Dani akhirnya bisa bernapas lega setelah berhasil menyakinkan Kirana untuk menunda pernikahan mereka. Berbagai alasan di buat oleh Dani agar Kirana percaya, pekerjaan salah satunya yang menjadi alasan Dani. Lelaki itu mengatakan jika untuk beberapa bulan ke depan ia sangat sibuk sehingga sulit untuk membagi waktu. Dani juga meminta Kirana bersabar jika ia tidak bisa menghubungi gadis itu seperti biasa.
Beruntung bagi Dani berhadapan dengan Kirana gadis polos yang selalu berbaik sangka pada orang, walau sedikit curiga dengan tingkah Dani gadis itu berusaha menjauhkan pikiran buruk itu.
Dani membuka kotak bekal yang di bawa Kirana, sejujurnya ia sedang tidak berselera untuk makan. Masalah yang ia hadapi membuat Dani tidak lapar, tetapi mengingat perjuangan Kirana yang berusaha payah belajar memasak untuk dirinya membuat Dani terpaksa memakan makanan itu.
"Setelah kita menikah aku tidak akan membiarkan kamu memasak Kirana, cukup jadi istriku saja. masalah memasak biar di kerjakan asisten rumah tangga saja." Ucap Dani seorang diri.
Rasa masakan Kirana terlalu asin membuat Dani tidak bisa menghabiskan makanan tersebut dan untungnya Kirana sudah pulang sehingga ia bisa tidak menghabiskan makanan itu. Bayangkan saja Kirana masih menemaninya makan, mungkin Dani tidak enak jika tidak menghabiskannya.
*****
Sudah satu bulan lebih pernikahan Dani dan Vania berlalu tetapi tidak ada kemajuan dalam hubungan mereka, Dani selalu saja bertingkah dingin dan cuek pada istrinya. Walau begitu Vania dengan sabar menghadapi suaminya. Ternyata Vania sudah berusaha berdamai dengan keadaan, Vania akan berusaha membuat cinta di hati Dani tumbuh untuknya. Mungkin sudah takdirnya seperti ini, Vania akan berusaha menyelamatkan rumah tangganya. Vania tidak ingin kisahnya terulang kembali. Vania tahu bagaimana rasa sakit saat merindukan kasih sayang orang tua kandungnya. Terlebih sekarang di dalam rahimnya sudah tumbuh darah daging Dani. Kejadian kelam yang di alami Vania ternyata membuatnya hamil.
Flashback
Beberapa hari belakangan Vania merasa cepat lelah dan malas membuat ia curiga apalagi tamu bulannya belum kunjung datang membuat ia memutuskan untuk membeli alat tes kehamilan.
Vania menangis saat melihat garis dua di alat tes kehamilan yang baru saja ia coba. Rasanya campur aduk, bahagia sedih dan takut menyelimuti wanita itu. Vania takut jika Dani tidak sedang dengan kehamilannya tapi mau bagaimana lagi tidak mungkin juga ia tidak memberitahu Dani berita ini.
Hingga akhirnya Vania memutuskan akan memberitahu kabar bahagia itu pada Dani saat suasa hati suaminya sedang baik.
Flashback off
Dani yang baru pulang ketika jam sudah menunjukkan jam sembilan malam langsung memasuki kamarnya dengan raut wajah bahagia. Bagaimana tidak bahagia karena barusan lelaki itu menghabiskan waktu makan malam bersama dengan Kirana, gadis yang ia cintai.
Rasa rindu itu terobati setelah mereka bertemu, walau hanya bisa memandang wajah cantik Kirana sudah membuat hati Dani berbunga-bunga. Akhir-akhir ini Dani memang jarang mengajak Kirana untuk bertemu karena takut dengan ancaman mamanya.
Demi kesehatan sang mama, Dani berbohong dan mengatakan jika ia sudah tidak berhubungan dengan Kirana.
"Kak Dani sudah pulang?" Tanya Vania basa basi.
"Hmm" Jawab Dani singkat.
"Kak Dani sudah makan belum, aku siapkan makanan untuk kakak ya. Tadi aku sudah masak makanan kesukaan kakak." Ucap Vania menawarkan.
"Tidak perlu, saya sudah makan di luar tadi." Jawab Dani singkat.
Dani langsung memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa gerah sementara Vania lagi-lagi harus menelan kekecewaan atas penolakan Dani.
Vania sedang merangkai kata untuk memberitahu kabar kehamilannya pada Dani, melihat suasana hati Dani yang bahagia membuat Vania memutuskan akan memberitahu kabar kehamilannya malam ini juga. Jantung Vania berdetak dengan kencang saat mendekati Dani yang sibuk dengan ponselnya. Bahkan lelaki itu terlihat tersenyum memandangi ponsel tersebut.
"Boleh Nia duduk disini, ada hal yang ingin Nia sampaikan kak." Ucap Vania gugup.
"Kamu mau bicara apa, kalau tidak penting mending tidak usah. Aku gak punya waktu untuk mendengarkan semua omongan wanita tidak berguna seperti kamu." Ucap Dani dengan pedas.
"Ini sangat penting kak, karena ini menyangkut hidup kita ke depannya." Jawab Vania dengan cepat.
"Hidup seperti apa yang kamu maksud. Hidup bahagia bersama dengan kamu. Jangan harap itu terjadi karena aku tidak mencintaimu. Aku akan cari cara agar bisa lepas dari pernikahan ini." Ucap Dani menatap Vania dengan tajam.
"Kak Dani tidak bisa menceraikan aku, karena aku sedang hamil anak kakak."
Duaar ....
Dani sangat terkejut dengan ucapan Vania, detak jantungnya berdegup dengan kencang. Bukan karena rasa bahagia tapi kabar ini merupakan mimpi buruk baginya. Semakin sulit untuknya untuk bebas dari belenggu pernikahan yang tidak di inginkannya itu.
"Jangan bohong kamu, aku tahu kamu hanya ingin mengancamku dengan kehamilan palsumu itu." Ucap Dani mencengkram dagu Vania.
"Aku tidak bohong kak, kalau kakak tidak percaya ayo kita periksa ke dokter kandungan." Jawab Vania tidak takut.
"Aaaakhhhh...." Teriak Dani prustasi.
Mendengar kabar kehamilan Vania membuat dunia Dani hancur, dengan lahirnya anak tersebut maka kesempatan untuk bersama Kirana semakin kecil. Ingin rasanya ia menyuruh Vania menyingkirkan janin itu tapi rasa kemanusiaannya masih ada.
"Kenapa kamu harus hamil sih?" Ucap Dani tanpa rasa salah.
"Aku tidak akan hamil, jika kamu tidak memperkosa aku kak. Aku mohon pada kakak untuk berhenti bertemu dengan perempuan itu." Ucap Vania memperingati.
"Jangan berani-berani mengatur saya Vania. Kamu itu hanya orang ketiga dalam hubungan kami. Harusnya kamu sadar diri." Jawab Dani tidak terima.
"Apa kamu lupa jika orang ketiga ini adalah istri kamu secara sah Dimata agama dan negara. Sedangkan wanita itu hanya kekasihmu. Apa yang akan di pikirkan orang jika mereka mengetahui seorang lelaki yang sudah beristri menjalin hubungan dengan seorang perempuan. Sepertinya kekasihmu itu yang akan di cap sebagai perebut suami orang." Tutur Vania dengan santai.
"Diam kamu, dasar wanita licik. Aku tidak menyangka jika kamu bisa selicik ini." Ucap Dani geram.
"Aku hanya ingin mempertahankan milikku dan anakku saja. Aku tidak akan membiarkan anak ini lahir tanpa kasih sayang orang tua yang lengkap. Aku tidak akan bersikap seperti ini jika kamu tidak merusak hidupku. Apa kamu lupa dengan apa yang kamu lakukan padaku." Ucap Vania sendu.
"Aku tidak peduli jangan pernah atur hidupku. Terserah aku, mau bertemu dengan siapapun." Jawab Dani emosi.
"Jika kamu tidak menuruti apa yang aku katakan, maka bersiaplah untuk tidak bertemu dengan kekasih mu itu. Kamu tidak akan tahu apa yang bisa aku lakukan pada Kirana." Ancam Vania dengan berani.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments