Polisi kini sudah berada di kediaman Haidar, menunggu kedatangan Nile. Sedangkan Nile yang berada di perjalanan tidak tahu, bahwa dirinya akan di ringkas oleh pihak kepolisian, tentang tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang di lakukannya terhadap Rerena.
Dua mobil melaju dengan kecepatan sedang menuju kediaman Haidar, dan setelah menempuh perjalanan setengah jam, Nile akhirnya sampai di depan bangunan besar, tempat tinggal Haidar.
Di lihatnya pintu gerbang terbuka membuat Nile dan anak buahnya dengan mudah masuk. Nile tidak curiga, yang ia pikirkan hanya ingin menjemput Rerena dan memberi pelajaran Haidar.
Mereka semua turun dari mobil, melihat sekeliling, nampak sepi. Nile mengerutkan kening, berpikir kenapa tidak ada penjagaan di mansion Haidar? Ia sempat merasa aneh, Namun ia membuang pikiran itu dan memberi perintah kepada anak buahnya untuk masuk lebih dulu.
Fin tidak ikut dalam rombongan itu karena sedang mengurus pekerjaan di kantor, sehingga tidak tahu apa yang akan terjadi dengan tuannya.
Anak buah Nile membuka pintu dan mereka semua masuk, terlihat sepi.
"Kenapa sepi sekali?" gumam Nile. "Cari dan temukan Istri ku," perintahnya dan anak buahnya mengangguk.
Baru saja mereka akan berpencar untuk mencari keberadaan Rerena, terdengar suara pintu di tutup. Dan tiba-tiba beberapa polisi mengepung mereka, membuat Nile dan anak buahnya terkejut.
"Diam di tempat!" Seru seorang polisi menodongkan senjata ke arah mereka.
Beberapa polisi bersiaga karena melihat Nile dan anak buahnya membawa senjata di tangan mereka. Mereka yakin orang yang hendak di tangkapnya pastilah bukan orang sembarangan, apalagi dengan mudah melihat mereka memegang senjata.
"Lawan kita bukan orang sembarangan. Kita harus berhati-hati," gumam seorang polisi kepada rekannya.
Mereka mengepung dengan mendodongkan senjata, takut Nile dan anak buahnya memberi perlawanan.
"Turunkan senjata kalian!"
Nile dan anak buahnya menjatuhkan senjata yang mereka pegang dan mengangkat tangan mereka, menunjukkan bahwa mereka tidak akan melawanan. Namun dalam hati Nile mengundang kesal.
"Aku tidak akan melepaskan mu Haidar!" batinnya begitu dendam. Setelah apa yang di lakukan Haidar hari ini. Nile akan mengingatnya dan akan membalasnya dua kali lipat.
Tak lama polisi mengepung mereka, Haidar muncul dengan wajah tegasnya, menatap Nile tidak suka. Ia berdiri tak jauh dari Nile berada. Nile yang melihat memberikan tatapan tajamnya, seolah ingin menguliti tubuh Haidar.
Haidar yang melihat tatapan itu sedikit merinding, tapi ia buang jauh-jauh perasaan takut itu, karena apapun yang terjadi ia harus memberikan pelajaran terhadap Nile karena berani membuat Rerena menderita.
Namun ketakutan itu tetap ia rasakan saat melihat tatapan tajam itu tidak beralih sedikit pun darinya, membuat perasaan Haidar semakin tidak tenang.
"Tenang, dia pria yang yang sama dengan mu, jangan takut hanya karena tatapan itu," gumamnya pada diri sendiri.
Haidar tidak tahu jika pria di depannya adalah anak dari seorang mafia. Jika ia tahu, mungkin dia tidak akan melakukan hal itu, membela Rerena hanya masalah cinta. Lebih baik mencari aman, melindungi keluarga. Tapi semua itu sudah terlambat karena kini dia harus berurusan dengan Nile Alvarendra.
"Biarkan dia duduk, pak," ucapnya pada seorang polisi karena ada yang harus di bicarakan dengan Nile.
Polisi itu mengangguk dan meminta Nile duduk di sofa, dan tetap mengawal, berdiri di samping Nile.
Srak...
Haidar melempar sebuah map di depan Nile. Nile yang melihat mengerutkan kening, menatap Haidar penuh tanya.
"Apa ini?"
"Bacalah, dan saya harap anda menyetujui nya,"
Nile mengambil dan membuka map itu Di bacanya tulisan yang ada di kertas tersebut. Setelah itu ia meletakkan kembali dan tertawa keras membuat Nile bingung.
"Hahahaha....Berani sekali diri mu, meminta ku untuk menceraikan istri ku,"
"Tentu saja, apa yang harus saya takutnya. Anda sebentar lagi akan di tahan, dan anda tidak pantas menjadi pendamping Rerena. Anda tahu keapa saya melakukan ini? Karena saya tidak ingin Rerena tersiksa karena pria seperti anda,"
Nile yang mendengar semakin tertawa. "Nyali mu sungguh besar, tuan Haidar. Kau tahu sedang berurusan dengan siapa? Seharusnya sebelum kau melakukan hal ini, kau memikirkan apa akibat setelah ini,"
"Anda mengancam saya tuan?"
"Bisa di bilang seperti itu." jawab Nile begitu santai, seolah tidak peduli dengan polisi yang ada di sekitarnya.
Brak....
Haidar menggebrak meja dengan keras. Namun Nile yang melihat hanya tersenyum menyeringai, tidak takut sedikitpun dengan tatapan Haidar yang kini menatap nya tajam, marah.
"Tandatangi itu sekarang juga," perintahnya dengan suara meninggi.
"Siapa kau berani memerintah ku?"
Polisi yang ada di tempat itu mencoba menenangkan Haidar agar tidak tersebut emosi. "Tuan tenanglah, lebih baik saya membawa Tuan Nile dan akan menyelidiki semuanya dengan jelas tentang tuntutan anda,"
Haidar menghela nafas, menormalkan emosinya, "Baiklah, cepat bawa dia dan penjakan. Jika perlu beri dia hukuman mati agar dia menyesal telah menyiksa Rena,"
"Untuk masalah ini biar kami yang memutuskan." jawab polisi tersebut dan membawa Nile. Namun sebelum Nile di seret polisi, Nile membisikan sesuatu di telinga Haidar, membuat Haidar melebarkan mata tidak percaya.
Senyuman seringai di bibir Nile terus mengembangkan hingga dirinya masuk kedalam mobil polisi. Sedangkan Haidar yang mendengar apa yang di katakan Nile, marah. Ia tidak percaya jika pria itu sungguh kejam dan mengerikan.
"Apa benar Tuan dan Nyonya Marcell berada di tangan pria badjingan itu? Jika itu memang benar, apa yang harus ku lakukan? Benarkah pria itu akan membunuh Tuan dan Nyonya Marcell, sial!" umpatnya memikirkan cara untuk melakukan hal selanjutnya. Taoi sebelum itu, ia harus memastikan tentang kebenaran kepada Rerena, apakah benar Tuan dan Nyonya Marcell berada di tangan Nile.
.
.
Di tempat lain, Varo memberi tahukan apa yang di ketahui. Ia melaporkan tentang rencana nya yang menjadikan Haidar sebagai kambing hitam, agar Nile menganggap Haidar adalah pelayan yang membawa Rerena pergi.
"Tuan semuanya berjalan dengan lancar. Dan setelah ini saya yakin Nile tidak akan melepaskan Haidar. Sedangkan anda akan aman."
"Hm, biarkan mereka berseteru terlebih dahulu. Kita akan menonton pertunjukan ini. Oh ya, buat Nile menceraikan Rena agar Haidar bisa bersama dengan Rerena,"
"Baik tuan," jawab Varo mengangguk.
.
.
Di Perusahan Nile, Fin yang mengetahui tuannya berada di kantor polisi dengan tergesa-gesa langsung pergi. Ia ingin tahu apa yang terjadi dan bagaimana tuannya bisa berakhir di dalam penjara.
Dan setelah sampai, Fin langsung meminta izin bertemu dengan tuannya bertanya apa yang terjadi.
"Tuan, apa yang terjadi? Kenapa anda bisa berada di tempat ini?"
"Ini karena Haidar, badjingan sialan itu yang melaporkan ku karena tindak kekerasan terhadap Rerena. Aku tidak tahu bagaimana polisi percaya, dan ku yakin dia memiliki bukti tentang semuanya."
Fin diam, bagaimana bisa Haidar memiliki bukti apa yang di lakukan Tuannya selama ini terhadap Nyonyanya, mungkinkah Haidar berada di sekitarnya.
"Apa mungkin Haidar pelayan itu tuan?"
Fin memiliki pemikiran bahwa Haidar adalah Teo. Dari bukti yang di miliki Haidar sudah jelas bahwa Haidar berada di sekitarnya dan dugaan nya bahwa Haidar adalah pelayan yang membawa Rerena pergi.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Tinny Kecil
semanga kk upnya
2023-06-09
1
🐊⃝⃟ ⃟🍒⁰¹
masih bingung 🙄
2023-06-02
1
Monalisa Oktaviana Sinaga
sabar ya Dav semua akan indah pada waktunya 🤗🤗 kesabaran mu akan mebuahkan hasil yang manis 😊😊
2023-05-30
1