tahu kalau Dani sudah menikah." Jawab Dani dengan lesu.
"Kalau begitu katakan padanya, apa yang di katakan Disha benar jika kamu tidak mengatakannya maka papa akan buat wanita itu menjauhimu." Ancam Darman.
"Jangan pa, aku mencintainya hanya dengan Kirana hidup Dani bahagia. Dani akan menceraikan Vania setelah anak itu lahir. Dani akan bertanggung jawab dengan hidup anak itu. Dani juga akan memberikan berapapun uang yang di inginkan Vania. Wanita itu pasti setuju dengan sejumlah uang atas kompensasi perceraian kami." Ucap Dani merendahkan Vania.
"Dasar bajingan"
Darman melayangkan pukulan pada putranya yang tidak tahu diri itu, rasanya ia sangat gagal menjadi seorang ayah mempunyai anak se red flag Dani. Darman tidak segan-segan menghadiahi putranya beberapa kali bogem mentah yang membuat wajah Dani lebam.
"Sudah pa, jangan pukul Dani lagi. Nanti anak kita kenapa-kenapa pa." Ucap Rita menarik suaminya.
"Biarkan saja, kalau tahu akan mempunyai anak sebejat ini. Aku lebih memilih untuk menyelamatkan ibu kandungnya dulu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Vivi Bidadari
Walah ternyata Dani anak angkat pantasan songong .. haaduuuhhhh
2023-06-19
2