Vania menangis saat berpamitan pada ibu Aisyah dan anak-anak panti, hari ini Vania akan ikut tinggal bersama suaminya Dani di kediaman orang tua Dani. Rasanya Vania sangat berat untuk meninggalkan panti, tempat di mana ia di besarkan. Terlebih ketika Vania mengingat pernikahan yang akan ia jalani, rasanya sangat enggan untuk memulai rumah tangga tanpa cinta itu atau lebih tepatnya hanya Vania yang memiliki rasa cinta itu.
"Sudah jangan nangis lagi, ingat pesan ibu ya nak. Mulai sekarang kamu harus mengikuti suamimu, selalu patuh pada suami dan layani suamimu dengan baik. Ibu yakin cinta itu akan tumbuh seiring berjalannya waktu." Ucap Ibu panti memberi nasehat pada Vania.
"Insya Allah Vania akan belajar menjadi istri yang baik Bu. Vania pamit Bu, nanti Nia akan sering datang berkunjung."
Tangis Vania pecah dalam pelukan ibu panti. Wanita itu memeluk erat perempuan yang sudah ia anggap seperti ibu kandungnya. Ibu Aisyah hanya bisa mengelus punggung putrinya itu, jujur saja ada sedikit keraguan melepas putrinya itu, dari tatapan mata Dani ia bisa melihat jika lelaki itu sangat membenci putrinya.
"Sudah jangan pada nangis dong, mama jadi ikutan sedih. Mbak Aisyah tenang saja, Vania pasti bahagia selama aku masih hidup." Ucap Rita mencoba meyakinkan ibu panti.
Setelah selesai berpamitan mobil keluarga Dani meninggalkan panti menuju rumah orang tua Dani, terpaksa Dani mengurungkan niatnya untuk membawa Vania ke apartemennya karena larangan sang mama. Rita seakan tahu akal busuk Dani yang ingin tinggal terpisah dari mereka.
*****
Sesampai di rumah semua orang masuk dan duduk di ruang keluarga, Darman sengaja menyuruh Disha untuk mengajak Vania ke kamar Dani. Pria paru baya itu ingin memberi wejangan pada sang putra. Darman yang tahu jika Dani belum bisa menerima pernikahan tersebut akan mencoba menasehati putranya.
"Disha, ajak Vania ke kamar Dani."
"Baik pa, ayo Nia." Ucap Disha dengan patuh. Setelah Vania dan Disha pergi barulah Darman mulai berbicara, agar sang anak bisa menerima Vania sebagai istri dan belajar mencintainya.
"Papa tahu kamu belum bisa menerima pernikahan ini, tapi papa mohon belajarlah menerima Vania sebagai istri kamu."
"Aku gak cinta sama dia pa, papa tahu aku cintanya cuma sama Kirana." Jawab Dani kesal.
"Tapi kamu sudah menghancurkan masa depan Vania. Lupakan Kirana, dia cuma masa lalu kamu sedangkan Vania masa depan kamu. Itu tandanya kamu dan Kirana tidak berjodoh." Bentak Darman mulai tersulut emosi.
"Siapa suruh dia di rumah kita, dasar anak panti miskin, hobinya nginap di rumah orang. Begini jadinya kalau papa dan mama selalu manjain anak panti itu. Kalau dia gak ada di rumah kita malam itu pasti aku gak akan menyentuh wanita menjijikkan itu." Balas Dani dengan nada yang tak kalah tinggi.
Plak....
Suara tamparan yang terdengar nyaring menyentuh pipi Dani. Bukan Darman tapi Rita lah pelakunya. Mendengar perkataan Dani membuat ia murka. Wanita itu tidak menyangka jika sang anak berkata demikian. Rasanya ia menjadi ibu paling gagal di di dunia ini.
"Jaga mulut kamu Dani, jangan pernah menghina Vania. Disha yang mengajak Vania menginap karena takut sendirian di rumah. Kamu yang biasanya tinggal di apartemen, kenapa tiba-tiba pulang ke rumah ha." Bentak Rita pada sang anak.
"Mama gak mau tahu, kamu harus terima Vania sebagai istri kamu. Biar bagaimanapun Vanialah yang paling dirugikan dalam hal ini. Jangan pernah berpikir menceraikan Vania karena bagi mama hanya Vania menantu mama. Jadi urungkan niatmu yang ingin bisa kembali bersama Kirana."
"Gak bisa gitu dong ma, Aku gak bisa hidup dengan orang yang tidak aku cintai. Vania adalah penghancur hubungan Dani dan Kirana ma." Ucap Dani tidak terima.
"Diam.... jaga bicaramu. kamu adalah penghancur hidup Vania, karena kelakuan burukmu itu Vania jadi korbannya. Sudah berapa kali mama ingatkan untuk tidak mendatangi tempat-tempat maksiat itu, tapi kamu tidak pernah mendengarkan. Jika kamu tidak mendatangi club' tersebut kejadian seperti ini pasti tidak akan terjadi." Teriak Rita.
Setelah selesai melampiaskan emosinya, Rita merasakan nyeri di dadanya. Wanita cantik yang sudah tak lagi muda itu memang memiliki riwayat penyakit jantung, hal ini yang membuat Dani terjun ke dunia medis. Dani yang sangat menyayangi sang ibu, belajar dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan gelar Dokter spesialis jantung. Dani yang malas sekolah menjadi rajin agar bisa menyembuhkan sang ibu.
"Ma mama kenapa ma?" Tanya Darman panik.
"Pa sepertinya jantung mama kambuh." Dani juga ikut panik.
Rita sudah berbaring di ranjang, baru saja Dani selesai memeriksa keadaan mamanya. Rita tidak mau memandang wajah sang anak, rasa kecewa pada Dani begitu dalam, kekacauan yang di buat putranya sudah membuatnya kecewa di tambah hari ini dia harus mendengar putranya menyalahkan orang lain akibat perbuatannya sendiri.
"Bagaimana kondisi mama kamu?" Tanya Darman yang masih terlihat panik.
"Kondisi mama sudah baik pa, mama hanya terlalu banyak pikiran." Jawab Dani singkat.
"Kalau begitu kamu jangan banyak tingkah, kamu tahu sendiri siapa yang membuat keadaan mama kamu seperti ini." Ucap Darman.
"Iya pa, kalau begitu Dani mau ke kamar dulu pa." Pamit Dani.
"Pergilah" Usir Darman yang masih kesal pada putranya.
Dani terhenti saat mendekati pintu kamar karena mendengar ucapan wanita yang paling ia sayangi di dunia ini. Kata-kata yang mampu membuat nyalinya menciut dengan ancaman tersebut.
"Jika ingin melihat mama hidup lebih lama, maka terima Vania dalam hidupmu. Jika tidak maka bersiaplah menghadiri pemakaman mama."
Akhirnya Rita menemukan cara agar sang anak menurut, Dani yang sangat menyayanginya pasti tidak akan berani setelah ia berkata seperti itu dan benar saja Dani menyanggupi apa yang ia katakan.
*****
Disha pamit pada Vania setelah Dani memasuki kamar, gadis itu tidak ingin mengganggu pasangan pengantin baru yang butuh waktu untuk berdua. Walau ia tahu jika Vania dan sang kakak tidak akan melakukan hal yang akan di lakukan pengantin baru pada umumnya tapi Disha mengerti jika kedua orang tersebut butuh waktu untuk berdua. Masih banyak hal yang harus di bicarakan karena keduanya menikah dadakan.
Setelah Disha pergi, Dani langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri tak ada tegur sapa atau sekedar basa basi pada wanita yang tengah duduk di atas ranjangnyaitu. Sedangkan Vania tidak tahu harus bersikap seperti apa, rasanya sangat canggung sekamar dengan Dani. Walau mereka sudah suami istri tapi lelaki itu tidak mencintainya. Vania yang hanyut dalam pikirannya sendiri tidak sadar jika Dani sudah keluar dari kamar mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Tetik Saputri
ceritanya bagus
2023-07-20
1