Hargai Aku Sedikit Saja.

"Tidak usah sok perhatian, seleramu dan seleraku berbeda. Aku tidak akan memakai pakaian yang kamu siapkan." Ucap Dani.

Vania kecewa saat Dani tidak memakai pakaian yang sudah ia siapkan, tidak ingin mendengar perkataan Dani yang lebih menyakitkan lagi membuat wanita itu meninggalkan kamar dan bergabung dengan kedua mertua dan sahabatnya di meja makan.

"Kamu kok sendiri nak, suami kamu mana?" Tanya Rita saat melihat sang menantu turun sendirian.

" Masih siap-siap ma, sebentar lagi kak Dani turun kok." Jawab Vania.

Melihat wajah murung sang menantu dapat Rita tebak jika putranya belum menerima Vania, dengan lembut ia mengelus punggung menantunya. Mencoba menguatkan dan mengucapkan kata sabar.

"Tidak apa-apa, kamu harus sabar. Lama kelamaan Dani akan berubah kok."

Orang yang di tunggu akhirnya muncul membuat Disha membuang napasnya kasar karena harus menahan lapar untuk menunggu sang kakak. Kedua orang tuanya melarang Disha untuk sarapan terlebih dahulu dengan alasan ini adalah sarapan pertama Vania di rumah ini sebagai menantu, jadi harus sarapan bersama.

Dani berjalan terus melewati meja makan membuat semua orang heran dan kesal. Apalagi saat Darman menyuruh anaknya untuk sarapan tapi Dani menolak.

"Kamu mau kemana, sarapan dulu." Tegur Darman.

"Dani sarapan di rumah sakit saja." Jawab Dani enteng.

Disha yang sejak tadi menahan lapar karena lelaki tersebut akhirnya tersulut emosi. Gadis yang terkenal dengan kemanjaan dan kelembutannya itu marah membuat semua orang terkejut dengan amarahnya.

Brakk...

Disha menggebrak meja dan berdiri dari duduknya, gadis itu langsung memaki sang kakak yang tiada hentinya membuat ulah. Sudah habis kesabaran Disha menghadapi kelakuan Dani beberapa Minggu ini membuat gadis itu meluapkan unek-uneknya pada sang kakak.

"Mau kamu apa sih, bertingkah seenak jidat. Kak Dani tahu gak, semua orang gak ada yang sarapan karena nungguin kakak. Tapi dengan entengnya kakak bilang gak sarapan di rumah."

"Siapa suruh kalian nungguin kakak." Jawab Dani singkat.

Melihat situasi yang tidak kondusif membuat Rita menengahi kedua anaknya "Sudah jangan ribut lagi, Dani ayo sarapan dulu nak." Ajaknya sedangkan Darman menenangkan putrinya.

"Dani gak bisa ma, ada pekerjaan penting di rumah sakit." Bohong Dani padahal ia hanya malas melihat Vania.

"Pekerjaan apa, sepertinya kakak tidak ada operasi sekarang. Jangan banyak alasan deh, kakak cuma mau menghindari Nia kan? Jangan merasa menjadi orang yang paling menderita dalam keadaan ini, disini Nia yang paling menderita. Ingat kak Nia itu korban dari kebejatan kakak, kalau aku jadi Vania aku gak akan mau nikah sama kakak tapi aku akan laporkan kak Dani ke polisi."

"Bukannya ini adalah impiannya menikah dengan aku, mana mungkin dia laporin aku. Justru dia bersyukur dengan kejadian ini sehingga aku menikahinya. Dasar gadis murahan." Ucap Dani menatap Vania dengan sinis.

"Dani hentikan ucapanmu itu." Bentak Darman.

"Cukup...." Teriak Vania yang sudah berlinang air mata.

Wanita yang sejak tadi diam mendengarkan semua keributan antara suami dan adik iparnya itu akhirnya bersuara. Rasanya Vania sudah tidak tahan dengan segala tuduhan Dani.

"Aku memang mencintai kamu kak, tapi aku tidak pernah mempunyai pikiran seperti yang kamu katakan. Aku bukanlah gadis murahan yang seperti kakak katakan, jika boleh memilih aku juga tidak mau menikah dengan kamu. Asal kakak tahu aku juga terpaksa menerima semua keadaan ini. Jadi tolong hargai aku sedikit saja."

Terpopuler

Comments

Harwanti Unyil

Harwanti Unyil

sabar vania semua akan indah pada waktunya, tapi jika km udh merasa lelah dengan semua ini lebih baik pergi jangan sia-sia hidup mu hanya untuk pria yg tak bisa menghargai mu

2023-06-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!