Plak....
Plak....
Suara tamparan yang mendarat di pipi Dani sangatlah kuat, dapat di pastikan jika tamparan tersebut meninggalkan bekas di wajah tampannya. Dani hanya diam saat sang papa sangat marah dengan ucapannya barusan.
Bagaimana tidak setelah bersabar dan mencoba mendengarkan penjelasan Dani tentang kejadian yang tidak di inginkan tersebut, berharap sang anak menyesali perbuatannya. Sepertinya harapan Darman terlalu tinggi, putranya itu benar-benar brengsek.
Bukannya mengakui kesalahan atau mempertanggung jawabkan perbuatannya, anak itu malah membuat emosinya semakin menjadi.
flashback
Dani memasuki ruang kerja sang papa setelah menetralkan detak jantungnya, dengan langkah gugup lelaki itu mendekati sang papa yang sudah menatapnya dengan tajam. Dari raut wajah lelaki paru baya itu dapat di pastikan sudah mengetahui kejadian yang tak di inginkan Dani itu.
"Untuk apa kamu datang ke ruang kerja papa, apa kamu sedang mencari ini?" Darman menunjukkan layar monitor di mana bukti yang ingin di hapus Dani sudah di lihat oleh papanya.
"Dani menelan ludahnya dengan kasar, seketika tenggorokannya terasa serat. Mulutnya terasa kaku untuk menjawab pertanyaan papanya.
"Da da Dani bisa jelaskan semuanya pa, ini tidak seperti yang papa pikirkan. Dani tidak sadar melakukannya pa, waktu itu Dani di jebak. Seseorang menaruh obat perangsang di minumanku, saat Dani menghadiri acara ulang tahun Teman Dani di sebuah club'." Tutur Dani tanpa ada yang ia tutupi.
"Lalu, kenapa Vania yang jadi korbannya. Bukannya kamu sudah biasa memesan ****** atau wanita-wanita murahan yang mau melayanimu dengan sukarela. Kenapa kamu pulang ke rumah, kenapa kamu tidak menyewa wanita panggilan saja. Gara-gara kamu hidup seorang gadis baik yang masih suci hancur." Tutur Darman emosi.
"Dani tidak tahu, karena saat itu Dani tidak dalam pengaruh obat pa." Ucap Dani membela diri.
" Selama ini papa sudah mencoba memperingatimu agar berhenti dengan kelakuan bejatmu itu. Kamu seorang Dokter tapi tidak jijik atau takut terkena penyakit, selalu suka bergonta-ganti pasangan. Inilah yang papa takutkan, gara-gara kamu hidup orang berantakan. Papa benar-benar gagal mendidik mu." Darman mencecar anak lelaki satu-satunya itu.
Mengeluarkan semua unek-unek yang selama ini ia tahan. Bukan tidak mengetahui kelakuan sang anak, tapi Dani yang tidak pernah mendengarkannya. Baru saja ia dan sang istri lega saat orang suruhannya memberi informasi jika sang anak sudah meninggalkan dunia malam beserta wanita-wanitanya, orang suruhannya itu memberitahu jika sang anak berubah karena seorang perempuan berhijab yang mereka ketahui Dani sedang menjalani hubungan dengan wanita itu.
Darman dan sang istri sangat bahagia mendengar kabar tersebut, di umur Dani yang sudah pantas menikah membuat mereka akhirnya lega dan berdoa semoga kali ini Dani serius dan memperkenalkan wanita itu pada mereka.
Darman bahkan sudah mengetahui siapa wanita yang mampu membuat anaknya berubah, bahkan lelaki paru baya itu tidak mempermasalahkan status sosial wanita yang di cintai putranya itu. Menurut informasi wanita itu bukan berasal dari kalangan atas, kedua orangtuanya berprofesi sebagai guru dan yang paling mengejutkan wanita itu hanyalah putri angkat mereka.
"Kamu harus tanggung jawab, nikahi Vania karena kamu sudah menghancurkan hidupnya. Bahagiakan dia hanya itu caramu untuk menebus kesalahan kamu." Usul Darman.
"Dani gak mau pa, Dani hanya ingin menikahi wanita yang Dani cintai. Dani sudah punya calon istri pa, bahkan Dani sudah berniat ingin memperkenalkannya pada papa dan mama. Dani hanya ingin menikah dengan kirana." Jawab Dani menolak usul papanya.
"Dasar manusia egois, kamu sudah merusak hidup Vania tapi kamu mau lari dari tanggung jawab. Kamu tidak berpikir kalau Vania bisa hamil karena perbuatan kamu itu. Apa kamu rela jika anak itu lahir tanpa ikatan yang sah. Papa gak mau tahu kamu harus tanggung jawab." Ucap Darman dengan tegas.
"Oke Dani akan tanggung jawab, tapi tidak dengan menikahi Vania."
"Maksud kamu?" Darman menatap tajam sang anak.
"Kita bisa membungkam mulut Vania dengan memberinya banyak uang, jika ia hamil kita bisa memberinya rumah untuk bersembunyi selama kehamilannya agar orang tidak mengetahui jika ia sedang mengandung. Dani juga akan menanggung semua biaya hidupnya dan anak yang ia kandung sampai melahirkan. Setelah anak itu lahir kita bisa menaruh anak itu di panti asuhan."
Darman mengepalkan tangannya, darahnya mendidih saat mendengar perkataan sang anak. Lelaki itu tidak menyangka jika sang anak sejahat itu. Tanpa aba-aba Darman langsung menghajar Dani dengan membabi buta. Emosi yang ia tahan sedari tadi akhirnya meledak, Darman tidak memberi ampun pada sang anak. Lelaki itu menyeret Dani yang sudah babak belur karena ulahnya.
"Ternyata selama ini aku memelihara monster di rumahku, salah apa yang telah kulakukan sampai harus memiliki anak sebejat dirimu. Jika kamu tidak mau menikahi Vania maka bersiaplah untuk menderita seumur hidupmu. Papa tidak akan segan-segan melaporkan kamu ke polisi, jika kamu menekam di balik jeruji besi maka karirmu sebagai Dokter akan hancur dan ingat jangan harap papa akan memberikan kamu warisan jika kamu tidak menikahi Vania." Ucap Darman panjang lebar "Apa kirana masih mau menerima mu saat mengetahui lelaki yang akan melamarnya telah memperkosa seorang wanita dan tidak mau bertanggung jawab. Papa sudah tahu wanita seperti apa Kirana, wanita Soleha itu tidak akan mau menerima kamu jika tahu kelakuan kamu ini."Teriak Darman.
flashback off
*****
Darman dan Dani kini sudah memasuki rumah sakit tempat Vania di rawat, setelah mendapat ancaman dari papanya nyali Dani seketika menjadi ciut. Apa yang di katakan oleh sang ayah benar jika Kirana mengetahui kelakuannya pasti wanita itu akan mundur dan menyuruh dirinya mempertanggung jawabkan perbuatannya. Dengan wajah penuh lebam Dani pasrah saat Darman membawanya untuk bertemu Vania. Dalam hati Dani berdoa agar Vania tidak mau menikah dengan dirinya hanya itu satu-satunya jalan agar ia bebas dari tanggung jawab itu.
Saat Dani memasuki ruang rawat Vania, lelaki itu di sambut dengan isak tangis Vania dan ibu Aisyah terlihat juga sang mama dan Disha yang ikut terisak walau tidak sekeras Vania. Kondisi wanita yang ia rebut kesuciannya secara paksa sangatlah memprihatinkan. Vania berteriak, meraung menangisi nasibnya.
"Aku gak mau hidup lagi, aku mau mati saja. Aku sudah kotor, aku kotor." Teriak Vania prustasi.
"Jangan seperti ini nak, ini bukan salahmu. Ibu akan selalu ada untuk kamu, kamu anak ibu jangan merasa sendiri, jangan seperti ini nak. Jangan buat ibu takut." Tangis ibu Aisyah memeluk putri kesayangannya.
"Vania kotor Bu, Vania tidak bisa menjaga kehormatan Vania sebagai perempuan. Bagaimana kalau Vania hamil? Akh....kenapa aku masih hidup." Teriak Vania, wanita itu memberontak bahkan tangannya sudah berdarah akibat infus di tangannya sudah tercabut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments