Sejak masuk radar VIP dekat dengan panggung perasaan membuncah memicu kadar endorfin yang berlebihan untuk ikut berjingkrak-jingkrak, bahkan Asmi tak sungkan untuk ikut bernyanyi dan berteriak macam mon yet kepanasan sambil berkata, "I Love you akangggg! Woooooo!"
Alva terkekeh renyah melihat gadis yang biasanya merengut manyun dan juga galak bisa seekspresif itu, matanya berbinar diantara kelabunya malam.
"Kenal bro?" senggol Gigih. Alva langsung menetralkan wajahnya kembali ke stelan awal, kepergok sedang memandangi lawan jenis dimana moment itu langka bagi seorang Alvaro sungguh membuatnya risih.
Alva hanya mendengkus lalu ia kembali berkutat dengan pekerjaannya entah itu menggulung kabel ataupun merapikan sesuatu.
Kini bergantian Gigih yang melihat Asmi meneliti, "cantik." Alva menatap tak suka pada tindakan Gigih, pasalnya pemuda ini penjahat wanita, bukan ia so perhatian dan peduli pada Asmi, ia hanya tak ingin acara ini dirusuhi oleh panitianya sendiri apalagi Asmi memiliki power di kota ini. Bisa-bisa konser kali ini berbuah petaka dengan digeretnya ke meja hijau.
Gigih mencoba turun dari sana untuk mendekati Asmi, dan Alva masih memperhatikan itu dari tempatnya.
Dugh!
Asmi yang sedang asik menonton merasa badannya tersenggol hingga terdorong oleh seseorang, pemuda cukup ganteng memakai topi dengan pad ke belakang.
"Eh sorry!" Gigih mengatupkan kedua tangannya di depan pada Asmi, gadis yang sudah memasang wajah sengit itu tak terpesona sedikit pun, "aduhh!" decaknya kesal nan sewot.
"Sorry--sorry,"
Melihat name tag yang tergantung di lehernya Asmi tau ia adalah panitia acara, "ngga apa-apa," namun gadis itu kembali mengalihkan fokusnya ke atas panggung.
"Sendirian?" tanya Gigih diantara riuhnya acara.
"Hah?!!" tanya Asmi tak jelas mendengar.
"Kamu nonton sendirian?!" tanya Gigih.
"Engga. Rame-rame!" tunjuk Asmi pada penonton lain yang sama halnya sedang menonton. Alva kembali tertawa kecil seraya menggelengkan kepala melihat wajah kecut Gigih yang gagal mendekati Rasmi.
Gigih tak kehilangan akal, ia masih berada di dekat Asmi, biasanya wanita akan luluh jika seseorang perhatian dan peduli, maka itu yang ia lakukan, "cewek cantik mah jangan nonton sendirian, apalagi acara begini, harus ada yang nemenin...banyak yang mabok, yang ngobat juga!" tunjuk Gigih pada lautan manusia yang sudah terhanyut dalam euforia sambil memejamkan mata.
"Dibilangin saya ngga sendiri! Ini orang banyak kamu anggap apa?!" ketus Asmi. Alva benar-benar tertawa renyah melihat usaha Gigih yang gagal.
Namun mata kelam itu kini beralih menatap ke area yang ditunjuk oleh kang Acuy, "Ra..Ra! Itu rusuh! Perlu diredam pake water cannon!" ujarnya pada ayah Alva, sosok lelaki dingin lainnya yang telah menjadi senior dalam hal kepanitiaan konser band-band besar cadas itu tak segan melompat dari tempatnya dan mengambil walkie talkienya demi mengamankan kondisi, "Va, coba bantu mpap amanin! Cek massa." Pinta Wira diangguki Alvaro yang ikut turun.
Alvaro menarik kerah baju Gigih, "rusuh!" tunjuknya dengan dagu ke arah timur.
Asmi langsung menolehkan kepala ke arah yang disebutkan Alva, namun sebelum benar-benar pergi bersama Gigih yang sudah ikut berlari, Alva menarik tangan Asmi ke tepian batas panggung sebelah kanan.
"Lo disini, jangan kemana-mana! Ngga usah ikut kepo sama yang rame-rame!" ucapnya dan meninggalkan Rashmi yang terkejut dan membeo di tempatnya, ia melihat punggung tegap Alva yang berlari menjauh mendekati pusat kerusuhan.
Asmi melolong di tempatnya sekarang berdiri, otaknya bukan lagi pada Alone at Last, SHA, atau rocket rockers bahkan rosemary, idolanya. Tapi pada punggung si pemilik mata menusuk.
Alva tak banyak bicara namun cukup beraksi. Alva tak banyak merayu dengan sorot mata mendamba nan ramah, ia justru terkesan seperti seorang menakutkan, namun ia peduli dan perhatian.
Dari tempatnya juga Asmi dapat melihat selang air menyemprotkan air deras ribuan liter kubik ke arah audiens yang mulai memanas. Kemudian suara lirih dari atas vokalis band meminta agar para penonton untuk cinta damai dan tidak rusuh, karena pihak aparat serta panitia tak akan segan untuk menggusur siapapun yang berbuat anarkis.
Euforia Asmi akan konser sudah menguap ke angkasa, dihembuskan angin malam yang semakin terasa dingin meski sebenarnya disini panas.
Pada dasarnya Asmi anak penurut, dan tak tau sihir apa yang membuat Asmi kini patuh pada Alvaro untuk tetap diam di tempatnya, menunggu si pemilik mulut pedas itu datang.
"Ck, lama! Udah aman belum sih?" gadis itu melirik jam di tangannya yang sudah menunjukan pukul 10 malam, ia baru sadar saat perutnya keroncongan jika ia belum sempat makan malam tadi.
"Lapar ih!" ringisnya. Setelah beberapa lama, gadis itu memutuskan untuk duduk di tanah lapang.
Alva yang sudah beberapa kali menjadi panitia konser sudah terbiasa dengan kejadian seperti ini.
"Ambil nasi kotak di ruang panitia, kamu udah makan belum? Jangan sampe nanti ibun ngomel-ngomel!"
"Iya. Mpap udah?"
Wira mengangguk, "udah."
Alvaro berjalan enteng bersama Abeng ke arah panitia, "edan lah Va, ampir-ampiran hape dicopet barusan kalo ngga sigap mah!" ujarnya menggelengkan kepala, sudah hal lumrah di acara begini banyak copet berkeliaran, dan panitia serta aparat lah yang harus bekerja ekstra demi kenyamanan.
"Residivis itu dia yang tadi," jawab Alva, keduanya berbelok ke arah ruangan panitia.
"A Alva!" Niah menyodorkan sebotol air mineral untuk Alva sambil tersenyum mesam-mesem persis orang mau minjem duit.
"Thanks!" jawabnya menerima.
"Sikat atuh lurrr, suka meren, perhatian terus!" ujar Abeng. Alva hanya menggelengkan kepalanya prihatin. Gadis itu baik padanya namun sayangnya Alva tak menyukainya, ia bukan lelaki brenk sek yang memanfaatkan situasi untuk keuntungan pribadi seperti Gigih. Ia ingat betul pesan ibunnya, kamu boleh terlihat begundal, kamu boleh terlihat menyeramkan, tapi tak boleh brenk sek, be a gentle man.
Alva mengambil satu kotak nasi dari beberapa tumpuk nasi kotak yang tersedia, "elu cakep Va. Anak kuliahan, masa depan cerah, elu juga wah keren lah gagah pokoknya mah, ngga kepikiran buat nyomot cewek gitu? Atau ngga ada cewek yang disukain gitu?" tanya Abeng menyugar rambutnya.
Alva mencebik, ngomong-ngomong tentang perempuan..."Anj inkk! Gue lupa!" Alva segera berlari meninggalkan Abeng yang masih nyeroscos.
"Va! Oy! Kamana?!" teriaknya. Alvaro membelah jalanan yang sesekali dilewati panitia lainnya, sudah terbayangkan wajah masam si tuan putri sekarang, tapi kemudian ia berpikir, "paling udah balik duluan! Ngapain mesti gue samperin."
Namun demi memastikan, Alvaro akhirnya kembali ke tempat dia meninggalkan Rashmi.
Ia cukup terkejut menemukan gadis itu sedang terduduk merenung sambil berdecak kesal, ia bahkan sudah misuh-misuh memaki Alvaro.
Alva berjalan sedikit cepat dengan masih memegang nasi kotak dan sebotol air mineral.
"Lo masih disini?"
Asmi mendongak dengan mata yang berkaca-kaca menatap Alva, sejurus kemudian ia berdiri dan menepuk-nepuk pan tatnya dari kotoran. Wajahnya memerah dan bersiap meledak.
"Kamu teh ih! Kurang aj ar! Breng sek!" gadis itu menyarangkan pukulan-pukulan telaknya di dadha Alva.
"Asmi teh nungguin kamu! Katanya jangan kemana-mana! Tau ngga Asmi tuh lapar! Kamu malah enak-enakan di sana!" rengeknya hampir menangis.
"Sssshhh! Lagian lo yang oon, ngapain nungguin kalo lapar, kenapa ngga keluar aja cari makan?!" geram Alva, seketika membuat Asmi diam, gadis ini masih menatap sengit pada Alva.
"Itu kamu bawa minum sama makan buat Asmi?! Cepet bukain!" tunjuknya memerintah pada sebotol air mineral milik Alva.
Alva memang salah tak memberinya pesan untuk pergi dari sana jika situasi sudah kondusif, lagipula ia tak menyangka jika si tuan putri sepatuh itu atau justru be go ngga ketulungan.
Alva akhirnya membuka segel air mineral miliknya dan menyerahkannya pada Rashmi, gadis itu celingukan mencari tempat duduk yang bersih.
"Ambilin kursi!" titahnya bak yang mulia ratu.
"Si alan, ambil aja sendiri!" ketus Alva.
Rashmi melotot pada Alva dan mencubit lengan Alva, "ambilin!"
Alva berdecak tak terima namun ia pun tak tega untuk menolak jadinya ia geram sendiri, "lo! Kalo bukan perempuan udah gue cekek!" Alva mengambil sebuah kursi plastik hijau dan menggusurnya ke arah Rashmi. Gadis itu mengusapnya agar bersih lalu mendudukinya, semua itu terekam jelas di memori otak Alva.
"Minum tuh harus duduk." ucapnya. Alva memilih berjongkok di samping Rashmi mirip kacung.
"Kamu bawain Asmi apa?" tembaknya lagi, membuat Alva menoleh dengan sorot mata tajam, "nasi? Kenapa, lo mau?!"
"Mau," angguknya, di luar dugaan Alvaro, ia kira jika Asmi tak akan mau dengan nasi kotak makanan rakyat jelata.
"Gue kira lo ngga akan suka nasi kotak, yang isinya cuma tahu, tempe sama bihun?"
"Asmi suka semuanya, apalagi yang gratis!" jawab gadis itu membuat kekehan sumbang Alva keluar, "menak juga seneng yang gratis?"
"Menak juga manusia," balasnya tak mau kalah. Alva memang tak baik, tapi ia bukan manusia pelit. Melihat wajah menyedihkan nan lusuh Asmi, ia menyerahkan nasi miliknya.
"Kenapa lo ngga jajan aja?" tanya Alva.
"Kalo nanti keluar, ketemu sama mang Ali..." gadis itu langsung melahap makanan dengan sendok plastik yang tersedia.
"Ngga enak?" tanya Alva melihat Asmi yang berhenti mengunyah setelah setengah habis, cara makan Asmi memang serapi itu. Sampe bentukan nasi yang tersisa saja berdiameter rapi, begitu simetris tanpa butiran nasi berceceran.
"Nih, Asmi ngga akan sampai hati ngabisin punya kamu..." gadis itu menyerahkan nasi milik Alva.
Alis setebal ulat bulu itu menukik, "apa yang bikin lo mau berbagi sendok sama gue?"
"Karena Asmi tau kamu orang baik. Kamu juga keliatan ngga jorok dan ngga penyakitan!" jawabnya seenteng itu.
"Lo masih lapar?" tanya Alva, Asmi mengangguk.
"Gue udah ngga nav suu makan nasi. Lo traktir gue jajan di luar, karena jatah nasi gue lo makan, gue ajak lo keluar lewat belakang?!" ajak Alva beranjak dari jongkoknya menarik Rashmi.
"Eh!" gadis itu tersentak dan tertarik mengikuti Alva.
.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Arifah
mihupe....alias mie tahu tempe..🤭
2024-10-16
1
Lia Bagus
aih si asmi mah tadi mukul sekarang nyubbiit.gemas apa gimana nih
2024-04-16
1
Lia Bagus
bang Nat Nat 😍😍
2024-04-16
1