...Back again with#Rebo Nyunda Buhun! !...
...Drama Astrajingga oleh resital prodi seni teater & antropolgi budaya dan media, Pendopo Mundinglaya, April 202X...
...Informasi selengkapnya dapat diakses melalui doksen.institut.ac.id...
...Salam Seni dan Budaya!...
...#Dokumentasi Seni#INSTITUTSENI BANDUNG...
...#@kmt institut...
...#@rampes institut...
Alvaro keluar melewati Rashmi tanpa melihatnya sama sekali. Asmi bahkan sampai menahan nafasnya saat Alvaro melintas.
Gadis itu menoleh ke belakang namun pemuda itu seolah tak kenal bahkan tak melihatnya, "cih! Sombong!"
Namun ia meloloskan nafas lega jika ternyata Alva tidak berniat mengamuk padanya bak reog di depan anak KMT dan Rampes. Asmi pun memilih menghampiri anak lain.
Terlihat di layar komputer yang sedang dikerjakan oleh salah satu divisi anak media.
"Sok atuh, jadi anak teater kapan mau mulai bikin video shootnya? Kita mah siap-siap aja buat ambil gambar sama film," tanya Anjar.
"Va, Va...si Alva mana?" tanya Saka celingukan kaya orang oon mencari Alvaro yang ternyata sudah tak disana. Rashmi sendiri baru sadar jika pemuda itu sudah tak ada di dalam ruangan saat ia fokus membaca kalimat yang tertera di hasil kerja tim divisi anak media.
"Lagi ngerokok dulu paling juga di luar!" jawab Filman.
"Gue mah sama Alva ayok-ayok aja, tinggal nunggu kesiapan anak teater, asal jangan lama...soalnya buat edit juga butuh waktu euy," jawab Sony.
"Lusa aja atuh," usul Biani anak Rampes.
Anak-anak KMT saling lirik dan mengangguk, "boleh--boleh, gimana Mi?" tanya Fajrin, diangguki Rashmi, "boleh," tapi matanya justru tak fokus pada obrolan meeting ini, entah kenapa ia lebih penasaran dengan Alvaro, kemana perginya lelaki itu. Bukannya so so'an mau cari perkara, tapi ia sadar diri semenjak kejadian songong dan tubruk banteng tempo hari ia belum sempat meminta maaf. Segini amat jadi orang baik!
"Sa, Asmi keluar dulu sebentar..." ijinnya pada Elisa diangguki gadis itu. Asmi berjalan melangkah keluar, namun saat ia masih berada di ambang pintu ponselnya bergetar, panggilan amih tertera di layar pipih milik Asmi.
Ia menatap ragu penuh perhitungan, angkat jangan...angkat jangan...kan udah dikasih tau bakalan pulang telat!
Akhirnya nurani Asmi berkata, angkat Asmi kalo ngga mau bumi digoncang gempa!
"Assalamualaikum,"
(..)
Dan percayalah, ucapan amih yang memenuhi rongga pendengaran memantik emosi refleks seorang Asmi. Bahkan cengkraman di ponsel yang mengerat adalah bentuk dari pelampiasan amarahnya.
"Iya, amihnya jangan nelfonin terus atuh...tugas Asmi ngga akan selesai kalo amihnya ngerecokin," kini ia terpancing emosi dengan sikap amihnya, lalu menutup panggilan setelah amih menutupnya terlebih dahulu, sejak dulu amih selalu tak percaya padanya, mengekang seolah hidupnya bukanlah miliknya.
"Asmi teh masih di Bandung, bukan kuliah di Afrika! Gimana kalo ngerjain tugasnya di kutub utara?!"
"Kaya bocah! Ngga boleh ini---ngga boleh itu! Jangan lupa sabtu Agah jemput, kabur aja sekalian lah kalo gini mah!" omelnya mendumel, sesosok pemuda tersenyum seraya terkekeh sangat pelan melihatnya mendumel, sekali lagi ia melihat putri gila itu mengomel lagi, pasti sebentar lagi Asmi akan meledak.
1
2
3
Asmi menyenderkan badannya sedikit melangkah lebih jauh, ia merasa jika tempat itu cukup sepi untuknya melampiaskan amarah,
"Aaaaa!" kini ia menangis sesenggukan.
Ia menutup mulutnya dengan sebelah tangan sambil terus sesenggukan, kali ini Alva cukup tertarik untuk ikut recokin.
"Lo kalo nangis sambil ngomel-ngomel disitu sendirian bakalan dianggap gila, ini kampus. Jarak lo sama anak-anak di dalem deket! Pasti nanti pada geger, disangkanya kesurupan," ucapnya.
Asmi cukup terkejut dengan suara itu, ia segera menyeka air matanya dengan punggung tangan dan lengan, kakinya itu....tak tau kenapa melangkah ke arah yang tak seharusnya meski hati berkata jangan.
Ia mendekati Alva yang duduk di salah satu gazzebo dekat taman, posisinya cukup di pojokan mentok pagar bersebrangan dengan jalan raya.
Hatinya sudah berujar ingin meminta maaf, tapi yang keluar dari mulut manis itu lain lagi. Kata-kata penyesalan seketika ambyar berlarian entah kemana.
Dan yang terucap adalah, "kenapa kamu sama Asmi teh kalo ketemu selalu di moment begini? Kamu ngejek Asmi sambil rokok'an,"
Alva menaikkan alisnya sebelah, "aneh." Haruskah Alva bilang karena takdir?
"Kamu yang aneh, orang-orang ngerjain project kamu malah enak-enak disini rokok'an! !" sengaknya.
"Terus lo apa kabar? Orang-orang pada ngerjain lo malah curhat sama angin?" tanya Alva balik membuat Asmi tak bisa membalas hanya manyun dan mencebik, dengan tanpa diduga gadis itu merebut batang rokok milik Alva yang kini sedang disesap pemuda itu macam jambret kalung, lalu di luar ekspektasi ikut menyesapnya.
"Eh!" Alva cukup terkejut dengan apa yang dilakukan Asmi.
Memang dasarnya ia yang tak tau caranya merokok, Asmi salah cara menghirup asap rokok sehingga asapnya malah masuk ke dalam tenggorokan dan menyesaki dada.
"Uhuuukkk---uhuuukkk!!" gadis itu menepuk-nepuk dadanya terbatuk-batuk dan menjatuhkan rokok Alva sembarang, Alvaro langsung membantu Asmi yang terbatuk-batuk dengan menepuk-nepuk punggungnya.
"Lo, aduhhh! Ngapain pake ikutan nyesep rokok kalo ngga bisa?!" Asmi masih saja terbatuk dan menetralkan rasa sesak nan perih di dada sampai matanya berair, bukan---bukan hanya karena rokok, tapi ia memang sudah menangis sejak tadi. Dadhanya memang sudah sesak sejak lahir.
Alva menyerahkan botol minum air mineralnya yang masih menyisakkan air pada Asmi.
"Nih minum," gadis yang masih menepuk-nepuk dadanya sambil membungkuk itu menyambar botol dari Alva lalu meneguknya.
Alva terpaksa menggerus batang rokok yang masih menyisakkan setengah rasa manis.
"Katanya ngerokok itu enak, bisa bikin tenang. Tapi ini malah bikin dadha sakit!" omel gadis itu, tak percaya lagi dengan ucapan sebagian orang, terutama ucapan mang Wahyu yang mengatakan jika merokok itu bisa menentramkan jiwa, yang jelas mah bakar-bakar uang!
Asmi duduk di samping Alva, bukannya mengasihani, pemuda itu malah menertawakan, di dunia ini ternyata ada juga perempuan selugu Asmi.
Ia menyerot ingusnya lalu menyeka wajah yang basah dengan punggung tangan, "dunia ini ngga adil! Ongkos ke surga berapa sih?" ocehnya.
Alva mendengus menyunggingkan senyumnya, jangankan lo, kalo ke surga di tarif semua orang pasti berbondong-bondong nyari duit cuma biar masuk surga, mau itu dapet nyolong dijabanin. Alva memperhatikan gadis ini dari samping, *dia ngga ngobat*.
Dilihat dari wajahnya sekarang, gadis ini benar-benar tertekan.
"Mati tuh sakit ngga sih?" celotehnya lagi.
Tak ada jawaban dari mulut Alva, entah dia terlampau cuek atau memang antipati terhadap orang sekitar.
"Kayanya percuma ngomong sama lo, kaya ngobrol sama tembok..." Asmi berdiri dari duduknya.
"Lo punya Tuhan kan? Kenapa ngga ngadu aja...jangan merasa hidup lo paling menderita, masih banyak yang jauh lebih kasian dari lo..." ucapan ketua divisi humas Rampes itu sukses membuat langkah Rashmi terhenti. Sebelum benar-benar kembali masuk Alva melirik Rashmi sekilas saat berada di sampingnya.
"Daripada banyak ngeluh, mendingan banyak bersyukur..." kini Asmi mendongak ke arah Alva, wajah tampan nan tegas namun dingin itu terlihat sedikit bersahabat meski tak kehilangan aura misterius dan dinginnya.
"Mau balik lagi ke ruang media apa langsung balik? Lo dijemput kan?!" pertanyaan Alva sedikit tak jelas karena ia bicara seraya berjalan menjauh.
Asmi berlari kecil seraya mengusap wajah yang sempat basah...ia kembali masuk ke dalam ruangan dan sontak mendapatkan tatapan kompak dari para penghuni di dalam termasuk Alva yang sudah duduk santai diantara Anjar dan Filman.
"Mi, darimana?" tanya Elisa.
"Abis angkat telfon dari amih dulu," jawabnya.
"Oh,"
Asmi ikut kembali bergabung seraya sesekali melirik ke arah Alva yang sejak tadi memperhatikannya lekat dengan tatapan yang sulit diartikan. Kaya culik anak tepatnya!
..."*Staring at you*,"...
...(*menatapmu*)...
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
lestari saja💕
bener tuh asmi...curhat ma Allah....
2024-07-12
1
lestari saja💕
lagi.marah,kezel,sebel kok yaaa di ganggu ga khidmat marahnya fa
2024-07-11
0
Lia Bagus
eh nekat nih asmi
2024-04-16
0