Hari pertama berada di kediaman Nile, Davin melakukan pekerjaan dengan baik tanpa membuat Nile dan yang lainnya curiga. Hingga malam pun tiba, suasana mansion terlihat sepi, mungkin karena penghuni nya telah terletak semua.
Cklek...
Davin membuka pintu dengan perlahan, berharap tidak ada yang mendengar nya. Melihat sekeliling apakah aman atau tidak.
Di lihatnya begitu aman, Davin pun melangkah kan kakinya pergi mencari keberadaan Rerena.
"Dimana dia?" gumamnya mencari setiap tempat.
Saat dirinya berjalan terus hingga sampai dirinya berada di halaman belakang. Di lihatnya dua orang berada disana. Davin yang melihat mengerutkan kening, berpikir, buat apa dua penjaga itu berada di halaman belakang dekat bangunan gudang yang kumuh? Mungkinkah ada sesuatu yang di jaga nya?
Dengan hati-hati Davin memantau mereka, saat hendak maju dan membuat mereka pingsan agar tahu apa yang mereka jaga, ia mengurungkan niatnya saat mendengar suara langkah mendekat, dan bersembunyi agar tidak ada yang mengetahuinya.
"Apa kalian sudah melihatnya?" tanya Nile yang ternyata datang di tempat tersebut.
"Tidak berani tuan." jawab mereka memberi hormat.
"Kenapa tidak melihatnya sekali saja untuk memastikan apakah dia masih hidup atau tidak," Nile melambaikan tangan, memberi kode untuk membukakan pintu.
Seorang bawahan itu pun membuka pintu agar tuannya bisa melihat bagaimana keadaan tawanannya.
Cklek...
Pintu terbuka, Nile dan dua orang itu masuk. Davin yang berada agak jauh dari mereka berada, hanya bisa menebak sebenarnya apa yang terjadi. Dan apa yang ada di dalam sana?
Di dalam gudang tersebut, tergeletak tubuh seorang wanita lemah. Namun tubuh wanita itu tidak mati, bertahan masih dengan kesadarannya.
Nile mengangkat dagu wanita tersebut, yang tak lain adalah Rerena.
"Bagaimana? Apa kau menyesal telah membuat ku kesal?" tanyanya dengan suara yang santai namun terbilang mengerikan.
Rerena tidak menjawab, ia hanya diam saja sambil matanya terus menatap Nile yang ada di depannya.
Nile yang melihat Rerena diam, tidak menjawab satu kata pun tersenyum menyeringai. "Apa kau mencoba membuat ku marah lagi?"
Lagi-lagi Rerena diam dan itu membuat Nile marah, mengepalkan tangannya dengan kuat.
"Kau benar-benar menguji ku istri ku," Nile melepas dengan kasar wajah itu membuat Rerena memejamkan mata.
Karena Rerena tetap tidak menjawab pertanyaannya dan mengabaikan nya, Nile semakin marah "Ho, sepertinya kau lebih suka tempat ini, ya. Baiklah tetap lah disini saja kalau begitu,"
Nile pergi meninggalkan Rerena. Dan setelah kepergian Nile, Rerena meneteskan air mata, tidak berharap akan mengalami hal ini. Sedangkan Nile yang telah keluar meminta dua anak buahnya memindahkan Rerena esok hari, ia juga memberi perintah untuk menghubungi seorang dokter untuk mnegibatinyadan setelah itu akan melakukan apa yang di inginkannya.
Setelah kepergian mereka bertiga, Davin dengan berjalan pelan menuju gudang tersebut, sambil berhati-hati melihat sekeliling, takut Nile dan dua anak buahnya kembali lagi.
Cklek....
Perlahan Davin membuka pintu, beruntung pintu ternyata tidak di kunci, mungkin mereka berpikir Rerena tidak akan bisa kemana-mana.
Dengan langkah pelan, Davin mendekat ke arah seseorang yang tergeletak di lantai. Sedikit gelap karena tidak ada lampu di dalam gudang tersebut, hanya mengandalkan sinar bulan yang masuk lewat jendela.
Semakin dekat dan semakin dekat, davin akhirnya melihat jelas siapa orang yang tergelat tersebut. Dan dengan cepat ia mendekati dan mengangkat kepala itu dalam pangkuannya.
Rerena yang tahu ada orang asing mendekat hanya diam karena tubuhnya sama sekali tidak memiliki tenaga sedikitpun dan hanya bisa menatap wajah seorang pria yang kini ada di hadapannya.
Asing, itulah yang ada di pikirannya, sama sekali tidak mengenal pria tersebut.
"Rere, kenapa seperti ini?" gumam Davin melihat wajah pucat dan tubuh lemah Rerena.
Rerena yang mendengar pria itu memanggil namanya terkejut, siapa sebenarnya pria itu? Kenapa bisa mengetahui namanya.
Davin mengelus lembut wajah Rerena dengan pandangan lembut. Tidak menyangka wanita yang pernah menolongnya mengalami hal seperti ini. Davin mengepalkan tangan nya marah, ingin sekali ia membunuh dan Nile dan menghancurkan nya. Tapi saat mengingat Rerena terikat dengan Nile, Davin mengurungkan niatnya. Tidak ingin Nile lebih menyakiti Rerena dan kedua orang tuanya yang beluk jelas dimana Nike menyembunyikan nya. .
"Si...a...pa?" tanya Rerena dengan suara lirih dan lemah.
"Kamu akan tahu siapa aku nanti. Minumlah, ini akan membuat mu lebih baik," Davin mengeluarkan obat dan memberikannya, memasukkan obat itu pada mulut Rerena dan memberikan minum. "Aku tidak bisa berlama-lama disini. Jika Nile tahu mungkin kamu akan semakin berbahaya. Tapi yakinlah aku akan menyelamatkan mu," Davin mengelus wajah cantik itu dengan jarinya, terasa berat untuk meninggalkan Rerena seorang diri.
Davin tidak ingin mengambil keputusan tergesa-gesa, ia yang baru masuk di kediaman Nile tidak ingin membuat rencananya gagal. Selain ingin menyelamatkan Rerena, Davin juga harus mencari tahu keberadaan Tuan dan Nyonya Micell lebih dulu. Oleh sebab itu ia harus bersabar, karena jika dirinya gegabah yang ada akan mendapatkan kematian mereka bertiga.
Rerena terus menatap wajah pria dia depannya. Nampak tidak asing dengan suara tersebut, seperti pernah dengar. Tapi dimana?
"A..pa a..ku me..ng...ngenal mu?"
Davin mengangguk, "Kita pernah bertemu. Jika kamu bisa bertahan dan lebih baik kamu akan bisa bertemu dengan ku. Aku tinggal di tempat ini. Jadi kamu akan tahu siapa aku sebenarnya."
Rerena mengangguk, ia akan bertahan dan berharap bisa bertemu dengan orang ini lagi. Setelah mengetahui Rerena menderita bersama Nile, Davin bersumpah akan menyelamatkan Rerena dari tangan Nile.
Davin pun pergi, kembali ke kamarnya. Ia tidak ingin ada yang curiga. Dan besok lagi ia akan menemui Rerena.
.
.
Keesokan harinya, seorang dokter datang ke kediaman Nile untuk memeriksa keadaan Rerana yang kini di bawa kesebuah kamar yang di sediakan oleh bawahan Nile, tepatnya masih berada di halaman belakang, tapi tidak berada di gudang lagi, melainkan sebuah kamar kecil yang terpencil.
"Periksa dia dan obati. Jangan buat di mati," perintah Nile dan dokter itu mengangguk, menjalankan perintah Nile, memberikan obat kepada Rerena.
Davin juga ikut bersama Nile melihat dokter mengobati Rerena, karena dirinya adalah kepala pelayan di rumah itu, yang wajib berada di samping tuannya saat berada di rumah.
Davin terus menatap dokter yang memeriksa dan mengobati Rerena. Ia merasa lega, akhirnya Rerena di rawat dan di sembuhkan.
Tapi melihat luka Rerana yang terbilang cukup parah, membuatnya marah, mengepalkan tangan. Namun Davin dengan segera menahan emosi nya, tidak ingin Nile mengetahui.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
mama naura
sedih bacanya kasian rerena
2023-06-14
2
Tinny Kecil
menyimak
2023-06-09
1
🐊⃝⃟ ⃟🍒⁰¹
sabar pin 😥😥
2023-05-27
1