Ketiga pria tampan itu sedang berkumpul di sebuah restoran mewah, tempat yang mereka sepakati untuk bertemu. Bimo dan Arya berdecak kesal pada Dani yang datang sedikit terlambat dari mereka berdua.
"Lama bangat sih, dari mana saja Lo? gue sudah lapar tau gak." Ucap Arya sedikit kesal pada sepupunya itu.
"Maaf tadi ada pasien darurat, kalian sudah pesan belum?" Ucap Dani mendudukkan tubuhnya di kursi.
"Sudah, gue juga sudah pesan makanan buat Lo. Kalau nungguin Lo bisa mati kelaparan gue." Jawab Arya ketus.
" Gak usah sewot gitu dong Ar, kan gue sudah minta maaf." Ucap Dani.
"Gak usah percaya Ar, palingan juga si casanova ini lagi sibuk ngurusin wanita-wanitanya." Balas Bimo.
"Gak mungkin Bim, masa masih pengantin baru penyakitnya sudah kambuh. Baru juga sebulan si Dani nikah masa sudah bosan sama istrinya. Lagi hangat-hangatnya Bim." Ejek Arya.
"Iya gue lupa, lagian kamu nikah gak ngundang-ngundang sih. Kalau Arya gak cerita gue gak tahu Lo udah nikah. Tega amat Lo sama gue. Sahabat sendiri gak di undang, si Arya Lo undang." Ucap Bimo kesal.
"Si Arya keluarga gue makanya terpaksa gue undang, tapi kamu tenang aja nanti kalau gue nikah lagi gue bakal undang Lo kok." Jawab Dani santai.
"Iya Bim nanti kalau mereka sudah resepsi pasti kamu bakal di undang kok. Maklum mereka nikahnya dadakan. Kamu kan sudah tahu ceritanya." ucap Arya.
"Siapa yang mau resepsi sama tu cewek, gue akan undang kalian kalau gue nikah sama Kirana."
Byurrrrr. . . .
Bimo yang sedang minum terkejut sampai minuman yang ada di mulutnya menyembur Arya. Membuat Arya menatapnya dengan tajam.
"Maaf Ar, gue kaget dengan omongan si play boy cap gayung ini." Ucap Bimo.
"Kamu becanda, kamu sudah nikah sama cewek lain masih mikirin nikah sama Kirana. Istri kamu mau kamu kemanain? Jangan gila de bro." Ujar Bimo kesal.
"Gue akan cerain dia setelah anak yang ia kandung lahir. Setelah itu baru gue nikah sama Kirana." Jawab Dani santai.
"Gila Lo, jadi perbuatan bejat Lo membuahkan hasil. Tokcer juga perkutut mu Dan." Ucap Bimo tak percaya.
"Jangan bertindak bodoh bro, cinta bisa tumbuh dengan seiring berjalannya waktu. Apalagi ada anak di antara kalian. Sekarang kamu hanya perlu melupakan Kirana dan mencoba menerima Vania sebagai istri kamu. Jangan sampai kamu menyesal." Tutur Arya.
"Iya bro, kamu sendiri sudah lihat kisah cinta gue dan Arya. Kami hampir saja kehilangan wanita baik hanya karena tidak bisa lepas dari masa lalu kami. Sebaiknya kamu belajar dari kisah kami." Ucap Bimo mengingatkan.
"Bimo benar Dan, gue dan Bimo juga menikahi istri kami awalnya tanpa cinta. Tapi sekarang kamu lihat sendiri kami hidup bahagia." Tambah Arya menasehati sahabatnya.
"Kisah gue beda sama kalian. Kalian adalah orang bodoh yang tidak bisa lepas dari wanita licik seperti Tari sedangkan aku wanita yang akan aku perjuangkan adalah wanita Soleha dan baik." Jawab Dani sembari menikmati makanan mereka.
"Kami memang bodoh tapi kamu lebih bodoh dan brengsek. Dasar laki-laki pengecut." Ucap Arya mulai emosi.
"Maksud kamu apa hah?" Jawab Dani tidak terima.
"Kamu menghancurkan hidup seorang wanita dengan merusaknya. Setelah itu kamu mencampakkannya untuk bisa hidup bersama wanita yang kamu cintai itu. Satu lagi kamu akan menghancurkan hidup seorang anak yang tidak berdosa. Anak yang tidak bisa memilih orang tuanya siapa." Tutur Arya.
"Itu semua terjadi di luar kendaliku, kalau aku sadar aku tidak akan meniduri wanita sialan itu. Untuk anak itu kamu tenang saja, aku akan bertanggung jawab untuk membiayai hidupnya." Dani menatap tajam Arya.
"Tidak semua masalah bisa di selesaikan dengan uang, anak itu juga membutuhkan kasih sayang dan keluarga yang lengkap. Jangan jadi manusia egois." Balas Arya menatap tajam sepupunya.
"Sudah pelankan suara kalian, kita jadi pusat perhatian orang-orang." Tegur Bimo pada kedua sahabatnya.
"Aku hanya mencoba menyadarkan manusia bodoh ini Bim." Ucap Arya.
"Terserah kalian menganggap gue bodoh, yang penting gue bisa menikah dengan kirana. Soal Vania bisa gue atur " Jawab Dani ketus.
"Apa yang di katakan Arya itu benar bro, kamu dan Kirana belum terikat hubungan apa-apa sedangkan dengan istrimu kalian sudah terikat apalagi hadirnya anak dalam hidup kalian. Lupakan Kirana dan mulai terima istrimu. Belajarlah mencintai Vania, jangan sampai kamu merasakan penyesalan seperti yang Arya rasakan. Kalau sudah tiada baru terasa bro." Tutur Bimo mencoba menasehati Dani.
"Gue gak bisa, Kirana harus jadi istri gue bagaimanapun caranya." Jawab Dani dengan keras kepalanya.
"Terserah, gue udah coba ingatin Lo. Kalau nanti kamu ada masalah jangan cari gue. Ingat Vania itu adalah korban dari kebodohan kamu, jika Kirana gadis baik dia pasti tidak akan mau menikah dengan kamu."Ucap Arya lalu pergi meninggalkan Dani dan Bimo.
Arya yang muak dengan Sikap Dani yang keras kepala memilih meninggalkan kedua sahabatnya itu. Arya takut tidak bisa mengontrol emosinya sehingga membuat keadaan semakin kacau. Biarlah waktu yang akan membuat Dani sadar.
*****
Niat hati bertemu dengan kedua sahabatnya untuk mencari solusi ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi Dani. Kini lelaki itu tambah pusing, perkataan kedua sahabatnya masih terngiang-ngiang di otaknya membuat lelaki itu tidak berkonsentrasi dalam bekerja. Untunglah hari ini Dani tidak begitu banyak menangani pasiennya.
Sementara di rumah Rita sedang sibuk memerintah para asisten rumah tangganya untuk membuatkan makanan yang di minta oleh Vania. Rita sudah mengetahui kabar kehamilan menantunya itu, setelah Vania tiba-tiba pulang di antar oleh Disha.
Pagi tadi Vania memaksakan untuk bekerja walau merasakan mual dan pusing akhirnya tumbang juga. Vania yang tidak kuat akhirnya tidak sadarkan diri membuat rekan-rekan kerjanya heboh terutama Disha.
Melihat sahabat yang merangkap sebagai kakak iparnya itu tumbang membuat gadis itu panik dan langsung membawa Vania ke rumah sakit terdekat. Rasa cemas Disha berubah menjadi rasa bahagia saat dokter menjelaskan kondisi Vania. Disha membawa Vania pulang ke rumah tanpa peduli rengekan Vania yang ingin kembali ke kantor.
Sesampai di rumah Rita heran putri dan menantunya pulang ke rumah padahal jam baru menunjukkan pukul sepuluh pagi. Rita menghampiri Disha yang sedang memapah tubuh lemah Vania dengan wajah panik. Beruntunglah Disha langsung memberitahukan kondisi Vania yang membuat Rita melompat kegirangan.
Rita ikut memapah menantunya ke kamar untuk beristirahat sesuai dengan saran Dokter, setelah memastikan keadaan menantunya baik wanita paru baya itu meninggalkan Vania sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
@Kevin Ferdianto A.S
semangat up nya thor ...... ceritanya seru nih
2023-06-16
1
Harwanti Unyil
punya teman dua yg masah lalu nya kelam bukan jadi pelajaran mu malah mau mengurangi lg semoga dani cepet menyesal nya
2023-06-15
0