Lupakan Aku

Senyum manis yang terpatri di wajah cantik Kirana langsung menghilang saat mendengar penolakan orang tua Dani terhadap hubungan mereka, di tambah kabar jika sang pujaan hati telah beristri membuat mimpi indah Kirana seketika menjadi mimpi buruk.

Mimpi yang selama ini di nantinya, menjadi istri dari seorang Dani lelaki yang mampu membuat ia jatuh hati untuk pertama kalinya. Tetapi ternyata lelaki itu juga yang mematahkan hatinya dengan ketidak jujuran lelaki itu.

Sakit, hancur, kecewa dan malu itulah yang di rasakan seorang Kirana. Dengan bangganya gadis itu memperkenalkan diri sebagai teman dekat Dani di depan istri lelaki itu sendiri.

Jika Dani jujur mungkin gadis itu tidak akan mengalami kejadian memalukan ini. Kirana merasa seperti seorang perebut suami orang, apalagi saat mengetahui jika istri pujaan hatinya itu sedang mengandung anaknya Dani. Kirana merasa hilang muka di hadapan kedua wanita yang tidak lain adalah ibu dan istri pujaan hatinya itu.

Kirana tahu betapa terlukanya wanita yang ada di sampingnya itu, dari sorot matanya sudah terlihat banyak kesakitan yang wanita itu tanggung. Sebagai wanita baik-baik Kirana memilih mundur dan meminta maaf pada Vania.

"Maafkan Kirana Tante, selama ini Kirana tidak tahu jika mas Dani sudah memiliki istri. Mbak maafkan saya, tapi saya janji setelah ini saya akan menjauhi suami mbak." Ucap Kirana dengan suara yang bergetar.

"Terima kasih Kirana, Tante tahu kamu wanita baik-baik. Percayalah suatu hari nanti kamu akan mendapatkan jodoh yang lebih baik. Jangan terlalu menyalahkan dirimu, dalam hal ini anak Tante yang bersalah karena tidak mengatakan yang sebenarnya." Tutur Rita yang merasa iba pada Kirana.

"Iya Tante, kalau begitu Kirana pamit dulu." Gadis itu langsung beranjak dari tempat duduknya.

"Kirana tunggu dulu, mas mohon jangan tinggalkan mas. Percayalah hanya kamu wanita yang mas cintai. Mas terpaksa berbohong karena tidak ingin kehilangan kamu." Ucap Dani memohon.

"Astaghfirullah sadar mas, kamu sudah beristri. Tidak pantas kata-kata itu kamu ucapkan padaku, apalagi di depan istri kamu sendiri. Kamu sudah menyakiti hati wanita yang sedang mengandung darah daging kamu sendiri mas." Tegur Kirana.

"Mas tidak perduli, mas terpaksa menikahinya. Mas tidak pernah mencintai wanita ini."

"Kalau tidak cinta, tidak akan mungkin mbak Vania mengandung anak kamu mas." Ucap Kirana sendu.

"Dia hamil karena kecelakaan, waktu itu seseorang menjebak mas dengan obat perangsang sehingga mas tidak sadar telah memperkosanya. Kamu tenang saja, setelah anak ini lahir mas akan menceraikannya. Setelah itu kita menikah." Ucap Dani dengan berat hati.

"Dani jaga ucapanmu." Bentak Rita yang tidak suka mendengar ucapan putranya.

Mendengar pengakuan Dani membuat hati Kirana menjadi sakit, gadis itu tidak bisa membayangkan betapa menyakitkannya hari-hari yang di jalani Vania. Mengahadapi sikap Dani yang terang-terangan tidak menginginkan wanita itu.

"Mas kamu itu keterlaluan, jangan hanya memikirkan diri sendiri mas. Dalam hal ini kamu yang bersalah dan mbak Vania yang jadi korbannya. Aku mohon mas lupakan aku dan mulailah belajar menerima mbak Vania. Kasian janin yang ada dalam kandungan mbak Vania, dia butuh orang tua yang lengkap untuk memberikan kasih sayang." Tutur Kirana.